Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP

Disusun oleh :

RENAL WIJAYA (C1C019043)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul
“Perlakuan Akuntansi Aset Tetap”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 di Universitas
Jambi.

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan terima kasih yang


sebesar – besarnya kepada pihak – pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Jambi, 28 Oktober 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………….i


Daftar Isi ……………………………………………………………. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah . …………………………………………………2
C. Tujuan ……………………………………………………………….2
D. Manfaat………………………………………………………………2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengakuan Akuntansi Tetap……….………….……………………..3
B. Pengukuran Akuntansi Tetap………...………….…………………..3
C. Impairment Aset Tetap………………………………………………5
D. Penghentian Aset Tetap……..……..……………………….………..6
E. Contoh Soal Akuntansi Tetap…………………………….………….6
BAB III. PENUTUP
A. Kesumpulan ……………………………………………………..…..8
B. Saran………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………....9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aset tetap merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam
menunjang operasional perusahaan. Aset tetap memiliki nilai yang material
jumlahnya bagi perusahaan, maka perlu dilakukan pencatatan atas Aset tetap
tersebut secara benar mulai dari perolehan, penyusutan, dan penghentian
aktiva tetap. Penilaian aset tetap tidak terlepas dari masalah penyusutan.
Karena setiap aset tetap dari perusahaan kecuali tanah akan semakin
berkurang kemampuan memberikan jasanya, keausan dan keterbelakangan
teknologi karena pemakaian. Perhitungan penyusutan terhadap aset tetap
dapat berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan.
Beban penyusutan aset tetap merupakan pengakuan atas penggunaan
manfaat dari suatu aset tetap yang akan dicatat pada laporan laba rugi dan
akumulasi penyusutannya akan muncul pada laporan posisi keuangan.
Kesalahan dalam perlakuan terhadap aset tetap dapat mempengaruhi
penyajian atas laporan keuangan. Kesalahan dalam menghitung penyusutan
aset tetap dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kesalahan dalam
menentukan harga perolehan, kesalahan dalam menaksir umur ekonomis, atau
penyusutan sebagian periode yang dihitung dalam satu tahun penuh.
Aset tetap yang dinilai atau dicatat terlalu besar akan berpengaruh
terhadap nilai penyusutannya, yang mana nilai penyusutan akan terlalu besar,
sehingga laba menjadi terlalu kecil. Begitu pula sebaliknya jika aset tetap
dinilai atau dicatat terlalu kecil, maka penyusutan yang dilakukan akan terlalu
kecil pula, sehingga laba akan menjadi terlalu besar. Untuk menyikapi hal ini,
maka diperlukan internal kontrol yang baik untuk mengetahui aset mana yang
mengalami penurunan nilainya dan tidak sesuai dengan harga pasar lagi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengakuan dan pengukuran dalam aset tetap ?
2. Bagaimana menghitung kerugian impairment ?
3. Apa fungsi penghentian pada akuntansi aset tetap ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran dalam aset tetap
2. Untuk mengetahui cara menghitung kerugian impairment
3. Untuk mengetahui fungsi penghentian pada akuntansi aset tetap

D. Manfaat
Untuk memahami dan mengetahui mengenai pengakuan, pengukuran,
impairment dan penghentian pada akuntansi aset tetap.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengakuan Akuntansi Tetap
Sesuai dengan klasifikasi Aset Tetap, suatu aset dapat diakui sebagai
aset tetap apabila berwujud dan memenuhi kriteria :
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
d. Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Pemerintah mengakui suatu aset tetap apabila aset tetap tersebut telah
diterima atau diserahkan hak kepemilikannya, dan atau pada saat
penguasaannya berpindah. Oleh karena itu, apabila belum ada bukti bahwa
suatu aset dimiliki atau dikuasai oleh suatu entitas maka aset tetap tersebut
belum dapat dicantumkan di neraca. Prinsip pengakuan aset tetap pada
saat aset tetap ini dimiliki atau dikuasai berlaku untuk seluruh jenis aset
tetap, baik yang diperoleh secara individual atau gabungan, maupun yang
diperoleh melalui pembelian, pembangunan swakelola, pertukaran,
rampasan, atau dari hibah.
Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada
umumnya didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan
mengurangi Kas Umum Negara/Daerah. Dokumen sumber untuk
merekam pembayaran ini adalah Surat Perintah Membayar dan Surat
Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D LS).

B. Pengukuran Akuntansi Tetap


Aset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah harus dinilai
atau diukur untuk dapat dilaporkan dalam neraca. Menurut SAP, aset tetap
yang diperoleh atau dibangun secara swakelola dinilai dengan biaya
perolehan. Secara umum, yang dimaksud dengan biaya perolehan adalah
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap sampai

3
dengan aset tetap tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan. Hal ini dapat diimplementasikan pada aset tetap yang dibeli
atau dibangun secara swakelola.
Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan
nilai wajar. Nilai wajar adalah nilai tukar aset tetap dengan kondisi yang
sejenis di pasaran pada saat penilaian. Aset tetap yang berasal dari hibah,
yang tidak diketahui harga perolehannya, pemerintah dapat menggunakan
nilai wajar pada saat perolehan.
Komponen biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan suatu
aset tetap terdiri dari:
a. Harga beli,
b. Bea impor,
c. Biaya persiapan tempat,
d. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan
bongkar muat (handling cost),
e. Biaya pemasangan (instalation cost),
f. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur, serta
g. Biaya konstruksi (biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan
biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya
yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut).
Yang tidak termasuk komponen biaya aset tetap adalah:
a. Biaya administrasi dan biaya umum lainnya sepanjang biaya tersebut
tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset
atau membawa aset ke kondisi kerjanya.
b. Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa kecuali biaya
tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.
Untuk pemerintah yang baru pertama kali akan menyusun neraca, perlu
ada pendekatan yang sedikit berbeda untuk mencantumkan nilai aset
tetapnya di neraca. Pendekatan tersebut adalah menggunakan nilai wajar

4
aset tetap pada saat neraca tersebut disusun. Penilaian dengan
menggunakan nilai wajar ini dapat dibatasi untuk nilai perolehan aset tetap
yang secara material berbeda dengan nilai wajarnya atau yang diperoleh
lebih dari satu tahun sebelum tanggal penyusunan neraca awal.
Aset tetap yang diperoleh setelah neraca awal disajikan dinilai dengan
harga perolehannya. Dengan demikian transaksi perolehan aset setelah
disusunnya neraca yang pertama kali dicatat berdasarkan harga
perolehannya.

C. Impairment Aset Tetap


Impairment aset adalah penurunan permanen dalam nilai aset.
Impairment asset terjadi karena aset memiliki nilai buku yang tidak
berubah, sementara nilai sebenarnya dapat meningkat atau menurun
seiring waktu. Ketika nilai pasar suatu aset secara permanen turun di
bawah nilai bukunya, terjadi impairment asset – Perusahaan harus
mengurangi nilai aset di neraca mereka untuk mencerminkan situasi baru.
Aset yang paling sering mengalami impairment asset adalah aset tetap dan
aset tidak berwujud. Adapun aset tetap seperti properti, pabrik, dan
peralatan, sering mengalami impairment. Aset tidak berwujud, seperti
kekayaan intelektual (seperti paten atau merek dagang), juga mengalami
impairment.
Dalam hal ini, kerugian impairment adalah beban. Namun, biaya
impairment tidak berarti bahwa perusahaan kehilangan uang dalam
periode tersebut – Ini hanya mencerminkan bahwa nilai perusahaan telah
menurun karena salah satu asetnya tidak lagi bernilai seperti dulu.
Aset tidak berwujud seperti hak cipta atau paten juga dapat mengalami
impairment. Jika kekayaan intelektual pindah ke domain publik atau
kehilangan statusnya yang dilindungi sebagai akibat dari tuntutan hukum,
maka properti tersebut menjadi terganggu. Perusahaan akan mengakui
beban untuk ini dalam laporan laba rugi, meskipun itu tidak terkait dengan

5
biaya langsung. Penting untuk dicatat bahwa, di bawah aturan Prinsip-
prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum AS (the US Generally
Accepted Accounting Principles – GAAP). Setelah aset mengalami
impairment, nilainya nanti tidak dapat dinaikkan. Itu berarti perusahaan
harus yakin bahwa impairment suatu aset bersifat permanen sebelum
mereka menurunkan nilai aset.

D. Penghentian Aset Tetap


Penghentian aktiva tetap bisa dilakukan karena alasan tertentu. Pada
waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua rekening yang
berhubungan dengan aktiva tetap tersebut dihapuskan. Apabila aktiva
tetap tersebut dijual maka selisih antara harga jual dan nilai buku atau nilai
residu dicatat sebagai laba rugi. Cara pemberhentian pemakaian aktiva
tetap bisa dengan dijual, ditukarkan, ataupun karena rusak.

E. Contoh Soal
1. Untuk memperoleh mesin baru,
Harga Faktur Rp 49.000.000,00
Biaya Pengiriman Rp 1.000.000,00
Biaya Pemasangan Rp 1.500.000,00
Biaya lain – lain Rp 500.000,00
Potongan tunai ( Rp 2.000.000,00 )
Jumlah Rp 50.000.000,00

Alternatif untuk memperoleh mesin tersebut sebagai berikut :


1. Dibeli dan dibayar tunai
2. Dibeli dengan kredit angsuran
- Uang muka Rp 7.000.000,00
- Biaya di luar faktur dibayar tunai
- Jumlah angsuran 20 kali tiap – tiap bulan

6
- Tingkat bunga 12% per tahun
3. Mesin diperoleh dengan mengeluarkan saham biasa, dengan
ketentuan :
- Biaya-biaya di luar harga faktur dibayar tunai, yaitu sebesar Rp
3.000.000,00
- Untuk harga faktur, dikeluarkan saham 2.250 lb, nominal Rp
20.000 per lembar
4. Mesin diperoleh sebagai hadiah, hanya saja biaya-biaya di luar
harga faktur dibayar tunai, yaitu sebesar Rp 3.000.000,00

2. Pada tanggal 1 Desember 2012, PT Jaya Kusuma membeli sebuah


mobil angkut bekas dengan harga perolehan Rp 85.000.000. Mobil
tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun, dengan
nilai residu Rp 10.000.000 . Berdasarkan data dalam ilustrasi ini
hitunglah besarnya penyusutan dengan metode garis lurus.
Pembahasan :
Dalam soal diketahui harga perolehan mobil Rp 85.000.000, Umur
ekonomis 5 tahun, dan nilai residu Rp 10.000.000.
Berdasarkan data tersebut dapat dicari besarnya penyusutan dengan
metode garis lurus tiap tahun dengan perhitungan sebagai berikut:
Penyusutan tiap tahun = ( Harga perlehan – Nilai residu ) :
Umur ekonomis
= ( 85.000.000 – 10.000.000 ) : 5
= Rp 15.000.000

7
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Aset tetap merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam
menunjang operasional perusahaan. Aset tetap memiliki nilai yang
material jumlahnya bagi perusahaan, maka perlu dilakukan pencatatan atas
Aset tetap tersebut secara benar mulai dari perolehan, penyusutan, dan
penghentian aktiva tetap. Penilaian aset tetap tidak terlepas dari masalah
penyusutan. Karena setiap aset tetap dari perusahaan kecuali tanah akan
semakin berkurang kemampuan memberikan jasanya, keausan dan
keterbelakangan teknologi karena pemakaian. Perhitungan penyusutan
terhadap aset tetap dapat berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan.

B. Saran
Aset tetap yang dinilai atau dicatat terlalu besar akan berpengaruh
terhadap nilai penyusutannya, yang mana nilai penyusutan akan terlalu
besar, sehingga laba menjadi terlalu kecil. Begitu pula sebaliknya jika aset
tetap dinilai atau dicatat terlalu kecil, maka penyusutan yang dilakukan
akan terlalu kecil pula, sehingga laba akan menjadi terlalu besar. Untuk
menyikapi hal ini, maka diperlukan internal kontrol yang baik untuk
mengetahui aset mana yang mengalami penurunan nilainya dan tidak
sesuai dengan harga pasar lagi.

8
Daftar Pustaka

Wardani, P. L dan S. Diamdjojo. 2012. "Perlakuan akuntansi pengukuran aset


tetap berdasarkan sak etap (standar akuntansi keuangan entitas tanpa
akuntabilitas publik) tahun 2012 pada primer koperasi Kartika S-02

http://eprints.polsri.ac.id/3466/2/.pdf

https://pakguru.co.id/pengertian-aset-tetap/

https://manajemenkeuangan.net/inilah-cara-penghentian-aktiva-tetap-dan-
pencatatan-akuntansinya/

https://www.coursehero.com/file/53834059/WORD-ASET-TETAPdocx/

Anda mungkin juga menyukai