Anda di halaman 1dari 8

Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74

Implementasi Inaportnet dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu di


Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Johny Malisan*1, Wiwit Tresnawati2


Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, Badan Litbang Perhubungan1, 2
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5, Jakarta Pusat 10110, Indonesia
E-mail: johny_malisan@dephub.go.id*
Diterima: 2 Juni 2019, disetujui: 21 Agustus 2019, diterbitkan online: 12 Desember 2019

Abstrak
Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap kapal dan barang di pelabuhan, pemerintah mengeluarkan berbagai
regulasi agar lebih efisien dan menarik investasi sehingga kegiatan ekonomi Indonesia terus meningkat. Salah satu regulasi
yang dikeluarkan adalah kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) secara elektronik atau dikenal dengan nama
Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet merupakan salah satu bagian dari implementasi program INSW
yang merupakan sistem elektronik dalam pelayanan pengurusan dokumen kepelabuhanan (bongkar muat) dan dokumen
kapal. Inaportnet sebagai portal yang dioperasikan dan diintegrasikan ke seluruh pola kegiatan pelayanan terhadap kapal
dan barang ternyata masih belum memberikan pelayanan secara cepat, misalnya masih sering terjadi gangguan
perencanaan kapal sandar, pemanduan, dan bongkar muat. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan metode gap analysis dengan melihat beberapa aspek seperti teknis operasional, legalitas, dan kelembagaan.
Penelitian dilakukan di Pelabuhan Tajung Perak melalui wawancara dan pengedaran kuesioner untuk mengetahui
penilaian responden yang sebagian besar adalah para pengusaha pelayaran. Hasil penelitian menyatakan bahwa meskipun
telah banyak yang merasa nyaman dengan sistem inaportnet, tetapi masih ditemukan beberapa hal yang perlu
peningkatan atau perbaikan agar meningkatkan kepuasan para pengguna jasa kepelabuhanan antara lain pelayanan labuh,
pandu, tunda, dan tambat (PPKB-D), pelayanan Daftar Urutan Bongkar (DUB), rencana kegiatan muat dan penerbitan Kartu
Stack Ekspor (KSE), pengurusan dokumen Persetujuan Ekspor (PE), dan perizinan karantina.
Kata kunci: Pelayanan terpadu satu pintu, Inaportnet.

Abstract
Inaportnet Implementation in One Door Integrated Services at Tanjung Perak Harbor in Surabaya: In order to improve
services for ships and goods in ports, the government issued various regulations to make it more efficient and attract
investment so that Indonesia's economic activities continue to increase. One of the regulations issued is One Stop
Integrated Services (PTSP) policy electronically known as the Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet is one
part of the implementation of INSW program which is an electronic system in the management of port documents (loading
and unloading) and ship documents. Inaportnet as a portal that is operated and integrated into all patterns of service
activities for ships and goods, apparently still does not provide services quickly, for example there are still frequent
interruptions in berth ship planning, scouting, loading and unloading. Therefore, the authors conducted a study using the
gap analysis method by looking at several aspects such as operational technicalities, legality, and institutions. The study
was conducted at the Port of Tajung Perak through interviews and questionnaires to determine the assessment of
respondents who were mostly shipping entrepreneurs. The results of the study stated that although there were many who
felt comfortable with the Inaportnet system, there were still some things that needed to be improved in order to be more
satisfying for port service users, including landing, scouting, delaying and mooring services (PPKB-D), list services order of
unloading (DUB), planned loading and issuance of export stack cards (KSE), processing of export approval documents (PE),
and quarantine license.
Keywords: One Stop Integrated Services, Inaportnet.

1. Pendahuluan pilar utama terutama terkait dengan proses port


clearance on ships services di pelabuhan. Penerapan
Deklarasi Asean Concord II di Bali tanggal 7
INSW dimaksudkan untuk mempercepat arus barang
Oktober 2003 [1], menguatkan tekad Pemerintah
di pelabuhan dan aplikasi ini merupakan sistem
Indonesia untuk menerapkan sistem pelayanan
elektronik untuk menyelesaikan prosedur kegiatan
dokumen ekspor dan impor di pelabuhan melalui
ekspor-impor dan kepabeanan secara terpadu, cepat,
satu pintu tanpa tatap muka secara langsung.
efisien, dan berkelanjutan. Pelaksanaan INSW
Pemerintah kemudian membentuk tim yang
setidaknya memiliki dua keuntungan yakni, pertama
menangani Indonesia National Single Window
mempercepat proses ekspor-impor dan
(INSW) dimana portnet system menjadi salah satu
meningkatkan efektivitas dan kinerja ekspor-impor

http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v31i2.1267
0852-1824 / 2580-1082 ©2019 Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Artikel ini open access dibawah lisensi CC BY-NC-SA (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
Terakreditasi Peringkat 2 (Sinta 2); SK No 10/E/KPT/2019
Johny Malisan, Wiwit Tresnawati Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74

manajemen lalu lintas, dan kedua meminimalkan aplikasi telematika. Dengan sistem telematika ini
waktu dan biaya ekspor-impor yang tidak perlu maka pembangunan portal inaportnet dimaksudkan
datang langsung ke kantor penerbit ijin ekspor dan untuk melakukan percepatan atas penyelesaian
impor terkait [2] termasuk dalam kaitannya dengan proses dan peningkatan efektifitas dan kinerja
cargoes clearance. Saat ini masih tampak adanya penanganan kegiatn perdagangan dan lalu lintas
ketidakefisienan pelayanan di pelabuhan karena barang terutama dalam mendorong proses
masih terjadi delay time hingga 86% [3]. percepatan port clearence [9]. Petanyaannya adalah
Pelabuhan merupakan interface pertama dari mengapa Inaportnet? Hal ini penting karena
industri impor eskspor dan berperan penting dalam performansi logistik Indonesia saat ini menjadi
mendorong pertumbuhan ekonomi. Para agen perhatian serius pemerintah dan swasta. Hal ini
pelayaran atau perusahaan pelayaran dapat sering diukur dari beberapa tolok ukur secara
mengoptimalkan proses logistik serta memanfaatkan statistik seperti dwelling time, kontribusi biaya
pertukaran informasi tentang trafik dan ketesediaan logistik atas GDP dan Logistik Performance Index
truk dan operator maupun pengangkutannya secara [10]. Salah satu upaya yang dianggap mampu secara
real time dan pertukaran informasi ini disebut "Port cepat dan murah untuk meningkatkan performansi
Community System (PCS)”. PCS membantu otoritas logistik Indonesia yaitu menyediakan teknologi
pelabuhan untuk memberikan solusi logistik kepada informasi untuk pertukaran data dan informasi yang
pelaku usaha, mendorong mereka untuk berbagi intergrasi. Dengan demikian diharapkan logistik
informasi yang dapat menyebabkan biaya logistik nasional dapat diperbaiki mengingat kondisinya saat
lebih rendah, mempercepat proses delivery/pickup ini menurunkan daya saing usaha Indonesia dan
dalam rantai impor/ ekspor, dan menciptakan memicu ekonomi biaya tinggi, serta menurunkan
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi [4]. Teknologi daya saing komoditi Indonesia didalam pasar
port community system kemudian berkembang internasional [11].
menjadi port-net untuk memudahkan komunikasi Penelitian sejenis sebelumnya telah
secara elektronik sehingga dapat diperoleh menemukan bahwa penerapan inaportnet di
pelayanan yang pasti, cepat dan tepat waktu. Port-net pelabuhan Makassar yang masih mengalami kendala
dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan dalam hal kemampuan SDM, dan belum tersusunya
melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan service level agreement serta tingginya biaya
diberi nama Inaportnet. Sistem Inaportnet operasional [12]. Inaportnet berpengaruh positif
merupakan salah satu bagian dari implementasi terhadap kinerja pelayanan dalam hal waiting time
program INSW yang merupakan sistem elektronik for pilot dan waiting time for berth [10]. Penelitian-
dalam pelayanan pengurusan dokumen penelitian terdahulu dilakukan secara parsial yang
kepelabuhanan. Inaportnet merupakan suatu wadah melihat pentingnya penerapan inaport net dalam
(portal) yang dioperasikan dan diintegrasikan ke meningkatkan pelayanan namun masih ada kendala
seluruh pola kegiatan berbasis digital e-document. tertentu yang perlu diperhatikan. Untuk kali ini
Hal ini juga mencakup pelayanan dan perizinan dari penulis melihat sisi lain dari penerapan inaportnet
seluruh instansi yang melaksanakan kegiatan di yakni keterpaduan dengan pelayanan yang
pelabuhan. Selain itu, pelayanan pelabuhan yang dikoordinasikan oleh Kemeterian Keuangan. Akan
optimal perlu dipertahankan dan ditingkatkan tetapi keterpaduan tersebut perlu dibarengi dengan
sehingga hal penting yang perlu diusahakan adalah perbaikan beberpa kelamahan pada sistem
menghindari waktu tunggu kapal (waiting time) yang inaportnet terutama dari aspek teknis operasional,
lama serta utilitas sistem antrian yang rendah [5]. legalitas, dan kelembagaan.
Pelayanan yang optimal di pelabuhan akan Inaportnet sesungguhnya merupakan sistem
berdampak pada kelancaran arus lalu lintas dan yang dibuat secara online untuk melayani
angkutan laut yang perlu dilakukan secara kedatangan dan keberangkatan kapal (clearance in
berkesinambungan, dan terus ditingkatkan agar lebih and clearence out) serta bongkar muat barang. Pihak
luas jangkauan dan pelayanannya kepada masyarakat yang terlibat dalam Inaportnet antara lain Otoritas
sekaligus mewujudkan sistem transportasi nasional Pelabuhan, Kesyahbandaran, Badan Usaha
yang handal dan terpadu [6]. Disamping itu, Pelabuhan, Perusahaan Pelayaran/Agen, Perusahaan
pelayanan bongkar muat juga merupakan faktor Bongkar muat, dan Jasa Pengurusan Transportasi.
teknis terhadap upaya penyelesaian dwelling time di Dalam inaportnet, jenis layanan lainnya terkait
pelabuhan [7]. dengan kapal dan barang yang terintegrasi
Konsep National Single Window mengacu pada sebagaimana dalam gambar 1.
implementasi sistem nasional yang akan bertindak Eksistensi Inaportnet sangat penting dalam
sebagai kontak tunggal (single point of contact) untuk mengurangi waktu tunggu kapal masuk ke
pengiriman dan pertukaran elektronik pelabuhan. Tingginya biaya biaya logistik tidak hanya
terutamainformasi terkait dengan pengiriman barang karena dwelling time, tetapi juga lamanya waktu
dengan berbagai moda transportasi [8]. Oleh karena tunggu diluar DLKR pelabuhan. Dwelling time sangat
itu single window perlu menerapkan sistem dan

68
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74 Johny Malisan, Wiwit Tresnawati

Sumber: [18]
Gambar 1. Inaportnet sebagai suatu sistem aplikasi yang menyederhanakan sistem pelayanan

mempengaruhi perekonomian karena menambah sampling terhadap populasi dan pelaksanaannya


ketidakpastian pada proses ekspor sehingga sulit bagi relatif tidak mahal dari aspek pelaksanaan observasi
industri lokal untuk menjual barangnya ke luar lapangan. Tahap randomisasi metode ini, dilakukan
negeri [13]. Sistem layanan tunggal dan informasi dengan simple random sampling atau systematic
kepelabuhan berbasis internet (Inaportnet) ini oleh random sampling [15][16].
sebagian pelaku usaha hingga kini belum juga
berjalan maksimal terutama dalam kaitan dengan 2.2. Pengolahan Data
keterpaduan pelayanan dengan National Single
Pengolahan data dilakukan dengan
Window. Sistem inaportnet tidak selamanya juga
menggunakan pendekatan deskriptif dan kuantitatif.
berjalan lancar karena ada faktor internal seperti
Penelitian ini tergolong penelitian kebijakan yakni
maintenance system atau suatu perbaikan sistem
mempelajari secara mendalam implementasi sistem
pada jam-jam tertentu yang dapat menghambat
pelayanan kapal dan barang ekspor/impor. Instrumen
proses port clearance [14]. Jika semua portal yang
analisis yang digunakan adalah opini responden
ada terintegrasi/terpadu dalam melayani arus barang
terhadap 4 aspek penilaian yakni teknis operasional,
dan dokumen, diharapkan tidak lagi menimbulkan
legalitas, kelembagaan, dan finansial yang variabel
permasalahan seperti dwelling time dan pungutan
penilaiannya dapat dilihat pada analisis pembahasan
liar, karena semua informasi dan perizinan dilakukan
lebih lanjut.
dalam jaringan, tidak ada tatap muka, efisien, dan
dapat diprediksi. Oleh karena itu, untuk merespon
2.3. Analisis Data
kendala tersebut, penulis melakukan analisis dan
evaluasi terhadap sistem pelayanan Inaportnet yang Analisis data difokuskan pada penilaian
terpadu dalam INSW untuk mencapai efisiensi dan responden terhadap kondisi saat ini dan kondisi yang
efektivitas pelayanan kapal dan barang di pelabuhan. diharapkan dapat diterima oleh para responden.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi Responden memberikan penilaian terhadap variabel
masukan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas yang ditetapkan berdasarkan aspek tersebut di atas
pelayanan terhadap kapal dan barang di pelabuhan sebagaimana terlihat pada bab tentang hasil dan
serta mendukung upaya peningkatan kinerja dan pembahasan. Penilaian responden dilakukan dengan
produktivitas pelabuhan. skala likert yaitu: (5) = sangat memuaskan, (4) =
memuaskan, (3) = biasa saja, (2) = tidak memuaskan,
2. Metodologi (1) = sangat tidak memuaskan.
Jawaban opini responden berdasarkan skala
2.1. Metode Pengumpulan Data likert terhadap masing-masing variabel dalam setiap
Penelitian dilakukan selama lima hari kerja pada aspek kemudian dirata-rata untuk memperoleh hasil
Agustus 2017, di lingkungan pelabuhan Tanjung penilaian yang dirangkum menjadi “Diagram Radar”
Perak dengan melakukan wawancara dan pengisian sebagaimana ditampilkan lebih lanjut pada bab hasil
kuesioner oleh para pengguna jasa pelabuhan yang dan pembahasan.
datang ke kantor pelabuhan dan otoritas pelabuhan.
Dengan demikian sampling dilakukan terhadap 2.4. Alur Pikir
Otoritas Pelabuhan, Operator Pelabuhan Indonesia, Proses penyelesaian masalah diawali dengan
Operator Terminal Khusus, dan Agen Pelayaran. inventarisasi legalitas yang berlaku saat ini seperti
Metode sampling yang dipilih adalah stratified Undang Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
random sampling. Keuntungan metode ini adalah Pelayaran, Instruksi Menteri Perhubungan Nomor
dengan stratified akan meningkatkan presisi

69
Johny Malisan, Wiwit Tresnawati Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74

Gambar 2. Alur Pikir Penyelesaian masalah

1/2013, dan peraturan terkait. Selanjutnya dievaluasi Perusahaan Pelayaran/ Keagenan Kapal bertanggung
substansi yang akan digunakan dalam evaluasi jawab dalam: menjamin kelancaran Operasional
penerap an aturan keselamatan pelayaran. Lebih kapal di Pelabuhan, menyelesaikan kewajiban
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2. finansial (disbursement), menyampaikan laporan
realisasi kunjungan kapal-kapal di pelabuhan
3. Hasil dan Pembahasan Indonesia.
3.1. Inaportnet Pelabuhan Tg. Perak
3.2. Analisis Aspek Teknis Operasional
Pelaksanaan inaportnet di pelabuhan Tanjung
Inaportnet merupakan portal elektronis yang
Perak dinilai telah dapat meningkatkan pelayanan
terbuka dan netral guna memfasilitasi pertukaran
kapal dengan baik. Bahkan, dengan adanya sistem
data dan informasi layanan kepelabuhanan secara
online ini dapat menghindari kontak fisik antara para
cepat, aman, netral dan mudah. Inaportnet
petugas, baik dari pengguna jasa maupun penyedia
terintegrasi dengan instansi pemerintah terkait,
jasa. Kegiatan go live Inaportnet di Tanjung Perak
badan usaha pelabuhan, dan pelaku industri logistik
menurut Dirjen Hubla merupakan tindak lanjut dari
untuk meningkatkan daya saing komunitas logistik
penandatanganan pakta integritas penerapan sistem
Indonesia. Pengguna portal Inaportnet adalah
Inaportnet. Inaportnet akan berfungsi baik jika
instansi pemerintah dan badan usaha pelabuhan
aplikasi teresebut Bersama sistem pendukungnya
serta pelaku industri logistik di Indonesia yang
terintegrasi baik, maka itu seluruh sistem harus
memanfaatkan jasa kepelabuhanan seperti shipping
dibangun dan dikembangkan secara sinergis,
line/agent, freight forwarder, CFS (Container Freight
melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Station), Custom Brokerage/ PPJK, Importir dan
Kesiapan ini telah dilakukan oleh manajemen
Exportir, Depo Container, Warehouse dan Inland
Pelabuhan Tanjung Perak dengan menyiapkan
Transportation.
seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki.
Informasi yang dibutuhkan terkait dengan 3.3. Analisis Aspek Legalitas
pengelolaan lalu lintas angkutan laut dan pelabuhan, Penyelenggaraan Inaportnet dilaksanakan oleh
untuk aplikasi Inaportnet yang saat ini sedang Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan mulai
dikembangkan oleh Kemenhub. Untuk melakukan berlaku pada 13 Januari 2016 atau tiga bulan sejak
pengolahan data dan informasi dipergunakan diundangkan. Sebagaiman telah dijelaskan bahwa
bantuan fasilitas teknologi informasi. Proses tersebut Inaportnet merupakan bentuk pelayanan kapal dan
dimulai dari pengolahan data yang dimiliki oleh barang meliputi kapal masuk, kapal pindah, kapal
pihak Otoritas Pelabuhan dan Pelindo. Adapun keluar, perpanjangan tambat dan pembatalan
informasi yang dilakukan pengolahan data terkait pelayanan. Penerapan Inaportnet pelayanan kapal
dengan proses bisnis Otoritas Pelabuhan/Kantor dan barang di pelabuhan dilakukan sesuai tugas,
Kesyahbandaran dan P.T. Pelindo, Perusahaan fungsi, kewenangan dan tanggung jawab dari setiap
Pelayaran/Keagenan Kapal antara lain adalah sebagai instansi pemerintah dan pemangku kepentingan
berikut: i) Syahbandar yang bertanggung jawab terkait di pelabuhan berdasarkan ketentuan
terhadap pemberangkatan kapal dan kelaiklautan peraturan perundang-undangan. Instansi pemerintah
pelayaran; ii) Distrik Navigasi yang bertanggung dan pemangku kepentingan terkait di pelabuhan
jawab terhadap navigasi pelayaran serta keselamatan meliputi; Kantor Otoritas Utama, Kantor
pelayaran; iii) Pelindo yang bertanggung jawab Kesyahbandaran Utama, Kantor Kesyahbandaran dan
terhadap kegiatan bongkar muat di pelabuhan; iv)

70
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74 Johny Malisan, Wiwit Tresnawati

Otoritas Pelabuhan, Kantor Unit Penyelenggara A


Pelabuhan/ Kantor Pelabuhan, Kantor Pabean, Kantor P 5 B
Kesehatan Pelabuhan, Balai Karantina Pertanian, O 4 C
Kantor Karantina Ikan dan Pengawasan Mutu Ikan, 3
N 2 D
Kantor Imigrasi, Badan Usaha Pelabuhan, Perusahaan
1
Angkutan Laut Nasional di Pelabuhan dan Perusahaan
M 0 E
Bongkar Muat di Pelabuhan.
L F
3.4. Analisis Aspek Kelembagaan
K G
Indonesia saat ini sudah memiliki Portal INSW
J H
yang menangani kelancaran pergerakan dokumen Sebelum Inaportnet
I
Setelah Inaportnet
ekspor impor. INSW sudah diterapkan di 16
pelabuhan laut. Akan tetapi sepenuhnya terjalin Sumber: Hasil Olahan 2017
keseimbangan eksistensi dalam INSW karena belum Gambar 3. Opini terhadap teknis operasional
seluruhnya di pelabuhan tersedia jaringan aplikasi
Inaportnet. Pelayanan kapal dan barang secara online Keterangan:
menggunakan alamat http://inaportnet.dephub. A Nomor Urut Kedatangan Kapal (UKK)
go.id. Inaportnet dan terintegrasi dalam INSW dan B Rencana Penggunaan Tambatan (Berthing
Window)
sistem yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal
C Permintaan Pelayanan Kapal dan Barang (PPKB)
Perhubungan Laut, Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen
D Pelayanan labuh, pandu, tunda, dan tambat
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, (PPKB-D)
Ditjen Imigrasi, Badan Karantina Pertanian, Badan E Permintaan Pelayanan Kapal Pindah (Dokumen
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan PSAD/PPKB)
Hasil Perikanan, Badan usaha Pelabuhan dan F PSAD perpanjangan masa tambat
pemangku kepentingan terkait lainnya di pelabuhan. G Penetapan waktu pelayanan selesai masa
tambat
3.5. Teknis Operasional Pelayanan Inaportnet H Permintaan pelayanan kapal keluar (Dokumen
PSAD/PKB)
Pemerintah terus menerus melakukan perbaikan I PSAD pembatalan
peningkatan pelayanan secara menyeluruh, J Booking strack peti kemas
komprehensif dan terintegrasi dalam proses K Dokumen bay plan
ekspor/impor misalnya pelayanan impor hanya L Rencana Kegiatan Bongkar
didasarkan pada 1 (satu) dokumen impor (PIB) dan M Daftar Urutan Bongkar (DUB)
disampaikan secara elektronik (on-line) dan dengan N Booking stack peti kemas
proses single submission, pemeriksaan fisik barang O Permintaan kegiatan receiving
P Rencana Kegiatan Muat dan penerbitan Kartu
impor dilakukan segera dan importir tidak menunda
Stack Ekspor (KSE)
pelaksanaannya, pemeriksaan fisik yang selektif
berdasarkan manajemen risiko untuk barang ekspor pelayanan yang masih perlu perbaikan. Hal ini
yang terkena bea keluar, pengelolaan pembayaran ditunjukkan oleh perbedaan yang tidak terlalu besar
dan/atau penyetoran penerimaan negara secara antara sebelum dan setelah penerapan sistem online
elektronik, proses pemantauan (tracking) dokumen Inaportnet misalnya: (i) Pelayanan labuh, pandu,
PIB/PEB tidak memerlukan User ID. Acuan Standar tunda, dan tambat (PPKB-D), (ii) • Daftar Urutan
Pelayanan (Service Level Standard/ SLS) Bongkar (DUB), (iii) Permintaan kegiatan receiving,
menggunakan Inaportnet untuk pelayanan kapal dan (iv) Rencana Kegiatan Muat dan penerbitan Kartu
barang di pelabuhan. SLS diukur berdasarkan satuan Stack Ekspor (KSE). Opini terhadap teknis operasional
waktu, dst. Sistem Inaportnet ini sesungguhnya dapat dilihat pada gambar 3.
memberi manfaat dalam menjamin transparansi
pelayanan kapal dan barang di pelabuhan, keadilan 3.6. Legalitas dan Kelembagaan
pelayanan (first come first served), mempercepat
Inaportnet adalah sistem layanan tunggal
penyelesaian pelayanan kapal dan barang,
berbasis internet/web yang mengintegrasikan sistem
meminimalisasi biaya yang diperlukan dalam
informasi kepelabuhanan yang standar dalam sistem
penanganan pelayanan kapal dan barang,
pelayanan kapal dan barang oleh seluruh instansi
meningkatkan validitas dan akurasi data terkait
terkait (stakeholder) di pelabuhan. Mulai tahun 2016
dengan kegiatan pelayanan kapal dan barang, dan
Kemehub melalui Ditjen Perhubungan Laut secara
meningkatkan daya saing nasional serta mendorong
resmi menerapkan aplikasi inaportnet di pelabuhan
masuknya investasi. Berdaasarkan gambar di atas,
Tanjung Perak. Penerapannya dilakukan dengan
tampak bahwa semua kapal niaga pada Pelabuhan
tujuan untuk meningkatkan pelayanan kapal
Tanjung Perak dapat dilayani oleh sistem Inaportnet.
sehingga dapat berjalan cepat, terpercaya,
Meskipun demikian, terdapat beberapa kualitas
transparan, terstandarisasi dan dengan biaya yang

71
Johny Malisan, Wiwit Tresnawati Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74

minimal. Penerapan Inaportnet ini merupakan tindak pada prosedur sebelumnya, penyampaian perijinan
lanjut dari penandatanganan pakta integritas secara manual [17]. Namun saat ini penyampaian
penerapan sistem Inaportnet pada 19 Juli 2016 yang perijinan dilakukan secara elektronik (online)
lalu. Berdasarkan hal tersebut, seluruh jajaran Ditjen melalui pengiriman e-licensing dari inhouse system
Perhubungan Laut dan Pusat Teknologi Informasi dan GA terkait memakai hard-copy. Dengan sistem ini
Komunikasi bekerja sama untuk membangun dan pengguna jasa merasa nyaman dalam negurus semua
mengembangkan SIMLALA, SIM Kapal, SIM perijinan yang diperlukan. Akan tetapi kendala
Kepelabuhanan, serta layanan berbasis online lainnya dilapangan adalah seringnya terjadi trouble yang
yang handal dan terintegrasi dengan aplikasi biasanya terjadi jika banyak permintaan pelayanan,
Inaportnet. Demikian halnya Badan Usaha Pelabuhan terlalu banyak dokumen yang masuk sehingga
terus membangun dan mengembangkan sistem mengakibatkan sering terjadi sistem jaringan down.
pelayanan kapal dan barang di pelabuhannya dan Jika demikian, portal atau aplikasi tidak bisa dibuka,
terintegrasi dengan sistem-sistem yang telah sistem menjadi eror, dan mengakibatkan pelayanan
dipasang oleh Kementerian Perhubungan. Sedangkan terhambat, seperti sering dialami oleh pengguna jasa
untuk pengguna jasa kepelabuhanan antara lain yang akan melakukan pembayaran melalui bank.
perusahaan/ agen pelayaran, PBM dan JP saat ini Beberapa masalah seringkali terjadi seperti proses
sudah bisa menggunakan pelayanan kapal dan loading pada sistem yang terkadang lambat dan
barangnya melalui Inaportnet. Opini terhadap aspek kecepatan sistem dalam mengakses sesekali tidak
legalitas dapat dilihat pada gambar 4. maksimal. Opini terhadap aspek kelembagaan dapat
dilihat pada gambar 5.
Dengan banyaknya lembaga/instansi yang
terlibat maka diperlukan koordinasi yang baik agar Kesalahan teknis seperti ini banyak sekali terjadi
pelayanan optimal dapat diberikan kepada para yakni saat melakukan penginputan data sehingga
pengguna jasa dan tidak lagi secara tatap muka. pemrosesan lebih lanjut mengalami kendala, dan hal
Penerapan single window system membawa ini, seperti hasil penilaian responden, diharapkan ada
perubahan tata cara penyampaian perijinan dimana peningkatan atau perbaikan pelayanan yang lebih
A baik lagi terutama dalam kaitan dengan: aspek
O 5 B legalitas dan kelembagaan. Aspek legalitas
4 menyangkut tentang (i) Dokumen persetujuan
N C
3 ekspor (PE) dan (ii) Informasi posisi stack dan Yard
M
2
D Occupation Ratio (YOR). Sedangkan aspek
1 Kelembagaan adalah terkait dengan: (i) Izin
0 Karantina Hewan, (ii) Izin Karantina Ikan, dan (iii) Izin
L E
Karantina Tumbuhan.
K F A
5
L B
4
J G
Sebelum Inaportnet 3
I H K C
Setelah Inaportnet 2
Sumber: Hasil Olahan 2017 1
Gambar 4. Opini terhadap aspek legalitas J 0 D

Keterangan:
I E
A Dokumen Pemberitahuan Kedatangan Kapal
(PKK) atau RKSP
H F
B Dokumen BC.1.0 Sebelum Inaportnet
C Dokumen manifest (inward manifest) G
Setelah Inaportnet
D Surat Pengawasan Olah Gerak (SPOG)
E Surat Perintah Kerja (SPK) Gambar 5. Opini terhadap aspek kelembagaan
F Penerbitan Surat Izin Kesehatan Berlayar (SIKB)
G Exit Permit Keterangan:
H Dokumen bay plan A Izin dari seluruh GA di pelabuhan:
I Surat Pengawasan Bongkar Muat Barang B Dokumen BC 1.1
Berbahaya C Dokumen BC.1.0
J Dokumen persetujuan ekspor (PE) D Izin Karantina Tumbuhan
K Informasi posisi stack melalui Mobile Data E Izin Karantina Hewan
Terminal (MDT) F Izin Karantina Ikan
L Informasi posisi stack dan Yard Occupation G Izin Exit Permit Imigrasi
Ratio (YOR) H Izin Bongkar Muat Barang Berbahaya
M Informasi pengambilan barang (truck in) I Izin Kantor Kesehatan Pelabuhan
N Surat Pengawasan Bongkar Muat Barang J Izin Karantina Tumbuhan
Berbahaya K Surat Izin Berlayar dari Syahbandar
O Dokumen persetujuan ekspor (PE) L Exit Permit dari otoritas pelabuhan

72
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74 Johny Malisan, Wiwit Tresnawati

3.7. Pelayanan Satu Pintu oleh Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak dan PT
Pelindo III Cabang Tg. Perak. Kesiapan ini meliputi
Perkembangan ilmu manajemen telah
fasilitas dan SDM / Operator, serta dan dukungan
mendorong manfaat manajemen risiko untuk
pengguna jasa. Pelayanan terpadu kapal dan barang
mengamankan proses manajemen. Berkembangnya
secara elektronik telah berjalan dengan baik.
pengunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Demikian halnya proses kepabeanan, perijinan
(TIK) dalam manajemen, menyebabkan peterapan
karantina dan imigrasi telah dilakukan dengan sistem
manajemen sistem informasi lebih mudah.
layanan tungal berbasis elektronik (portnet) dibawah
Percepatan pembuatan keputusan bisa diotomasi
koordinasi Kantor Bea Cukai. Akan tetapi masih perlu
dengan memanfaatkan informasi basis pengetahuan
diupayakan agar terintegrasi dengan inaportnet yang
(knowledge base) yang dihasilkan dari proses
dimiliki oleh Otoritas Pelabuhan dan PT Pelindo III
identifikasi dan penilaian resiko dalam manajemen
dalam satu kesatuan dengan sitem dalam INSW. Hal
sistem informasi. Terbentuknya knowledge base
ini terjadi karena belum adanya dashboard yang
membuat proses pengambilan keputusan menjadi
dikelola secara besama oleh kedua instansi. Penilaian
lebih cepat dan memenuhi standar kualitas
responden terhadap penerapan sistem layanan
keputusan. Hal ini dapat membantu percepatan
inaportnet sudah baik namun masih ada beberapa hal
layanan dengan kualitas yang standar. Oleh karena
yang perlu perbaikan antara lain: (i) Aspek teknis
itu, penerapan Inaportnet sebagai layanan tunggal
operasional meliputi: pelayanan labuh, pandu, tunda,
elektronik merupakan solusi untuk mewujudkan
dan tambat (PPKB-D), pelayanan daftar urutan
kesepakatan bersama seluruh instansi pemerintah
bongkar (DUB), dan rencana kegiatan muat dan
dan swasta serta terintegtasi/terpadu dengan layanan
penerbitan Kartu Stack Ekspor (KSE); (ii) Aspek
tradenet dalam satu pintu. Dalam pelaksanaannya
Legalias dan kelembagaan meliputi: pengurusan
INSW mengintegrasikan seluruh layanan ekspor-
dokumen persetujuan ekspor (PE), Informasi posisi
impor, banyak ditemukan perbedaaan-perbedaan
stack dan Yard Occupation Ratio (YOR), serta
tata kelola layanan di antara instansi pemerintah
perijinan dari instansi karantina; dan (iii) Perlunya
yang terlibat.
lebih meningkatkan integrasi inaportnet kedalam
Perbedaan ini menimbulkan ketidaksetaraan sistem layanan tunggal satu pintu (INSW) link dengan
layanan kualitas dan kecepatan di masing-masing sistem portnet sehingga dapat menghilangkan
instansi terkait yang terjadi akibat lambatnya proses perbedaan data dan menghilangkan hambatan-
layanan dan risiko transaksi yang diproses. Dengan hambatan yang sering terjadi termasuk larangan dan
demikian, semua eksportir-importir atau semua jenis pembatasan (lartas) yang masih ada di beberapa
transaksi akan berlaku standar dan proses instansi terkait.
pembuatan keputusan yang mestinya setara. Oleh
karena itu, diperlukan peningkatan kesetaraaan Ucapan Terima Kasih
kualitas dan kecepatan layanan meskipun ada
Penulis J & W mengucapkan terima kasih kepada
perbedaan penerapan prosedur layanan dan
Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak dan Kapuslitbang
percepatan pembuatan keputusan. Penerapannya
Transportasi Laut Sungai danau dan Penyeberangan
tidak mudah, banyak batasan yang harus diatasi agar
yang telah memberikan dukungan data dan informasi
manajemen risiko di semua instansi peserta INSW
serta pendanaan sehingga penelitian ini dapat
dapat dilaksanakan. Batasan yang sering dijumpai
terlaksana dengan baik dan benar.
misalnya SDM yang belum memahami penerapan
manajemen risiko. Instansi yang terlibat memiliki
fokus perhatian berbeda karena tugas dan fungsinya Daftar Pustaka
masing-masing. Dengan demikian, pengintegrasian/ [1] Ridwan. "Margin Apresiasi Harmonisasi Hukum
keterpaduan menjadi penting agar tercapai Indonesia Dalam Perspektif Empat Pilar Asean
kesetaraan perlakuan, proses layanan dan kecepatan Economic Community," Jurnal Penelitian Hukum
pembuatan keputusan berdasar data yang akurat. Supremasi Hukum, vol. 24 no 2, 2015.
Integrasi akan mudah apabila dilaksanakan untuk [2] K. Tri Hapsari, Suharyono and Y. Abdillah,
kepentingan satu entitas dengan fokus perhatian "Implementasi Sistem Indonesia National Single
yang sama. Untuk semua entitas dapat Window (INSW) Sebagai Upaya Pendorong
dikembangkan satu knowledge base dengan concern Kelancaran Arus Barang Ekspor dan Impor (Studi
yang sama. Dengan hal ini akan dapat diperoleh nilai Kasus pada KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
risiko yang sama untuk dimanfaatkan oleh semua Surabaya)," Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), vol. 1 no
yang terkait. 1, 2015.
[3] B. Sitorus, T. I. H. Sitorus and P. Ricardianto, "Evaluasi
Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
4. Kesimpulan Pelabuhan," Jurnal Manajemen Transportasi dan
Logistik (JMTransLog), vol. 03 no 03, 2016.
Secara umum, Inaportnet di Tanjung Perak telah [4] E. Irannezhad, M. Hickman and C. G. Prato, "Modeling
berjalan baik, terlihat dari kesiapan yang dilakukan the Efficiency of a Port Community System as an

73
Johny Malisan, Wiwit Tresnawati Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (2): 67-74

Agent-based Process. The 6th International Workshop Komoditi Ekspor Daerah," Jurnal Borneo
on Agent-based Mobility, Traffic and Transportation Administrator, vol. 9 no 3, 2013.
Models," in Methodologies and Applications [12] A. Kurniawan, K. Boror Seminar, B. Hascaryo Iskandar
(ABMTrans 2017), 2017. and S. Nasution, "Studi Kelayakan Inaportnet dan
[5] A. Ahmad and M. Mashuri, "Analisis Sistem Antrian Strategi Pengembangan E-business di Pelabuhan
Kapal Pengangkut Barang di Pelabuhan Tanjung Perak Makassar," Warta Penelitian Perhubungan, vol. 27 no
Surabaya," Jurnal Sains dan Seni ITS, vol. 5 no 1, pp. 5, 2015.
2337-3520, 2016. [13] S. Lutfi Anita and I. Asmadewa, "Analisis Dwelling
[6] M. Kadarisman, Yuliantini and S. A. Majid, "Formulasi Time Impor Pada Pelabuhan Tanjung Priok Melalui
Kebijakan Sistem Transportasi Laut," Jurnal Penerapan Theory Of Constraints," Jurnal Perspektif
Manajemen Transportasi & Logistik, vol. 03 no 2, 2016. Bea dan Cukai, vol. 1 no 1, 2017.
[7] M. Basuki, R. B. Susanto and H. P. Herianto, "Analisis [14] M. Akbar Aswin, "Pelaksanaan Pelayanan Kedatangan
Risiko Kegiatan Bongkar Muat Sebagai Komponen Keberangkatan Kapal (Clearance In dan Clearance Out)
Dwelling Time Di Pelabuhan," in Seminar Nasional Secara Online Dengan Sistem Inaportnet Pada
Sains dan Teknologi Terapan III, Surabaya, 2015. Keagenan Di Pt.Bahtera Adhiguna," Politeknik Negeri
[8] M. C. Niculescu and M. Minea, "Developing a single Samarinda, Samarinda, 2018.
window integrated platform for multimodal transport [15] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
management and logistics," Transportation Research Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta,
Procedia, vol. 14, p. 1453 – 1462, 2016. 2014.
[9] Saifudin, "Analisis Kesiapan Penerapan Inaport [16] Ridwan, Metode dan Tehnik Menyusun Proposal
Integration System (Inaportrnet) pada Pelayanan Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009.
Kapal di Pelabuhan tanjung Priok," 2009. [17] Efanty and D. Charisma Febrina, Kajian Penerapan
[10] F. Apriliani and Wulyo, "Sistem Indonesian Port Sistem National Single Window Terhadap Kegiatan
Integration (Inaportnet) terhadap waiting time for Ekspor Perikanan Indonesia : Studi Kasus Pada Balai
pilot dan waiting time for berth," Jurnal Baruna Karantina Ikan Tanjung Perak Surabaya, Surabaya:
Horizon, vol. 1 no 2, 2017. Universitas Brawijaya, 2011.
[11] B. Haryotejo, "Analisis Sektor Logistik Dalam Rangka [18] I. Nanda, Inaportnet – Part 2. Siapa dan Bagaimana
Kelancaran Arus Barang Dan Peningkatkan Daya Saing Cara Kerjanya, Dunia Maritim, 2017.

74

Anda mungkin juga menyukai