Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

(Analisis Keuangan Perbankan)

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu: Putri Kemala Dewi Lubis, SE., M. Si., CA.

DISUSUN OLEH: Kelompok 12

ALFIN HASAN ANSARI RITONGA (0502192046)


HIZRAHTUL DARSANI (0502192074)
MULKY ALRASI HUTAGALUNG (0502191004)
NURUL AINI SIREGAR (0502192095)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH V D


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVESITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT., karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun sedemikian rupa agar
dapat melengkapi tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen Analisi Laporan Keuangan. Shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Baginda Besar Muhammad SAW karena beliau telah
membawa kita dari zaman jahiliah menuju ke zaman yang modern ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa masih ada kekurangan baik dalam
kata maupun cara penulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami terima
dengan terbuka karena merupakan anugerah untuk memperbaiki dan mengembangkan makalah
ini di masa mendatang. Tak lupa penulis mengajak para kawan-kawan untuk terus belajar, baik
itu di dalam kampus maupun di luar kampus.

Medan, 27 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... .......................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................... ......................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... ......................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ ......................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... ......................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................... ......................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... ......................... 3


A. Pengertian Rasio Keuangan Perbankan ................................................................ 3
B. Tujuan rasio keuangan bank ................................................................................. 3
C. Manfaat rasio keuangan bank ............................................................................... 3
D. Jenis-jenis rasio keuangan bank ............................................................................ 4
E. Interpretasi Rasio Keuangan Perbankan ............................................................... 6
F. Studi kasus ...............................................................................................7

BAB III PENUTUP ............................................................................... ....................... 16


A. Kesimpulan ................................................................................. ....................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ....................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau


pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya
pihak pihak luar perusahaan yaitu; pemilik perusahaan (pemegang saham),
pemerintah (instansi pajak), kreditor (bank atau lembaga keuangan) dan pihak lainnya
yang berkepentingan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan


posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998


Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Makalah ini disusun untuk menganalisis laporan keuangan di lembaga


keuangan terutama Bank, karena setiap perusahaan atau lembaga dapat mengevaluasi
semua kegiatan keuangan yang dilakukan dengan melihat dan menganalisis semua
kegiatan keuangan yang telah di lakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan rasio keuangan perbankan?


2. Bagaimana interpretasi rasio keuangan perbankan?

1
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui rasio keuangan perbankan.


2. Untuk mengetahui interpretasi rasio keuangan perbankan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasio Keuangan Perbankan


Rasio bank merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kinerja usaha bank
dalam suatu periode akuntansi, akan tetapi disini rasio yang digunakan lebih bersifat
kompleks daripada rasio-rasio yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan
nonbank pada umumnya. Risiko yang dihadapai bank jauh lebih besar ketimbang
perusahaan nonbank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk memperhatikan
rasio ini. Menurut James C Van Horne dalam Kasmir (2017:104), “Rasio keuangan
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”.
Menurut Kasmir (2016:104), “Kegiatan yang membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara komponen yang ada diantara laporan
keuangan, kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angkaangka dalam
satu periode maupun beberapa periode”. Dapat disimpulkan bahwa, rasio keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
baik angkaangka dalam satu periode maupun beberapa periode yang digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.(Barrimi et al. 2013)

B. Tujuan Rasio Keuangan Bank


Dalam buku Laporan Keuangan menurut Jumingan (2006:243) dikatakan bahwa rasio
keuangan bank memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung
kegiatan bank secara efisien.
2. Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka
pendek.
3. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi
bank.
4. Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko dari aktivitas
operasi.
5. Untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua assets secara
efisien.

C. Manfaat Rasio Keuangan Bank


1. Perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank.
2. Diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional, dan masalah lainnya.

3
3. Mengurangi ketidakpastian yang sulit dihindari dan sering ditemui dalam proses
pengambilan keputusan.
4. Pertimbangan awal dalam pemilihan investasi.
5. Mengukur tingkat keberhasilan manajemen bank.

D. Jenis –Jenis Rasio Keuangan Perbankan


Jenis –jenis rasio keuangan perbankan yaitu
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk membayar hutanghutang
jangka pendek maksimal satu tahun dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki.
Menurut Kasmir (2017:281), “Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat
ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya
pada saatditagih serta dapt mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.
Semakin besar rasio ini semakin likuid”.
Menurut Sho’imah, dkk (2015), “Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.
Adapun yang termasuk rasio likuiditas adalah:
a. Quick Ratio (QR)
Quick Ratio dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro,
tabungan, dan deposan) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh
suatu bank. Quick Ratio dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2010: 286):
Cash assets
𝑄𝑅 = × 100%
Total Deposit
b. Investing Policy Ratio
Investing policy ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi
surat-surat berharga yang dimilikinya. Rumus untuk mencari Investing Policy
Ratio adalah sebagai berikut.

Securites
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑜𝑙𝑖𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Deposit

c. Banking Ratio
Banking ratio digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang
dimiliki. Rumus untuk mencari Banking Ratio adalah sebagai berikut.
Total Loans
𝐵𝑎𝑛𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Deposit

4
d. Assets to Loan Ratio Assets to Loan Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur jumlah kredit jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah
harga yang dimiliki bank. Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio
adalah sebagai berikut:

Total Loans
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑜 𝐿𝑜𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Assets

e. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta
likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio adalah
sebagai berikut.:
Cash Assets
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Short Term Borrowing

2. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan kemampuan perbankan dalam menghasilkan
keuntungan atau laba. Menurut Munawir (2016:33), “Rentabilitas adalah
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu” Menurut Kasmir (2017:196), “Rasio profitabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan” Menurut Sho’imah,
dkk (2015), “Rasio Rentabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai perusahaan”.(Barrimi et al. 2013)
a. Return On Assets ( ROA)
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐴 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
b. Return On Equity (ROE)
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐸 = × 100%
Modal Sendiri

c. Rasio Biaya Operasional (OCR)


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑂𝐶𝑅 = × 100%
Pendapatan Operasional

d. Net Profit Margin Ratio ( NPM )


Laba Bersih
𝑁𝑃𝑀 = × 100%
Pendapatan Operasional
3. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perbankan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjang. Menurut Kasmir (2017:151), “Rasio solvabilitas atau leverage
merupakanrasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang”

5
Menurut Sho’imah, dkk (2015), “Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya”. Adapun yang
termasuk rasio solvabilitas adalah:
1. Primary Ratio Primary Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana
penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital
equity. Rumus untuk mencari Primary Ratio adalah sebagai berikut:
Equity Capital
𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Assets

2. Risk Assets Ratio Risk Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemungkinan penurunan risk assets. Rumus untuk mencari Risk
Assets Ratio adalah sebagai berikut.(Wulandari, Febriatmoko, dan Hardiyanti
2016)

Equity Capital
𝑅𝑖𝑠𝑘 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Assets − Cash Assets − Securities

E. Interpretasi Rasio Keuangan Perbankan


Interpretasi Rasio Keuangan Perbankan merupakan upaya untuk menentukan
arti dan makna data laporan keuangan perbankan. Sehingga perencanaan dapat dibuat
berdasarkan prospek kemampuan laba di masa depan untuk membayar bunga, utang
jatuh tempo (saat ini dan jangka panjang) dan kemungkinan pembagian dividen.
Interpretasi Rasio Keuangan Perbankan mengacu pada pemahaman tentang apa yang
diindikasikan oleh laporan keuangan. Hal ini sangat penting untuk mengambil
tindakan yang diperlukan di masa mendatang untuk memastikan kesehatan keuangan
perusahaan tetap pada tingkat yang diinginkan. Interpretasi rasio keuangan dilakukan
melalui analisis rasio.
Analisis dan interpretasi nilai rasio keuangan yang telah diperoleh dapat
memberikan pandangan yang lebih baik dan mendalam tentang kinerja keuangan.
Analisis kinerja keuangan bank mempunyai tujuan antara lain (Abdullah, 2005: 120):
1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi
likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan
maupun tahun sebelumnya.
2. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aktiva yang
dimiliki dalam menghasilkan profit. Adanya informasi yang benar dan
pemahaman mengenai kinerja bank maka diharapkan kepercayaan masyarakat
terhadap perbankan semakin meningkat.

Perhitungan yang dilakukan untuk menganalisis kinerja keuangan bank dapat


dilakukan dengan menggunakan metode yang umum dilakukan, yaitu dengan
menggunakan analisis rasio keuangan. Membandingkan nilai rasio keuangan yang
diperoleh dari tahun ke tahun merupakan langkah berikutnya. Langkah ini perlu
6
dilakukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut apakah baik atau
kurang baik. Perkembangan kinerja keuangan perusahaan akan dapat dilihat dari
tahun ke tahun sehingga dengan melihat perkembangan tersebut perusahaan dapat
membuat rencana-rencana untuk masa yang akan datang dan perkembangan yang
tidak diinginkan haruslah segera diperbaiki dan diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan semula. Langkah selanjutnya setelah melakukan perbandingan adalah
melakukan interpretasi terhadap hasil yang diperoleh. Interpretasi merupakan
perpaduan antara hasil perbandingan dengan teori yang berlaku. Hasil interpretasi
mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan 8 yang dicapai oleh perusahaan
dalam pengelolaan keuangannya. Pemahaman atas masalah keuangan ang dihadapi
oleh perusahaan akan dapat memberikan solusi yang tepat.

F. Studi Kasus

Kinerja keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat periode


31 Desember 2012 sampai 31 Desember 2014 dapat diketahui melalui laporan
keuangan yang berupa laporan neraca dan laporan laba / rugi dari 31 Desember
2012 s.d 31 Desember 2014. Laporan keuangan tersebut selanjutnya dianalisa
dengan menggunakan analisis rasio keuangan yaitu meliputi : rasio likuiditas, rasio
aktifitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas.

Tabel 1.1
Rasio keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
Periode 31 Desember 2012 – 31 Desember 2014
Keterangan 31 Des 31 Des 31 Des
2012 2013 2014
Current Ratio 210,53% 221,52% 223,57%
Cash Ratio 48,37% 51,97% 52,55%
Debt Ratio 91,23% 90,59% 90,07%
Debt Equity Ratio 655,79% 735,8% 811,43%
Gross Profit Margin 24,92% 23,3% 16,75%
Net Profit Margin 16,54% 16,86% 14,13%
Return On 1,81% 1,93% 1,63%
Investement
Return On Equity 13,03% 15,64% 14,69%
Return On Asset 2,73% 2,66% 1,93%
Sumber : BPD Prov. Suimatera Barat, Data Olahan

7
Tabel 3.1
Penilaian Rasio Rata-Rata Industry Menurut BI

Rata - Rata Industry


Rasio Keuangan Kategori
Angka Persentase
1. Rasio Likuiditas
Current Ratio >2 200% Baik
cash ratio > o,3 30% Baik
2. rasio Solvabilitas
Debt Ratio > o,35 35% Baik
Debt Equity Ratio > 0,9 90% Baik
3. Rasio Profitabilitas
Gross Profit Margin > 0,3% 30% Baik
Net Profit Margin > 0,1 10% Baik
Return On Investment > 0,3 30% Baik
Return On Equity > 0,05 5% Baik
Return On Asset > 0,005 0,5% Baik
Sumber : BEI

1. Analisis Rasio Likuiditas


a. Current Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets) dengan
hutang lancar (current liabilities).

Tabel 3.2
Perhutungan Current Ratio

Tahun 2012 – 2014

Tahu Aktiva Hutang Current


n Lancar Lancar Ratio (1:2) x
(1) (2) 100%
2012 Rp Rp 6.836.763 210,53%
14.393.690
2013 Rp Rp 7.309.223 221,52 %
16.191.709
2014 Rp Rp 8.002.740 223,57%
17.892.025
Sumber data : Hasil olahan

8
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa current ratio PT BPD Sumatera
Barat tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2012 current
ratio adalah sebesar 210,53%, pada tahun 2013 current ratio adalah sebesar
221,52% mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 10,99%. Pada tahun
2014 diperoleh current ratio sebesar 223,57% juga mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya sebesar 2,05%. Jika dilihat dari rasio rata- rata industry
perusahaan tergolong sehat, karena current ratio perusahaan berada diatas rata-
rata rasio industry sebesar 200%.
b. Cash Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva-aktiva kas
dan atau setara kas.
Tabel 3.3
Perhitungan Cash Ratio
Tahun 2012-2014
Tahun Kas+Bank+Surat-Surat Hutang Cash
Berharga (1) Lancar Ratio
(2) (1:2) x
100
%
2012 Rp 3.306.627 Rp 48,37%
6.836.763
2013 Rp 3.798.340 Rp 51,97%
7.309.223
2014 Rp 4.205.072 Rp 52,55%
8.002.740
Sumber data : hasil olahan

Dari data diatas dapat diketahui bahwa cash ratio PT.BPD Sumatera Barat dari
tahun ketahun terus berfluktuasi. Cash ratio pada tahun 2012 adalah sebesar 48,37%
dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 3,6%, sehingga cash ratio pada
tahun 2013 adalah sebesar 51,97%. Cash ratio pada tahun 2014 adalah sebesar 52,55%
juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,58%. Jika dilihat dari
rasio rata-rata industry, perusahaan tergolong sehat, karena cash ratio perusahaan
berada diatas rasio rata-rata industry yaitu diatas 30%.

2. Analisis Rasio leverage atau solvabilitas


a. Debt Ratio (Rasio Hutang)
Rasio ini digunakan untuk mengukur dan mengetahui seberapa persen aset
perusahaan yang dibelanjai dengan hutang.

Tabel 3.4
Perhitungan Debt Ratio

Tahun 2012 – 2014

Tahun Total Total Debt Ratio


Aktiva Hutang (1:2) x 100%
(1) (2)
9
2012 RP 14.376.239 Rp 13.115.808 91,23
%
2013 Rp 16.244.113 Rp 14.715.914 90,59
%
2014 Rp 18.017.897 Rp 16.228.698 90,07
%
Sumber data : hasil olahan

Dari data diatas dapat diketahui bahwa rasio hutang pada tahun 2012
memiliki debt ratio sebesar 91,23%, dan pada tahun 2013 perusahaan memiliki debt
ratio sebesar 90,23% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,64%.
Pada tahun 2014 debt ratio perusahaan juga mengalami penurunan kembali dari
tahun sebelumnya sebesar 0,52%, dimana debt ratio pada tahun 2014 adalah
sebesar 90,07%. Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata industry kondisi
perusahaan tergolong sehat, karena debt ratio berada diatas rasio rata-rata industry
sebesar 35%
b. Total Debt To Equity Ratio (Rasio total hutang terhadap modal sendiri / ekuitas)
Merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri (ekuitas).

Tabel 3.5
Perhutungan Total Debt To Equity Ratio

Tahun 2012 – 2014

Tahu Total Modal Total Debt To Equity


n Hutang Sendiri Ratio
(1) (2) (1:2) x 100%
2012 Rp 13.115.808 Rp 2.000.000 655,79%

2013 Rp 14.715.914 Rp 2.000.000 735,8%

2014 Rp 16.228.698 Rp 2.000.000 811,43%

Sumber data :Hasil olahan

Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa total debt to equity ratio PT.
BPD Sumatera Barat terus meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 2012 total debt
to equity ratio adalah sebesar 655,79%, mengalami peningkatan pada tahun 2013
sebesar 80,01% dimana total debt to equity ratio pada tahun 2013 adalah sebesar
735,8%. Pada tahun 2014 total debt to equity ratio adalah sebesar 811,43% juga
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 75,63%. Jika dibandingkan
dengan rasio rata-rata industry kondisi perusahaan tergolong sehat, karena total debt
to equity ratio perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry sebesar 90%.

3. Analisis Rasio Profitabilitas


a. Gross Profit Margin (rasio margin laba kotor)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan bersih.
10
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba.
Tabel 3.6
Perhitungan Gross Profit Margin

Tahun 2012 – 2014

Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin


(1) (2) (1:2) x 100%
2012 Rp 392.588 Rp 1.575.333 24,92%
2013 Rp 432.321 Rp 1.855.250 23,3%
2014 Rp 348.247 Rp 2.078.547 16,75%
Sumber data : Hasil olahan

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa gross profit margin PT. BPD
Sumatera Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 24,92%, pada tahun 2013 gross
profit margin perusahaan adalah sebesar 23,3% mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya sebesar 1,62%. Gross Profit Margin pada tahun 2014 juga
mengalami penurunan sebesar 6,55%, dimana gross profit margin pada tahun
2014 adalah sebesar 16,75%. Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata industry
kondisi perusahaan tergolong kurang sehat, karena gross profit margin
perusahaan kurang dari 30%.

a. Net Profit Margin (margin laba bersih)

Margin ini merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa persen keuntungan bersih yang
diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu dari setiap rupiah penjualan.

Tabel 3.7
Perhitungan Net Profit Margin

Tahun 2012 - 2014

Tahun Laba Bersih Penjualan Net Profit Margin


( 1) (2) (1:2) x 100%
2012 Rp 260.628 Rp 1.575.333 16,54%
2013 Rp 312.725 Rp 1.855.250 16,86%
2014 Rp 293.793 Rp 2.078.547 14,13%
Sumber data : Hasil olahan

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa laba bersih yang diperoleh oleh
PT. BPD Sumatera Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 16,54%, dan mengalami
peningkatan ditahun 2013 sebesar 0,32, dimana laba bersih perusahaan pada tahun
11
2013 adalah sebesar 16,86%. Pada tahun 2014 laba bersih yang diperoleh
perusahaan mangalami penurunan sebesar 2,73%, dimana laba bersih perusahaan
pada tahun 2014 adalah sebesar 14,13%. Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata
industry kondisi perusahaan tergolong sehat, karena net profit margin perusahaan
diatas 10%.

a. Return On Investment

Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak.
Tabel 3.8
Perhitungan Return On Investment

Tahun 2012 - 2014

Tahun Laba Bersih Total Aktiva Return On Investment


(1) (2) (1:2) x 100%
2012 Rp 260.628 Rp 14.376.239 1,81%
2013 Rp 312.725 Rp 16.244.113 1,93%
2014 Rp 293.793 Rp 18.017.897 1,63%
Sumber data : Hasil olahan

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Return On Investment PT. BPD Sumatera
Barat pada tahun 2012 sebesar 1,81%, dan mengalami kenaikan pada tahun 2013 sebesar
0,12%, dimana return on investment perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar 1,93%.
Pada tahun 2014 return on investment perusahaan adalah sebesar 1,63%, mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,30%.

Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata industry kondisi perusahaan kurang sehat,
karena return on investment perusahaan berada dibawah 30%.
d. Return On Equity

Digunakan untuk mengukur banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal
sendiri.

Tabel 5.8
Perhitungan Return On Equity

Tahun 2012 – 2014

Tahun Laba Bersih Modal Sendiri Return On Equity


(1) (2) (1:2) x 100%
2012 Rp 260.628 Rp 2.000.000 13,03%

2013 Rp 312.725 Rp 2.000.000 15,64%

2014 Rp 293.793 Rp 2.000.000 14,69%

Sumber data : Hasil olahan


12
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa return on equity PT. BPD
Sumatera Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 13,03%, dan mengalami kenaikan
pada tahun 2013 sebesar 2,61%, dimana return on equity perusahaan pada tahun 2013
adalah sebesar 15,64%. Pada tahun 2014 return on equity perusahaan adalah sebesar
14,69% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,95%. Jika
dibandingkan dengan rasio rata-rata industry kondisi perusahaan tergolong sehat,
karena return on equity perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry sebesar 5%.
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih dari modal
yang dimilikinya.
e. Return On Assets

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba


perusahaan dengan menggunakan aktiva.
Tabel 3.10
Perhitungan Return On Assets

Tahun 2012 – 2014

Tahun Laba Sebelum Pajak Total Aktiva Return On Assets


(1) (2) (1:2) x 100%
2012 Rp 392.588 Rp 14.376.239 2,73%
2013 Rp 432.321 Rp 16.244.113 2,66%
2014 Rp 348.247 Rp 18.017.897 1,93%
Sumber data : Hasil olahan

Dari data diatas dapat diketahui bahwa return on assets PT. BPD Sumatera
Barat tiga tahun belakang mengalami penurunan. Pada tahun 2012 return on assets
perusahaan adalah sebesar 2,73%, pada tahun 2013 return on assets perusahaan
mengalami penurunan sebesar 0,07%, dimana return on assets perussahaan adala
sebesar 2,66%, pada tahun 2014 return on assets perusahaan adalah sebesar 1,93%
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,73%. Jika dibandingkan
dengan rasio rata-rata industry kondisi perusahaan tergolong sehat, karena return on
assets perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry sebesar 0,5%.
Berdasarkan penilaian kinerja PT. BPD Sumatera Barat secara keseluruhan
menggunakan rasio likuiditas, leverage (solfabilitas), aktivitas, profitabilitas
(rentabilitas). Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan selama tiga tahun
terakhir yaitu tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami ketidakstabilan. Kenaikan
maupun penurunan ini terjadi karena perusahaan tidak mampu mempertahankan
kestabilan kinerja perusahaan. Hasil akhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

13
a. Rasio Likuiditas
Tabel 3.11
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
Perbandingan Rasio Likuiditas

Tahun 2012 – 2014

Rasio 2012 2013 2014 Rata Industry

Current Ratio 210,53% 221,52% 223,57% 200%

Cash Ratio 48,37% 51,97% 52,55% 30%

Sumber: Rasio likuiditas PT. BPD Sumatera Barat periode 2012 – 2014

Current ratio PT. BPD Sumatera Barat pada tahun 2012 sampai tahun 2014 sangat
baik, karena current ratio perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry. Hal ini
membuktikan bahwa perusahaan telah efektif dalam mengelola aktiva lancarnya.
Cash ratio PT. PBD Sumatera Barat pada tahun 2012 sampai tahun 2014 juga dapat
dikatakan baik, karena cash ratio perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry,
dan perusahaan juga sudah bisa menunjukan trend yang baik.

b. Rasio Leverage (Solvabilitas)


Tabel 3.12
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
Perbandingan Rasio Leverage

Tahun 2012 – 2014

Ratio 2012 2013 2014 Rata Industry

Debt Ratio 91,23% 90,59% 90,07% 35%

Debt Equity Rasio 655,79% 735,8% 811,43% 90%

Sumber: Rasio leverage PT. BPD Sumatera Barat periode 2012 sampai 2014

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa, rasio hutang terhadap aktiva
yang dimiliki PT. BPD Sumatera Barat dari tahun 2012 sampai 2014 terlihat baik
karena dalam tiga tahun terakhir debt rasio perusahaan selalu mengalami penurunan.
Karena debt rasio yang dimiliki perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry.
Hal ini terjadi karena pembiayaan perusahaan untuk memperoleh aktiva yang ada
lebih banyak menggunakan pembiayaan dari ekuitas.
Rasio hutang terhadap modal yang dimiliki PT. BPD Sumatera Barat dari tahun 2012
sampai 2014 terlihat kurang baik karena tiga tahun terakhir debt equity rasio selalu
mengalami kenaikan. Meskipun demikian rasio hutang perusahaan tetap berada
14
diatas rasio rata-rata industry. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dalam
menggunakan pembiayaan yang berasal dari hutang setiap tahun semakin meningkat.

15
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Rasio bank merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kinerja usaha
bank dalam suatu periode akuntansi, akan tetapi disini rasio yang digunakan lebih
bersifat kompleks daripada rasio-rasio yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan nonbank pada umumnya. Risiko yang dihadapai bank jauh lebih besar
ketimbang perusahaan nonbank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk
memperhatikan rasio ini. Terdapat beberapa manfaat rasio keuangan perbankan
yaitu:

1. Perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank.


2. Diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional, dan masalah lainnya.
3. Mengurangi ketidakpastian yang sulit dihindari dan sering ditemui dalam
proses pengambilan keputusan.
4. Pertimbangan awal dalam pemilihan investasi.
5. Mengukur tingkat keberhasilan manajemen bank.

Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan yang


dicapai oleh perusahaan dalam pengelolaan keuangannya. Pemahaman atas masalah
keuangan ang dihadapi oleh perusahaan akan dapat memberikan solusi yang tepat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I. Z., & Marlius, D. (2017). Analisis Kinerja Keuangan PT. Pegadaian Cabang Ulak
Karang. https://doi.org/10.31227/osf.io/n2peu

Hadayani, M., & Marlius, D. (2017). Analisis Tingkat Kesehatan PT. BPR Batang Kapas.
https://doi.org/10.31227/osf.io/bq48z

Ramadaniar, B , Topowijono & Husaini, A. 2013. Analisis Rasio Keuangan Perbankan Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Bank. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1), 49-58.

Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara

iii

Anda mungkin juga menyukai