Disusun oleh :
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmatnya penyusun dapat berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“GEOPOLITIK (Wawasan Nusantara) ”. Dengan segala daya upaya yang kami
miliki, kami maksimalkan kemampuan kami untuk menyusun makalah ini.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
terlibat dalam penulisan Makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kritik dan saran
sangat diperlukan.Somoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
masyarakat luas.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…....…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……..………………………………………………………….… 2
BAB I . PENDAHULUAN…………………………………………………… 3
A. Latar Belakang……………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 4
C. Tujuan ………..……………………………………………………….. 4
DAFTAR PUSTAKA….…………………………………………………… 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari Geopolitik (Wawasan Nusantara) ?
2. Apakah Latar Belakang dari Geopolitik (Wawasan Nusantara)?
3. Bagaimana Kedududkan, Fungsi, dan Tujuan dari Geopolitik (Wawasan
Nusantara) ?
4. Bagaimana Bentuk Geopolitik (Wawasan Nusantara)?
5. Bagaimana Wadah, Isi dan Tingkah Laku Geopolitik (Wawasan
Nusantara) ?
6. Bagaimana Implementasi Geopolitik itu sendiri ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti dari Geopolitik (Wawasan Nusantara) !
2. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi adanya Geopolitik
(Wawasan Nusantara) !
3. Untuk mengetahui Kedududkan, Fungsi, dan Tujuan dari Geopolitik
(Wawasan Nusantara) ?
4. Untuk mengetahui Bentuk Geopolitik (Wawasan Nusantara)?
5. Untuk mengetahui Wadah, Isi dan Tingkah Laku Geopolitik (Wawasan
Nusantara) ?
6. Untuk mengetahui Implementasi Geopolitik itu sendiri ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka,
Membicarakan pengertian geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai
masalah geografi dan politik. “Geo” artinya Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston
E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam hal menempati
suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut
dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya.
Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.
Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala
hal. Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan
3
geografis yang mereka tempati. Hal yang paling utama dalam mempengaruhi
keadaan suatu negara adalah kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri,
atau dengan kata lain, negara-negara yang berada di sekitar (negara tetangga)
memiliki pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan suatu negara.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa terdapat dua golongan negara,
yaitu golongan negara “determinis” dan golongan negara “posibilitis”. Determinis
berarti semua hal yang bersifat politis secara mutlak tergantung dari keadaan
Bumi/posisi geografisnya. Negara determinis adalah negara yang berada di antara
dua negara raksasa/adikuasa, sehingga, secara langsung maupun tidak langsung,
terpengaruh oleh kebijakan politik luar negeri dua negara raksasa itu.
Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini
merupakan kebalikan dari golongan determinis. Negara ini tidak mendapatkan
dampak yang terlalu besar dari keberadaan negara raksasa, karena letak
geografisnya tidaklah berdekatan dengan negara raksasa. Sehingga, faktor yang
cukup dominan dalam mempengaruhi keadaan negara ini adalah faktor-faktor
seperti ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya. Tentunya, keberadaan negara-negara lain di sekitar kawasan tersebut
juga turut menjadi faktor yang berpengaruh, hanya saja tidak terlalu dominan.
4
Teori geopolitik Kontinental
5
juga mengajukan paham ekspansionisme dalam rangka untuk mempertahankan
Negara dan mengembangkannya. Selanjutnya dia mengajukan langkah strategis
untuk memperkuat Negara dengan memulai pembangunan kekuatan daratan
(kontinental) dan diikuti dengan pembangunan kekuasaan bahari (maritim).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memandang
pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme (makhluk hidup).
Oleh karena itu Negara memerlukan ruang hidup (lebensraum), serta mengenal
proses lahir, tumbuh, mempertahankan hidup, menyusut dan mati. Mereka juga
mengajukan paham ekspansionisme yang kemudian melahirkan ajaran adu
kekuatan (Power Politics atau Theory of Power). Beberapa pemikir sering
menyebutnya sebagai Darwinisme Social.
6
a. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hokum alam. Hanya bangsa yang unggul (berkualitas) saja yang dapat bertahan
hidup dan terus berkembangan, sehingga hal ini menjurus ke arah rasialisme.
b. Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
Imperium maritime untuk menguasai pengawasan di lautan.
c. Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika,
dan Asia Barat (yakni Jerman dan Italia). Sementara Jepang akan menguasai
wilayah Asia Timur Raya.
d. Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa dengan
kekuasaan ekonomi dan social yang rasial mengharuskan pembagian baru
kekayaan alam dunia. Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik
untuk memperjuangkan kelangsungan hidupnya dan mendapatkan ruang
hidupnya. Berdasarkan teori yang bersifat ekspansionisme, wilayah dunia dibagi-
bagi menjadi region-region yang akan dikuasai oleh bangsa-bangsa yang unggul
seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan Jepang.
7
B. Latar Belakang Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik
Indonesia
Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting dan
menjadi pertimbangan pokok berbagai kebijakan, termasuk juga dalam
merumuskan kebijakan keamanan nasional atau keamanan manusia . Berbagai
bencana alam yang terjadi seperti : angin puting beliung, gempa bumi, tsunami
adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang sebagian besar diantaranya
ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik komunal tampaknya sedikit
terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana terjadi di Afrika, Balkan dan Asia
Tengah, dengan demikian posisi strategis Indonesia juga membawa implikasi
geopolitik dan geostrategi tertentu.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan geopolitik hanya efektif apabila dilandasi oleh wawasan
kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam
mencapai kesatuan dan keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah,
Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu
kesatuan pertahanan dan keamanan.Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu
kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan
Nusantara, berbunyi sebagai berikut:
Aspek Historis
8
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah,
kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan,
kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri
bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-
orang Indonesia justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan
melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis wilayah
Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini
masih terpisah0pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut
territorial Hindia Belanda adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya ordonansi
tersebut , laut atau perairan yang ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas
dan berlaku sebagai perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah
dan terjajah, hal ini jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa
Indonesia.Keadaan tersebut tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa
yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Untuk bisa keluar dari keadaan tersebut kita
membutuhkan semangat kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu.
Upaya untuk mewujudkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang utuh tidak
lagi terpisah baru terjadi 12 tahun kemudian setelah Indonesia merdeka yaitu
ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yang selanjutnya
disebut sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari
deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial Indonesia tidak lagi sejauh 3
mili melainkan selebar 12 mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939.
Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang
perairan Indonesia yang berisi :
Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman
Indonesia
Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi
dalam dari garis dasar.
9
Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara dimana
laut tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai perairan
Indonesia diperbaharui dengan UU No.6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum internasional. Melalui
perjuangan panjanag akhirnya Konferensi PBB tanggal 30 April menerima “ The
United Nation Convention On The Law Of the Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan
Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut Indonesia diakui sebagai negara dengan asas
Negara Kepulauan (Archipelago State).
10
Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia memanndang wikayahnya sebagai
ruang hidupnya namun bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk memperluas
wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Salah satu kepentingan nasional
Indonesia adalah bangaimanan menjadikan bangsa dan wilayah negara Indonesia
senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari
cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi nasional
Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional
dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang
dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan pulau-
pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan Nusantara
adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah
di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan
bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan
nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan
manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN
dengan Tap. MPR No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir
perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak
Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.
1. KEDUDUKAN
11
tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut:
o Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara
berkedudukan sebagai landasan idiil
o Undang-undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
o Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai
landasan visional.
o Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai
kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional.
2. FUNGSI
12
Mengembangkan kehidupan bersama yang multikultural dan plural
berdasarkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
Mengembangkan keberadaan masyarakat madani sebagai pengembangan
kekuasaan pemerintah.
3. TUJUAN
13
D. BENTUK GEOPOLITIK ( WAWASAN NUSANTARA)
14
4. Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Sebagai faktor
eksistensi suatu negara, wilayah nasional perlu ditentukan batas-batasnya agar
tidak terjadi sengketadengan negara tetangga. Mengenai batas negara, UUD
1945 tidak menjelaskan secara jelas tentang batas negara, melainkan hanya
menyebut “seluruh tumpah darah Indonesia” (Pembukaan UUD 1945) dan
pasal 18 UUD 1945 menyebutkan “pembagian daerah Indonesia atas daerah
besar dan kecil”
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang
surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight
base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung
yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
15
2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12mil laut. Zona
Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana
batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut
Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal,
Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.
16
E. UNSUR – UNSUR GEOPOLITIK (WAWASAN
NUSANTARA )
1. WADAH
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh
karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh
perairan didalamnya. Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik
Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan
wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik. Sementara
itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud
infrastruktur politik. Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua
samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu
banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu
dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
17
b. Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sistem pemerintahan,
menganut sistem presidensial. Presiden memegang kekuasaan bersadarkan UUD
1945. Indonesia adalah Negara hukum( Rechtsstaat ) bukan Negara kekuasaan
( Machtsstaat ).
18
2. ISI
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, social, dan
budaya serta pertahanan dan keamanan. Isi menyangkut dua hal, pertama realisasi
aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama (konsensus nasional) dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional , kedua persatuan dan
kesatuan dalam ke-bhineka-an yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
1. Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas. Dan
pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
19
2. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh meliputi :
20
3. TINGKAH LAKU
Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan menghasilkan
sebuah tata laku yang terdiri dari :
Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.
Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan, perbuatan dan perilaku dari
bangsa Indonesia.
21
F. IMPLEMENTASI
22
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan
wawasan nusantara dalam bidang politik, yaitu:
23
b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
24
Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan 90%
untuk daerah.
Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, 20% untuk pusat,
80% untuk daerah.
Hasil kehutanan, pertambangan umum dan perikanan, 20% untuk pusat
dan 80% untuk daerah.
Hasil minyak bumi, 85% untuk pusat, 15% untuk daerah dan gas alam,
70% untuk pusat dan 30% untuk daerah. Bahkan, porsi daerah ditambah
lagi dengan adanya “Dana Alokasi Umum” yang dialokasikan untuk
daerah-daerah dengan perimbangan tertentu, yang jumlah totalnya adalah
25% dari penerimaan dalam negeri APBN, sebagai perimbangan. (Dikutip
dari berbagai sumber)
25
Untuk mempercepat tercapainya tujuan wawasan Nusantara, disamping
implementasi seperti yang telah disebutkan diatas, perlu juga dilakukan
pemasyarakatan materi Wawasan Nusantara kepada seluruh masyarakat
Indonesia. Pemasyarakatan Wawasan Nusantara tersebut dapat dilakukan dengan
cara berikut:
1. Menurut sifat atau cara penyampaian, yang dapat dilaksanakan sebagai
berikut:
• Langsung, yang terdiri dari ceramah, diskusi, dialog, tatap muka
• Tidak langsung, yang terdiri dari media elektronik dan media cetak
26
memantapkan kesadaran untuk mengutamakan kepentingan nasional dan cita-
cita tujuan nasional. Dalam melaksanakan pemasyarakatan, lingkup materi
wawasan nusantara yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan tingkat,
jenis, serta lingkungan pendidikan agar materi yang disampaikan tersebut
dapat mengerti dan dipahami.
27
penyelenggaraan kehidupan barbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan
berkembang seterusnya.
28
KESIMPULAN
Kekuatan negara Indonesia terletak pada : posisi dan keadaan geografi yang
strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada
wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam
satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh par pendiri
negara ini dan diikrarkan dalam sebuah Sempah Pemuda.Sehingga pandangan
geopolitik bangsa Indonesia harus didasarkan pada nilai – nilai Pancasila yang
luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 agar
tercipta suatu Persatuan dan Kesatuan Negara Indonesia.
29
SARAN
Sebagai warga negara yang baik, siapapun kita, baik pejabat, konglomerat,
masyarakat biasa maupun pengemis sekalipun sepatutnya menjalankan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan perturan dan hukum yang berlaku.
Sehingga tercipta kehidupan yang teratur dan tertib di segala aspek. Wawasan
nusantara atau yang bisa juga disebut dengan geoplitik di Indonesia ini bisa
berguna dan berjalan dengan baik. Tiap individu pun seharusnya paham
bagaimana aplikasi geopolitik yang benar itu seperti apa dan praktiknya dalam
kehidupan nyata bisa dengan tepat.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
http://pendidikankewarganegaraans.blogspot.com/2012/12/pengertian-
geopolitik-dan-%20wawasan.html
31