PPH PASAL 22
Pengertian
Kegiatan impor
6
PEMUNGUT PPH PASAL 22
TARIF PPH PASAL 22 (PMK NOMOR : 154/PMK.03/2010):
KMK 254/KMK.03/2001 stdtd KMK 236/KMK.03/2003
Tentang Penunjukan Pemungut PPh Pasal 22, Sifat, Besarnya Pungutan
serta Tatacara Penyetoran dan Pelaporan
Harga Pembelian
Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi
dasar penghitungan bea masuk yaitu Cost
Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan bea
masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan pabean di bidang impor.
PERLAKUAN AKUNTANSI PPH 22
Pemungut Pajak :
1. Bank devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), atas impor barang.
2. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pusat/daerah,
berkenaan dgn pembayaran atas pembelian barang
4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yg
diberi delegasi oleh KPA, berkenaan dgn pembayaran atas pembelian barang kpd
pihak ketiga yg dilakukan dgn mekanisme pembayaran langsung.
otomotif, farmasi, atas penjualan hasil produksinya kpd distributor didlm negeri
7.Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM) dan
didalam negeri
8. Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas,
atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas
1. Impor barang
a. pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp20.000.000.000,00 (dua puluh
milyar rupiah);
b. kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah);
c. rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500m2
(lima ratus meter persegi);
d. apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih
dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari
400m2 (empat ratus meter persegi);
e. kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa
sedan, jeep, spart utility vehicle (suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus dan
sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan
dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
Contoh Penghitungan
1. Menghitung PPh Pasal 22 atas impor, Importir Mempunyai API.
PT Jaya Elektro adalah Importir barang-barang elektronik yg mempunyai API. Pada
bulan Mei 2013 melakukan impor barang dari Korea dengan harga faktur US$ 150.000.
Biaya asuransi yg dibayar diluar negeri dan biaya angkut pengapalan barang dari korea
ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing-masing sebesar 2% dan 5% dari harga
faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%
dari CIF. Kurs yg ditetapkan menteri Keuangan saat itu adalah
US$1 = 10.900
a. Menentukan nilai impor
Harga faktur (cost) US$150.000
Biaya asuransi (insurance) 2% x US$150.000 US$ 3.000
Biaya angkut (freight)5% x US$150.000 US$ 7.500
US$ 160.500
Kurs US$1 = Rp 10.900
CIF (dalam rupiah) : US$160.500 x Rp 10.900 Rp 1.749.450.000
Ditambah:
-bea masuk: 20% x Rp 1.749.450.000Rp 349.890.000
-bea masuk tmbhn 10% x Rp 1.749.450.000 Rp 174.945.000
Nilai Impor Rp 2.274.285.000
Menghitung PPh Pasal 22-Impor
PPh Pasal 22
= 2.5% x Rp 2.274.285.000 = Rp 56.857.125