PENDAHULUAN
1.3.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Modal Kerja
Pada umumnya ada dua pengertian modal kerj, yaitu :
1. Gross Working Capital (Modal Kerja Bruto)
2. Net Working Capital (Modal Kerja Neto)
Gross Working Capital (Modal Kerja Bruto)
Modal kerja bruto mengacu pada konsep kuantitatif, yang mendasarkan pada kuantitas
dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dan aktiva ini merupakan aktiva
yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dengan dana yang
tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian
pengertian modal kerja bruto adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.
Net Working Capital (Modal Kerja Neto)
Modal Kerja Neto didasarkan atas konsep kualitatif, yaitu dikaitkan dengan besarnya
jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar.Dengan demikian pengertian
modal kerja neto adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan
untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menganggu likuiditasnya, yaitu yang
merupakan kelebihan aktiva lancer diatas hutang lancarnya.
Mengelola Kas
Strategi yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola kas adalah sebagai berikut :
1. Membayar utang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi
kepercayaan pihak supplier kepada perusahaan tetapi memanfaatkan setiap potongan
tunai yang menguntungkan bagi perusahaan.
2. Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah risiko kehabisan
persediaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pada masa-masa
selanjutnya.
3. Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan
kemungkinan menurunnya volume penjualan pada masa yang akan datang karena
ketatnya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penjualan kredit dan pengumpulan
piutang.
2) Wesel Tagih (Notes Receivable)
Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes.
Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah
uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu
perusahaan yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut (nama perusahaan
yang memegang surat tersebut).
3) Piutang Dagang ( Account Receivable)
Piutang dagang meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan
yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit.
Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan
memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan
menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian
atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
Mengelola piutang
1. Pembuatan standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit
seorang pemohon kredit yang ditentukan oleh perusahaan. Penetapan
standar kredit memerlukan pengukuran kualitas yaitu probabilitas
terjadinya penunggakan oleh planggan.
2. Tentukan syarat kredit dimana suatu syarat kredit biasanya akan
menetapkan sebuah periode kredit diberikan dan potongan tunai untuk
pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal. Faktor yang
memengaruhi syarat kredit adalah sifat ekonomi produk, kondisi
penjual dan pembeli, periode kredit, potongan tunai, dan juga tingkat
bunga bebas risiko.
3. Berikan kebijakan kredit. Dalam memberikan kebijakan kredit, anda
harus menentukan beberapa keputusan yang mencakup kualitas jumlah
yang diterima, periode kredit, potongan tunai, persyaratan khusus, dan
tingkat pengeluaran untuk pengumpulan utang.
4. Lakukan penagihan secara rutin, dimana jika telah memberikan kredit
terhadap pelanggan, yang harus anda lakukan selanjutnya adalah
melakukan penagihan secara rutin. Anda dapat mengirimkan pesan
melalui telepon, email, atau media lainnya untuk mengingatkan
pelanggan untuk melakukan pembayaran.
4) Persediaan barang (Inventories)
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan
pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan industri yang mengolah
bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga persediaan yakni persediaan
bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi.
Mengelola persediaan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membelanjai operasi sehari-hari,
kemudian dana yang telah dikeluarkan itu kembali lagi masuk dalam perusahaan dari hasil
penjualan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaan tadi.
Elemen-elemen dari modal kerja seperti persediaan, piutang, dan kas pada hakikatnya
mengalami perputaran sampai kembali lagi menjadi bentuk kas dengan nilai yang lebih tinggi
dari semula kas itu dikeluarkan.
Investasi-investasi ini lah yang dibutuhkan dalam perusahaan karena sifatnya yang
sangat fleksibel sehingga mampu untuk menyesuaikan nilai barang terhadap gejolak pasar
yang kian naik kian menurun.
3.2 SARAN
Tentu saja dalam rantai perputaran modal kerja ini dibutuhkan seorang yang berkompeten.
Yang mampus menganalisa besar/kecilnya kebutuhan modal kerja, memiliki wawasan
terhadap pengelolaan asset yang ada dalam perusahaan sehingga tidak menekan keuntungan
perusahaan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/2015/05/makalah-manajemen-modal-kerja.html
Prof.Dr.Bambang Riyanto(DASAR-DASAR PEMBELANJAAN PERUSAHAAN)
www.manajemenmodalkerja/blog/synclimit/co.id