Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2355-4721 Evaluasi Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pelabuhan

EVALUASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN


TEKNOLOGI INFORMASI PELABUHAN

THE EVALUATION OF INFORMATION SYSTEMS


MANAGEMENT AND PORT INFORMATION
TECHNOLOGY

Budi Sitorus Tulus Irpan Harsono Sitorus Prasadja Ricardianto


Sekretariat Jenderal Badan SAR Nasional Sekolah Tinggi
Kementerian tulus.sitorus@yahoo.com Manajemen Transportasi
Perhubungan Trisakti
budi_dephub@yahoo.co.id stmt@indosat.net.id

ABSTRACT
The purpose of the research is to identify the problem in the port management information
system, analyze what needs to be managed in the port management information systems,
provide recommendations on the management of information systems management. The
research method uses aqualitative analysis approach,in which the port management is still
unsatisfactory, therefore, to manage port services requires technology application-based
management information system the one that is currently being developed is Inaportnet,
in the early stages of this technology application used for the port is already cultivated.
The expected result is that the application of information technology-based systems are
expected to increase the harbor management performance and the government is expected
to direct, supervise and enforce the stakeholders in the port who violate therules.
Keywords: port management information systems, information technology ports
applications, smart port management

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi masalah yang terdapat pada sistem infomasi
manajemen pelabuhan, menganalisis apa yang perlu dikelola dalam sistem informasi
manajemen pelabuhan, memberikan rekomendasi atas pengelolaan sistem informasi
manajemen. Metode penelitian menggunakan pendekatan analisis kualitatif, dimana
manajemen pelabuhan masih kurang memuaskan, oleh karena itu untuk mengelola
pelayanan pelabuhan memerlukan sistem informasi manajemen berbasis aplikasi
teknologi yang saat ini sedang dikembangkan yaitu Inaportnet, pada tahap awal aplikasi
teknologi ini digunakan untuk pelabuhan yang sudah diusahakan. Hasil yang diharapkan
adalah dengan adanya aplikasi sistem informasi berbasis teknologi diharapkan kinerja
manajemen pelabuhan dapat semakin meningkat dan diharapkan Pemerintah melakukan
pembinaan, pengawasan dan melakukan penegakan hukum terhadap stakeholder di
pelabuhan yang melanggar aturan.

Kata kunci : sistem informasi manajemen pelabuhan, aplikasi informasi teknologi


pelabuhan, manajemen pelabuhan cerdas (smart)

367
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Budi Sitorus, Tulus Irpan H Sitorus, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721

PENDAHULUAN berdasarkan Keputusan Menteri


Perhubungan Nomor KP.414 Tahun
Peran sektor transportasi sebagai 2013 tentang Penetapan Rencana Induk
urat nadi dalam pembangunan nasional Pelabuhan Nasional, tercatat jumlah
membawa konsekuensi sektor transportasi pelabuhan tahun 2015 sebanyak 1240 untuk
merupakan bagian yang dominan pelabuhan utama 39, pelabuhan pengumpul
dalam pembangunan di bidang politik, 240, pelabuhan pengumpan regional 235,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan dan pelabuhan pengumpan lokal 726.
keamanan. Sejalan dengan program Namun, umumnya pelabuhan-pelabuhan
Nawa Cita yang digagas oleh Presiden itu belum dikelola dan dioperasikan
bahwa peranan transportasi diharapkan dengan sistem informasi manajemen yang
dapat menghubungkan wilayah perairan berbasis Teknologi Informasi.
Indonesia, yang dalam era perekonomian Masih besarnya ketidakefisienan
global arus persaingannya menjadi sangat di pelabuhan Indonesia,misalnya, masih
ketat, sebuah persaingan yang menuntut terjadinya delay time hingga 86%, utilisasi
adanya proses bisnisyangcepat,aman dan dermaga belum optimal. Ini berbeda
efisien. dari pelabuhan di Singapura.Dengan
Seluruh keterkaitan ini,akan menjadi tingkat kepadatan yang lebih tinggi, di
penentu dalam era perdagangan bebas pada pelabuhan Singapura persentase delay time
abad ini. Selain sarana, juga diperlukan lebih rendah.Solusi TI untuk mengelola
prasarana transportasi sebagai salah satu pelabuhan ini masih langka dan sangat
upayauntuk membangkitkan pembangunan mahal.Saat ini, hanya ada 3-5 aplikasi
nasional dengan hadirnya pelabuhan yang yang ditawarkan di pasaran dan vendornya
memiliki sistem informasi manajemen dari luar negeri, seperti NorControl
atau sistem teknologi informasi. Dalam (Norwegia), PorTrade (Malaysia) dan
melakukan tugas dan fungsinya sebagai PortNet (Singapura).
tempat untuk bongkar muat baik penumpang Sistem Informasi Manajemen atau
maupun barang untuk dikirimkan dari asal disingkat dengan SIM menjadi tolak ukur
(origin) ke tujuan(destination). keputusan organisasi atau kelompok.
Hadirnya Undang Undang Melalui SIM, sebuah bidang pekerjaan
Nomor17 Tahun2008 tentang Pelayaran yang menyangkut analisis manajemen
dan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun dapat diselesaikan. Adapun tujuan SIM
2009 tentang Kepelabuhanan, maka untuk perhitungan harga, perencanaan,
dampak dari peraturan tersebut membuat pengambilan keputusan. Sistem Informasi
industri pelayaran di Indonesia mengalami (Adler, 2009) adalah sistem yang
perubahan dari yang bersifat monopoli ke mengumpulkan, memproses, menyimpan,
arah persaingan. Hal tersebut dilakukan menganalisis, dan menyebarkan informasi
dengan cara pemisahan penyelenggaraan untuk tujuan yangspesifik
pelabuhan dari owner/ regulator/operator Sistem adalah sekelompok komponen
m e n j a d i o w n e r / re g u l a t o r ( O t o r i t a s yang saling berhubungan, bekerja sama
Pelabuhan, Unit Penyelenggara untuk mencapai tujuan bersama dengan
Pelabuhan), dan Operator (Badan Usaha menerima input serta menghasilkan
Pelabuhan) serta memberikan kesempatan output dalam transformasi yang teratur
yang lebih luas kepada sektor swasta (O’Brien,2003) Tujuan Sistem Informasi
untuk berpartisipasi dalam pengadaan dan Manajemen: 1) Menyediakan informasi
pengoperasian fasilitas pelabuhan (private yang dipergunakan di dalam perhitungan
sector participation atau Public Private harga pokok jasa, produk, dan tujuan
Partnership(PPP). lain yang diinginkan
Rencana Induk Pelabuhan Manajemen; 2) Menyediakan

368
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Evaluasi Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pelabuhan

informasi yang dipergunakan teknologi ini digunakan untuk pelabuhan


dalam perencanaan, pengendalian, yang sudah diusahakan. Hasil yang
pengevaluasian, dan perbaikan diharapkan adalah dengan adanya aplikasi
berkelanjutan; 3) Menyediakan informasi sistem informasi berbasis teknologi
untuk pengambilan keputusan. diharapkan, kinerja manajemen pelabuhan
Manajemen pelabuhan merupakan dapat semakin meningkat. Diharapkan
pengelolaan pelabuhan yang meliputi Pemerintah melakukan pembinaan,
penilaian terhadap fasilitas Pelabuhan pengawasan dan melakukan penegakan
Perikanan yang meliputi alur pelayaran, hukum terhadap stakeholder di pelabuhan
kolam pelabuhan, tambatan, dermaga yang melanggar aturan.
bongkar muat dan sebagainya Hasil Penelitian menghasilkan suatu
(Kramadibrata, 2005) . sistem informasi pelabuhan perikanan
Fasilitas tersebut diharapkan yang diberi nama SIMPELKAN (Sutejo,
berfungsi secara maksimal dalam hal 2007). Sistem tersebut berbasis komputer
ini adalah pendayagunaan, sehingga yang membantu peningkatan efisiensi
kelancaran kegiatan operasional dapat mekanisme pengambilan keputusan,
berimbang terhadap ukuran hasil kerja sehingga dapat dengan cepat mengantisipasi
sebagaimana diharapkan. Jika fungsi dinamika perubahan dan informasi.
itu tidak dijalankan dengan baik akan SIMPELKAN mampu mengakomodasi
berdampak buruk terhadap lancar tidaknya kebutuhan pengambil keputusan untuk
operasional Pelabuhan Perikanan tersebut. membantu mengidentifikasi potensi sumber
Mewujudkan sistem informasi daya ikan, mengidentifikasi kemungkinan
manajemen di pelabuhan, perlu dipahami perkembangan aktivitas penangkapan
dalam Peraturan Menteri Perhubungan ikan dan aktivitas di pelabuhan perikanan
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Peningkatan termasuk kebutuhanfasilitas.
Fungsi Penyelenggara Pelabuhan pada
Pelabuhan yang diusahakan secara
komersial yaitu Pasal1disebutkan HASIL DAN PEMBAHASAN
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi Perkembangan ekonomi dunia yang
pelabuhan untuk menunjang kelancaran, semakin pesat seiring dengan berlakunya
keamanan dan ketertiban arus lalulintas Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015,
kapal, penumpang dan/atau barang, menuntut pelabuhan memiliki sistem
keselamatan dan keamanan berlayar,tempat informasi manajemen pelabuhan yang
perpindahan intra dan/atau antar moda serta berbasis teknologi. Fungsi pelabuhan
mendorong perekonomian nasional dan bukan hanya untuk sandar kapal dengan
daerah dengan tetap memperhatikan tata mengangkut ribuan orang atau kendaraan,
ruang wilayah, bahwa fungsi pelabuhan tapi saat ini sistem manajemen pelabuhan
tersebut memerlukan suatu sistem informasi perlu didukung sistem informasi yang
manajemen dengan penerapan teknologi modern. Dengan adanya sistem informasi
dalam sektor transportasi laut. manajemen berbasis teknologi informatika,
Penelitian ini menggunakan metode diharapkan pelabuhan memiliki kinerja
kualitatif yang menunjukkan manajemen pelabuhan yang efektif dan efisien,
pelabuhan masih kurang memuaskan.Oleh meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
karena itu, untuk mengelola pelayanan menurunkan biaya logistiknasional.
pelabuhan memerlukan sistem informasi 1. Pengelolaan Sistem I n f o r m a s i
manajemen berbasis aplikasi teknologi, Manajemen Pelabuhan
yang saat ini sedang dikembangkan yaitu Sistem informasi manajemen
Inaportnet.Pada tahap awal aplikasi

369
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Budi Sitorus, Tulus Irpan H Sitorus, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721

adalah serangkaian subsistem informasi tentang Penetapan Rencana Induk


berbasis komputer yang menyediakan Pelabuhan Nasional Tahun 2015, jumlah
informasi menyeluruh danterkoordinasi pelabuhan sebanyak 1240 pelabuhan
secara rasional dan terpadu yang mampu dengan pelabuhan utama 39, pelabuhan
mentransformasi data, sehingga menjadi pengumpul 240, pelabuhan regional 235
informasi lewat serangkaian cara,guna dan pelabuhan pengumpan lokal 726, data
meningkatkan produktivitas yang sesuai tersebut dapat dilihat dalam Tabel1.
dengan gaya dan sifat manajer atas dasar Contoh, kunjungan kapal ke
kriteria mutu yang telah ditetapkan. Pelabuhan Tanjung Priok selama tigabulan
Sistem informasi manajemen yang baik, terakhir mengalami kenaikan hingga 3,3%
harus mampu menyeimbangkan biaya dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada
dan manfaat yang akan diperoleh dengan periode Desember 2015 hingga Februari
tujuan memenuhi kebutuhan informasi 2016,jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan
umum semua manajer dalam perusahaan Tanjung Priok mencapai 3.709 kapal,terdiri
atau dalam subunit organisasional atas 2.145 kapal berbendera Indonesia dan
perusahaan. Indonesia merupakan wilayah kapal berbendera asing. Kemudian pada
kepulauan terbesar , hampir 70% wilayah periode Maret hingga Mei 2016 jumlah
Indonesia terdiri atas lautan. Dengan kunjungan kapal menjadi 3.841 kapal,
begitu luasnya wilayah lautan Indonesia, terdiri atas 2.867 kapal berbendera Indonesia
memerlukan transportasi laut yang andal, dan 974 kapal berbendera asing,dengan
selamat, aman dan memiliki daya saing. adanya pelabuhan dan kunjungan kapal,
Berdasarkan Peraturan Menteri merupakan bentuk dari demand and supply
Perhubungan Nomor 23 Tahun 2015 bagi perkembangan angkutan laut Indonesia.

Tabel 1 Lokasi dan Rencana Lokasi Pelabuhan/Terminal

370
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Evaluasi Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pelabuhan

Setiap penyelenggara pelabuhan Sistem informasi pelayaran dalam


dan Otoritas Pelabuhan, wajib untuk Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2008
memberikan pelayanan dipelabuhan kepada tentang Pelayaran, telah diamanahkan
seluruh stakeholder. Seiring perbaikan dalamPasal272ayat(1)Setiaporangyang
sistem manajemen pelabuhan yang terus melakukan kegiatan di bidang pelayaran
menerus untuk dapat meningkatkan kinerja wajib menyampaikan data dan informasi
manajemen pelabuhan dengan bantuan kegiatannya kepada Pemerintah dan/
melalui teknologi informatika. Berdasarkan atau pemerintah daerah, (2) Pemerintah
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan dan/atau pemerintah daerah melakukan
Laut Nomor:UM.002/38/DJPL-11tentang pemutakhiran data dan informasi pela-
Standar Kinerja Pelayanan, Pelayanan yaran secara periodik untuk menghasilkan
Operasional Pelabuhan, standar kinerja data dan informasi yang sesuai dengan
pelayanan adalah standar hasil kerja dari kebutuhan, akurat, terkini, dan dapat
tiap-tiap pelayanan yang harus dicapai dipertanggungjawabkan. (3) Data dan
oleh operator terminal/pelabuhan dalam informasi pelayaran didokumentasikan
pelaksanaan pelayanan jasa kepelabuhanan dan dipublikasikan serta dapat diakses
termasuk dalam penyediaan fasilitas dan dan digunakan oleh masyarakat yang
peralatan pelabuhan. membutuhkan dengan memanfaatkan
Indikator kinerja pelayanan teknologi informasi dan komunikasi. (4)
operasional adalah variabel-variabel Pengelolaan sistem informasi pelayaran
pelayanan, penggunaan fasilitas dan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
peralatan pelabuhan. Pada Pasal 3 Peraturan dapat dilakukan melalui kerjasama dengan
Direktur Jenderal Perhubungan Laut pihak lain. (5) Ketentuan lebih lanjut
Nomor UM.002/38/ DJPL-11, indikator mengenai tata cara penyampaian dan
kinerja pelayanan operasional terkait pengelolaan sistem informasi pelayaran
dengan jasa pelabuhan terdiri dari: 1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Waktu Tunggu Kapal (Waiting Time/ WT); Selain mengelola pelayanan
2) Waktu Pelaya-nan Pemanduan di pelabuhan, diperlukan pula sistem
(Approach Time/AT); 3) Waktu Efektif informasi dalam pelayaran sebagaimana
(Effektive Time dibanding Berth Time/ET yang diamanatkan dalam Undang - Undang
:BT); 4) Produktivitas kinerja ( T / G / J Nomor 17Tahun 2008. Pemerintah melalui
dan B/C/H); 5) Receiving/Delivery peti Kementerian Perhubungan c.q. Direktorat
kemas; 6) Tingkat Penggunaan Dermaga Jenderal Perhubungan Laut berupaya
(Berth Occupancy Ratio/BOR); 7) Tingkat mengintegrasikan sistem informasi
Penggunaan Gudang (Shed Occupancy kepelabuhanan yang standar dalam
Ratio/SOR); 8) Tingkat Penggunaan melayani kapal dan barang secara fisikdari
Lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR) dan seluruh instansi dan pemangku kepentingan
9) Kesiapan Operasi Peralatan. melalui penerapan Inaportnet.
Adanya ke-9 (sembilan) indikator Peraturan Menteri Perhubungan
kinerja pelayanan tersebut yang menjadi Nomor PM. 157 Tahun2015 tentang
salah satu manajemen pelayanan di Penerapan Inaportnet untuk pelayanan
pelabuhan, selama ini hambatan yang ada kapal dan barang di pelabuhan, penerapan
di pelabuhan seperti waktu tunggu kapal Inaportnet secara online dilakukan secara
dan demurrage dapat lebih efisien dan bertahap.Tahap awal penerapan Inaportnet
efektif dalam meningkatkan peran dari dilaksanakan pada enam pelabuhan, yaitu
manajemen pelayanan pelabuhan. Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung
2. Pengelolaan Sistem Informasi Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan
Manajemen Pelabuhan Melalui Makasar, Pelabuhan Tanjung Emas, dan
Teknologi Informatika Pelabuhan Bitung.

371
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Budi Sitorus, Tulus Irpan H Sitorus, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721

Informasi yang dibutuhkan terkait pelabuhan dan penerapan teknologi


dengan pengelolaan lalu lintas angkutan informasi. Penerapan teknologi informasi
lautdanpelabuhan,untuk aplikasi Inaportnet di pelabuhan sangat membantu dalam
yang saat ini sedang dikembangkan oleh mengambil keputusan dan memberikan
Kementerian Perhubungan. Nantinya, pelayanan jasa kepada seluruh stakeholder
data yang diperoleh aplikasi Inaportnet pelabuhan sehingga dapat mewujudkan
dari Kantor Otoritas Pelabuhan/Kantor manajemen pelabuhan yang cerdas.
Kesyahbandaran dan PT Pelindo Persero). Faktor utama penyebab buruknya
Untuk melakukan pengolahan data dan kinerja pelabuhan (David Ray, 2008) yang
informasi dipergunakan bantuan fasilitas menghambat kinerja sistem pelabuhan
teknologi informasi. Proses tersebut komersial Indonesia yaitu: Batasan-batasan
dimulai dari pengolahan data yang dimiliki geografis, masalah tenaga kerja, kurangnya
oleh pihak Otoritas Pelabuhan dan PT keamanan, korupsi, dan kurangya prasarana
Pelindo (Persero). pelabuhan. Dari permasalahan tersebut hal
Adapun informasi yang dilakukan yang menjadi perhatian dalam perbaikan
pengolahan data terkait dengan proses adalah sebagai berikut.
bisnis Otoritas Pelabuhan/Kantor 1) Keamanan Pelabuhan Meningkatkan
Kesyahbandaran,dan PT. Pelindo (Persero), kemanan dalam pelabuhan telah
Perusahaan Pelayaran/Keagenan Kapal disyaratkan dalam Peraturan Menteri
antara lainadalah sebagai berikut: 1) Perhubungan Nomor 23 Tahun 2015
Syahbandar yang bertanggung jawab Pasal 5:
terhadap pemberangkatan kapal dan Untuk menjamin dan melaksanakan
kelaiklautan pelayaran; 2) Distrik Navigasi keamanan dan ketertiban di Pelabuhan
yang bertanggung jawab terhadap navigasi Utama, dibentuk satuan pengamanan
pelayaran serta keselamatan pelayaran; 3) di Pelabuhan, Satuan pengamanan
PT Pelindo (Persero) yang bertanggung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
jawab terhadap kegiatan bongkar muat atas: pada sisi darat Daerah Lingkungan
di pelabuhan; 4) Perusahaan Pelayaran / Kerja Pelabuhan, dilaksanakan olehKepala
Keagenan Kapal yang bertanggung jawab Kantor Otoritas Pelabuhan Utama; pada
dalam: Menjamin kelancaran Operasional sisi perairan Daerah Lingkungan Kerja
kapal di Pelabuhan, Menyelesaikan dan Daerah Lingkungan Kepentingan
kewajiban finansial (disbursement), Pelabuhan, dilaksanakan oleh Kepala
menyampaikan laporan realisasi kunjungan Kantor KesyahbandaranUtama.
kapal-kapal di pelabuhan Indonesia.

2) Pembinaan dan Pengawasan di


3. Manajemen Pelabuhan Cerdas Pelabuhan Sebagai Upaya Pencegahan
Manajemen pelabuhan, merupakan dan Pemberantasan Korupsi di Pelabuhan
pengelolaan pelabuhan yang meliputi Melalui Peraturan Menteri
penilaian terhadap fasilitas pelabuhan Perhubungan Nomor 23 Tahun
perikanan yang meliputi alur pelayaran, 2015 tentang Peningkatan Fungsi
kolam pelabuhan, tambatan, dermaga Penyelenggara Pelabuhan Pada
bongkar muat, dan sebagainya Pelabuhan Yang Diusahakan Secara
(Kramadibrata, Soedjono, 2002). Komersial, penyelenggara pelabuhan
Menurut pendapat penulis wajib melaksanakan peningkatan fungsi
pengelolaan manajemen pelabuhan pengaturan, pembinaan, pengendalian
memerlukan sumber daya untuk mencapai dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan.
tujuan organisasi, untuk mencapai tujuan Pada Pasal 4 ayat (3) dalam hal terjadi
diperlukan koordinasi antar stakeholder penyimpangan dalam pelaksanaan

372
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Evaluasi Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pelabuhan

dimaksud pada ayat (2) dalam Peraturan untuk dapat memperbaiki pelayanan
Menteri Perhubungan tersebut maka kinerja pelabuhan Indonesia. Laporan yang
penyelenggara pelabuhan: masuk dapat diakomodasi melalui melalui
Melakukan tindakan korektif terhadap sistem informasi manajemen pelabuhan,
penggunaan bagian hak pengelolaan lahan dari laporan tersebut diharapkan dapat
atas lahan daratan pelabuhan yang tidak mengurangi “pungutan liar” dan tindak
sesuai denganperuntukannya, korupsi di pelabuhan.
Memberikan sanksi berupa
penghentian sementara terhadap
penggunaan bagian hak pengelolaan lahan 3) Tenaga Kerja Pelabuhan (TKBM)
atas lahan daratan Pelabuhan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
Tindakan korupsi dan “pungutan liar” 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
di pelabuhan pada waktu lampau sangat istilah “buruh” masih digunakan,
sulit untuk dilaporkan karena keterbatasan namun dalam hal ini Pemerintah lebih
untuk pelaporan dan sikap permisif yang menitikberatkan pada substansi bukan
ada pada masyarakat. Oleh karena itu, istilah. Untuk bongkar muat barang di
tindakan pencegahan dan pemberantasan pelabuhan dibutuhkan tenaga kerja, tenaga
korupsi dan“pungutan liar” di pelabuhan kerja yangada dipelabuhan berada di bawah
diperlukan upaya segenap masyarakat APBMI sedangkan yang menyediakan
untuk dapat melaporkan dan dapat menjadi buruh adalah koperasi.Buruh tersebut
whistle blower, sehingga setiap laporan perlu kemudian dipinjamkan ke APBMI dan
ditindaklanjuti sebagai upaya keseriusan selanjutnya APBMI memberikan pekerjaan
Pemerintah (Otoritas Pelabuhan), dan menyalurkan buruh ke Gabungan
Penyelenggara Pelabuhan (Badan Usaha Forwarder dan Ekspedisi Indonesia
Pelabuhan) dan Perusahaan Pelayaran (GAFEKSI), GINSI dan GPEI.Pemilik

Gambar 1 Pelayanan Bongkar Muat Petikemas

373
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Budi Sitorus, Tulus Irpan H Sitorus, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721

Gambar 2 Pelayanan Muat Petikemas Pelayanan Muat Petikemas

Gambar 3 Pelayanan Import Petikemas

374
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Evaluasi Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pelabuhan

Sumber : PT. Pelindo III (Persero)


Gambar 3 Pelayanan Pemeriksaan Barang (Behandle)

kapalmerupakan gabungan dari anggota Cukai, instansi pemerintahan, Shipping


INSA, sementara GAFEKSI, GINSI Lines & Agents,Terminal Operator, Freight
dan GPEI sebagai asosiasi mewakili Forwarder, Customs Broker (PPJK),
pemilikbarang. Container Freight Station (CFS), Inland
Menurut Keputusan Menteri
Trucker, dan paraeksportir/importir.
Perhubungan Nomor 14 Tahun 2002 Pasl Implementasi I N A P O R T N E T
1 butir 16 tentang Tenaga Kerja Bongkar akan meliputi aspek Connectivity (akses
Muat (TKBM) adalah semua tenaga kerja Broadband dengan bandwith berskala besar
yang terdaftar pada pelabuhan setempat dan dedicated Fiber Optic), penyediaan
yang melakukan pekerjaan bongkar akses @wifi.id di lokasi pelabuhan, dan
muat di pelabuhan. Sebagaimana unsur penguatan Data Network Telkomsel
biaya bagian TKBM dalam pedoman dasar di area Pelabuhan; pengadaan content
perhitungan tarif bongkar muat barang (meng-install SSID Inaportnet di setiap
dari dan ke kapal terdiri atas0 : 1) Upah, 2)
Akses Point @wifi.id di lokasi Pelabuhan;
KesejahteraanTKBM, 3) Program Jaminan menghadirkan fasilitas e-Commerce
Sosial Tenaga Kerja, 4) Administrasi (memberikan layanan Electronic Payment
Koperasi. & Billing), dan pengelolaan Access Point
untuk Intranet dan Internet.
4. Mengelola Sistem Informasi Manaje- Gambar 5 merupakan bentuk
men untuk Mencapai Manajemen topografi sistem informasi sebelumnya
Pelabuhan Cerdas masing-masing stakeholder memiliki
sistem informasi dan keadaan sesudahnya
tiap stakeholder terhubung dengan
Layanan INAPORTNET digunakan Inaportnet.
oleh berbagai pihak yang berkepentingan,
mulai dari pihak Otoritas Pelabuhan, Bea

375
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Budi Sitorus, Tulus Irpan H Sitorus, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721

Gambar 5 Topografi Sistem Inaportnet

Perjalanan waktu peranan teknologi Laut diharapkan pelayaran Indonesia


informatika memiliki peranan sangat mengalami perkembangan yang pesat serta
penting dalam tujuan perusahaan memiliki daya saing dan menghidupkan
maupun kemajuan peradaban manusia, perekonomian nasional.
sehingga apabila tidak dapat mengikuti Manajemen pelabuhan pada waktu
perkembangan teknologi informatika maka dahulu masih bersifat konvensional,
dapat dipastikan akan tertinggal jauh. dengan adanya sistem informasi berbasis
Teknologi Informatika pada sektor teknologi informasi diharapkan dapat
pelabuhan melalui Inaportnet telah membantu proses kegiatan di pelabuhan
mengalami proses yang panjang dan cepat, dan mengurangi biaya tinggi di sektor
sampai saat ini masih dibutuhkan untuk kepelabuhanan dan melalui teknologi
meningkatan maupun pengembangan informasi dapat memantau kegiatan
sistem informasi pelabuhan, penerapan pelabuhan yang masih perlu perbaikan.
teknologi ini diharapkan dapat membuat Sistem informasi teknologi di
manajemen pelabuhan yang cerdas sebagai pelabuhan atau yang lebih dikenal
bentuk kemampuan dan kemandirian dengan Inaportnet yang digunakan untuk
seluruh stakeholder pelabuhan untuk pelayanan kapal dan barang di pelabuhan,
meningkatkan manajemen pelayanan saat ini masih dilaksanakan secara bertahap
pelabuhan. di 6 (enam) pelabuhan yaitu Pelabuhan
Belawan, Pelabuhan Tanjung Priok,
Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan
SIMPULAN Makasar, Pelabuhan Tanjung Emas dan
Pelabuhan Bitung. Implementasi terhadap
Transportasi laut memiliki peran Inaportnet perlu didukung oleh campur
penting dalam menghubungkan wilayah tangan pemerintah dalam meningkatkan
perairan Indonesia yang tidak dapat serta perbaikan mutu yang meliputi
dijangkau, sesuai dengan program Nawa aspek connectivity, penyediaan akses di
Cita Presiden. Dengan hadirnya Tol pelabuhan, penguatan Data Network di

376
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Evaluasi Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi Pelabuhan

area pelabuhan, pengadaan conten untuk DAFTAR PUSTAKA


dapat menginstal SSID pada setiap akses Adler.2009. Rekayasa Sistem Berorientasi
point di pelabuhan, menghadirkan fasisitas Objek. Jakarta: Penerbit Informatika
e-commerce dan pengelolaan access point
untuk intranet daninternet. Kramadibrata, Soedjono. 2002
Penggunaan teknologi informasi Perencanaan Pelabuhan.Bandung :
melalui Inaportnet dapat diaplikasikan Penerbit ITB
untuk pelabuhan yang tidak usahakan atau O’Brien, James A. 2003. PengantarSistem
bersifat perintis dan mendapat penugasan Informasi (Judul asli : Introduction
dari Pemerintah. Pelabuhan yang tidak toInformationSystem,diterjemahkan
diusahakan tersebut meskipun saat ini belum oleh:DewiFitriasaridanBenyArnos
banyak akan permintaan dan penawaran Kwary), Salemba empat, Jakarta,
akan kebutuhan di wilayah tersebut, 2005.
namun meningat peranan transportasi laut Ray, David.,2008. Reformasi Sektor
sebagai penghubung wilayah tertinggal/ Pelabuhan Indonesia dan UU
terluar dan perbatasan, Pemerintah Pelayarana Tahun 2008.Laporan
perlu meningkatkan dan membangun DAI. S E N A D A -
infrastruktur pelayanan bongkar muat Program Peningkatan Daya Saing
melalui sistem aplikasi sehingga seluruh Indonesia. (www.senada.or.id)
stakeholder dan masyarakat dapat Sutejo, Alifsyah Bambang. 2007. Rancang
memahami dan menggunakan sistem Bangun Sistem Informasi Pelabuhan
aplikasi yang akan dibangun. Perikanan (Studi Kasus di Pelabuhan
Mengelola investasi teknologi Perikanan Samudera Cilacap).
yang digunakan di pelabuhan harus Bogor :Scientific Resository.
memperhatikan beberapa isu penting [Kemenhub RI] Kementerian Perhubungan
seperti berikut ini. Republik Indonesia 2002.Undang
a. Menentukan dasar pertimbangan Undang Nomor 14 Tahun 2002
dalam investasi, yang dalam investasi tentang Tenaga Kerja Bongkar Muat
teknologi informasi tidak selalu (TKBM). Jakarta: Kemenhub RI.
nilai manfaat dihitung menggunakan [Kemenhub RI] Kementerian Perhubungan
Return On Investation (ROI).Perlu Republik Indonesia 2003.Undang
dipertimbangkan pula faktor non- Undang Nomor 13 Tahun 2003
teknologi, seperti kepuasan pelanggan, tentang Ketenagakerjaan. Jakarta:
meningkatkan penjualan dan tingkat Kemenhub RI.
keuntungan. [Kemenhub RI] Kementerian Perhubungan
b. Menentukan prioritas, untuk Republik Indonesia 2008.Undang
menentukan prioritas ini diperlukan Undang Nomor 17 Tahun 2008
perencanaan untuk menentukan tentang Pelayaran. Jakarta:
indikator program untuk dilaksanakan Kemenhub RI.
sehingga modal ataupun biaya dapat [Kemenhub RI] KementerianPerhubungan
mengikuti haltersebut. Republik Indonesia 2015. Peraturan
c. Proses pengelolaan untuk mewujudkan Menteri Perhubungan Nomor
manfaat, penerima manfaat perlu 23Tahun 2015 tentang Penetapan
ditentukan dari awal sehingga untuk Rencana Induk Pelabuhan Nasional.
tujuan dari investasi tersebut dapat Jakarta: Kemenhub RI.
diukur akan nilai manfaat. [Kemenhub RI] KementerianPerhubungan
d. Peranan bigdata sebagai instrumen Republik Indonesia 2015.Peraturan
menyimpan data; Menteri Perhubungan Republik
e. Keamanan informasi. Indonesia Nomor PM 157 Tahun2015

377
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Budi Sitorus, Tulus Irpan H Sitorus, Prasadja Ricardianto ISSN 2355-4721

tentang Penerapan Inaportnet


Untuk Pelayanan Kapal dan Barang
diPelabuhan.Jakarta:Kemenhub RI.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM 62 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan tata Kerja Unit Penyelenggara
Pelabuhan.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
65 Tahun 2010 tentang Organisasi
Tata Kerja Kantor Pelabuhan Batam.
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Laut Nomor : UM.002/38/ DJPL-11
Tahun 2011 tentang Standar Kinerja
Pelayanan Pelayanan Operasional
Pelabuhan.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
35 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan tata Kerja Kantor Otoritas
Pelabuhan Utama.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
36 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan tata Kerja Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan.
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan. Jakarta .
PT. Pelindo III (Persero). Proses Bongkar
Muat.

378
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016

Anda mungkin juga menyukai