Anda di halaman 1dari 27

GAMBARAN UMUM

MANAJEMEN MODAL

KERJA
1.Yeni Restuti Cahyani 12010119130266
2.Dian Novita Nirmala Dewi 12010119120048
3.Ratna Sekar Arumdani 12010119110014
4.Resti Rahmadani 12010119120022
5. Berliana Iffada 12010119140232
6. Tyara Aulia Anjani 12010119130268
7. Indah Novitasari 12010119130144
8. Salsabila Chairunnisa 12010119120012
KONSEP-KONSEP
MODAL KERJA
Terdapat dua konsep modal kerja

1. Modal kerja neto (net working capital)


Merupakan perbedaan nilai uang antara asset lancar dan liabilitas jangka
pendek. Ini adalah salah satu pengukuran untuk melihat sejauh mana
perusahaan terlindungi dari masalah likuiditas.

2. Modal kerja bruto (gross working capital)


Untuk menentukan jumlah asset lancar yang tepat bagi perusahaan.
Administrasi berbagai asset lancar perusahaan yaitu:

•Kas dan surat berharga (efek atau sekuritas) yang


diperjualbelikan
•Piutang dan persediaan
•Pendanaan (terutama liabilitas jangka pendek) yang
dibutuhkan untuk mendukung asset lancar
PERAN PENTING MANAJEMEN
MODAL KERJA (WORKING
CAPITAL MANAGEMENT)
1. Komposisi asset lancar perusahaan 2. Manajemen modal kerja sangat penting dalam
manufaktur biasa lebih dari separuh total bidang keuangan.
assetnya.
Tingkat asset lancar yang berlebihan dapat karena kesalahan dan kekeliruan dalam modal kerja
dengan mudah membuat perusahaan dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi
merealisasikan imbal hasil atas investasi (return terhambat atau bisa berenti sama sekali. Bagi
on investment-ROI) yang rendah. Akan tetapi, perusahaan kecil, liabilitas jangka pendek adalah
perusahaan dengan jumlah asset lancar yang sumber utama dari pendanaan eksternal. Perusahaan
terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan jenis ini tidak memiliki akses ke pasar modal berjangka
kesulitan dalam mempertahankan operasi yang panjang, selain daripada mendapatkan hasil
lancar. penggadaian bangunan
PROFITABILIT
Manajemen kerja yang baik di dasarkan pada dua isu
keputusan mendasar, bagi perusahan. Kedua isu tersebut
adalah penentuan :

• Tingkat investasi asset lancar optimal,


bauran yang tepat atas pendanaan dalam jangka panjang yang
AS DAN
RESIKO
diguanakan untuk mendukung investasi dalam asset lancar.
Sebaliknya keputusan keputusan ini dipengaruhi oleh
penilaian keuntugan dan kerugian yang harus dibuat antara
profitabilitas atas risiko. Menurunkan tingkat investasi dalam
asset lancar dengan tetap mendukung penjualan, akan
mengarah pada peningkatan pengembalian atas total asset
perusahaan. Dalam hal biaya pendanaan jangka pendek yang
nyata lebih sedikit dari pada pendanaan jangka menegah dan
jangka panjang, semakin besar proposi utang jangka pendek
jika dibandingkan dengan total utangnya, semakin tinggi
profitabilitas perusahaan.
JUMLAH
(atau Tingkat) Optimal Aset Lancar

Dalam menentukan jumlah atau tingkat aset lancar, pihak manajemen harus
mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko.
Sebagai gambaran dari keuntungan dan kerugian ini, bayangkan bahwa dengan
aset tetap yang ada sekarang ini, perusahaan dapat menghasilkan hingga 100.000
unit output setahun. Produksi terus berjalan sepanjang periode yang diamati,
dengan tingkat output tertentu. Bagi setiap tingkat output, perusahaan dapat
memiliki sejumlah tingkat aset lancar yang berbeda. Pertama – tama bayangkan
tiga alternatif kebjakan aset lancar yang berbeda. Semakin besar outputt maka
semakin besar kebutuhan untuk investasi dalam aset lancar untuk mendukung
output (dan penjualan). Akan tetapi, hubungan tersebut tidaklah linear karena
aset lancar meningkat sementara output menurun.
Jika likuiditas disamakan dengan “ kekonservatifan”, Kebijakan A adalah
yang paling konservatif dan ketiga alternatif tersebut. pada semua tingkat
output, Kebijakan A memberikan lebih banyak aset lancar daripada
kebijakan lainnya. Semakin besar tingkat aset lancar, semakin besar
likuiditas perusahaan.
Kebijakan C adalah yang paling tidak liquid dan dapat dikatakan sebagai
“agresif”. Kebijakan “hemat dan keras” ini membutuhkan kas dan
sekuritas yang dapat diperjualbelikan., piutang, dan persediaan dalam
jumlah rendah. Kini dapat diringkas peringkat berbagai kebijakan modal
kerja sesuai dengan likuiditasnya, sebagai berikut.
Singkatnya, generalisasi yang dapat dibuat adalah sebagai berikut.

Hal yang menarik adalah, pembahasan mengenai berbagai kebijakan modal kerja
diatas telah menggambarkan dua prinsip dasar utama dalam keuangan.
Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas.
Profitabilitas bergerak dalam garis lurus dengan risiko.
PERPUTARAN
Klasifikasi modal kerja :
• Komponen

KLASIFIKASI
• Waktu
Modal kerja permanen (permanent working capital)

MODAL KERJA
Modal kerja sementara (temporary working capital)

Kebutuhan Modal Kerja Sepanjang Waktu


Modal kerja permanen hampir sama dengan aset perusahaan berdasarkan dua hal
sebagai berikut :

• Investasi nilai uang bersifat jangka panjang, di luar kontradiksi bahwa aset yang didanai disebut aset
“lancar”.
• Dalam perusahaan yang sedang berkembang, tingkat modal kerja permanen yang dibutuhkan akan
meningkat sejalan dengan waktu, dalam cara yang sama dengan aset tetap perusahaan perlu ditingkatkan
sepanjang waktu.

Modal kerja permanen terdiri atas Modal kerja sementara terdiri atas
tingkat investasi permanen dalam aset aset lancar yang secara konstan
lancar, yang setiap bagiannya berubah ubah bentuknya.
berputar secara konstan.
Pendanaan Aset Lancar : Bauran
Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Aktiva lancar permanen (permanent current asset)
adalah Aktiva lancar yang harus dimiliki oleh
perusahaan meskipun sedang berada pada titik Bagaimana perusahaan mendanai Aktiva lancar permanen
terendah dalam siklus bisnisnya. Aktiva lancar dan sementara dikenal sebagai kebijakan pendanaan Aktiva
sementara (temporary current asset), seiring lancar :
dengan naiknya penjualan ketika terjadi • Pendekatan pencocokan waktu jatuh tempo
perbaikan ekonomi, perusahaan harus • Pendekatan relatif agresif
meningkatkan jumlah aktiva lancarnya. Aktiva • Pendekatan konservatif
lancar tambahan ini disebut aktiva lancar
sementara.
Pendanaan Spontan

Pendanaan Spontan (spontaneous financing) adalah kredit dagang dan utang usaha serta pembayaran lainnya
yang timbul dalam operasi harian perusahaan. Pendanaan ini akan berubah secara otomatis dengan berubahnya
tingkat kegiatan perusahaan (dilihat dari penjualan perusahaan).
Pendekatan Lindung
Nilai
Kebijakan keuangan yang mencocokkan waktu jatuh tempo aktiva dengan kewajiban. Strategi ini meminimalkan
risiko perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban-kewajibannya yang telah jatuh tempo.

Strategi pendanaan hedging mendasarkan diri atas prinsip akuntansi matching principle,
yang menyatakan:
“sumber dana hendaknya disesuaikan dengan berapa lama dana tersebut diperlukan”

Prinsip Pendekatan Lindung nilai :


• Mencocokkan aktiva yang menghasilkan arus kas dengan waktu jatuh tempo sumber pendanaan yang digunakan
untuk mendanai pembeliannya.
• Aktiva permanen (lebih dari 1 tahun)
Harus didanai dengan sumber pendanaan yang permanen dan spontan
• Aktiva Sementara (kurang dari 1 tahun)
Harus didanai dengan sumber pendanaan yang sementara (jangka pendek).
Pendekatan
Lindung Nilai
PENDANAAN JANGKA
PENDEK VS JANGKA
PANJANG
Jadwal jatuh tempo utang sangatlah penting dalam nilai keuntungan dan kerugian profitabilitas serta risiko karena
terkadang arus kas neto akan menyimpang dari perkiraan arus yang sesuai hal ini menyebabkan terjadinya ketidakpastian
antara jadwal arus kas neto dengan jadwal pembayaran hutang
• Secara umum, semakin pendek jadwal jatuh tempo lialibilitas utang, maka semakin besar risiko perusahaan tidak
mampu memenuhi pembayaran prinsipal dan bunganya.
• Mengikat dana ke aset jangka panjang dan meminjam dana berjangka pendek membawa risiko perusahaan tidak
mampu memperbarui pinjamannya.
• Ketidakpastian biaya bunga mewakili risiko bagi pihak peminjam
• Tidak mengetahui biaya peminjaman jangka pendek untuk masa mendatang juga merupakan risiko perusahaan
PENDANAAN JANGKA
PANJANG VS JANGKA
PENDEK
PENDANAAN
KONSERVATIF
Kebijakan pendanaan konservatif adalah suatu metode pendanaan dengan menggunakan pendanaan yang
mempunyai umur pendanaan relatif lebih lama dari umur investasi dalam aktiva agar terdapat suatu margin of
safety (marjin keamanan) dalam menjaga likuiditas perusahaan. Penerapan kebijakan pendanaan konservatif
terhadap komponen aktiva adalah:

1) aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka panjang,


2) aktiva lancar permanen dibiayai dengan pendanaan jangka panjang,
3) sebagian aktiva lancar temporer dibiayai dengan pendanaan jangka panjang dan sebagian aktiva lancar
temporer yang lain dibiayai dengan pendanaan jangka pendek,
4) Penggunaan pendanaan jangka panjang untuk membelanjai aktiva jangka pendek mengakibatkan
berkurangnya risiko terjadinya illikuiditas dan mengakibatkan naiknya biaya pendanaan.
PENDANAAN KONSERVATIF
Kebijakan pendanaan agresif adalah suatu metode pendanaan

KEBIJAKA
dengan menggunakan pendanaan yang mempunyai umur pendanaan
relatif lebih pendek daripada umur investasinya untuk menekan
biaya pendanaan. Penerapan kebijakan pendanaan agresif terhadap

N
komponen-komponen aktiva adalah:

1) aktiva tetap dibiayai dengan pendanaan jangka panjang,

PENDANAA
2) aktiva lancar temporer dibiayai dengan pendanaan jangka
pendek,
3) terdapat sebagian aktiva lancar permanen dibiayai dengan
pendanaan jangka pendek dan sebagian aktiva lancar permanen
N AGRESIF yang lain dibiayai dengan pendanaan jangka panjang,
4) penggunaan pendanaan jangka pendek untuk membelanjai aktiva
jangka panjang mengakibatkan berkurangnya biaya pendanaan
tetapi akan meningkatkan risiko terjadinya illikuiditas.
PENDANAAN AGRESIF
MENGGABUNGKAN
STRUKTUR
LIABILITAS DAN
KEPUTUSAN ASET
LANCAR
Jika perusahaan:

KETIDAKPASTI
KEPASTIAN KETIDAKPASTIAN

AN DAN
Perusahaan akan dapat mengatur jadwal

MARGIN jatuh tempo utangnya dan menyesuaikan


arus kas neto dimasa mendatang .
Perusahaan
penyimpangan
akan
tinggi
mengalami
pada
Maka,
profitabilitas distribusi arus kas neto

KEAMANAN
-Laba akan dapat dimaksimalkan
dan semakin besaar margin
-Tidak perlu mendapatkan pendanaan
jangka panjang dari pada yang dibutuhkan keamanan yang harus dimiliki oleh
-Margin keamanan kecil pihak manajemen.

Bayangkan bila perusahaan tidak dapat meminjam dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan kas yang
mendadak. Akibatnya, perusahaan dapat memenuhi margin keamanan dengan
1. Meningkakan tingkat aset lancar (teruama kas dan sekuritas yang dapat diperjualbelikan)
2. Memperpanjang jadwal jatuh tempo pendanaan
Keputusan mengenai margin keamanan yang sesuai akan diatur

RISIKO DAN
berdasarkan oleh pertimbangan risiko dan profiabilias dan oleh
sikap manajemen terhadap risiko tersebut. Setiap solusi
(meningkakan likuiditas, memperpanjang jadwal jatuh tempo, atau

PROFITABILIT
kombinasi dari kedua hal tersebut) akan mengurangi pencapaian
laba perusahaan. Manajemen dapat menentukan solusi yang
biayanya paling rendah dari beberapa tingkat risiko. Kemudian

AS
manajemen dapat merumuskan toleransi risiko berdasarkan biaya
yang diperlukan untuk menyediakan margin keamanan.

Semakin besar kemampuan perusahaan untuk berutang dalam


waktu singkat, semakin kecil kebutuhannya unuk menyediakan
margin keamanan.
Home. James C. Van dan John M. Machowiecz. 2009.
Fundamental of Financial Management. 13th Edition.
United Kingdom: Pearson Education. 249-261
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai