Anda di halaman 1dari 7

Tugas Sejarah Indonesia

NAMA: RAFLI RIFALDI


KELAS: X MIPA1

SMA NEGERI 1 MERAUKE


CANDI LANGGAM

Candi Langgam Jawa Tengah


Pada umumnya candi langgam Jawa Tengah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bentuk bangunannya tambun.
2. Atapnya nyata berundak-undak.
3. Puncaknya berbentuk ratna atau stupa.
4. Gawang pintu dan relung berhiaskan kala makara.
5. Reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis.
6. Letak candi di tengah halaman.
7. Kebanyakan menghadap ke Timur.
8. Kebanyakan terbuat dari batu andesit.
9. Undakan kaki candi terdiri dari satu bagian kecil dan satu bagian besar
membentuk selasar keliling yang lebar.
10. Tata letak mandala konsentris, simetris, dan formal.
11. Kala tidak memiliki rahang bawah dan terkesan meyeramkan.

1. Candi Prambanan

Sejarah

candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini
belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat
dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari
Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi
Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di
Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada
masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga
pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran
dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran
luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu
yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran
kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran
ini.

2. Candi Borobudur

Sejarah

Dinasti Sailendra membangun peninggalan Budha terbesar di dunia antara 780-840


Masehi. Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada masa itu. Peninggalan
ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi
petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan
kebijaksanaan menurut Buddha. Peninggalan ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada
tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil
dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.

Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam
kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk
dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi
dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam
Nirwana di bagian pusat .

Zona 1: Kamadhatu

alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang.Kamadhatu terdiri dari
160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat.
Menggambarkan mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh,
memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.

Tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen agar pengunjung dapat
melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah. Koleksi foto seluruh 160 foto relief dapat
dilihat di Museum Candi Borobudur yang terdapat di Borobudur Archaeological Park.

Zona 2: Rupadhatu

alam  peralihan, dimana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia.Rapadhatu


terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung buddha. Secara keseluruhan ada 328
patung Buddha yang juga memiliki hiasan relief pada ukirannya.Menurut manuskrip
Sansekerta pada bagian ini terdiri dari 1300 relief yang berupa Gandhawyuha,
Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruhnya membentang sejauh 2,5 km dengan
1212 panel.

Zona 3: Arupadhatu

alam tertinggi, rumah Tuhan.Tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke kubah di


bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Pada bagian ini
tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.

Serambi pada bagian ini terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng
terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi. Terdapat 72 stupa
secara keseluruhan. Stupa terbesar yang berada di tengah tidak setinggi versi aslinya yang
memiliki tinggi 42m diatas tanah dengan diameter 9.9m. Berbeda dengan stupa yang
mengelilinginya, stupa pusat kosong dan menimbulkan perdebatan bahwa sebenarnya
terdapat isi namun juga ada yang berpendapat bahwa stupa tersebut memang kosong .

Relief

Secara kesulurhan terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan
yang berbeda di sepanjang candi .

Koridor Candi

Selama restorasi pada awal abad ke 20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di sekitar
Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris dengan Candi Borobudur.
Candi Pawon berada 1.15 km dari Borobudur, sementara Candi Mendut berada 3 km dari
Candi Borobudur. Terdapat kepercayaan bahwa ada hubungan keagamaan antara ketiga
candi tersebut namun masih belum diketahui secara pasti proses ritualnya.
Ketiga candi membentuk rute untuk Festival Hari Waisak yag digelar tiap tahun saat bulan
purnama pada Bulan April atau Mei. Festival tersebut sebagai peringatan atas lahir dan
meninggalnya, serta pencerahan yang diberikan oleh Buddha Gautama .

Candi Langgam Jawa Timur


Berikut ciri-ciri candi langgam Jawa Timur :

1. Bentuk bangunannya ramping.


2. Atapnya merupakan perpaduan tingkatan.
3. Puncaknya berbentuk kubus.
4. Makara tidak ada dan pintu relung hanya ambang atasnya saja yang diberi
kepala kala.
5. Reliefnya timbul sedikit saja dan lukisannya simbolis menyerupai wayang
kulit.
6. Letak candi di bagian belakang halaman.
7. Kebanyakan menghadap barat.
8. Kebanyakan terbuat dari bata.
9. Undakan kaki candi lebih banyak dan terdiri dari beberapa bagian batur
membentuk selasar keliling yang sempit.
10.Tata letak mandala linear, asimetris, dan mengikuti topografi (ketinggian).
11.Kala dilengkapi dengan rahang bawah dan terkesan senyum.

1. Candi Jago

Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Keseluruhannya memiliki
panjang 23,71 m, lebar 14 m, dan tinggi 9,97 m. Bangunan Candi Jago tampak sudah
tidak utuh lagi; yang tertinggal pada Candi Jago hanyalah bagian kaki dan sebagian kecil badan
candi. Badan candi disangga oleh tiga buah teras. Bagian depan teras menjorok dan badan
candi terletak di bagian teras ke tiga. Atap dan sebagian badan candi telah terbuka. Secara
pasti bentuk atap belum diketahui, namun ada dugaan bahwa bentuk atap Candi Jago
menyerupai Meru atau Pagoda.
Pada dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief cerita Khresnayana, Parthayana,
Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita fabel. Untuk mengikuti urutan cerita
relief Candi Jago kita berjalan mengelilingi candi searah putaran jarum jam (pradaksiana).
Pada sudut kiri (barat laut) Candi Jago terlukis awal cerita binatang seperti halnya cerita Tantri.
Cerita ini terdiri dari beberapa panel. Sedangkan pada dinding depan candi terdapat fabel, yaitu
kura-kura. Ada dua kura-kura yang diterbangkan oleh seekor angsa dengan cara kura-kura tadi
menggigit setangkai kayu. Di tengah perjalanan kura-kura ditertawakan oleh segerombolan
serigala. Mereka mendengar dan kura-kura membalas dengan kata-kata (berucap), sehingga
terbukalah mulutnya. Ia terjatuh karena terlepas dari gigitan kayunya. Kura-kura menjadi
makanan serigala. Maknanya kurang lebih memberikan nasihat, janganlah mundur dalam
usaha atau pekerjaan hanya karena hinaan orang.
Pada sudut timur laut terdapat rangkaian cerita Buddha yang meriwayatkan Yaksa
Kunjarakarna. Ia pergi kepada dewa tertinggi, yaitu Sang Wairocana untuk mempelajari ajaran
Buddha. Beberapa hiasan dan relief pada kaki candi berupa cerita Kunjarakarna. Cerita ini
bersifat dedaktif dalam kepercayaan Buddha, antara lain dikisahkan tentang raksasa
Kunjarakarna ingin menjelma menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan menyampaikan
maksudnya. Setelah diberi nasihat dan patuh pada ajaran Buddha, akhirnya keinginan raksasa
terkabul.

2. Candi Singosari

Sejarah
Candi Singosari adalah adalah candi peninggalan kerajaan Singosari. Candi ini dibangun
karena untuk penghormatan kepada raja Kartanegara dimana beliau adalah raja terakhir di
kerajaan Singhasari. Hal tersebut terbukti pada sejarah candi yang telah diambil pada tulisan
yang ada pada kitab Negarakertagama. Selain itu juga terdapat pada sebuah prasasti yang
ditemukan pada pelataran candi yakni  Prasasti Gajah Mada.

Raja Negarakertagama tertulis wafat pada tahun 1292 yang dilakukan penyerangan oleh
pasukan Raja Jayakatwang. Ada beberapa ahli memiliki pendapat bahwasannya dalam
pembangunan Candi Singosari ini tidak pernah selesai. Dan untuk kegiatan renovasi ada candi
ini dilakukan pada tahun 1934 sampai dengan 1936 yang dilakukan oleh pemerintah Hindia.

.Dalam pembuatan Candi Singosari yaitu dengan cara , menumpuk  bebatuan andhesit sampai
mencapai ketinggian tertentu. Lalu akan diteruskan untuk mengukirnya dari atas dan turun
kebawah. Letak candi ini di lembah yang berada diantara gunung Arjuna dan pegunungan
Tengger.

Ada salah seorang ahli purbakala yang berasal dari Eropa, pernah juga memberikan nama
candi ini dengan nama candi Cella yang merupakan gantian nama dari candi Menara. Dengan
adanya nama tersebut, para masyarakat sekitar tidak setuju dengan nama candi tersebut. dan
pada akhirnya  sampai sekarang ini nama yang dipakai yaitu Candi Singosari.

Jika dilihat dari segi struktur dari candi, pada umumnya Candi Singosari ini memberikan sebuah
penyimpangan dalam sebuah bentuk badan yang berkesan menjulang ramping dan ditopang
dengan kaki candi yang ada diatas batu.untuk kaki candi yang tambun tersebut merupakan
sebuah perubahan dari bangunan yang induknya. Jadi pada tubuh candi akan terangkat agak
lebih tinggi.

Beberapa arca yang ada di kaki candi berbentuk bangunan. Tubuh candi sudah dirancang
dengan tidak mempunyai ruangan untuk tempat arca seperti halnya candi Hindu. Namun, untuk
gantinya dibuat dengan relung-relung yang tidak dalam pada setiap sisi pada dinding luar arah
empat mata angin.

Anda mungkin juga menyukai