Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT., karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun sedemikian rupa agar
dapat melengkapi tugas yang diberikan oleh Ibu Dosen Analisi Laporan Keuangan. Shalawat
dan salam semoga terlimpahkan kepada Baginda Besar Muhammad SAW karena beliau telah
membawa kita dari zaman jahiliah menuju ke zaman yang modern ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa masih ada kekurangan baik dalam
kata maupun cara penulisan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami terima
dengan terbuka karena merupakan anugerah untuk memperbaiki dan mengembangkan makalah
ini di masa mendatang. Tak lupa penulis mengajak para kawan-kawan untuk terus belajar, baik
itu di dalam kampus maupun di luar kampus.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Mengurangi ketidakpastian yang sulit dihindari dan sering ditemui dalam proses
pengambilan keputusan.
4. Pertimbangan awal dalam pemilihan investasi.
5. Mengukur tingkat keberhasilan manajemen bank.
Securites
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑜𝑙𝑖𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Deposit
c. Banking Ratio
Banking ratio digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang
dimiliki. Rumus untuk mencari Banking Ratio adalah sebagai berikut.
Total Loans
𝐵𝑎𝑛𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Deposit
4
d. Assets to Loan Ratio Assets to Loan Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur jumlah kredit jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah
harga yang dimiliki bank. Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio
adalah sebagai berikut:
Total Loans
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑜 𝐿𝑜𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Assets
e. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta
likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio adalah
sebagai berikut.:
Cash Assets
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Short Term Borrowing
2. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan kemampuan perbankan dalam menghasilkan
keuntungan atau laba. Menurut Munawir (2016:33), “Rentabilitas adalah
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu” Menurut Kasmir (2017:196), “Rasio profitabilitas adalah rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan” Menurut Sho’imah,
dkk (2015), “Rasio Rentabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai perusahaan”.(Barrimi et al. 2013)
a. Return On Assets ( ROA)
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐴 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
b. Return On Equity (ROE)
Laba Bersih
𝑅𝑂𝐸 = × 100%
Modal Sendiri
5
Menurut Sho’imah, dkk (2015), “Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya”. Adapun yang
termasuk rasio solvabilitas adalah:
1. Primary Ratio Primary Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana
penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh capital
equity. Rumus untuk mencari Primary Ratio adalah sebagai berikut:
Equity Capital
𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Assets
2. Risk Assets Ratio Risk Assets Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemungkinan penurunan risk assets. Rumus untuk mencari Risk
Assets Ratio adalah sebagai berikut.(Wulandari, Febriatmoko, dan Hardiyanti
2016)
Equity Capital
𝑅𝑖𝑠𝑘 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
Total Assets − Cash Assets − Securities
F. Studi Kasus
Tabel 1.1
Rasio keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
Periode 31 Desember 2012 – 31 Desember 2014
Keterangan 31 Des 31 Des 31 Des
2012 2013 2014
Current Ratio 210,53% 221,52% 223,57%
Cash Ratio 48,37% 51,97% 52,55%
Debt Ratio 91,23% 90,59% 90,07%
Debt Equity Ratio 655,79% 735,8% 811,43%
Gross Profit Margin 24,92% 23,3% 16,75%
Net Profit Margin 16,54% 16,86% 14,13%
Return On 1,81% 1,93% 1,63%
Investement
Return On Equity 13,03% 15,64% 14,69%
Return On Asset 2,73% 2,66% 1,93%
Sumber : BPD Prov. Suimatera Barat, Data Olahan
7
Tabel 3.1
Penilaian Rasio Rata-Rata Industry Menurut BI
Tabel 3.2
Perhutungan Current Ratio
8
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa current ratio PT BPD Sumatera
Barat tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2012 current
ratio adalah sebesar 210,53%, pada tahun 2013 current ratio adalah sebesar
221,52% mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 10,99%. Pada tahun
2014 diperoleh current ratio sebesar 223,57% juga mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya sebesar 2,05%. Jika dilihat dari rasio rata- rata industry
perusahaan tergolong sehat, karena current ratio perusahaan berada diatas rata-
rata rasio industry sebesar 200%.
b. Cash Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva-aktiva kas
dan atau setara kas.
Tabel 3.3
Perhitungan Cash Ratio
Tahun 2012-2014
Tahun Kas+Bank+Surat-Surat Hutang Cash
Berharga (1) Lancar Ratio
(2) (1:2) x
100
%
2012 Rp 3.306.627 Rp 48,37%
6.836.763
2013 Rp 3.798.340 Rp 51,97%
7.309.223
2014 Rp 4.205.072 Rp 52,55%
8.002.740
Sumber data : hasil olahan
Dari data diatas dapat diketahui bahwa cash ratio PT.BPD Sumatera Barat dari
tahun ketahun terus berfluktuasi. Cash ratio pada tahun 2012 adalah sebesar 48,37%
dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 3,6%, sehingga cash ratio pada
tahun 2013 adalah sebesar 51,97%. Cash ratio pada tahun 2014 adalah sebesar 52,55%
juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,58%. Jika dilihat dari
rasio rata-rata industry, perusahaan tergolong sehat, karena cash ratio perusahaan
berada diatas rasio rata-rata industry yaitu diatas 30%.
Tabel 3.4
Perhitungan Debt Ratio
Dari data diatas dapat diketahui bahwa rasio hutang pada tahun 2012
memiliki debt ratio sebesar 91,23%, dan pada tahun 2013 perusahaan memiliki debt
ratio sebesar 90,23% mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,64%.
Pada tahun 2014 debt ratio perusahaan juga mengalami penurunan kembali dari
tahun sebelumnya sebesar 0,52%, dimana debt ratio pada tahun 2014 adalah
sebesar 90,07%. Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata industry kondisi
perusahaan tergolong sehat, karena debt ratio berada diatas rasio rata-rata industry
sebesar 35%
b. Total Debt To Equity Ratio (Rasio total hutang terhadap modal sendiri / ekuitas)
Merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri (ekuitas).
Tabel 3.5
Perhutungan Total Debt To Equity Ratio
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa total debt to equity ratio PT.
BPD Sumatera Barat terus meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 2012 total debt
to equity ratio adalah sebesar 655,79%, mengalami peningkatan pada tahun 2013
sebesar 80,01% dimana total debt to equity ratio pada tahun 2013 adalah sebesar
735,8%. Pada tahun 2014 total debt to equity ratio adalah sebesar 811,43% juga
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 75,63%. Jika dibandingkan
dengan rasio rata-rata industry kondisi perusahaan tergolong sehat, karena total debt
to equity ratio perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry sebesar 90%.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa gross profit margin PT. BPD
Sumatera Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 24,92%, pada tahun 2013 gross
profit margin perusahaan adalah sebesar 23,3% mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya sebesar 1,62%. Gross Profit Margin pada tahun 2014 juga
mengalami penurunan sebesar 6,55%, dimana gross profit margin pada tahun
2014 adalah sebesar 16,75%. Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata industry
kondisi perusahaan tergolong kurang sehat, karena gross profit margin
perusahaan kurang dari 30%.
Margin ini merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa persen keuntungan bersih yang
diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu dari setiap rupiah penjualan.
Tabel 3.7
Perhitungan Net Profit Margin
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa laba bersih yang diperoleh oleh
PT. BPD Sumatera Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 16,54%, dan mengalami
peningkatan ditahun 2013 sebesar 0,32, dimana laba bersih perusahaan pada tahun
11
2013 adalah sebesar 16,86%. Pada tahun 2014 laba bersih yang diperoleh
perusahaan mangalami penurunan sebesar 2,73%, dimana laba bersih perusahaan
pada tahun 2014 adalah sebesar 14,13%. Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata
industry kondisi perusahaan tergolong sehat, karena net profit margin perusahaan
diatas 10%.
a. Return On Investment
Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak.
Tabel 3.8
Perhitungan Return On Investment
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Return On Investment PT. BPD Sumatera
Barat pada tahun 2012 sebesar 1,81%, dan mengalami kenaikan pada tahun 2013 sebesar
0,12%, dimana return on investment perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar 1,93%.
Pada tahun 2014 return on investment perusahaan adalah sebesar 1,63%, mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,30%.
Jika dibandingkan dengan rasio rata-rata industry kondisi perusahaan kurang sehat,
karena return on investment perusahaan berada dibawah 30%.
d. Return On Equity
Digunakan untuk mengukur banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal
sendiri.
Tabel 5.8
Perhitungan Return On Equity
Dari data diatas dapat diketahui bahwa return on assets PT. BPD Sumatera
Barat tiga tahun belakang mengalami penurunan. Pada tahun 2012 return on assets
perusahaan adalah sebesar 2,73%, pada tahun 2013 return on assets perusahaan
mengalami penurunan sebesar 0,07%, dimana return on assets perussahaan adala
sebesar 2,66%, pada tahun 2014 return on assets perusahaan adalah sebesar 1,93%
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 0,73%. Jika dibandingkan
dengan rasio rata-rata industry kondisi perusahaan tergolong sehat, karena return on
assets perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry sebesar 0,5%.
Berdasarkan penilaian kinerja PT. BPD Sumatera Barat secara keseluruhan
menggunakan rasio likuiditas, leverage (solfabilitas), aktivitas, profitabilitas
(rentabilitas). Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan selama tiga tahun
terakhir yaitu tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami ketidakstabilan. Kenaikan
maupun penurunan ini terjadi karena perusahaan tidak mampu mempertahankan
kestabilan kinerja perusahaan. Hasil akhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
13
a. Rasio Likuiditas
Tabel 3.11
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat
Perbandingan Rasio Likuiditas
Sumber: Rasio likuiditas PT. BPD Sumatera Barat periode 2012 – 2014
Current ratio PT. BPD Sumatera Barat pada tahun 2012 sampai tahun 2014 sangat
baik, karena current ratio perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry. Hal ini
membuktikan bahwa perusahaan telah efektif dalam mengelola aktiva lancarnya.
Cash ratio PT. PBD Sumatera Barat pada tahun 2012 sampai tahun 2014 juga dapat
dikatakan baik, karena cash ratio perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry,
dan perusahaan juga sudah bisa menunjukan trend yang baik.
Sumber: Rasio leverage PT. BPD Sumatera Barat periode 2012 sampai 2014
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa, rasio hutang terhadap aktiva
yang dimiliki PT. BPD Sumatera Barat dari tahun 2012 sampai 2014 terlihat baik
karena dalam tiga tahun terakhir debt rasio perusahaan selalu mengalami penurunan.
Karena debt rasio yang dimiliki perusahaan berada diatas rasio rata-rata industry.
Hal ini terjadi karena pembiayaan perusahaan untuk memperoleh aktiva yang ada
lebih banyak menggunakan pembiayaan dari ekuitas.
Rasio hutang terhadap modal yang dimiliki PT. BPD Sumatera Barat dari tahun 2012
sampai 2014 terlihat kurang baik karena tiga tahun terakhir debt equity rasio selalu
mengalami kenaikan. Meskipun demikian rasio hutang perusahaan tetap berada
14
diatas rasio rata-rata industry. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dalam
menggunakan pembiayaan yang berasal dari hutang setiap tahun semakin meningkat.
15
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Rasio bank merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kinerja usaha
bank dalam suatu periode akuntansi, akan tetapi disini rasio yang digunakan lebih
bersifat kompleks daripada rasio-rasio yang digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan nonbank pada umumnya. Risiko yang dihadapai bank jauh lebih besar
ketimbang perusahaan nonbank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk
memperhatikan rasio ini. Terdapat beberapa manfaat rasio keuangan perbankan
yaitu:
16
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, I. Z., & Marlius, D. (2017). Analisis Kinerja Keuangan PT. Pegadaian Cabang Ulak
Karang. https://doi.org/10.31227/osf.io/n2peu
Hadayani, M., & Marlius, D. (2017). Analisis Tingkat Kesehatan PT. BPR Batang Kapas.
https://doi.org/10.31227/osf.io/bq48z
Ramadaniar, B , Topowijono & Husaini, A. 2013. Analisis Rasio Keuangan Perbankan Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Bank. Jurnal Administrasi Bisnis, 1(1), 49-58.
iii