Anda di halaman 1dari 29

PSAP 07

AKUNTANSI AKTIVA TETAP


AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGERTIAN
 Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan
jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
 Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum.
KLASIFIKASI ASET TETAP
 TANAH
 PERALATAN DAN MESIN
 GEDUNG DAN BANGUNAN
 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
 KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN, DAN
 ASET TETAP LAINNYA
LANJUTAN
 Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap adalah
tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai
dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai. Apabila pemerintah memiliki tanah
yang belum digunakan misalnya untuk persiapan
terminal, lapangan udara, dan lainnya maka tidak masuk
kelompok tanah, namun dicatat dalam aset lainnya.
 Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan
kendaraan bermotor, alat elektronik dan seluruh
inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan dalam kondisi siap pakai masuk dalam
kategori aset tetap.
LANJUTAN
 Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan
di pos lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Misalnya, Pada Tahun
2007 Pemda A melakukan pembebasan atas tanah seluas 100.000
m2. Nilai pembebasan sebesar Rp. 120.000.000.000,- Bea
pengurusan pembebasan tanah sampai dengan memperoleh
sertifikat senilai Rp. 12.000.000.000,- Tanah tersebut bertujuan
untuk kepentingan komplek perkantoran kabupaten. Maka ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut:
Dr. Belanja Modal Rp.132.000.000.000,-
Cr. Kas di BUD Rp.132.000.000.000,-

Dr. Aset Lain-Tanah Rp.132.000.000.000,-


Cr. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp.132.000.000.000,-
PENGAKUAN ASET TETAP
 Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud
dan memenuhi kreteria:
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Masa
manfaat adalah: 1) periode suatu aset diharapkan digunakan
untuk aktivitas pemerintahan dan atau pelayanan publik; atau 2)
jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari
aset untuk aktivitas pemerintahan dan atau pelayanan publik;
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
dan
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
CONTOH
 Pemda A membeli 100 buah penggaris besi
dengan harga Rp. 1.000.000,- 1000 meter kabel
listrik seharga Rp. 5.000.000,- dari CV Alat Tulis.
Kedua barang dibeli tersebut memenuhi kriteria
sebagai aset tetap. Namun nilai yang dianggap
relative kecil maka diperlukan sebagai barang
persediaan jika masih ada per 31 Desember,
tidak diperlakukan sebagai aset tetap.
LANJUTAN
 Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap
telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan
atau pada saat penguasaannya berpindah.
 Contoh: Pemda A di Bandung membeli generator listrik
dari PT. Listrikindo di Surabaya. Harga mesin diketahui
sebesar Rp. 1.200.000.000,- Pada 31 Desember 2007
generator tersebut masih dalam perjalanan. Apabila
syarat penyerahan hak kepemilikan dengan prinsip FOB-
destination, maka mesin tersebut belum diakui sebagai
aset tetap oleh Pemda A; jika syarat penyerahan
kepemilikan adal FOB-shipping point, maka aset tersebut
sudah menjadi milik Pemda A, walaupun barangnya
belum sampai ke Pemda A (masih dalam perjalanan)
PENGUKURAN ASET TETAP
Penilaian Aset Tetap
 Aset tetap dinilai dengan biaya perolehannya. Apabila
penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya
perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
 Suatu aset tetap mungkin diterima pemerintah sebagai
hadiah atau donasi. Sebagai contoh, tanah mungkin
dihadiahkan ke Pemda oleh pengembang (developer)
dengan tanpa nilai yang memungkinkan Pemda untuk
membangun tempat parkir, jalan, ataupun untuk tempat
pejalan kaki. Suatu aset juga mungkin diperoleh tanpa
nilai melalui pengimplementasian wewenang yang
dimiliki pemerintah.
CONTOH
 Pemda A menerima hibah dari PT. Developerindo
tanah seluas 100.000 m2. Harga tanah secara wajar
belum diketahui; maka tanah tersebut dinilai dengan
prinsip sebagai berikut:
1. Nilai perolehan, yaitu nilai beli dan biaya-biaya lain
yang relevan yang dikeluarkan oleh developer;
2. Berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) yang
dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (KPPBB) setempat apabila harga jual
taksiran lebih kecil dari NJOP;
3. Berdasarkan niali jual taksiran apabila NJOP lebih kecil
dan nilai jual taksiran. Niai taksiran adalah nilai yang
diperkirakan oleh developer atau apprasial.
LANJUTAN
 Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar imbalan lainnya yang diberikan untuk memperoleh suatu aset
pada saat perolehan atau kontruksi sampai dengan aset tersebut dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
 Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar.
Komponen Biaya
 Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
1. Biaya persiapan tempat;
2. Biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan bongkar muat;
3. Biaya pemasangan;
4. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur dan
5. Biaya kontruksi
LANJUTAN
Biaya atas Tanah
 Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya
pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam
rangka memperoleh hak, biaya pematangan,
pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang
dikeluarkan samapai tanah tersebut siap pakai.
 Contoh, Pemda A membeli tanah dan bangunan pabrik
yang masih wajar, namun bangunan tersebut tidak layak
baik dari arsitektur, maupun desain dan tata ruangnya
sehingga bangunan tersebut akan dibongkar. Biaya yang
telah disepakati dan dibayar tunai adalah sebagai
berikut:
LANJUTAN
1. Harga tanah Rp 8.000.000.000,-
2. Bangunan 2.000.000.000,-
3. Bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan yang ditanggung oleh Pemda 2.500.000.000,-
4. Sertifikat hak milik dan komisi 500.000.000,-
Total pembebasab tanah dan bangunan Rp 13.000.000.000,-
5. Biaya perataan/pembongkaran dan
pembersihan bangunan 2.000.000.000,-
Harga perolehan atas tanah Rp 15.000.000.000,-
6. Di atas tanah tersebut dibangun gedung perkantoran dengan nilai
kontrak sebesar Rp 20.000.000.000,- dan pada 31 Desember baru
dibayar senilai 60%.
LANJUTAN
 Berdasarkan contoh diatas, maka:
- Nilai tanah adalah Rp 15.000.000.000,-
- Nilai kontruksi dalam pengerjaan sebesar
60% x Rp 20.000.000.000,- = Rp 12.000.000.000,-
- Nilai ekuitas:
Diinvestasikan dalam aset tetap adalah:
Tanah Rp 15.000.000.000,-
KDP 12.000.000.000,-
Jumlah Rp 27.000.000.000,-
LANJUTAN
Biaya atas peralatan dan mesin
 Biaya perolehan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap
digunakan.
 Contoh, Pada tanggal 30 Mei 2007, pemerintah membeli kendaraan
dinas yang akan digunakan untuk keperluan pegawai. Total harga
kendaraan adalah Rp 300 juta. Biaya lain yang dikeluarkan adalah:
1. Biaya penambahan aksesoris kendaraan sebesar Rp 20 juta.
2. Biaya pengecetan logo pemerintah di kendaraan sebesar Rp 5 juta.
 Nilai yang dapat diakui sebagai harga perolehan kendaraan adalah
sebesar Rp 325.000.000,-
LANJUTAN
Biaya atas gedung dan bangunan
 Biaya perolehan atas gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap
pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya kontruksi,
termasuk biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak.
Biaya atas jalan, irigasi dan jaringan
 Biaya perolehan jalan, irigasi dan jaringan menggambarkan seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap
pakai. Biaya ini meliputi kontruksi dan biaya-biaya lain.
 Contoh, Pemda A membebaskan lahan untuk jalan seniali Rp 20 milyar,
pembangunan jalan menelan biaya Rp 12 milyar, dan pembangunan irigasi
& jaringan senilai Rp 5 milyar, pembangunan tersebut per 31 Desember
telah selesai seluruhnya. Maka biaya untuk jalan, irigasi dan jaringan
adalah sebesar Rp 17 milyar bukan Rp 37 milyar karena nilai sebesar Rp 20
milyar adalah nilai aset tetap berupa tanah.
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN
 Pengeluaran yang berkaitan dengan aset tetap (setelah perolehan
aset tetap) dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Pengeluaran untuk pemeliharaan aset tetap.
2. Pengeluaran yang bersifat memperpanjang masa manfaat atau
memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam
bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan
standar kinerja.
 Contoh, Pada Tanggal 29 Maret 2007, dilakukan pembayaran untuk
penggantian oli kendaraan dinas dengan harga sebesar Rp 250
ribu. Jurnal untuk transaksi ini adalah:
Dr. Belanja pemeliharaan Rp. 250.000,-
Cr. Kas Rp 250.000,-
LANJUTAN
 Pada tanggal 30 Agustus 2007, dilakukan pembayaran untuk
perluasan gedung kantor Departemen Keuangan sebesar Rp 2
milyar. Jurnal transaksi untuk akuntansi akrual adalah:
Dr. Aset tetap Rp 2.000.000.000,-
Cr. Kas Rp 2.000.000.000,-
untuk akuntansi kas, jurnal untuk transaksi itu:
Dr. Belanja modal Rp 2.000.000.000,-
Cr. Kas Rp 2.000.000.000,-
Dr. Aset tetap Rp 2.000.000.000,-
Cr. Diinvestasikan dlm Rp 2.000.000.000,-
aset tetap
PEROLEHAN ASET SECARA GABUNGAN
 Kondisi dimana entitas memperoleh beberapa aset tetap dengan melakukan
satu pembayaran untuk seluruh aset yang diterima.
 Contoh, Pada tanggal 2 September 2007, dilakukan pembayaran untuk
perolehan kendaraan dinas berupa satu buah mobil sedan dan 2 buah
sepeda motor. Total pembayaran untuk ketiga set tersebut adalah sebesar
Rp 250 juta. Pada tanggal tersebut mobil sedan diperkirakan memiliki nilai
jual sebesar Rp 180 juta, sedangkan sepeda motor memiliki nilai jual Rp 10
juta untuk masing-masing sepeda motor.
 Pembayaran senilai Rp 250 juta dialokasikan ke mobil dan sepeda motor
dengan cara sebagai berikut:
1. Total harga wajar untuk ketiga aset sebesar Rp 200 juta.
Alokasi biaya perolehan ke mobil sedan sebesar Rp 225 juta (Rp 250 juta x
(180/200).
2. Alokasi untuk masing-masing kendaraan bermotor adalah Rp 12,5 juta (Rp
250 juta x (10/200).
LANJUTAN
 Jurnal untuk transaksi ini apabila menggunakan basik akrual adalah:
Dr. Aset tetap-kendaraan Rp 225.000.000,-
Dr. Aset tetap-motor 1 12.500.000,-
Dr. Aset tetap-motor 2 12.500.000,-
Cr. Kas Rp 250.000.000,-
 Untuk akuntansi kas, jurnal untuk transaksi ini adalah:
Dr. Belanja modal Rp 250.000.000,-
Cr. Kas Rp 250.000.000,-
Dr. Aset tetap-kendaraan Rp 225.000.000,-
Dr. Aset tetap-motor 1 12.500.000,-
Dr. Aset tetap-motor 2 12.500.000,-
Cr. Diinvestasikan dlm AT Rp 250.000.000,-
PENYUSUTAN ASET TETAP

 Berdasarkan PP 24 Tahun 2005, bahwa aset tetap


disajikan berdasarkan biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang
memungkinkan penilaian kembali, aset tetap disajikan
dengan penyesuaian pada akun aset tetap dan
diinvestasikan pada aset tetap.
 Metode yang digunakan adalah:
1. Metode garis lurus
2. Metode saldo menurun ganda
3. Metode unit produksi
CONTOH
 Pada tanggal 1 April 2007, dilakukan pembelian kendaran senilai
Rp500 juta. Kendaraan ini memiliki umur ekonomis (masa manfaat)
selama 4 tahun. Kebijakan akuntansi yang diambil adalah
menggunakan metode depresiasi garis lurus dan pada akhir periode
akuntansi kendaraan tersebut memiliki nilai sisa Rp 20 juta.
 Langkah-langkah dalam menentukan beban depresiasi adalah:
1. Tentukan dasar biaya yang akan didepresiasikan, yaitu harga
perolehan dikurangi nilai sisa. Dalam kasus ini adalah Rp 480 juta
(Rp 500 juta dikurangi Rp 20 juta).
2. Tentukan beban depresiasi berdasarkan metode yang digunakan.
Untuk metode garis lurus, tingkat depresiasinya adalah 25%/tahun.
LANJUTAN

Thn Biaya Depr. Akun Nilai Buku Tingkat Depr Per Nilai buku
Awal Tahun tahun pada akhir
tahun
1 500.000.000,- 0 500.000.000,- 25% 120.000.000,- 380.000.000,-

2 500.000.000,- 120.000.000,- 380.000.000,- 25% 120.000.000,- 260.000.000,-

3 500.000.000,- 240.000.000,- 260.000.000,- 25% 120.000.000,- 140.000.000,-

4 500.000.000,- 360.000.000,- 140.000.000,- 25% 120.000.000,- 20.000.000,-


LANJUTAN

 Untuk akuntansi berbasis akrual, jurnal transaksi ini


adalah:
Dr. Beban depresiasi 120.000.000,-
Cr. Akumulasi depr 120.000.000,-
(jurnal depresiasi untuk tahun pertama)
 Untuk akuntansi kas, jurnal untuk transaksi ini adalah:
Dr. Diinvestasikan dlm AS 120.000.000,-
Cr. Aset tetap 120.000.000,-
(jurnal depresiasi untuk tahun pertama)
LANJUTAN
 Apabila kebijakan akuntansi adalah menggunakan metode saldo
menurun ganda. Maka perhitungan beban depresiasi adalah:

Thn Biaya Depr. Akun Nilai Buku Tingkat Depr Per Nilai buku
Awal Tahun tahun pada akhir
tahun
1 500.000.000,- 0 500.000.000,- 50% 250.000.000,- 250.000.000,-

2 500.000.000,- 250.000.000,- 250.000.000,- 50% 125.000.000,- 260.000.000,-

3 500.000.000,- 375.000.000,- 125.000.000,- 50% 62.500.000,- 62.500.000,-

4 500.000.000,- 437.000.000,- 62.500.000,- - 42.500.000,- 20.000.000,-


LANJUTAN

 Untuk akuntansi berbasis akrual, jurnal transaksi ini


adalah:
Dr. Beban depresiasi 250.000.000,-
Cr. Akumulasi depr 250.000.000,-
(jurnal depresiasi untuk tahun pertama)
 Untuk akuntasi basis kas, jurnal transaksi ini adalah:
Dr. Diinvestasikan dlm AS 250.000.000,-
Cr. Aset tetap 250.000.000,-
(jurnal depresiasi untuk tahun pertama)
LANJUTAN
 Pada tanngal 1 April 2007, dilakukan pembelian ekskavator senilai
Rp 2 milyar. Kebijakan akuntansi yang diambil adalah menggunakan
metode unit produksi sebagai metode depresiasi, dengan nilai sisa
akhir tahun kelima sebesar Rp 250 juta. Alat ini diperkirakan dapat
bekerja selama 20 ribu jam.
 Langkah-langkah dalam menentukan beban depresiasi adalah:
1. Tentukan dasar biaya yang akan didepresiasikan, yaitu harga
perolehan dikurangi nilai sisa. Dalam kasus ini adalah Rp 1,75
milyar (Rp 2 milyar dikurangi Rp 250 juta).
2. Tentukan beban depresiasi berdasarkan metode yang digunakan.
Untuk metode unit produksi, tingkatnya adalah 87.500/jam. Jumlah
jam kerja pada tahun pertama adalah 1.000 jam, tahun kedua
1.500 jam, tahun ketiga 3.000 jam dan pada akhir tahun keempat
sebesar 4.000 jam.
LANJUTAN
Thn Biaya Depr. Akun Nilai Buku Tingkat Depr Per Nilai buku
Awal Tahun tahun pada akhir
tahun
1 2.000.000.000 0 2.000.000.000 87.500/Jam 87.500.000 1.912.500.000

2 2.000.000.000 87.500.000 1.912.500.000 87.500/Jam 131.500.000 1.781.250.000

3 2.000.000.000 218.750.000 1.781.250.000 87.500/Jam 262.500.000 1.518.750.000

4 2.000.000.000 481.000.000 1.518.750.000 87.500/Jam 437.500.000 1.081.250.000


LANJUTAN

 Untuk akuntansi berbasis akrual, jurnal transaksi ini


adalah:
Dr. Beban depresiasi 87.500.000,-
Cr. Akm depresiasi 87.500.000,-
(jurnal depresiasi untuk tahun pertama)
 Untuk akuntansi basis kas, jurnal transaksi ini adalah:
Dr. Diinvestasikan dlm AT 87.500.000,-
Cr. Aset tetap 87.500.000,-
(jurnal depresiasi untuk tahun pertama)

Anda mungkin juga menyukai