A. Candi Prambanan
Candi prambanan sering juga disebut candi Loro Jonggrang yang terletak
persis di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa
Tengah. Candi ini dinamakan Prambanan karena terletak di daerah Prambanan.
Dan nama Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang
seorang dara yang Jonggrang atau gadis jangkung putri prabu boko.
Candi Prambanan adalah kelompok percandian hindu yang dibangun oleh
raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukan nama pikatan pada candi ini
menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang
kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan Prasasti berangka tahun
856 M.
Komplek percandian Prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan
latar atas( latar pusat) yang semakin ke arah dalam makin tinggi letaknya. Di dalam
latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi perwara. Dan jika seluruhnya telah
selesai dipugar, maka akan ada 224 buah candi yang ukurannya semua sama yaitu
luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14 meter. Latar pusat adalah latar
terpenting diatasnya berdiri 16 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama
terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi
Wisnu, dan Candi Brahma. Deret Kedu yaitu Candi Nandi , Candi Angsa dengan
Candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut
terdapat candi apit. Delapan candi lainnya lebih kecil. Empat antaranya Candi Kelir
dan empat candi lainnya disebut candi sudut. Secara keseluruhan terdiri atas 240
Candi.
2. Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-
satunya ruang berdirilah arca Brahma berkepala 4 dan berlengan 4. Salah satu
tangannya memegang tasbih dn yang satunya memegang “kamandalu” tempat
air. Keempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci weda masing-masing
menghadap keempat arah mata angin.
3. Candi Wisnu
Bentuk, ukuran relief dan hiasan dinding luarnya sama dengan candi
Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan
4 yang memegang gada, Cakra, Tiram. Pada dinding langkan sebelah dalam
terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan Wisnu dan
Balarama (baladewa) kakaknya.
4. Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Didalamnya satu-
satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap
merdeka dengan panjang kira-kira 2 meter. Disudut belakangnya ada arca Dewa
Candra. Candi ini sudah runtuh.
5. Candi Angsa
Luas dasarnya 13 meter persegi dan tingginya 2 meter. Candi ini memiliki
satu ruangan yang tak berisi apapun.
6. Candi Garuda
Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi Angsa.
Didalamnya hanya terdapat satu rungan yang berisi arca kecil yang berwujud
seekor naga.
7. Candi Apit
Luas dasarnya 6 meter persegi dengan tinggi 16 meter. Ruangan kosong
diperkirakan untuk tempat semedi.
8. Candi Kelir
Luas dasarnya 1,55 meter persegi dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak
mempunyai tangga. Fungsinya sebagai penolak bala.
9. Candi Sudut
Ukuran candi-candi ini sama dengan candi kelir.
6) Candi Sari
Sari berarti indah atau cantik. Sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin
karena keindahannya yang menarik perhatian ia dinamakan demikian. Puncak
atapnya berhiaskan 9 stupa yang sama terbangun dan tersusun dalam 3 deret.
Di bawah masing-masing stupa terdapat ruangan-ruangan bertingkat 2 yang
digunakan sebagai tempat tinggal. Arca-arca bodhisatwa terpahat pada
dinding luarnya.
7) Candi Kalasan
Merupakan Peninggalan agama Budha tertua di daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah. Candi ini didirikan oleh pangkaran, raja kedua kerajaan
mataram kuno pada abad ke-8 Masehi sebagai persembahan kepada dewi
tara.
8) Candi Sambisari
Letaknya kurang lebih 5,5 km dari percandian prambanan ke arah barat.
Bangunan terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi perwara yang tidak
bertubuh maupun berkaki.
B. Kraton Yogyakarta
3. Upacara Labuhan
Adalah upacara melempar sesaji dan benda-benda kraton ke laut, untuk
dipersembahkan kepada penguasa laut selatan atau Kanjeng Ratu Kidul,
dengan maksud sebagai wujud rasa syukur kepada sang pencipta, atas segala
kemurahan yang telah diberikan kepada seluruh pimpinan dan rakyat
Yogyakarta, serta berharap semoga Kraton Mataram Yogyakarta tetap lestari
dan rakyat selalu dapat hidup damai sejahtera.
Sumber :
https://immtarbiyahpwt.blogspot.com/2011/09/laporan-observasi-di-candi-
prambanan.html