Globalisasia perekonomian di satu pihak akan membuka peluang produk dalam negeri ke
pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk
produk global ke dalam pasar domestic,yang secara tidak langsung dan disadari akan
menumbuhkan rasa konsumtif di tengah masyarakat,yang terhegemoni akan produk barat.
Globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang mutakhir, yang tadinya berupa
penajajahn fisik menjadi penggelontoran barang,modal,dan tenaga kerja asing ke dalam
negeri.yang dirasakan saat ini adalah bahwa BANGSA INDONESIA TELAH MENJADI
BANGSA KULI DI TANAH AIRNYA SENDIRI, atau lebih parahnya lagi BANGSA INDONSIA
TELAH MENJADI GELANDANGAN DI TANAH AIRNYA SENDIRI,apa bedanya buruh yang
kerja di swasta dengan kita seorang enginner yang kerja di perusahaan asing?ya,yang
membedakan adalah kita kaum BURUH “INTELEKTUAL”.sebagai kaum intelektual
seharusnya kita mendorong pemerintah untuk melakukan nasionalisasi perusahaan-
perusahaan asing yang ada di Indonesia,meskipun itu hal yang sulit dicapai ,karena kita
masih disetir oleh barat, dan berbagai ketakutan yang akan mengancam seperti embargo
dan lain lain,tapi kita percaya suatu saat pasti BISA melakukannya,dan kita dapat
merasakan kekayaan alam kita untuk dinikmati bangsa kita sendiri.
Dalam menghadapi persoalan Globalisasi ekonomi ini kita memiliki tantangan yaitu
bagaimana mewujudkan asas kekeluargaan,kebersamaan,dan gotong royong dalam
kemandirian ekonomi Indonesia, dan apa yang seharusnya pemerintah lakukan dalam
mewujudkan kemandirian ekonomi Indonesia?. pertama, perlunya pemerintah yang pro-
rakyat. kedua,pentingnya kebijakan protektif bagi industry dalam negeri.ketiga,harus
mengembangkan local ekonomi, keempat, perubahan alokasi anggaran ke sector
rakyat,pasar domestic, dan fasilitas public.kelima,perluasan pengembangan usaha
bersama(koperasi).keeanam,membuat pasar kebutuhan dan permintaan
nasional.ketujuh,penguasaan industry pengelolaan barang mentah hasil SDA
Indonesia(nasionalisasi
Globalisasi tidak bisa ditolak atau dihindari, dia hadir seiring perkembangan
peradaban manusia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu,
yang harus dilakukan adalah menghadapinya dengan seksama, turut serta
memainkan peran dalam setiap tantangan dan peluang yang tersedia.
1. Peluang Globalisasi
Peluang itu berupa makin mudahnya barang dan jasa produksi Indonesia
untuk memasuki pasaran luar negeri. Hambatan non-tarif (kuota, dan
sebagainya) bagi produk Indonesia ke negara lain akan semakin hilang atau tidak
berarti lagi. Demikian pula halnya dengan tenaga kerja Indonesia, mereka
akan dapat bekerja dengan mudah di negeri asing tanpa hambatan peraturan
imigrasi yang berarti. Namun di sisi lain, keadaan itu juga dapat menimbulkan
ancaman bagi Indonesia: barang, jasa, dan tenaga kerja asing boleh masuk ke
Indonesia dengan tanpa hambatan yang berarti. Akan terjadi persaingan kualitas
barang, jasa, dan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri guna merebut
pasar dalam negeri.
2. Tantangan Globalisasi
Tantangan yang terkandung pada sistem pasar bebas adalah bagaimana kita dapat
memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang untuk mengembangkan industri
dan menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing dan diserap pasar
internasional.
Salah satu faktor yang menentukan dalam daya saing suatu produk adalah
mutu produk. Mutu merupakan bagian isu kritis yang menantang dalam persaingan
global. Tantangan lainnya dalam menghadapi pasar dan persaingan bebas
adalah bagaimana menciptakan sektor pertanian dan industri yang efisien,
efektif, dinamis dan berkelanjutan, penyebarluasan teknologi dan inovasi yang
terkait dengan sistem produksi, packaging, serta pemasaran.
https://www.kompasiana.com/zulharto_susilo/peluang-dan-tantangan-
globalisasi_5633114b73937345075f5ccc
Assalamu’alaikum wr.wb.
NIM : A1C019085
Terkait dengan keputusan pemberian imbalan bunga kepada wajib pajak terdapat dalam undang
undang KUP pasal 11 ayat 3 yang berbunyi “Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak
dilakukan setelah jangka waktu 1 (satu) bulan, Pemerintah memberikan imbalan bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak, dihitung
sejak batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir sampai dengan saat dilakukan
pengembalian kelebihan”
Untuk menciptakan keseimbangan hak dan kewajiban bagi Wajib Pajak melalui
pelayanan yang lebih baik, diatur bahwa setiap keterlambatan dalam pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dari jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), kepada Wajib Pajak yang bersangkutan diberikan imbalan bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 1 (satu) bulan sampai