Anda di halaman 1dari 12

Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35-46

Implementasi National Single Window (Airportnet) dalam


Upaya Mendukung Pelayanan Kargo Udara di Bandar Udara
Soekarno Hatta – Cengkareng

Dina Yuliana*1 dan Kristiono Setyadi2


Puslitbang Transportasi Udara, Badan Litbang Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5, Jakarta Pusat 10110, Indonesia
E-mail: dinahubud@gmail.com
Diterima : 21 Januari 2019, disetujui: 27 Juni 2019, diterbitkan online: 28 Juni 2019

Abstrak
Direktur Jenderal Perhubungan Udara telah menyerahkan pelaksanaan dan tanggung jawab sistem layanan informasi arus
barang ekspor dan impor di bandar udara (NSW-Airportnet ) pada komite penanganan kegiatan sistem layanan informasi
arus barang ekspor dan impor di bawah Kantor Otoritas Bandar Udara Soekarno Hatta. Tujuan dalam penelitian adalah
untuk mengetahui pelaksanaan sistem National Single Window bandar udara (NSW-airportnet ) dan persepsi warehouse
dalam pelaksanaan sistem National Single Window (NSW) bandar udara (NSW-airportnet ). Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling yang memenuhi kriteria expert judgement . Teknik analisis menggunakan CSI, Analisis
Fish Bone dan Metode USG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini National Single Window Bandar Udara (NSW-
airportnet ) di Bandara Soekarno Hatta dalam kondisi tidak beroperasi. Penyebab tidak beroperasinya adalah person ,
system dan support sedangkan akar masalahnya yaitu tidak sinkronnya komunikasi data dan format data, kurangnya
dukungan manajemen kerjasama dan stakeholder , tidak adanya integrasi data, warehouse sudah tidak menginput data,
interkoneksi dan peralatan sudah mati, masih kurangnya komitmen petugas, belum adanya SOP pemeliharaan sistem
airportnet , alokasi anggaran pemeliharaan dan perawatan masih berada di kantor pusat. Tingkat kesesuaian implementasi
NSW Airportnet sebesar 47,5% dengan indeks kepuasan pelanggan (CSI) sebesar 42,78% (kurang puas).
Kata kunci: National Single Window (NSW), Bandar Udara, Warehouse , CSI, Analisis Fish Bone , Metode USG.

Abstract
Implementation of National Single Window (Airportnet) as an Attempt to Support Air Cargo Service in Soekarno
Hatta Airport - Cengkareng: The Director General of Air Transportation has handed over the implementation and
responsibility of the information service system for the exported and imported goods at the airport (NSW-Airportnet) to
the service handling committee of information system on the export and import of goods under Authority Office of
Soekarno Hatta Airport. The purpose of the study was to determine the implementation of National Single Window airport
(NSW-airportnet) system and the perception of the warehouse in the implementation of an National Single Window (NSW)
system of the airport (NSW-airportnet). The sampling collection technique used purposive sampling that met the criteria
of expert judgment. Analysis techniques used CSI, Fish Bone Analysis, and USG Method. The results of the study indicate
that the National Single Window Airport (NSW-airportnet) at Soekarno Hatta Airport is currently in an inoperative
condition. The causes for inoperative condition is the person, system and support; meanwhile, the root problem is data
communication and non-synchronous data formats, lack of the support from management cooperation and stakeholders,
data integration are unavailable, warehouse has not yet inputted the data, interconnection and equipment are inactive,
lack of staff commitment, no SOP of airportnet maintainance system, the maintenance and maintenance budget allocation
is still at the head office. The conformity level of NSW Airportnet implementation is 47.5% with the customer satisfaction
index (CSI) of 42.78% (less satisfied).
Keywords: National Single Window (NSW), Airport, Warehouse, CSI, Fish Bone Analysis, USG Method .

sistem tunggal dalam pengumpulan, pemrosesan,


1. Pendahuluan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
data dan informasi custom clearance of cargo. Jadi,
National Single Window (NSW) merupakan salah
ASW merupakan sebuah integrasi dari sepuluh NSW
satu bentuk sistem perdagangan untuk memperbaiki
negara-negara ASEAN diharapkan akan bisa
dan mempersingkat waktu pengurusan prosedur
mengurangi waktu dan biaya-biaya transaksi
ekspor-impor. Proses pembentukan ASEAN Single
(transaction time and costs) sehingga mampu
Window (ASW) didahului oleh keharusan bagi setiap
meningkatkan efisiensi dan daya saing. Selain itu
anggota ASEAN untuk membentuk NSW, yaitu suatu

http://dx.doi.org/10.25104/warlit.v31i1.827
0852-1824 / 2580-1082 ©2019 Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Artikel ini open access dibawah lisensi CC BY-NC-SA (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
Terakreditasi Sinta (Peringkat 2), SK No 10/E/KPT/2019
Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46

ASW bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari dan ke bandar udara. Sistem pelayanan secara
penanganan lalu lintas barang diantara negara elektronik yang terintegrasi ini menghasilkan
anggota ASEAN, yang bertujuan dan mendorong pengelolaan data dan informasi berupa cargo
percepatan dari proses custom clearance dan cargo tracking dan status, flight informaton system (FIS),
release [1]. daftar timbun, rute penerbangan, dan flight approval
(FA). Implementasi NSW pada awal peresmiannya
Indonesia National Single Window (INSW)
melibatkan beberapa unit kerja diantaranya Ditjen
adalah sistem nasional Indonesia yang
Perhubungan Udara, Komunitas Bandar Udara dan
memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian
stakeholder warehousing seperti PT. Unex Kargo, PT.
data dan informasi secara tunggal, pemrosesan data
Gapura Kargo, PT. Garuda Kargo, dan PT. JAS Kargo).
dan informasi secara tunggal dan sinkron, pembuatan
Fungsi utama sistem NSW ini adalah menyediakan
keputusan secara tunggal untuk pemberian izin
akses terpadu terhadap informasi status kargo bagi
kepabeanan dan pengeluaran barang [2]. Dasar
komunitas bandar udara, memudahkan kantor
pembentukan PP-INSW adalah Peraturan Presiden
otoritas bandar udara, agent, shipper, dan consignee
Nomor 76 Tahun 2014 tentang Pengelola Portal
dalam memantau cargo release [4].
Indonesia National Single Window. Penanganan
dokumen kepabeanan, perizinan, dan dokumen Integrasi antara sistem publik dan swasta perlu
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dilakukan secara harmonis pada perdagangan dan
dan/atau impor secara elektronik dilakukan melalui transportasi. Sistem single window perlu
Portal INSW. Pengelola Portal INSW merupakan dikembangkan berdasarkan standar yang kompatibel
satuan kerja yang berada di bawah dan bertanggung mengenai proses logistik, antarmuka (interfaces) dan
jawab kepada Menteri Keuangan. Dengan portal konten informasi. Kerjasama antara beberapa
INSW, pelaku usaha mendapat kepastian, nasional dan regional single window memberikan
transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan dan solusi dalam menyederhanakan sistem didasarkan
pengawasan barang. Selain itu, INSW juga pada pengembangan kerangka kerja terpadu dan
mengurangi biaya transaksi melalui efisiensi waktu metodologi yang kompatibel. Selain itu, integrasi
dan biaya proses penanganan dokumen kepabeanan berbagai sistem pihak ketiga ke dalam system
dan pengeluaran barang (customs release and national single window akan lebih efisien karena
clearance cargoes). Adanya INSW juga didasarkan pada latar belakang metodologis terpadu,
mempermudah pengawasan pelaksanaan kebijakan dan penerapan secara sistematis [5].
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing
Strategi yang diambil oleh Strategic Business
nasional, kemudahan investasi dan memfasilitasi
Unit (SBU) terminal kargo PT. Angkasa Pura I
perdagangan dalam persaingan global, termasuk
(Persero) yang untuk peningkatan kemananan kargo
optimalisasi penerimaan negara dan perolehan
udara dengan peningkatan jumlah personel,
devisa.
peningkatan kerjasama (partnership) antara
Portal INSW saat ini telah dilakukan penerapan perusahaan pengangkutan kargo, swasta dan
secara mandatori untuk pelayanan impor dan ekspor pemerintah dalam pengadaan sistem perangkat
secara live (7x24jam). Portal INSW sudah komunikasi pengamanan kargo di wilayah operasi/
mengintegrasikan layanan perijinan ekspor impor terminal kargo bandar udara [6][6]. Proses
dari 15 Kementerian/Lembaga (terdiri dari 18 unit) pengiriman kargo masih banyak yang menggunakan
dan sudah digunakan untuk memproses layanan pesawat kombi (pesawat yang mengangkut
sebanyak rata-rata lebih dari 1 juta dokumen impor penumpang serta barang), dan jarang dikirim dengan
(PIB) dan lebih dari 1,5 juta dokumen ekspor (PEB) menggunakan pesawat khusus kargo (freighter).
per tahun. Integrasi Sistem INSW Ekspor difokuskan Berdasarkan existing service blueprint cargo process,
pada lima instansi pemerintah pemberi izin ekspor- dapat diketahui standar alur proses pengananan
impor terkait, yaitu Direktorat Jendral Bea dan Cukai kargo dan moment of truth dari proses yang ada.
Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pihak–pihak terlibat dalam pelayanan penanganan
Perdagangan Luar Negeri, Badan Pemeriksaan Obat kargo di terminal kargo Bandara Soekarno Hatta
dan Makanan (BPOM), Badan Karantina Kementrian antara lain PT Angkasa Pura II, Perusahaan Airport
Pertanian dan Pusat Karantina Perikanan Services, Carrie, Freight Forwader (Agent), Kurir,
(Kementrian Kelautan dan Perikanan) [3]. Salah satu Custom, dan Regulated Agent [7].
peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia adalah
Penerapan sistem INSW mampu mempercepat
meningkatkan pangsa pasar dalam perdagangan
pelayanan, sebelum diterapkan petugas bea cukai,
internasional.
importir/eksportir, serta instansi penerbit ijin ekpor
Pada Tahun 2013, sistem NSW Bandar Udara impor dalam pemrosesan dokumen ekspor dan impor
telah diresmikan sebagai perwujudan dari tindak memerlukan waktu 3 hari, selain itu mereka juga
lanjut komitmen para pemimpin negara-negara mengalami kesulitan dalam mengidentifkasi
ASEAN dalam Declaration of ASEAN Concord II dalam penerbitan ijin ekspor/impor. Setelah
meningkatkan layanan arus barang ekspor dan impor diimplementasikannya Sistem INSW, proses

36
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46 Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi

penerbitan ijin impor dari instansi terkait dengan Pada Tahun 2010 telah dilakukan studi kelayakan
dokumen impor yang dikirim oleh pihak importir proyek percontohan single window untuk informasi
bisa langsung diproses sehingga dapat selesai lebih perdagangan luar negeri dengan lokasi di Federasi
cepat. Instansi pemberi ijin impor telah menginput Rusia antara Kementerian Pembangunan Ekonomi
ijin yang dikeluarkan terkait Importir tertentu pada dan Luar Negeri - Rusia, Federal Customs Service,
sistem INSW, sehingga menghasilkan data yang valid. Kamar Dagang dan Industri dari Federasi Rusia dan
Dokumen perijinan dapat langsung dicek di dalam Kota Moskow, pemangku kepentingan Bandara
sistem INSW. Dengan demikian, frekuensi bertemu Vnukovo dengan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa
antara petugas dan pihak eksportir/importir dapat (UNECE) [13]. Tujuannya untuk menentukan
dikurangi [8]. kelayakan single window ekspor dan impor clearance
untuk kargo udara di Bandara Vnukovo. Hasil
Implementasi INSW melalui pendekatan
penelitian menunjukkan bahwa penerapan single
Business Intelegent System (BIS) pada Direktorat
window akan membuka berbagai macam perbaikan
Jenderal Bea dan Cukai dapat meningkatkat
proses perizinan kargo udara impor dan ekspor di
kelancaran arus barang ekspor dan impor hal ini
Bandara Vnukovo bagi instansi pemerintah dan
dapat dilihat dari jumlah volume ekspor dan impor
komunitas bisnis. Proses yang panjang dalam proses
yang meningkat setelah INSW diimplementasikan.
pengumpulan data dan pengolahan informasi dapat
Komitmen manajemen dan kualitas data
dicegah dengan penggunaan electronic single
berpengaruh positif terhadap implementasi INSW
window (SEW) dalam proses clearance. Hal ini dapat
dengan pendekatan BIS pada Direktorat Jenderal Bea
dilihat dari perbandingan layanan di Bandara
dan Cukai [9].
Vnukovo dan Bandara Schiphol Amsterdam. Bandara
Sebelum INSW diimplikasikan, PT. Otsuka Vnukovo masih menggunakan banyak kertas dalam
Indonesia Malang membutuhkan waktu yang lama pertukaran informasi dan waktu proses (dwelling
dalam pengurusan perizinan barang impor karena time) impor dengan lama layanan antara 24 dan 72
prosesnya masih manual, informasi yang diberikan jam. Sedangan Bandara Amsterdam menggunakan
tidak satu pintu, dan ada biaya tambahan dalam informasi elektronik dalam pertukaran data dengan
pengurusan dokumen perizinan. Namun setelah waktu proses (dwelling time) rata-rata 2 sampai 8
implementasi INSW banyak keuntungan yang jam.
diperoleh antara lain penanganan barang impor lebih
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal
cepat, informasi yang diberikan satu pintu yaitu
Perhubungan Udara Nomor: KP 121 tahun 2012
melalui portal INSW, dan tidak ada biaya tambahan
tentang Sistem Pelayanan Informasi Arus Barang
untuk pengurusan biaya dokumen perizinan barang
Ekspor Dan Impor Secara Elektronik di Bandar Udara
impor [10].
Internasional Soekarno Hatta (national single
Konsep single window tidak kompatibel di Sri window bandar udara/NSW-airportnet), Direktur
Langka [11]. Tantangan terbesar dalam pelaksanaan jenderal perhubungan udara melimpahkan
single window di Sri Langka antara lain yaitu kewenangan dan tanggung jawab pelaksanaan sistem
kurangnya dukungan pemerintah, tidak ada pelayanan informasi arus barang ekspor dan impor
koordinasi antara stakeholder, belum adanya secara elektronik di Bandar Udara Internasional
kesadaran dan kemampuan organisasi serta SDM Soekarno Hatta (NSW-Airportnet) kepada komite
terhadap perubahan sistem. Tantangan yang penanganan kegiatan sistem layanan informasi arus
dihadapi pemerintah dan pengambil keputusan barang ekspor dan impor dibawah Kantor Otoritas
adalah mereka harus secara aktif mengambil bagian Bandar Udara. Dengan demikian Kantor Otoritas
dalam penciptaan kemauan politik dan kolaborasi Bandar Udara melakukan koordinasi dengan semua
antar lembaga. unit kerja pelayanan kargo ekspor dan impor di
Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta.
Evaluasi penerapan sistem single window
dengan mengambil studi kasus di Biro Kepabeaan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
Filipina, Georgia dan Qatar [12]. Pengenalan sistem di atas, permasalahan dalam penelitian ini sebagai
single window di beberapa instansi tersebut telah berikut: bagaimana pelaksanaan sistem National
berhasil menurun korupsi dengan mengurangi Single Window bandar udara (NSW - airportnet) dan
kontak langsung antara petugas bea cukai dan persepsi warehouse dalam pelaksanaan sistem
perusahaan; meningkatkan transparansi kepabeaan national single window bandar udara (NSW -
dengan meningkatkan aksesibilitas informasi yang airportnet)?. Tujuan penelitian adalah untuk
relevan; dan pengetatan akuntabilitas kepabeaan mengetahui pelaksanaan sistem national single
melalui elektronik audit dari semua proses. window bandar udara (NSW - airportnet) dan
Implementasi single window di negara berkembang mengetahui persepsi warehouse dalam pelaksanaan
dapat menjamin pengaruh positif dalam memerangi sistem national single window bandar udara (NSW -
korupsi di bea cukai. airportnet).

37
Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46

2. Metodologi purposive sampling, agar diperoleh hasil wawancara


yang memenuhi kriteria expert judgement.
Penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) bulan
dari bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Desember Berdasarkan gambar 1. proses penelitian dimulai
2017. Penelitian dilaksanakan pada Pusat Penelitian dari merumuskan latar belakang permasalahan
dan Pengembangan Transportasi Udara dengan penelitian bagaimana pelaksanaan sistem national
mengambil survey di Bandara Soekarno Hatta dan single window bandar udara (NSW - airportnet) di
Pelabuhan Tanjung Perak – Surabaya. Bandara Soekarno Hatta. Studi pustaka dilaksanakan
untuk mengetahui pelaksanaan NSW pada beberapa
Dalam penelitian ini metode penelitian deskriptif bidang pekerjaan guna menambah wawasan dan
digunakan untuk mengambarkan peran instansi yang pendalaman materi penelitian ini. Kegiatan
memiliki kewenangan dalam penerapan NSW bandar prasurvey dilaksanakan untuk menghimpun dan
udara (NSW-airportnet). Penelitian desktiptif menginventarisasi permasalahan dalam pelaksanaan
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri airportnet di Bandara Soekarno Hatta. Pelaksanaan
untuk satu variabel atau lebih (independen) dengan survey penelitian dilaksanakan untuk mengetahui
tidak membuat perbandingan atau menghubungkan persepsi pengguna airportnet, kendala dalam
dengan variabel yang lain [14]. Data yang pelaksanaan airportnet dan melaksanakan studi
dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. banding untuk mengetahui penerapan NSW di
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pelabuhan. Selanjutnya data lapangan ini
wawancara dengan instansi terkait yang ada di dipergunakan untuk bahan analisis penelitian.
bandar udara yaitu Otoritas Bandar Udara Soekarno
Hatta, PT. Pelindo III Tanjung Perak – Surabaya, PT. 2.1. Teknik Analisis Data
Unex Kargo, PT. Gapura Kargo, PT. Garuda Kargo, PT.
JAS Kargo, Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta dan Bea Fishbone diagram digunakan untuk mencari
Cukai Pelabuhan Tanjung Perak – Surabaya. Data unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan
sekunder yang diperlukan diambil dari instansi masalah [15]. Diagram ini sering disebut dengan
tersebut. diagram tulang ikan karena menyerupai bentuk
susunan tulang ikan. Bagian kanan dari diagram
Pengumpulan dan penilaian data melalui biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan
pengisian kuesioner terhadap pejabat dan pegawai sedangkan cabang-cabang tulang ikannya
terkait dengan obyek penelitian. Pengumpulan data menggambarkan penyebabnya. Pada umumnya
meliputi data primer dan data sekunder. Data primer bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan
diperoleh melalui wawancara dan pengamatan masalah kualitas [15]. Sedangkan unsur-unsur
langsung di lapangan. Data sekunder yang penyebab biasanya terdiri dari faktor-faktor manusia,
dikumpulkan meliputi data kualitatif dan kuantitatif. material, mesin, metode, dan lingkungan. Dengan
Responden yang diwawancarai adalah para pakar demikian kegunaan dari diagram ini adalah untuk
terkait yang berkompeten terhadap penerapan menemukan faktor-faktor yang merupakan sebab
national single windows bandar udara (NSW - pada suatu masalah. Untuk menentukan faktor-
airportnet). Pemilihan responden dilakukan secara faktor yang berpengaruh, ada lima faktor utama yang
harus diperhatikan yaitu manusia, material, metode,
mesin, anggaran/uang dan lingkungan.
Beberapa faktor penyebab utama dalam penanganan
bagasi yang ditemui dilapangan akan dipilih satu
faktor penyebab yang paling dominan atau yang
menjadi permasalahan pokok dengan menggunakan
metode/kriteria USG (Urgency, Seriousness and
Growth) [16]. Masing-masing faktor penyebab utama
tersebut akan diberikan penilaian berdasarkan tiga
kriteria yaitu tingkat kegawatan (urgency),
mendesaknya (seriousness) dan pertumbuhan
(growth) perkiraan bertambah buruknya suatu
keadaan dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya/sekarang. Penilaian menggunakan skala
likert yang dimulai dari angka 1 sampai dengan angka
5 yang memiliki pengertian: 1 bernilai sangat
kecil/rendah pengaruhnya; 2 bernilai kecil
pengaruhnya; 3 bernilai sedang/ cukup
pengaruhnya; 4 bernilai besar/ tinggi pengaruhnya; 5
bernilai sangat besar/ tinggi pengaruhnya.
Gambar 1. Diagram Alir Proses Penelitian

38
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46 Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi

Importance-Performance Analysis (IPA) adalah


sebuah teknik analisis Importance-Performance
Analysis yang digunakan untuk mengetahui
kesenjangan antara kinerja dengan harapan dari
produk layanan dan Customer Satisfaction Index (CSI)
yang digunakan untuk menganalisis tingkat
kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Dalam
konsep IPA diformulasikan 5 dimensi yaitu tangible,
realibility, responsibility, assurance dan empathy
[17]. salah satu ciri khas dari indeks kepuasan
Gambar 2. Kuadran Importance-Performance Analysis
pelanggan yang dihasilkan oleh ServQual ini adalah
perhitungan berdasarkan analisis kesenjangan (gap).
Hal ini dapat terjadi karena responden ditanyakan sangat kecil. 3). Kuadran D (berlebihan). Kuadran ini
dua kali untuk setiap produk layanan, yaitu harapan memuat layanan NSW yang dianggap kurang penting
dan persepsinya. oleh pengguna jasa dan dirasakan terlalu berlebihan.
Bertitik tolak dari batasan yang telah dibuat Peningkatan kinerja pada layanan NSW yang terdapat
maka kepuasan pelanggan adalah selisih antara apa pada kuadran ini hanya akan menyebabkan
yang dialami/diterima (persepsi) dengan apa yang terjadinya pemborosan sumber daya.
diinginkan (harapan). Dengan demikian dapat Selanjutnya dilakukan analisis CSI digunakan
dikatakan bahwa tingkat kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna jasa
ditentukan oleh besarnya gap antara persepsi dengan secara menyeluruh dengan melihat tingkat
harapan. Semakin kecil gap ini semakin baik tingkat kepentingan dari layanan NSW. Pada umumnya, bila
kepuasan yang dirasakan pelanggan. nilai CSI di atas 50 persen dapat dikatakan bahwa
IPA terdiri atas dua kemponen yaitu, analisis pengguna jasa sudah merasa puas sebaliknya bila
kuadran dan gap. Dengan analisis kuadran dapat nilai CSI di bawah 50 persen pengguna jasa belum
diketahui respon konsumen terhadap produk dikatakan puas. Nilai CSI dalam penelitian ini dibagi
layanan yang diplotkan berdasarkan tingkat ke dalam lima kriteria mulai dari tidak puas sampai
kepentingan dan kinerja dari produk layanan dengan sangat puas.
tersebut. Sedangkan gap digunakan untuk melihat
kesenjangan antara kinerja suatu produk layanan 2.2. Definisi Operasional
dengan harapan konsumen terhadap produk layanan Populasi/Sampel adalah pengguna jasa di
tersebut. Setelah diperoleh bobot kinerja dan Bandara Soekarno Hatta yang sudah pernah
kepentingan produk layanan serta nilai rata-rata menggunakan sistem NSW; Tangible atau bukti fisik
kinerja dan kepentingan produk layanan, kemudian yaitu kemampuan pengelola sistem NSW dalam
nilai-nilai tersebut diplotkan ke dalam diagram menunjukkan eksistensinya kepada pihak pelanggan
kartesius seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. yang meliputi: dukungan pemerintah terhadap
Diagram ini terdiri atas empat kuadran: 1). pelaksanaan NSW Airpornet, pembanguan
Kuadran A (Prioritas Utama). Kuadran ini memuat infrastruktur (peralatan dan fasilitas) system NSW
sistem NSW yang dianggap penting oleh Airportnet dan ketersediaan perangkat fasilitas
penggunajasa tetapi pada kenyataannya layanan jaringan internet pada penerapan NSW Airpornet;
NSW tersebut belum sesuai dengan harapan. Tingkat Reliability atau keandalan yaitu kemampuan
kinerja dari Sistem NSW tersebut lebih rendah pengelola sistem NSW untuk memberikan pelayanan
daripada tingkat harapan pengguna jasa terhadap sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya
layanan NSW tersebut. Layanan NSW yang terdapat yaitu penyediaan sumber daya manusia/personel
dalam kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi yang handal di bidang telnologi informasi terhadap
kinerjanya agar dapat memuaskan pengguna jasa. 2). penerapan NSW Airpornet; Responsiveness atau
Kuadran B (pertahankan prestasi). Layanan NSW
Tabel 1. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index
yang terdapat dalam kuadran ini menunjukkan
bahwa layanan NSW tersebut penting dan memiliki Nilai CSI Kriteria CSI
kinerja yang tinggi. Layanan NSW ini perlu 0,81-1,00 Sangat Puas
dipertahankan untuk waktu selanjutnya. 3). Kuadran
0,66-0,80 Puas
C (prioritas rendah). Layanan NSW yang terdapat
dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh 0,51-0,65 Cukup Puas
pengguna jasa dan pada kenyataannya kinerjanya 0,35-0,50 Kurang Puas
tidak terlalu istimewa. Peningkatan terhadap layanan 0,00-0,34 Tidak Puas
NSW yang masuk dalam kuadran ini dapat
Sumber: [18]
dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya
terhadap manfaat yang dirasakan oleh pengguna jasa

39
Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46

ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu PC/workstation, local area network (LAN), server
dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) hub/node, server utama, server backup, server CMS,
dan tepat kepada pengguna jasa, dengan application programming interface (API), firewall dan
penyampaian informasi yang jelas yaitu kecepatan Internet.
akses informasi penanganan barang ekspor/impor;
Tabel 2 menunjukkan hasil analisis lapangan
Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu
pelaksanana National Single Windows Bandar Udara
pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan
Soekarno Hatta (NSW-Airportnet). Berdasarkan hasil
para pengelola sistem NSW untuk menumbuhkan
pengamatan dilapangan infrastruktur dalam hal ini
rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan
server yang berada di Gapura Angkasa Kargo, Garuda
yaitu meliputi kemampuan pegawai/petugas dalam
Kargo, Unex Kargo dan Jasa Angkasa Semesta Kargo
penerapan nsw airpornet, kemudahan akses
sudah tidak beroperasi lagi (off) dan aplikasi yang
informasi penanganan barang eksport/import dan
berada di sekretariat kondisi sudah tidak terawat
efektifitas dan efisiensi sumber daya pada penerapan
dengan baik (mati).
NSW Airportnet; Kepuasan pengguna jasa adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul Beberapa kendala pelaksanaan sistem NSW
setelah membandingkan antara persepsi/kesannya airportnet antara lain: Data dari kargo – message
terhadap kinerja atau hasil suatu pelayanan dan IATA yang selalu berubah format sehingga tidak bisa
harapannya. diterjemahkan oleh sistem NSW bandar udara;
Sistem yang dimiliki gudang berbeda-beda sesuai
kebijakan pemiliknya dan versi softwarenya berubah
3. Hasil dan Pembahasan
terus, sementara NSW harus terus menyesuaikan;
Konsep awal adanya NSW Bandar Udara Kekhawatiran pemilik gudang terhadap kerahasiaan
pengintegrasian secara online berkenaan dengan data apabila terkoneksi dengan NSW; Kurangnya
kegiaatan pengelolaan gudang barang/kargo melalui pendanaan dalam penunjang aktivitas NSW; Edukasi
bandar udara yang dalam bekerja melibatkan yang kurang terhadap stakeholders terkait; Double
beberapa instansi pemerintah dan komunitas bandar pekerjaan saat mengirim data ke NSW dan custom
udara terkait. Dasar pembentukan NSW Bandar sehingga terjadi redundansi; Ketidakcocokan
Udara yaitu: Undang-undang RI No. 1 Tahun 2009 komunikasi data sehingga warehouse diharuskan
Tentang Penerbangan; Keputusan Menteri membuat aplikasi baru; Tidak adanya atau kurangnya
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor Kep- SDM berkualitas untuk menjalankan NSW di masing-
04/M.EKON/02/2008 tentang Tim Persiapan National masing pihak; Fasilitas dan peralatan utama serta
Single Window (NSW); Peraturan Presiden Nomor 35 penunjang yang kurang bagus.
Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Penggunaan 3.1. Hasil Analisis Data
Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia
Tingkat kesesuaian (TK) dari masing-masing
National Single Windows; Peraturan Dirjen Hubud
indikator yang diteliti dapat terlihat dalam Tabel 3.
No.121 Tahun 2012 tentang Sistem Pelayanan
Informasi Arus Barang Ekspor dan Impor secara Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa rata-rata
Elektronik di Bandar Udara International Soekarno tingkat kesesuaian semua indikator yang diteliti
Hatta (NSW-Airportnet); Agreement to establish and
Tabel 2. Hasil Implimentasi Eksisting National Single
implement the ASW; Standar bisnis proses / IATA
Windows Bandar Udara (NSW-Airportnet )
RULES yang diterbitkan oleh IATA; Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 76 Tahun 2014 tentang
Uraian Hasil Hasil Observasi
Pengelola Portal Indonesia National Single Window; Evaluasi
PMK nomor 138 tahun 2015 tentang organisasi DJAU
pengelola portal INSW tersebut telah ditetapkan
Portal Website Aplikasi Up Off
dengan sebutan Satuan Kerja PP-INSW.
Aplikasi Komunikasi dan Up Off
National single windows bandar udara (NSW- member
Airportnet) dalam pelaksanaannya melibatkan Single Sign On Up Off
beberapa instansi pemerintah dan komunitas bandar
Aplikasi SMS Down Off
udara terkait dengan pengelolaan gudang. Instansi
pemerintah yang mengeluarkan perizinan dalam hal Aplikasi Mobile Down Off
arus barang/kargo dapat terintegrasi secara online Aplikasi Mail Down Off
dalam satu portal sehingga memudahkan dalam
Aplikasi Helpdesk Down Off
pelayanan kargo/barang kargo, saat ini yang
terintegrasi national single windows (NSW) bandar Aplikasi Eksekutif Down Off
udara Gapura Angkasa Kargo, Garuda Kargo, Unex Sosialisasi Belum Tidak Ada
Kargo dan Jasa Angkasa Semesta Kargo. Perangkat Maksimal
penunjang dalam system airportnet antara lain: Sumber: Hasil analisis, 2017

40
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46 Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi

Tabel 3. Tingkat Kesesuaian, Perhitungan Tingkat


Kepentingan dan Kinerja Layanan NSW Airpornet

Rata2 Rata2 Tingkat


Indikator kinerja Harapan kesesuaian

Dukungan
Pemerintah
Terhadap 2 5 40%
Pelaksanaan NSW
Airpornet

Pembanguan

Berwujud
infrastruktur
(peralatan dan 2 5 40%
fasilitas) system
NSW Airportnet
Gambar 3. Diagram Pelaksanaan National Single
Ketersediaan
Windows Bandar Udara (NSW-Airportnet ) Eksisting. Perangkat fasilitas
Sumber: [19] jaringan internet 2 5 40%
pada penerapan
ternyata masih dibawah 50%, tingkat kesesuaian NSW Airpornet

rata-rata adalah sebesar 47,5%, dengan tingkat Penyediaan sumber


daya
kesesuaian tertinggi dicapai indikator kemampuan
Kehandalan manusia/personel
pegawai/petugas dalam penerapan NSW Airpornet yang handal di
2 4 50%
dengan tingkat kesesuaian 60,00 %, sedangkan bidang telnologi
informasi terhadap
tingkat kesesuaian yang terendah adalah dukungan penerapan NSW
pemerintah terhadap pelaksanaan NSW airpornet, Airpornet

pembanguan infrastruktur (peralatan dan fasilitas) Kecepatan akses


Daya Tanggap

Informasi
sistem NSW Airportnet dan ketersediaan perangkat Penanganan barang
fasilitas jaringan internet pada penerapan nsw Eksport/Import 2 4 50%
airpornet dengan tingkat kesesuaian sebesar 40,00
%. Nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer
Satisfaction Index-CSI) sebesar 42,78% atau berada
Kemampuan
pada rentang nilai CSI 30 % - 55,99 %, yang berarti Pegawai/petugas
3 5 60%
tingkat kepuasan pengguna NSW Airportnet secara dalam penerapan
NSW Airpornet
keseluruhan berada dalam kategori kurang puas.
Kemudahan akses
Setelah dilakukan perhitungan pada tabel 3,
Jaminan

Informasi
2 4 50%
akan dianalisis dengan diagram kartesius IPA dari Penanganan barang
rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh indikator Eksport/Import
�) dan rata-rata dari rata-rata skor kinerja seluruh
(Y Efektifitas dan
indikator (X�), yang merupakan garis perpotongan efisiensi sumber
daya pada 2 4 50%
yang membagi kuadran tersebut dalam 4 (empat) penerapan NSW
bidang, dimana hasil perhitungannya adalah pada Airportnet
gambar 4.
Nilai Rata-rata 2,13 4,5 47,50%

Nilai CSI 42,778


Sumber: hasil perhitungan, 2017

Berdasarkan diagram kartesius gambar 4 dapat


dijelaskan bahwa: Tiga atribut berada di dalam
kuadran A yaitu dukungan pemerintah terhadap
pelaksanaan NSW Airpornet, pembanguan
infrastruktur (peralatan dan fasilitas) system NSW
Airportnet dan ketersediaan perangkat fasilitas
jaringan internet pada penerapan NSW Airpornet.
Ketiga atribut tersebut memiliki tingkat harapan
yang tinggi di atas rata-rata tetapi nilai kinerja yang
Gambar 4. Diagram Kartesius IPA dirasakan masih di bawah nilai rata-rata. Pengelola
NSW Airportnet harus memprioritaskan kinerjanya

41
Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46

pada kuadran ini karena atribut yang berada di sini 3.1.2. Metode atau proses
diharapkan ada oleh pengguna NSW Airportnet tetapi
Saat ini belum ada SOP (Standard Operasional
kinerja dirasa kurang.
Procedure) dan SMP (Standard Maintenance
Satu atribut berada di kuadran B yaitu Procedure) untuk pemeliharaan system airportnet,
kemampuan pegawai/petugas dalam penerapan hal ini mengakibatkan system airpotnet tidak terawat
NSW Airpornet. Atribut ini merupakan kekuatan bagi hal ini mengakibatkan fasilitas dan peralatan yang
pelaksanaan NSW Airportnet sehingga harus ada di kantor NSW (seperti: server) mati. Selain itu
dipertahankan kinerjanya. Selanjutnya terdapat tidak adanya dukungan management dalam hal
empat atribut berada di kuadran C yang terdiri dari kerjasama dengan stackholder Bea cukai, airline,
penyediaan sumber daya manusia/personel yang Angkasa Pura II, Cargo, Direktorat Jendral
handal di bidang teknologi informasi terhadap Perhubungan Udara dalam bentuk MOU
penerapan NSW Airpornet, kecepatan akses mengakibatkan proses pelaksanaan dan penerapan
informasi penanganan barang eksport/ import, NSW di bandara tidak sesuai yang diharapkan
kemudahan akses informasi penanganan barang sehingga proses pengaturan, pengawasan dan
eksport/ import dan efektifitas dan efisiensi sumber pengendalian pergerakan barang / kargo di bandar
daya pada penerapan NSW Airportnet. Keempat udara melalui aplikasi NSW-Airportnet tidak
atribut di atas mengindikasikan bahwa kinerja berjalan. Selain itu system NSW Airportnet tidak
atribut yang berada pada diagram ini di bawah berjalan dikarenakan proses input data dari
kinerja rata-rata/kinerja yang rendah. Dalam warehouse tidak jalan dan Integrasi data tidak ada.
penelitian ini tidak ada atribut yang berada di dalam
3.1.3. Material (termasuk raw material,
kuadran D.
consumption, dan informasi)
Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang
Setelah dilakukan studi banding terkait dengan
dilakukan dengan pihak pengelola NSW airportnet,
penerapan INSW yang ada di instansi lain, dilihat dari
maka dapat diperoleh beberapa akar permasalahan
material yang digunakan dalam penerapan sistem
terkait pelaksanaan/penerapan NSW Airportnet di
NSW Airportnet masih belum memadainya
Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang
perencanaan dan ketersediaan data, belum
(gambar 5).
singkronnya komunikasi dan format data, serta masih
Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui bahwa terbatasnya jumlah fasilitas dan peralatan
faktor-faktor yang menyebabkan NSW Airportnet mengakibatkan system NSW Airpornet tidak berjalan
tidak berjalan, yaitu dari segi manusia (man), bahan dengan baik (off).
baku (material), cara kerja (methode), teknologi
3.1.4. Mesin atau teknologi (machine)
(machine), money dan lingkungan (environment).
Perkembangan teknologi yang semakin maju dan
3.1.1. Tenaga kerja atau pekerjaan fisik (man power)
canggih tidak sejalan dengan kemampuan
Jumlah dan kemampuan petugas masih kurang peralatan/komputer, interkoneksi dan peralatan yang
dalam melakukan pengoperasian NSW Airpornet berada di Kantor NSW Airportnet maupun di
diantaranya mengontrol penginputan data warehouse. Kondisi peralatan saat ini sudah tidak
penyesuaian data yang masuk dari warehouse, beroperasi lagi (off) hal ini diakibatkan karena tidak
melakukan pemeliharaan dan upgrating sistem adanya pemeliharaan peralatan dan tidak adanya
informasi serta status kepegawaian ganda (rangkap back up server.
jabatan sebagai inspektor). Status kepegawaian yang
3.1.5. Lingkungan (environment)
rangkap mengakibatkan kurangnya komitmen
mereka terhadap tugas tambahan yang dibebankan Kantor NSW Airportnet yang berada di belakang
kepada mereka. Kantor Otorita Bandara Wilayah I Bandara Soekarno
Hatta, hal in masih kurang strategis karena posisi
Kantor NSW Airportnet berada dekat dengan gudang
dan tempat parkir kendaraan. Hal ini berdampak
kurangnya keamanan dan tak terlihat oleh publik.
Ruangan kerja yang sempit (2 lantai total luas tidak
lebih 60 m2) mengakibatkan kurang nyaman sebagi
tempat meletakkan server/ komputer.
3.1.6. Money
Saat ini alokasi anggaran pemeliharaan dan
perawatan berada Kantor Pusat c.q Direktorat
Angkutan Udara sedangkan pelaksanaan/lokasi NSW
Gambar 5. Diagram Diagram Tulang Ikan (Fishbone
Diagram) Airportnet berada di bawah Kantor Otorita Bandara
Wilayah I Bandara Soekarno Hatta – Cengkareng.

42
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46 Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi

Berdasarkan matrik USG maka dapat menjadi satu. Mulai dari sistem in-house
disimpulkan bahwa fokus penyelesaian masalah kementerian perhubungan terkait sistem informasi
dalam penerapan NSW Airpornet adalah melalui kedatangan kapal, sistem informasi clearance
peningkatan komitmen dan kemampuan personel (syahbandar), internal pelindo ada POS, informasi
dalam pengelolaan NSW Airportnet melalui pelayanan kapal, terhubung dan terintegrasi di dalam
dukungan manajeman kerjasama stakeholder inaportnet. Fungsi masing-masing dari sisi otoritas
(Direktorat Jendral Perhubungan Udara, PT. Angkasa adalah memonitor dan memastikan bahwa target
Pura, airport services/ground handling, produktifitas pelabuhan tercapai, salah satunya yaitu
carrier/airlines, freight forwarder/agent, courier, perencanaan tambat. Dari sisi administratif agen
custom, regulated agent). Diperlukannya personel pelayaran mengajukan warta kedatangan kapal.
yang mampu mengintegrasikan dan Terkait trayek ada di Otoritas Pelabuhan masih sesuai
mengsingkronkan komunikasi/format data. Dalam atau tidak.
pengoperasi NSW Airportnet perlu didukung dengan
Sistem informasi yang terdapat di dalam
adanya Standar Operasi dan Prosedur pengelolaan
inaportnet sendiri terdiri dari empat sistem
NSW Airportnet serta alokasi anggaran yang
informasi, yaitu SIMLALA, pendaftaran kapal online,
memadai. Saat ini, hampir seluruh KL dan pihak
database pelaut, dan sistem informasi pelabuhan.
terkait termasuk bea cukai sudah terkoneksi ke INSW
Keempat sistem informasi ini yang menjadi database
dengan demikian NSW Airportnet juga dapat
induk dari proses inaportnet. Namun terdapat
berperan aktif menjadi satu bagian penting yang tak
kendala yaitu pengintegrasian sistem lama ke dalam
terpisahkan dari INSW.
inaportnet. Seperti yang sudah dijelaskan di atas
bahwa inaportnet memiliki empat database utama
3.2. Studi Banding Penerapan National Single
yang harus diintegrasikan tanpa mengubah secara
Window
drastis struktur data yang ada dan sudah berjalan
Berdasarkan hasil studi banding yang selama ini. Untuk mengatasi kendala tersebut,
dilaksanakan di Kantor Bea dan Cukai Bandara dibentuklah satu layer data tambahan agar bisa
Soekarno Hatta – Cengkareng dan Pelabuhan Tanjung mengakomodir data-data di bawahnya yang
Perak – Surabaya. memiliki struktur berbeda.
3.2.1. Inaportnet 3.2.2. Bea Cukai
Inaportnet adalah sebuah sistem pendukung Bea cukai adalah salah satu entitas yang dekat
NSW yang dimiliki oleh komunitas pelabuhan dengan komunitas pelabuhan/bandara tetapi di luar
excluding bea cukai. Komunitas pelabuhan terdiri sistem inaportnet karena bea cukai memiliki sistem
dari entitas-entitas bisnis dan non-bisnis pelabuhan, tersendiri yaitu CEISA. CEISA adalah sistem
antara lain: agen pelayaran, otoritas pelabuhan, terintegrasi milik bea cukai yang langsung terhubung
perusahaan bongkar muat, jasa pengurusan dengan sistem sentral Kementerian Keuangan,
transportasi, badan usaha pelabuhan dan Simponi. Sistem CEISA di bea cukai ini terkoneksi
syahbandar. Proses inaportnet sendiri tidak lepas dengan NSW langsung sehingga customer/ bea cukai
dari mandat Kementerian Perhubungan, dalam hal ini tidak perlu lagi datang ke kantor bea cukai hanya
Dirjen Kelautan, untuk dapat merealisasikan sistem untuk mengetahui status barang yang diimpor atau
satu pintu untuk pelabuhan. Inaportnet sempat tidak akan diekspor misalnya. Fungsi bea cukai di sini
berjalan beberapa waktu. Inaportnet “generasi adalah sebagai clearance bahwa barang-barang yang
pertama” sempat berjalan di tahun 2006-2007, lalu akan diimpor/ ekspor adalah barang yang aman dan
setelah itu berhenti. Di tahun 2016 dihidupkan sudah memiliki perijinan yang jelas.
kembali dan berjalan hingga saat ini. Adapun Proses pertukaran data antara NSW dan bea
pembagian komunitas pelabuhan terhadap cukai dimulai dari input data PIB melalui NSW yang
inaportnet dari sisi penggunaan terbagi menjadi 2, dilakukan oleh pengusaha (eksportir/importir). Jika
yaitu: Operator yaitu PT. Pelindo berfungsi lartas/perijinan belum diupload oleh penerbit
mengoperasikan sistem dan mengatur pertukaran perijinan, maka data tersebut tidak akan dapat
data dari hulu ke hilir sehingga tidak terjadi diterima oleh NSW. Pengusaha diwajibkan
permasalahan komunikasi antar data walau ada menyelesaikan pengurusan lartas/perijinan terlebih
perbedaan format ataupun waktu; Pengguna dahulu. Data akan dikirimkan ke bea cukai melalui
inaportnet yang memanfaatkan informasi terkait aplikasi CEISA. Lalu dari CEISA memproses dokumen
untuk efektifitas dan efisiensi kegiatan di lapangan, tersebut dan melakukan clearance. Jika clearance
seperti pengecekan surat ijin, bongkar muat, rencana sudah dilakukan, maka CEISA akan
penambatan kapal, pandu tunda, dan sebagainya. menginformasikan kepada NSW bahwa dokumen
Inaportnet hingga saat ini baru mensuplai data sudah clear sehingga pengusaha bisa mengakses
dwelling-time ke NSW. Sistem ini terdiri dari status dokumennya langsung melalui NSW tanpa
beberapa sistem-sistem kecil yang digabungkan perlu datang ke kantor bea cukai.

43
Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46

Bea Cukai, melalui NSW, memiliki kemampuan keasliannya selain itu verifikasi data lebih mudah
tracking terhadap suatu dokumen yang disubmit oleh dilakukan oleh instansi terkait.
pengusaha (exim) sehingga ketika pengusaha (exim)
Kementerian Perhubungan melalui Ditjen
tersebut memiliki kesulitan dalam melakukan
Hubungan Udara dengan otoritas bandara selaku
tracking barangnya sendiri, bea cukai dapat
pengawas dan project leader harus berperan serta
membantu proses tracking melalui fitur yang ada di
aktif dalam merealisasikan Airportnet bersama-sama
NSW. NSW merupakan sistem yang sangat
dengan operator bandara (PT. Angkasa Pura) beserta
membantu bea cukai dalam menyelesaikan beberapa
komunitas di dalamnya (warehouse,
pekerjaan terkait customs.
maskapai/airlines, RA, dan sebagainya). National
Ada beberapa hal yang mesti dibenahi dari sistem Single Window (NSW) Airpornet sebagai salah satu
NSW itu sendiri. Pertama, terkait update data. Update program pemerintah pelayanan satu pintu, sudah
data dari pengusaha (exim) diharapkan bisa berjalan berjalan walau belum sempurna. Komponen-
dengan lancar dan tanpa masalah. Namun, beberapa komponen di dalam NSW hampir semua sudah
kali kejadian data tidak terupdate dengan baik terkoneksi, kecuali Airportnet. Sistem Airportnet saat
sehingga butuh bantuan teknis. Permasalahan ini tidak beroperasi dikarenakan beberapa hal,
keduanya, minimnya bantuan teknis yang diberikan diantaranya: Tidak adanya operator yang
oleh NSW. Solusi yang dilakukan oleh bea cukai yaitu menjalankan airportnet; Spesifikasi server dan klien
menghubungi PT. EDI sebagai developernya yang sudah tidak memadai dan perlu diupgrade;
langsung. Pertukaran data (data exchange) yang dinamis
mengakibatkan Airportnet saat ini tidak bisa catch-
Sebelum NSW pelaksanaan melalui proses yang
up dengan komponen lain; Format data yang terus
panjang (tatap muka secara langsung) khususnya
berkembang dan dimodifikasi mengikuti
pada saat pengurusan dokumen perijinan barang
perkembangan yang ada; Belum adanya kejelasan
impor. Dokumen dikerjakan secara manual dan
peran dan komunikasi yang jelas antara sistem NSW
menggunakan hardcopy. Setelah NSW dilaksanakan
(beserta komponen-komponen lain di dalamnya)
waktu yang dibutuhkan relatif lebih cepat. Perijinan
dengan Airportnet.
dapat dilakukan secara on line jadi memangkas
waktu untuk tidak bertatap muka langsung dengan Setelah dilakukan identifikasi masalah maka
instansi terkait. maka permasalahan dapat dikelompokkan menjadi 3
(tiga) yaitu: Person (lack of manpower, lack of
Sebelum NSW, pengguna mengeluarkan biaya
training, lack of responsibility, lack of expertise), Lack
tambahan dalam pengurusan dokumen perijinan
of manpower yaitu tidak/belum adanya dedicated
karena menggunakan jasa Pengusaha Pengurusan
person/team yang berfokus menjalankan Airportnet.
Jasa Kepabeanan (PPJK) dan apabila terjadi terjadi
Lack of training dikarenakan proses training
keterlambatan juga dikenakan biaya tambahan
person/team tidak/belum memadai dan tidak/belum
(penumpukan). Proses pengurusan dokumen secara
kontinu. Lack of responsibility disebabkan karena
langsung bertemu dengan instansi terkait dan
tidak adanya pembagian tugas yang jelas dan direct
memakan waktu yang lama. Setelah NSW
sehingga Airportnet bisa berjalan dengan baik. Lack
dilaksanakan tidak ada lagi biaya tambahan untuk
of expertise akibat tidak adanya tenaga ahli yang
pengurusan dokumen perijinan dan tidak ada biaya
dapat mendampingi sistem Airportnet sehingga
tambahan karena waktu proses pengurusan
dapat berjalan sebagaimana mestinya; System (lack
perizinan lebih cepat.
of software monitoring, lack of hardware monitoring,
Sebelum NSW diimplementasikan informasi lack of data renewal), Lack of software monitoring
yang diperoleh tidak dalam satu pintu, dikarenakan akibat kurangnya monitoring dari sisi software
informasi berasal dari masing-masing instansi. sehingga software tetap bisa berjalan dan melakukan
Pengurusan dokumen melalui bantuan biasanya upgrade sistem, bila perlu. Lack of hardware
menggunakan jasa PPJK. Setelah NSW monitoring masih kurangnya monitoring dari sisi
diimplementasikan informasi yang diberikan melalui hardware, termasuk tapi tidak terbatas pada server,
satu pintu yaitu portal INSW. Pengguna dapat PC, jaringan, dan perangkat lainnya sehingga dapat
mengetahui proses perijinan dan persetujuan dengan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Lack of
mudah. Karena data yang sama pada dokumen yang data renewal akibat dari kurangnya pembaharuan
berbeda akan diharmoniskan dan pertukaran secara dari sisi data management dan data exchange
elektronik mechanism (including format) sehingga sistem dapat
terus berkomunikasi dengan entitas lain yang
Sebelum NSW dokumen diteliti secara manual
tergabung dalam NSW; Support (lack of monitoring,
oleh petugas dari masing-masing instansi terkait
lack of decision support), Permasalahan ini
karena data masih dalam bentuk hardcopy. Karena
diakibatkan karena kurangnya monitoring dari sisi
dalam bentuk hardcopy jadi lebih mudah untuk
dukungan SDM maupun sistem dan kurangnya
diubah. Sesudah NSW maka kebenaran (validitas)
metode pengambilan secara taktis dari tim support.
data terkait jumlah dan jenis tidak diragukan lagi

44
Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46 Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi

Penyusunan Standar Operasi dan Prosedur (SOP) ada sebelumnya, terutama data-data warehouse yang
dalam pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian memiliki perbedaan input, dan data antar
dalam penerapan NSW Airpornet sangat diperlukan institusi/komunitas, semisal data antara warehouse
dalam pelaksanaan dilapangan. Selain itu, dengan maskapai/airlines, data antara warehouse
dibutuhkan peran aktif dari institusi terkait (project dengan bea cukai, dan sebagainya.
leader) bersama-sama dengan operator bandara (PT.
Sistem ini dirancang untuk menghubungkan
Angkasa Pura) beserta komunitas lainnya
antara entitas-entitas yang ada pada komunitas
(warehouse, maskapai/airlines, RA, dan sebagainya)
bandara (airport) dengan entitas lain yang terkait
dalam merealisasikan Airportnet. Managemen
dengan NSW. Sistem ini dirancang untuk memiliki
pengelolaan NSW Airportnet perlu mendorong
self-monitoring, active alert, customized notification,
efektif dan efisiennya implementasi Airportnet di
hingga automated report. Sistem baru ini akan
bandar udara. Oleh karena itu perlunya dibangun
berjalan secara efektif dan efisien dan tidak
komitmen yang kuat antara lembaga pengelola NSW
membutuhkan banyak operator untuk
Airportnet dengan sumber daya daya yang ada
mengoperasikannya dikarenakan sistem ini
didalamnya. Komitmen pimpinan (top management)
menganut semi-automated process.
yang berkelanjutan terhadap proyek bisnis serta
kualitas data menjadi kunci kesuksesan
pengembangan perusahaan yang berbasis pada 4. Kesimpulan
proyek bisis inteligen. Tingkat kesesuaian pelaksanaan NSW –
Dalam pelaksanaan NSW Airpornet perlu Airportnet berdasarkan pendapat warehouse hanya
melibatkan beberapa entitas-entitas yang terlibat sebesar 47,5% dengan nilai indeks kepuasan
dalam proses penanganan kargo. Lembaga yang pelanggan sebesar 42,78% dalam kategori kurang
terlibat dalam dalam pelaksanaan NSW Airpornet [7], puas. Analisis data menunjukkan bahwa prioritas
meliputi: PT. Angkasa Pura, pengelola kargo bersama utama dalam peningkatan NSW Airpornet adalah
dengan airport services/ground handling; Airport dukungan pemerintah melalui pembangunan
services/ground handling dalam pelayanan pre-flight infrastruktur (peralatan dan fasilitas) dan jaringan
dan post-flight services; Carrier/airlines, maskapai sistem NSW Airpornet. Perlunya penyusunan dan
penerbangan pembawa kargo berdasarkan asal dan penerbitan Standar Operasi dan Prosedur
tujuan; Freight forwarder/agent, perantara antara (SOP)/juknis dalam pelaksanaan, pengawasan,
pengirim (shipper) dengan penerima (consignee) pengendalian dan pembinaaan dalam
melalui airlines serta mengatur kegiatan transportasi pengelolaan/penerapan National Single Window di
barang dan perijinan; Courier, hampir sama dengan Bandar Udara (NSW Airportnet) antara project leader
freight forwarder, hanya saja pengiriman yang (pemerintah) dan Instansi lainnya guna
dilakukan sifatnya lebih ringan dengan skala yang memudahkan koordinasi di lapangan.
lebih kecil; Custom, entitas di bawah Kementerian National single window bandar udara (NSW –
Keuangan yang bertugas mengurus kepabeanan dan Airportnet) di Bandara Soekarno Hatta dalam kondisi
cukai; Regulated Agent (RA) bertanggung jawab tidak beroperasi (off). Rekomendasi dalam
terhadap keamanan kargo. penyelesaian masalah penerapan NSW Airpornet
Peningkatan komitmen dan kemampuan yaitu perlunya peningkatan komitmen dan
personel sangat diperlukan dalam pengelolaan NSW kemampuan personel dalam pengelolaan NSW
Airportnet salah satunya melalui rekruetmen Airportnet melalui rekruetmen personel yang
personel yang dapat berkualifikasi sesuai dengan berkualifikasi sesuai dengan pekerjaannya (IT) serta
pekerjaannya serta perlu membentuk satu tim didukung dengan pembinaan (pendidikan dan
khusus Airportnet yang terdiri dari tim teknis, tim pelatihan). Dibutuhkan peran aktif dari institusi
administrasi, dan tim support sehingga Airportnet terkait (regulator/project leader) bersama-sama
dapat berjalan dengan baik. dengan operator bandara (PT. Angkasa Pura) beserta
komunitas lainnya (warehouse, maskapai/airlines,
Salah satu perbaikan Sistem NSW Airportnet RA, dan sebagainya) dalam merealisasikan
yang diperlukan melalui updating sistem dengan Airportnet. Dalam pengelolaannya perlu managemen
menambahkan satu layer data dan/atau aplikasi yang yang baik, efektif dan efisien implementasi
berfungsi sebagai pemersatu data-data yang sudah Airportnet di bandar udara. Membentuk satu tim

45
Dina Yuliana dan Kristiono Setyadi Warta Penelitian Perhubungan 2019, 31 (1): 35–46

khusus Airportnet yang terdiri dari tim teknis, tim PT. Angkasa Pura II)," Jurnal Manajemen Bisnis
administrasi, dan tim support sehingga Airportnet Transportasi dan Logistik, vol. 2, no. 1, 2015.
dapat berjalan dengan baik. Perlunya upgrade [8] Hapsari, Karina Tri; Suharyono; Abdillah,
peralatan utama (hardware ) dan perangkat lunak Yusri;, "Implementasi Sistem Indonesia
(software ) maupun fasilitas penunjang lainnya yang National Single Window (INSW) Sebagai
disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang ada Upaya Pendorong Kelancaran Arus Barang
Ekspor dan Impor (Studi Kasus Pada KPPBC
saat ini. Menambahkan satu layer data dan/atau
Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya),"
aplikasi yang berfungsi sebagai pemersatu data yang Jurnal Administrasi Bisnis, vol. 1, no. 1, 2015.
sudah ada sebelumnya, terutama data warehouse
[9] Fajar, Muhammad Ibnu; , Rahman Arief;,
yang memiliki perbedaan input, dan data antar "Implementasi Indonesia National Single
institusi/komunitas, semisal data antara warehouse Window (INSW) : Suatu Pendekatan Business
dengan maskapai/airlines , data antara warehouse Intelligence System (BIS)," Jurnal Akuntansi
dengan bea cukai, dan sebagainya. dan Auditing Indonesia, vol. 21, no. 1, 2017.
[10] D. Mahardika, S. and M. K. Mawardi, "Peran
Indonesia National Single Window (INSW)
Ucapan Terima Kasih Terhadap Penanganan Barang Impor (Studi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pihak Kasus Pada PT. Otsuka Indonesia, malang),"
Jurnal Administrasi Bisnis, vol. 42, no. 1, 2017.
Kantor Otrorita Bandara Wilayah I Bandara Soekarno
Hatta, PT. Pelindo III Tanjung Perak – Surabaya, PT. [11] Abeywickrama, M H; Wickramaarachi, W.A.
D.N;, "Study On The Challenges Of
Unex Kargo, PT. Gapura Kargo, PT. Garuda Kargo, PT.
Implementing Single Window Concept to
JAS Kargo, Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta dan Bea Facilitate Trade in Sri Lanka : A Freight
Cukai Pelabuhan Tanjung Perak – Surabaya yang Forwarder Perspective," Journal of Economics,
telah membantu dalam pengumpulan data. Kepada Business and Management, vol. 3, no. 9, pp.
Bapak Moh. Alwi sebagai Kepala Puslitbang 883-888, 2015.
Transportasi Udara yang telah memberikan arahan [12] Ndonga, Dennis;, "Managing The Risk Of
dalam penulisan karya ilmiah ini. Corruption In Customs Through Single
Window System," World Customs Journal, vol.
7, no. 2, pp. 23-37, 2013.
Daftar Pustaka
[13] Consultancy, Firm Districon;, Final Report
[1] P. P. INSW, "www.insw.go.id," 2015. [Online]. Feasibility Study On A Single Window For
Export and Import Clearance At Vnukovo
[2] Indonesia. Peraturan Presiden Republik Airport, Amsterdam/Moscow, Netherlands,
Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 Tentang 2010.
Penggunaan Sistem Elektronik Dalam
Kerangka Indonesia National Single, 2008. [14] Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
[3] Z. Salim, Kesiapan Indonesia Menuju Pasar
Tunggal dan Basis Produksi ASEAN, Jakarta: [15] S. Pearson, "Tallyfy," 4 Agustus 2017. [Online].
LIPI Press, anggota of Ikapi, 2015. Available: https://tallyfy.com/definition-
fishbone-diagram/.
[4] Kementerian Perhubungan, "Kementerian
Perhubungan," Direktorat Jenderal Sipil, 13 [16] Lembaga Administrasi Negara Republik
maret 2013. [Online]. Available: Indonesia, Isu Aktual Sesuai Tema Modul
http://dephub.go.id/post/read/sistem-nsw- Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
airportnet-tingkatkan-layanan-arus-barang- Tingkat III, Jakarta, 2008.
eksporimpor-56931?language=en. [17] F. C. G. Tjiptono, Service, Quality and
[5] Fjortoft, K E; Hagaseth, M; Lambrou, M A; Satisfaction, Yogyakarta: Andi, 2007.
Baltzersen, P;, "Maritime Transport Single [18] W. O. Riandina and R. N. Suryana, "Analisis
Windows," Issue and Prospects, International Kepuasan Pengunjung dan Pengembangan
Journal on Marine Navigation and Safety of Sea Fasilitas Wisata Agro," Jurnal Agro Ekonomi,
Transportation, vol. 5, no. 3, 2011. vol. 24, no. 1, pp. 41-58, 2006.
[6] D. Yuliana, "Sistem Pengamanan [19] Kantor Otban Soekarno Hatta, Bahan
Pengangkutan Kargo Udara Di Bandar Udara Presentasi FGD Airportnet Bandara Soekarno
Sepinggan-Balikpapan," Warta Ardia, vol. 5, Hatta, 2012
no. 3, 2012.
[7] A. S. Silalahi, "Service Blueprint Terminal
Kargo Bandara Soekarno-Hatta (Studi Kasus :

46

Anda mungkin juga menyukai