0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
327 tayangan26 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang aset tetap menurut peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010. Ia menjelaskan definisi aset tetap, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, komponen biaya, pengeluaran setelah perolehan, perolehan secara gabungan, dan konstruksi dalam pengerjaan. Dokumen ini memberikan panduan akuntansi untuk pemerintah dalam mencatat dan mengelola aset tetapnya.
Dokumen tersebut membahas tentang aset tetap menurut peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010. Ia menjelaskan definisi aset tetap, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, komponen biaya, pengeluaran setelah perolehan, perolehan secara gabungan, dan konstruksi dalam pengerjaan. Dokumen ini memberikan panduan akuntansi untuk pemerintah dalam mencatat dan mengelola aset tetapnya.
Dokumen tersebut membahas tentang aset tetap menurut peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010. Ia menjelaskan definisi aset tetap, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, komponen biaya, pengeluaran setelah perolehan, perolehan secara gabungan, dan konstruksi dalam pengerjaan. Dokumen ini memberikan panduan akuntansi untuk pemerintah dalam mencatat dan mengelola aset tetapnya.
Febriyandi Doloksaribu (1206317234) Made Diah Ayu M (1206317575)
ASET TETAP Klasifikasi Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap Komponen Biaya Aset Tetap Pengeluaran Setelah Perolehan Perolehan Aset Secara Gabungan Konstruksi dalam Pengengerjaan Penyusutan Aset Tetap Penyajian dan Pengungkapan Ilustrasi Kasus ASET TETAP Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. (akt. Pemerintahan) Karakteristik utama dari Aset Tetap: 1. Diperoleh untuk digunakan dalam proses operasional perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) 2. Memiliki masa manfaat yang lama (beberapa tahun) dan oleh karenanya didepresiasikan selama masa manfaat 3. Secara fisik dapat dilihat wujudnya Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. (akt. Komersial) KLASIFIKASI Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor Hak atas tanah KLASIFIKASI Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, Jaringan tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/ atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai KLASIFIKASI Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaa n aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ASET TETAP Basis akuntansi akrual mengharuskan aset tetap diakui ketika: 1. Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan 2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus memenuhi kriteria: (a) Berwujud (b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan (c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal (d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas (e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/ atau penguasa secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor.
Dalam lingkungan pemerintahan, aset tetap diakui ketika berita acara penerimaan barang atau penyelesaian perkerjaan telah ditanda tangani oleh pihak terkait PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ASET TETAP Pengukuran aset tetap: 1. Biaya perolehan (historical cost); diperoleh dengan cara dibeli dari pihak ketiga/ dibangun sendiri 2. Biaya wajar saat perolehan (fair value); digunakan apabila informasi mengenai biaya perolehan tidak tersedia. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut Contoh 1: Pembelian kendaraan dinas dengan harga beli Rp 120juta, harga penambahan aksesoris kendaraan Rp 20juta, harga pengiriman Rp 2juta.
Basis Akrual Dr. Kendaraan Rp142juta Cr. Kas Rp142juta
Basis CTA Dr. Belanja Modal Rp142juta Cr. Kas Rp142juta Dr. Aset Tetap-Kendaraan Rp142juta Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap Rp142juta PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ASET TETAP Contoh 2: 2 Feb dilakukan pembayaran I pembangunan gedung sekolah sebesar Rp 40juta. 20 Juni dilakukan pembayaran terakhir sebesar Rp 100juta. Berita acara penyerahan gedung ditandatangani pada 25 Juni.
Basis Akrual Dr. Uang Muka Pembelian Aset Rp40juta Cr. Kas Rp40juta Dr. Uang Muka Pembelian Aset Rp100juta Cr. Kas Rp100juta Dr. Gedung Rp140juta Cr. UM pembelian aset Rp140juta
Basis CTA Dr. Belanja Modal Rp 40juta Cr. Kas Rp 40juta
Dr. Kontruksi dalam Pengerjaan Rp 40juta Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 40juta
Dr. Belanja Modal Rp 100juta Cr. Kas Rp 100juta Dr. Kontruksi dalam Pengerjaan Rp 100juta Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 100juta
Dr. Aset Tetap Rp 140juta Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp140juta Dr. Diinvestasikan dalam aset tetap Rp 140juta Cr. Konstruksi dalam Pengerjaan Rp 140juta
KOMPONEN BIAYA Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga beli/ konstruksi, termasuk bea impor dan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah: (a) biaya persiapan tempat; (b) biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling cost) (c) biaya pemasangan (installation cost) (d) biaya profesional seperti arsitek dan insinyur (e) biaya konstruksi. Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan, mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biayanya meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biayanya meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak KOMPONEN BIAYA Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai. Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya. Demikian pula biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya. Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi dan/atau melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 08 mengenai Konstruksi dalam Pengerjaan mengatur secara rinci mengenai perlakuan aset dalam penyelesaian, termasuk di dalamnya adalah rincian biaya konstruksi aset tetap baik yang dikerjakan secara swakelola maupun yang dikerjakan oleh kontraktor. Apabila tidak disebutkan lain dalam PSAP ini maka berlaku prinsip dan rincian yang ada pada PSAP 08. Konstruksi dalam Pengerjaan yang sudah selesai dibuat atau dibangun dan telah siap dipakai harus segera direklasifikasikan ke dalam aset tetap. PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN Pengeluaran yang terkait dengan aset tetap (setelah perolehan) dapat diklasifikasikan menjadi 2: 1. Pengeluaran untuk pemeliharaan aset tetap 2. Pengeluaran yang bersifat memperpanjang masa manfaat/ memberi anfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja Contoh: Pembayaran untuk perluasan gedung kantor sebesar Rp 2Miliar
Basis Akrual Dr. Aset Tetap Rp 2M Cr. Kas Rp 2M
Basis CTA Dr. Belanja Modal Rp 2M Cr. Kas Rp 2M Dr. Aset Tetap Rp 2M Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp 2M
PEROLEHAN ASET SECARA GABUNGAN Perolehan secara gabungan adalah kondisi dimana entitas memperoleh beberapa aset tetap dengan melakukan pembayaran untuk seluruh aset yang diterima. Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan. Contoh: 2 September dilakukan pembayaran untuk memperoleh kendaraan dinas; 1 mobil sedan dan 2 sepeda motor. Total ketiga aset adalah Rp 250juta. Pada tanggal tsb mobil diperkirakan memiliki nilai jual Rp 180juta, sedangan sepeda motor Rp 10juta untuk masing-masing. Pembayaran senilai Rp 250juta dialokasikan ke mobil dan sepeda motor dengan cara sbb:
1. FV untuk ketiga aset Rp 220juta 2. Alokasi biaya perolehan mobil (Rp 250juta X 180/200) = Rp 225juta 3. Alokasi utk masing-masing motor (Rp 250juta X 10/200) = Rp 12,5 Basis Akrual Dr. Mobil Rp 225 juta Dr. Motor 1 Rp 12,5juta Dr. Motor 2 Rp 12,5juta Cr. Kas Rp 250juta
Basis CTA Dr. Belanja Modal Cr.Kas Dr. AT- Mobil Rp 225juta Dr. AT- Motor 1 Rp 12,5juta Dr. AT- Motor 2 Rp 12,5juta Cr. Diinvestasikan dalam AT Rp 250juta
AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) adalah aset-aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan.
Konstruksi Dalam Pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya, yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai 14 Perolehan aset tetap tidak hanya melalui pembelian aset secara langsung dari piha ketiga tetapi dapat juga diperroleh melalui pembangunan baik dengan membangun sendiri (swakelola) atau melalui pihak ketiga dengan kontrak konstruksi. Pengakuan Konstruksi dalam Pengerjaan Suatu benda berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika: 1. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh 2. Biaya perolehan tersebut dapat diukur dengan andal 3. Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan
Biaya konstruksi yang dikerjakan secara swakelola: 1. Biaya yang secara langsung berhubungan dengan pengerjaan konstruksi dalam pengerjaan tersebut 2. Biaya lain yang dapat diatribusikan ke dalam kegiatan pembangunan 3. Biaya pinjaman apabila pembangunan tersebut dibiayai dengan dana pinjaman 4. Biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi yang bersangkutan Biaya konstruksi yang dikerjakan oleh pihak ketiga: 1. Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor terkait tingkat penyelesaian pekerjaan 2. Kewajiban yang masih harus dibayarkan kepada kontraktor terkait pekerjaan yang sudah diterima namun belum dilakukan pembayaran pada tanggal pelaporan 3. Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga terkait pelaksanaan kontrak konstruksi 4. Biaya pinjaman apabila bangunan tersebut dibiayai dengan dana pinjaman
Pengakuan Konstruksi dalam Pengerjaan Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjaan
KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu KDP adalah Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP).
Pengungkapan dalam CaLK mengenai informasi konstruksi dalam pengerjaan meliputi: 1. Rincian konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya 2. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya 3. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan 4. Uang muka kerja yang diberikan 5. Retensi 17 Variasi Pencatatan Penyelesaian 1. Apabila aset telah selesai dibangun, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan sudah diperoleh, dan aset tetap tersebut sudah dimanfaatkan oleh Satker/SKPD, maka aset tersebut dicatat sebagai Aset Tetap Definitifnya
2. Apabila aset tetap telah selesai dibangun, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan sudah diperoleh, namun aset tetap tersebut belum dimanfaatkan oleh Satker/SKPD, maka aset tersebut dicatat sebagai Aset Tetap definitifnya
3. Apabila aset telah selesai dibangun, yang didukung dengan bukti yang sah (walaupun Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan belum diperoleh) namun aset tetap tersebut sudah dimanfaatkan oleh Satker/SKPD, maka aset tersebut masih dicatat sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan dan diungkapkan di dalam CaLK 18 4. Apabila sebagian dari asset tetap yang dibangun telah selesai, dan telah digunakan/dimanfaatkan, maka bagian yang digunakan/dimanfaatkan masih diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan
5. Apabila suatu asset tetap telah selesai dibangun sebagian (konstruksi dalam pengerjaan), karena sebab tertentu (misalnya terkena bencana alam/force majeur) asset tersebut hilang, maka penanggung jawab asset tersebut membuat pernyataan hilang karena bencana alam/force majeur dan atas dasar pernyataan tersebut Konstruksi Dalam Pengerjaan dapat dihapusbukukan
6. Apabila BAST sudah ada, namun fisik pekerjaan blm selesai, akan diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan.
19 Variasi Pencatatan Penyelesaian Penyusutan Aset Tetap Berdasarkan PP 71 Tahun 2010
Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan revaluasi, aset tetap disajikan dengan penyesuaian pada akun aset tetap dan akun ekuitas
Metode penyusutan yang digunakan: 1. Metode garis lurus 2. Metode saldo menurun ganda 3. Metode unit produksi Jurnal Penyusutan (akrual)
Cr. Akumulasi penyusutan XXX Penyajian dan Pengungkapan Aset tetap disajikan dalam kelompok aset tetap. Masing-masing tipe aset tetap dikelompokkan dan disajikan sesuai dengan jenisnya.
Informasi yang harus diungkapkan dalam penyajian aset tetap: 1.Kebijakan akuntansi utnuk aset tetap 2.Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat 3.Rekonsiliasi jumlah yang tecatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: a. Penambahan; b. Pelepasan; c. Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; d. Mutasi aset tetap lainnya. 4.Informasi penyusutan Informasi penyusutan yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan adalah : a. Nilai penyusutan b. Metode penyusutan yang digunakan c. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
Neraca basis Akrual Neraca basis Cash Toward Acrual Ilustrasi Kasus 4 maret 2014 Dilakukan pembayaran sebesar Rp 50 Juta sebagai pembayaran pertama untuk pembangunan gedung kantor 30 April 2014 Dilakukan pembayaran atas perluasan gedung kantor senilai Rp 3 milyar 10 Juni 2014 Dilakukan pembayaran atas pembelian mobil dengan perincian: 1. Harga beli : Rp200.000.000,- 2. Penambahan aksesori : Rp20.000.000,- 20 Juli 2014 Dilakukan pembayaran terakhir sebesar Rp 300 juta untuk pembayaran gedung kantor. Pembayaran pertama dilakukan tanggal 8 Maret. 25 Juli 2014 Ditandatangani BA penyerahan gedung dari kontraktor Ilustrasi Kasus 4 maret 2014 Dr. Belanja modal-gedung 50.000.000 Cr. Kas 50.000.000 Dr. Konstruksi dalam pengerjaan 50.000.000 Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap 50.000.000
30 April 2014 Dr. Belanja modal-gedung 3.000.000.000 Cr. Kas 3.000.000.000 Dr. Aset tetap-gedung 3.000.000.000 Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap 3.000.000.000
10 Juni 2014 Dr. Belanja modal-kendaraan 220.000.000 Cr.Kas 220.000.000 Dr. Aset tetap-kendaraan 220.000.000 Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap 220.000.000
20 Juli 2014 Dr. Belanja modal-gedung 300.000.000 Cr. Kas 300.000.000 Dr. Konstruksi dalam pengerjaan 300.000.000 Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap 300.000.000
25 Juli 2014 Dr. Diinvestasikan dalam aset tetap 350.000.000 Cr. Konstruksi dalam pengerjaan 350.000.000 Dr. Aset tetap-gedung 350.000.000 Cr. Diinvestasikan dalam aset tetap 350.000.000 Ilustrasi Kasus