Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam mesin
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut Adam Smith melalui perdagangan,
sumber daya dunia dapat digunakan secara efisien dan dapat memaksimumkan
kesejahteraan dunia (Mankiw, 2006). Hal ini juga dijelaskan oleh Todaro dan
Smith bahwa perdagangan internasional sangat berperan dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi negara. Perdagangan internasional diartikan sebagai
perdagangan antar atau lintas negara, yang terdapat ekspor dan impor di
dalamnya (Tambunan, 2001:1). Perdagangan internasional juga berguna untuk
memenuhi kebutuhan setiap negara guna mensejahterakan rakyatnya karena
suatu negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dalam negaranya sendiri.

Dengan adanya perdagangan internasional, maka setiap negara yang ada di


dunia dapat melakukan pertukaran sumber daya yang dimiliki oleh masing-
masing negara, dengan tujuan agar tidak terdapat kelebihan ataupun kekurangan
sumber daya di masing-masing negara di dunia. Hubungan kerjasama antar
negara yang dilakukan Indonesia diawali pada masa orde baru yang ditandai
dengan perdagangan antar negara. Teori modern menyatakan bahwa adanya
perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan pada
produksi menyebabkan terjadinya perdagangan internasional.

Kegiatan perdagangan internasional tersebut meliputi ekspor dan impor.


Ekspor merupakan kegiatan penjualan barang dan jasa yang diproduksi di dalam
negeri dan dibeli oleh orangorang asing dan impor adalah kegiatan pembelian
barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri untuk kebutuhan dalam negeri
(Samuelson, 2004). Ekspor dan impor mempengaruhi kegiatan produksi atau
output yang dihasilkan produsen dalam negeri yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga ekspor dan impor adalah komponen
utama dari pertumbuhan ekonomi (Alaoui, 2015). Ketika keuntungan

1
perdagangan internasional didapatkan melalui ekspor dengan meningkatkan
produksi barang dan jasa dalam negeri untuk dijual ke luar negeri maka akan
terjadi pertumbuhan ekonomi atau. Konsep ini lebih dikenal sebagai hypothesis
export-led growth yaitu kegiatan ekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi
(Ramos.2001, dalam Hussain 2002). Di sisi lain ada konsep yang dikenal dengan
hypothesis growth-led export. Hipotesis ini terjadi ketika pertumbuhan ekonomi
meningkat yang ditandai dengan terjadinya surplus produksi atau surplus output
domestik dan kelebihan tersebut disalurkan melalui ekspor (Boediono, 1993,
dalam Batubara dan Saskara, 2015). Konsep ini mendeskripsikan bahwa
pertumbuhan ekonomi akan mendorong ekspor suatu negara (Rahmaddi dan
Ichihashi, 2011).

B.  Rumusan Masalah
1.    Pengertian Perdagangan Internasional?
2.    Bagaimana Sejarah Perkembangan Perdagangan Internasional ?
3. Bagaimana Jenis-jenis Perdagangan Internasional?
4. Bagaimana Bentuk-bentuk Perdagangan Internasional?
5. Apa Saja Faktor-faktor Pendorong Pedagangan Internasional?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu perdagangan Internasional.
2. Untuk menjelaskan bagaimana sejarah perdagangan internasional.
3. Untuk menjelaskan bagaimana jenis-jenis pedagangan internasional.
4. Untuk menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk perdagangan internasional.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong perdagangan internasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah suatu interaksi di antara kedua pihak


yang keduanya berasal dari Negara berbeda dalam bentuk jual-beli barang
maupun jasa atas dasar kesepakatan bersama di dalam suatu perjanjian. Adapun
pihak-pihak yang melakukan perdagangan tersebut bisa berwujud individu,
pemerintah atau juga perusahaan.

Anda mungkin pernah melakukan pembelian terhadap berbagai jenis


barang impor. Misalnya saja tas, kosmetik, baju dan berbagai jenis barang yang
lain;. Di samping jenis barang, tidak sedikit pula jenis bahan makanan yang biasa
dinikmati masyarakat ternyata asalnya dari luar negeri. Nah, kesediaan barang-
barang impor di Indonesia itu adalah karena adanya proses perdagangan secara
internasional.

B. Sejarah Perkembangan Perdagangan Internasional


Sebenarnya perdagangan internasional sudah dimulai sejak masa kuno,
yakni ribuan tahun sebelum Masehi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya

3
suatu peninggalan barang buatan Sumeria di Mesir ataupun Babilonia yang
ditemukan di pesisir laur tengah.
Itu menjadi bukti adanya pertukaran atau perdagangan yang terjadi antar
kerajaan. Kemungkinan besar. Pada masa itu transaksi yang ada dilakukan dengan
cara barter atau bertukar. Berbeda dengan hari ini yang menggunakan nilai uang.
Meski beberapa pada masa itu sudah ada yang memakai mata yang dari perak
ataupun logam.

Pada masa kuno sendiri, wilayah perdagangannya masih sangat terbatas. Alasan
utamanya adalah karena transportasi yang juga masih sangat terbatas. Baik itu
transportasi darat ataupun transportasi jalur laut. Karena yang mendorong
meluasnya perdagangan internasional adalah karena perkembangan teknologi dan
transportasi itu sendiri.

Kemudian pada masa selanjutnya, yaitu sejak kekaisaran Romawi runtuh,


perdagangan di Eropa secara berkala mengalami perkembangan, khususnya di
abad ke 12 dan 13. Bahkan mereka mendirikan yang namanya asosiasi untuk
melindungi perdagangan jarak jauh. Adapun barang dagangnya sendiri adalah
berupa bahan mentah, kulit, wol, kayu, rempah-rempah dan masih banyak lagi
yang lainnya. Untuk kemudian diolah menjadi barang melalui proses produksi.
Perdagangan internasional tersebut senantiasa berjalan dan berkembang sejak era
penjelajahan samudera hingga pada masa informasi yang terus berlanjut hingga
hari ini yang di bagi menjadi 5 fase, yaitu :

1. Perdagangan Internasional Abad Petengahan


Sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi, perdagangan di Eropa
lambat laun berkembang, terutama selama abad ke-12 dan 13. untuk
menjamin keamanan perdagangan jarak jauh, para pedagang membentuk
semacam asosiasi yang melindungi pedagang yang bepergian ke luar
negeri. Jalur utama perdagangan jarak jauh ketika itu melawan kawasan
Baltik, sepanjang timur dan tengah wilayah Mediterania, sampai ke

4
bagian utara Eropa. Selanjutnya kawasan timur Meditrania menjadi
penghubung dengan Asia.
Barang dagang asal Baltik berupa bahan mentah, seperti kayu, tir,
bulu dan kulit binatang. Sedangkan dari Asia berdatangan barang mewah,
seperti rempah-rempah, berlian dan kain sutera. Dalam proses transaksi,
wilayah barat Eropa mengekspor bahan-bahan mentah lalu mengolahnya
menjasi barang jadi untuk dijual. Inggris menjual pakaian wol, Belanda
menawarkan ikan yang telah diasinkan, Spanyol memproduksi wol, dalam
sebelah selatan Eropa menjual anggur, buah-buahan, dan minyak. Meskipun
perdagangan mulai ramai, hubungan dagang antara Asia dan Eropa masih
terbatas. Alasannya, biaya perjalanan lintas benua masih dirasa amat mahal.
Selain itu, Asia menganggap Eropa belum terlalu bernilai sebagai wilayah
ekspor.

2. Perdagangan Internasional Masa Penjelajahan Samudera


Kawasan Eropa abad ke-15 dan 16 ditandai oleh perdagangan teknologi
pelayaran dan navigasi. Muncul kepal-kapalberdaya muat besar. Lengkap
dengan perlengkapan militer untuk perlindungan. Perkembangan ini
mengakibatkan semakin mungkin pengangkutan barang dagang dalam jumlah
banyak ke tempat jauh dengan biaya jauh lebih murah.
Perkembangan pelayaran dan navigasi mempercepat meluasnya
perdagangan internasional. Perluasan semakin dipacu oleh penemuan
wilayah baru, seperti Amerika, dan jalur pelayaran baru ke Asia,
melewati Tanjung Harapan.
Ditemukannya Amerika memunculkan barang dagang baru , yakni
tembakau dan kayu gelondongan. Perkembangan yang marak itu
memunculkan bentuk baru perdagangan internasional. Bentuk baru itu
paling jelas tampak dalam asosiasi perdagangan. Asosiasi yang tadinya
informal berubah menjadi kemitraan resmi, atau lebih dikenal sebagai
persekutuan dagang, teridiri atas para pemegang saham. Persekutuan
inilah yang memiliki kapal-kapal besar, bukan lagi para kapten kapal.

5
(sebelumnya, para pedagang menyewa jasa kapten kapal untuk
mengangkut barang ke tempat tertentu). Perkeutuan ini pun memiliki hak
khusus di bidang militer, politik, dan ekonomi di wilayah eksplorasi kita kenal
antara lain VOC dari belanda dan EIO dari inggris.

3. Perdagangan Internasional Masa Revolusi Industri

Sampai pertengahan abad ke-18, perdagangan rempah-rempah


menduduki tempat istimewa melebihi komoditas lain. Sekitar tahun-
tahun itulah, perdagangan internasional memperoleh bentuk baru lagi.
Pemicunya kali ini adalah Revolusi Industri. Karena Revolusi pertama
kali mengemukakan di Eropa, kawasan itu menjadi pusat jaringan
perdagangan dunia hampir selama abad ke-19.

Kegiatan ekonomi Eropa bergantung pada pasar luar negeri


sebagai pemasok bahan mentah sekaligus pembeli barang jadi buatan
pabrik. Itulah sebabnya, perkembangan industri (berarti perkembangan
kebutuhan ekspansi perdagangan internasional. Pengaruh Revolusi
Industri terhadap perdagangan internasional mencakup hal berikut.

a) Pertumbuhan indutri memacu perdagangan bahan mentah.


Misalnya, mekanisasi produksi tekstil di Eropa memacu ekspor
kapas secara besar-besaran dari Amerika.
b) Pertumbuhan industri mengakibatkan revolusi di bidang transportasi.
Akibat itu tampak dari munculnya alat-alat transportasi bermesin uap.
Transportasi yang semakin cepat dan murah ini pada gilirannya
berpegaruh pada perkembangan perdagangan.
c) Pertumbuhan industri mengakibatkan produksi massal sehingga pasar
harus didefinisikan secara baru. Sebelumnya, wilayah produsen
sekaligus juga berperan sebagai pasar (hasil produksi massal, wilayah
produsen yang satu harus menjadi paar (pelanggan) bagi wilayah produsen
yang lain. Akibatnya, suatu wilayah (negara), harus mengkhususkan

6
dari di bidang produksi tertentu (dibandingkan dengan konsep
keunggulan komparatif).

4. Perdagangan Internasional Masa Perang Dunia

Secara umum, perdagangan internasional mengalami kemunduran


selama kedua perang dunia. Selain persoalan perang, penyebabnya antara
lain pajak perdagangan dan sejumlah aturan yang membatasi
kebebasan berdagang. Padahal, diperlukan serangkaian konferensi
internasional selama beberapa dekade untuk mereformasi aturan itu.

Kemunduran paling parah terjadi krisis dunia (The Great Depression)


pada tahun 1929. banyak perusahaan bengkrut. Lumpuhnya ekonomi
dalam negeri sejumlah negara berakibat lesunya perekonomian dunia.
Minimnya transaksi ekspor impor dan Amerika memperlihatkan betapa
anjloknya perdagangan internasional ketika itu. Pemulihan sudah mulai muncul
selama tahun 1930-an, namun kembali ambruk dengan pecahnya Perang Dunia
II.

5. Ekspansi Perdagangan Internasi' Masa Informasi

Dunia setelah Perang Dunia ditandai perbahan dan pembaruan.


Gejala itu antara lain muncul dan berakhirnya Perang Dingin (Cold
War), bersatu dan berpisahnya negara-negara, serta kritis ekonomi. Di
tengah rangkaian itu, dunia menata perekonomiannya. Upaya itu
berlandaskan ke sadaran bahwa tidak ada negara lain. Oleh karena itu, berbagai
batasan yang menghambat kerja sama ekonomi perlu dihilangkan tanpa
meniadakan integritas masing-masing negara.

Perkembangan kerja sama perdagangan lintas batas negara turut


ditunjang oleh perkembangan pesat informasi. Revolusi di bidang
balisasi. Salah satu perkembangan paling kesepakatan transaksi dapat
dilakukan dari tempat yang jauh sekalipun, dalam hitungan detik.
Akibatnya, ekspansi perdagangan internasional semakin cepat.

7
C. Jenis-jenis Perdagangan Internasional
Ada beberapa jenis perdangan internasional yang dilakukan antar negara
maupun sekelompok negara. Mengacu pada pengertian perdagangan internasional
di atas, adapun beberapa jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Ekspor dan Impor : Bentuk perdagangan internasional yang paling sering
dilakukan. Ada dua cara untuk melakukan ekspor, yaitu ekspor biasa (melalui
ketentuan yang berlaku) dan ekspor tanpa L/C (barang boleh dikirim melalui
izin departemen perdagangan).

2. Barter : Saat ini, barter atau pertukaran barang dengan barang masih sering
dilakukan dalam perdangan internasional. Jenisnya meliputi direct barter,
switch barter, counter purchase dan bay back barter.

3. Konsinyasi : penjualan dengan pengiriman barang ke luar negeri dimana


belum ada pembeli tertentu di luar negeri. Penjualannya dapat dilakukan
melalui pasar bebas atau bursa dagang dengan cara lelang

4. Package Deal : Perdagangan yang dilakukan melalui perjanjian dagang (trade


agreement) dengan negara lain.

5. Border Brossing : Perdagangan yang timbul dari dua negara yang saling
berdekatan untuk memudahkan penduduknya saling melakukan transaksi.

D. Bentuk-bentuk Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional sendiri memiliki beberapa bentuk. Di antaranya adalah
sebagai berikut ini:

1. Perdagangan Bilateral adalah perdagangan yang dilakukan oleh dua Negara.

2. Perdagangan Regional adalah perdagangan regional yang merupakan bentuk


perdagangan yang dilaksanakan oleh Negara Negara yang berlokasi di lingkup
tertentu. Misalnya lingkup ASEAN, Negara Uni Eropa dan lain sebagainya.

8
3. Perdagangan Multilateral adalah suatu perdagangan antar Negara tanpa
adanya batasan kawasan tertentu.

E. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Kerjasama internasional di bidang perdagangan terjadi karena adanya


beberapa faktor pendorong yang mengharuskan suatu negara mengadakan kerja
sama di bidang perdagangan. Karena setiap negara tidak dapat sepenuhnya
memenuhi kebutuhan negaranya sendiri tanpa adanya sumber daya dari negara
lain, bisa dari sumber daya alamnya, sumber daya manusia, pemodalan maupun
dalam hal teknologi. Berikut ini adalah beberapa faktor pendorong timbulnya
perdagangan internasional:

1. Ketersediaan Sumber Daya Alam

Ketersediaan sumber daya alam adalah faktor pertama yang menjadi


faktor pendorong perdagangan internasional. Mengingat tidak semua Negara
mampu menghasilkan rempah-rempah. Dan tidak semua Negara pula mampu
menghasilkan bahan tambang. Oleh karena itu, perdagangan internasional
menjadi hal yang niscaya.

2. Adanya Pasar Bebas

Kebebasan ekonomi atau liberalisme sudah mulai ditanamkan dalam


perdagangan internasional. Siapa saja berhak meningkatkan dan memperluas
pasarnya untuk menjual belikan produk lintas negara.

Pasar bebas dibutuhkan untuk meningkatkan kerja sama antar negara


yang berpeluang menambah pendapatan negara. Kebebasan ekonomi menjadi
pemicu individu maupun kelompok untuk berlomba-lomba menambah pasar
dan meningkatkan produksi.

9
3. Adanya Perbedaan Teknologi

Tidak hanya perbedaan sumber daya alamnya saja, namun perbedaan


sumber daya manusiannya juga dapat menyebabkan perbedaan kemampuan
dalam hal teknologi. Perbedaan teknologi ini menyebabkan suatu negara yang
hanya bisa menghasilkan barang mentah harus mengekspor ke negara lain
untuk diolah dan diimpor kembali ke negaranya dengan harga lebih mahal.
Begitu juga sebaliknya, jika suatu negara hanya maju dalam teknologi
saja tanpa adanya pasokan sumber daya alam maka ia membutuhkan bantuan
dari negara lain. Inilah peran suatu bentuk perdangan internasional yang saling
menguntungkan
4. Diperlukan untuk memenuhi keperluan dalam negeri

Diakui atau tidak, tidak semua keperluan di dalam negeri bisa dipenuhi
atau dicukupi dengan produksi dalam negeri. Sehingga perdagangan
internasional menjadi tidak dihindarkan.

5. Memperoleh keuntungan dari perdagangan yang dilakukan antar Negara

Dengan adanya perdagangan antar Negara, keuntungan yang didapatkan


tentu saja akan meningkat lantaran pangsa pasarnya juga semakin besar untuk
sasaran barang produksinya.

6. Adanya keinginan untuk bekerja sama dengan Negara lain

Perdagangan internasional sesungguhnya bisa menjadi salah satu langkah


yang ditempuh untuk mempererat hubungan antara Negara sehingga tercipta
pula kerja sama di bidang yang lain.

7. Menghemat Biaya

Perdagangan internasional dinilai dapat menghasilkan pasar yang lebih


luas dan pendapatan lebih banyak daripada jika hanya diproduksi dalam negeri
saja. Sehingga produksi dalam skala besar tentunya dapat menghemat biaya
yang harus dikeluarkan untuk produksi (fixed cost).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam mesin
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut Adam Smith melalui perdagangan,
sumber daya dunia dapat digunakan secara efisien dan dapat memaksimumkan
kesejahteraan dunia. Hal ini juga dijelaskan oleh Todaro dan Smith bahwa
perdagangan internasional sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi negara.

Dengan adanya perdagangan internasional, maka setiap negara yang ada di


dunia dapat melakukan pertukaran sumber daya yang dimiliki oleh masing-
masing negara, dengan tujuan agar tidak terdapat kelebihan ataupun kekurangan
sumber daya di masing-masing negara di dunia.

Perdagangan internasional senantiasa berjalan dan berkembang sejak abat


pertengahan, era penjelajahan samudera, pada masa revolusi industri, pada masa
perang dunia, hingga pada masa informasi yang terus berlanjut hingga hari ini.
Perdagangan internasional yang sering dilakukan antar Negara seperti
ekspor dan imfor, barter, konsinyasi, package deal, dan border brossing yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta keuntungan dari
perdagangan tersebut.

B. Saran
Suatu Negara tidak akan pernah bisa memenuhi semua kebutuhan negaranya
sendiri oleh karena itu perdagangan internasional memiliki peran yang sangat
penting sehingga bentuklah peraturan-peraturan yang jelas tentang perdagangan
internasional agar terciptanya hubungan yang damai antar negara.

11

Anda mungkin juga menyukai