Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN

“Akuntansi Penyusutan”
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah: Akuntansi Pemerintahan
Dosen Pengampu: Nur Fadhilah Ahmad Hasibuan SE,.M.Ak

Disusun Oleh Kelompok 5:

Alyaa Zafira Darmawan (0502192137)


Miatri Hasanah (0502192126)
Wilda Sahara (0502193215)

JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA TA:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT., karena berkat rahmat dan
karunia- Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun
sedemikian rupa agar dapat melengkapi tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen Akuntansi
Pemerintahan. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Baginda Besar
Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju ke zaman
yang modern ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa masih ada kekurangan baik
dalam kata maupun cara penulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami
terima dengan terbuka karena merupakan anugerah untuk memperbaiki dan
mengembangkan makalah ini di masa mendatang. Tak lupa penulis mengajak para kawan-
kawan untuk terus belajar, baik itu di dalam kampus maupun di luar kampus.

Medan, 20 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya perusahaan dalam kegiatan usahanya melakukan pemotongan pajak
(tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk pembelian
barang, membayar tenaga kerja, maupun jasa lainnya yang digunakan dalam kegiatan
operasional. Pengakuan biayanya sederhana tergantung apakah perusahaan menggunakan
dasar kas atau dasar akrual dalam pembukuannya. Namun ada jasa yang digunakan dalam
kegiatan operasional yang harus dibeli terlebih dahulu seperti gedung, mesin, dan tanah.
Pengeluaran kas untuk hal tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode. Untuk
kepentingan pajak, perlakuan terhadap pengeluaran semacam ini dapat menimbulkan
masalah dalam penentuan pajak penghasilan.
Pada umumnya perusahaan dalam kegiatan usahanya melakukan pemotongan pajak
(tax deductions) yang disebabkan karena adanya pengeluaran kas, baik untuk pembelian
barang, membayar tenaga kerja, maupun jasa lainnya yang digunakan dalam kegiatan
operasional. Pengakuan biayanya sederhana tergantung apakah perusahaan menggunakan
dasar kas atau dasar akrual dalam pembukuannya. Namun ada jasa yang digunakan dalam
kegiatan operasional yang harus dibeli terlebih dahulu seperti gedung, mesin, dan tanah.
Pengeluaran kas untuk hal tersebut memberikan manfaat lebih dari satu periode. Untuk
kepentingan pajak, perlakuan terhadap pengeluaran semacam ini dapat menimbulkan
masalah dalam penentuan pajak penghasilan.

Tujuan Masalah
A. Apa Pengertian penyusutan dan manfaatnya?
B. Apa Objek penyusutan ?
C. Apa saja Metode penyusutan?
D. Bagaimana Masa manfaatnya?
E. Bagaimana pengungkapan penyusutan di dalam catatan dan laporan keuangan?
F. Apa saja Hal-hal khusus yang terkait dengan penyusutan?

Rumusan Masalah
A. Untuk menegtahui penyusutan dan manfaatnya.
B. Untuk mengetahui objek penyusutan.
C. Untuk mengetahui motede penyusutan.
D. Untyk menegtahui masa manfaat.
E. Untuk mengetahui pengungkapan penyusutan didalam catatan dan laporan keuangan.
F. Untuk mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyusutan dan Manfaat


Penyusutan di definisikan dalam pernyataan standar Akutansi pemerintahan (PSAP
07) sebagai penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat
dari suatu atau pencatatan penyusutan ini merupakan salah satu penanda pemberlakuan
basis akrual dalam SAP. PSAP 07 mengatur penyusutan pada bagian pengukuran aset
dan penyajiannya pada periode-periode setelah pengakuan awal nilai aset tetap:
a) Masih tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi
akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian
kembali, maka tetap akan disajikan dengan penyesuaian pada masing masing akun
aset tetap dan akun ekuitas.
b) Nilai penyusutan untuk masing masing periode di akui sebagai pengurangan nilai
tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
c) Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan dengan berbagai Methode yang sistematis
sesuai dengan masa manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat
menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa yang akan mengalir ke
pemerintah.
d) Masa manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara Periodik dan
jika terdapat perbedaan besar dari Estimasi sebelumnya, penyusutan periode
sekarang dan yang akan datang melakukan penyesuaian.
e) Metode penyusutan yang dapat dipergunakan antara lain: (a). metode garis lurus
atau straight line mothed; (b). metode saldo menurun ganda atau double declining
balance method; (c). metode unit produksi atau unit of production method.
f) Selain tanah dan kontraksi dalam pengerjaan, tersebut.

Penyusutan aset tetap ini memiliki tujuan antara lain: a. Menyajikan nilai aset tetap
secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset dalam laporan keuangan
pemerintahan pusat; b. Mengetahui potensi BMN dengan memperkirakan sisa masa
manfaat suatu BMN yang masih dapat diharapkan dapat diperoleh dalam beberapa
tahun ke depan; c. Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis dan logis
dalam menganggarkan belanja pemeliharaan atau bukti untuk mengganti atau
menambah aset tetap yang sudah dimiliki.
B. Obyek penyusutan
Baik di sektor swasta maupun sektor pemerintahan, tidak semua aset tetap harus
disusutkan. Aset tetap yang disusutkan adalah aset tetap yang memiliki masa manfaat
terbatas. Tanah yang umumnya diyakini memiliki masa manfaat tidak terbatas tidak
disusutkan.
Untuk aset tetap yang termasuk barang milik negara, sesuai dengan PMK no
1/PMK.06/2013, aset tetap yang disusutkan adalah:
a) Gedung dan bangunan.
b) Peralatan dan mesin
c) Jalan, irigasi dan jaringan,
d) Aset tetap lainnya berupa aset tetap berinovasi dan alat musik modern. Masih tetap
renovasi adalah renovasi atas aset tetap bukan milik suatu satuan kerja atau satuan
kerja pemerintahan daerah yang memenuhi persyaratan kapitalisasi.
Aset dan di reklasifikasikan sebagai aset lainnya dalam neraca berupa aset kemitraan
dan pihak ketiga dan aset idle disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap. Aset tetap
yang tidak disusutkan:
a) Aset yang tetap dinyatakan hilang udah bedasarkan dokumen sumber yang sah dan
telah disusutkan kepada pengelola barang untuk dilakukan penghapusan
b) Aset dalam kondisi rusak berat dan Usang yang telah diusulkan kepada pengelola
barang untuk dilakukan penghapusan nya.
Dalam hal aset tetap yang sebelumnya dinyatakan hilang dan telah diisukan
penghapusannya kepada pengelola barang, di kemudian hari temukan, maka terhadap aset
tersebut di reklasifikasikan dari daftar barang hilang akun aset tetap yang disusutkan
sebagaimana layak nya sih tetap. Untuk aset tetap yang memiliki bukti kepemilikan, masih
tetap tersebut perlu dilakukan penilaian setelah atau tetap tersebut ditemukan. apabila aset
tetap tersebut tidak memiliki bukti kepemilikan, maka nilai akumulasi penyusutan atas aset
tetap tersebut disajikan sebesar nilai akumulasi penyusutan atas aset tetap tersebut
disajikan sebesar nilai akumulasi penyusutan saat sebelum dilakukan Reklasifikasi ke
daftar barang hilang Dan akumulasi penyusutan selama periode di mana aset tetap,
bersangkutan dicatat pada daftar barang hilang.

C. Metode Penyusutan
Banyak metode penyusutan yang dapat digunakan. Sebenarnya entitas pelaporan diberi
beberapa pilihan metode untuk penyusutan aset tetap. Pernyataan standar Akutansi
pemerintahan nomor tujuh baik yang berbasis akrual atau Lampiran I PP 71/2010 maupun
PSAP nomor tujuh berbasis khas menuju akrual telah mengamanatkan kepada entitas
pelaporan untuk menggunakan:

a. Metode Garis Lurus


Nilai yang dapat disusutkan
Penyusutan per periode =
Masa manfaat
b. Metode Saldo Menurun Berganda
Penyusutan per periode = ( Nilai yang dapat disusutkan – Akumulasi penyusutan periode
sebelum) x Tarif penyusutan*
*di hitung dengan rumus
1
x 100% x 2
masa manfaat
c. Metode unit produksi
Penyusutan per periode = Produksi Periode berjalan x Tarif Penyusutan **
Nilai dapat disusutkan
** tarif penyusutandihitung dengan:
Perkiraantotal output
Untuk pemerintahan pusat, sesuai dengan PMK 01/PMK.06/2013 pasal 18 ayat 1,
metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.

D. Masa Manfaat
Penentuan masa manfaat aset tetap dilakukan dengan memperhatikan factor-faktor
perkiraan daya pakai dan tingkat keausangan fisik dan atau keausanangan dari aset tetap
yang bersangkutan. Menemukan masa manfaatnya juga memperhatikan peraturan yang
terkait dengan penggunaan suatu aset misalkan penggunaan kendaraan bermotor di suatu
negara dibatasi hanya lima tahun, tentunya kendaraan bermotor yang dikuasai oleh
kantor perwakilan republik Indonesia di negara tersebut tidak akan ditentukan masa
manfaatnya lebih dari lima tahun. Penentuan masa manfaat aset tetap dilakukan untuk
setiap aset tetap dan ber pedoman pada tabel masa manfaat yang ditetapkan oleh direktur
jenderal kekayaan negara atas nama menteri keuangan.
Perbaikan atau tetap dapat menambah masa manfaat, kualitas atau kapasitas aset tetap
yang bersangkutan. Perbaikan tersebut meliputi:
a) Renovasi, merupakan kegiatan penambahan, perbaikan dan penggantian bagian
aset tetap dengan maksud meningkatkan masa manfaat, kualitas atau kapasitas.
b) Restorasi, kegiatan perbaikan aset tetap yang rusak dengan tetap
mempertahankan arsitekturnya.
c) Overhaul, kegiatan penampilan, perbaikan, penggantian bagian peralatan mesin
dengan maksud meningkatkan masa manfaat kualitas dan kapasitas.
Perubahan masa manfaat karena perbaikan Ber pedoman pada tabel masa manfaat
aset tetap akibat perbaikan ditetapkan oleh direktur jenderal kekayaan negara atas nama
menteri keuangan.

E. Pengungkapan penyusutan di dalam catatan atas laporan keuangan.


Paragraf 79 PSAP 07 menyatakan bahwa informasi penyusutan yang harus
diungkapkan dalam laporan keuangan adalah: nilai penyusutan, metode penyusutan yang
digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan dan nilai tercatat butuh
dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode. Keempat hal tersebut harus
disajikan dalam neraca dan catatan atas laporan keuangan. Secara lebih rinci, hal-hal
yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah:
a) Kebijakan Akutansi: kebijakan Akutansi yang diuraikan dalam catatan atas
laporan keuangan adalah yang menyangkut penetapan metode penyusutan dan
perubahannya, jika ada. Sebagai contoh, tentang penetapan pada penyusutan,
catatan atas laporan keuangan dapat menguraikan hal hal sebagai berikut: mesin
fotokopi disusutkan dengan menggunakan metode untuk Urusi jalan raya
disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun Berganda.
Selain itu, penyusutan atas seluruh aset tetap dilakukan dengan metode garis
lurus.
b) Daftar aset dan penyusutannya: dalam rangka pengungkapan secara penuh, Dan
catatan atas laporan keuangan juga dapat dimuat rinci. Dari daftar aset dan
penyusutan guna menggunakan nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan dan
nilai buku per masing masing individu aset dan kelompok nya. Apabila disajikan
catatan untuk masing masing aset tetap maka besarnya penyusutan dan akumulasi
penyusutan merujuk ke akun akumulasi penyusutan.

Anda mungkin juga menyukai