Biaya perolehan : jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang
diserahkan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat
diterapkan, jumlah yang diatribusi pada asset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan
tertentu.
Jumlah tercatat : jumlah suatu asset diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai
Jumlah terpulihkan : jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan
biaya pakainya
Jumlah tersusutkan : biaya perolehan asset atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya
perolehan, dikurangi nilai residunya.
Nilai wajar : harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
(PSAK 68 : Pengukuran nilai wajar)
Nilai residu dari asset : estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan asset,
setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika asset telah mencapai umur dan kondisi yang
diperkirakan pada akhir tahun manfaat.
Nilai spesifik entitas : nilai kini dari arus kas yang diharapkan entitas timbul dari penggunaan asset
secara berkelanjutan dan dari pelepasan asset tersebut pada akhir masa manfaatnya.
Penyusutan : alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari assetselama umur manfaat.
Rugi penurunan nilai : jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat asset atas jumlah
terpulihkannya.
Umur manfaat adalah :
a. Periode asset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas
b. Jumlah produksi atau unit serupa dari asset yang diperkirakan akan diperoleh dari asset entitas
Auditor harus menguasai PROSEDUR AUDIT untuk menguji masing-masing asersi tersebut diatas.
Pemahaman dan pengujian SPI ditujukan untuk mengukur tingkat kecukupan dan tingkat efektifitas
SPI dalam mencegah potensi salah saji.
Pengujian SPI dilakukan dengan cara menguji kepatuhan praktik terhadap prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk menguji tingkat kompetensi staff dalam menjamin validitas dan kualitas hasil
pekerjaannya.
SPI dapat disimpulkan memadai dan efektif jika tingkat kepatuhan praktik terhadap standard
prosedur cukup tinggi, dan SPI dipandang efektif dalam mencegah potensi terjadinya salah saji
material.
Variabel yang penting untuk fahami dan diuji tingkat keandalannya mencakup 5 variabel dalam
framework pengendalian COSO (Committee of Sponsoring Organization)
Komponen-komponen pengendalian internal menurut COSO antara lain:
1. A control environment (lingkungan pengendalian).
Merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk menyatakan dengan jelas nilai-nilai
integritas dan kegiatan tidak etis yang tidak dapat ditoleransi.
2. Risk assessment (penaksiran resiko).
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menciptakan resiko
bisnis dan harus menentukan bagaimana caranya mengelola resiko tersebut.
3. Control activities (kegiatan pengendalian).
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan
prosedur untuk mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
4. Information and communication (informasi dan komunikasi).
Sistem pengendalian internal harus dikomunikasikan dan diinfokan kepada seluruh karyawan
perusahaan dari atas hingga bawah.
5. Monitoring (pemantauan).
Sistem pengendalian internal harus dipantau secara berkala. Apabila terjadi kekurangan yang
signifikan, harus segera dilaporkan kepada manajemen puncak and ke dewan komisaris.
PENGUKURAN MATERIALITAS
Terdapat dua pertimbangan materialitas dalam audit laporan keuangan, yaitu materialitas saldo akun dan
materialitas salah saji.
1. Materialitas saldo akun, adalah saldo akun yang jumlahnya material serta berhubungan dengan
volume transaksi yang material, yang memerlukan perhatian khusus untuk mendeteksi
kemungkinan adanya salah saji material, baik disebabkan oleh risiko bawaan maupun risiko
pengendalian.
2. Materialitas salah saji, adalah ukuran materialitas atas temuan salah saji dalam laporan keuangan,
yang mempengaruhi kepercayaan auditor atas kewajaran saldo akun. Ukuran materialitas salah saji
ditentukan oleh kesimpulan auditor atas tingkat efektifitas SPI, dengan prinsip “semakin tinggi
risiko SPI gagal dalam mendeteksi salah saji, semakin rendah tingkat materialitas salah saji (semakin
rendah kepercayaan auditor terhadap kewajaran saldo akun), atau sebaliknya”.
Prosedur Pendahuluan
1.Memahami entitas dan lingkungannya, untuk menentukan:
a. Pengaruh aset tetap serta perubahannya terhadap entitas.
b. Faktor-faktor ekonomi penting yang mempengaruhi perolehan aset tetap.
c. Standard industri tentang komposisi aset tetap serta pengaruhnya terhadap laba.
d. Memahami skema pendanaan aset tetap.
2. Melaksanakan prosedur awal:
a. Menelusur saldo awal aset tetap dan akumulasi depresiasinya ke saldo per audit
b. tahun lalu.
c. Melakukan review atas mutasi akun asset tetap dan akumulasi depresiasi, serta melakukan
investigasi atas mutasi yang tidak lazim.
d. Mendapatkan daftar tambahan aset, penghentian aset, serta depresiasi aset, serta menguji
ketepatan data dalam daftar asset tetap.
Prosedur Analitis
1. Menentukan angka-angka ekspektasi saldo aset tetap dengan menggunakan pemahaman atas
industri dan aktivitas bisnis entitas.
2. Melakukan perhitungan rasio.
3. Membandingkan hasil perhitungan rasio dengan angka harapan/angka pembanding, misalnya data
tahun lalu, data industri, data anggaran, dan data lain yang relevan.