Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis). Bunga yang dikenal sebagai puspa pesona ini
pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani dari Belanda, Dr. C.L. Blume.
Seperti tanaman anggrek lainnya, anggrek bulan bersifat epifit, yaitu memerlukan cabang
pohon lain sebagai tempat "menumpang" untuk tumbuh. Anggrek bulan termasuk dalam
tanaman anggrek monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari.
Berikut ini adalah informasi mengenai anggrek bulan, mulai dari pembibitan, perawatan,
sampai penjualannya. Informasi ini diperoleh dari hasil observasi langsung yang saya lakukan
ke Taman Indonesia Permai (TAIP), TMII Jakarta Timur.
Pada tahap terakhir, tanaman anggrek bulan akan berbunga dengan tangkai cukup panjang.
Tanaman anggrek bulan pun siap untuk dijual.
Shading paranet
Mos Arang
4. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sehari dua kali atau bila hari panas, sehari tiga kali pada pagi dan sore
hari.
Penyiraman
5. Pemupukan
Pupuk ditambahkan dengan maksud untuk memperkaya nutrisi yang dikonsumsi oleh
tanaman anggrek bulan agar menjadi lebih subur. Adapun pupuk yang digunakan adalah
pupuk organik cair. Pemupukan dilakukan sekali dalam seminggu.
Kolam air
8. Temperatur
Anggrek bulan menyukai tempat dengan temperatur yang sejuk, berkisar antara 18o-24o C.
Untuk menjaga temperatur di dalam shading paranet tetap sejuk, ditambahkan kipas-kipas
angin di sudut bagian atas sebagai pembantu sirkulasi dan penyejuk udara. Bila anggrek
ditempatkan di tempat bertemperatur tinggi, maka kualitas bunganya akan buruk. Selain itu,
anggrek juga dapat mengalami dehidrasi karena terlalu tingginya tingkat penguapan.
Kipas angin
Insektisida Fungisida
Insektisida dan fungisida digunakan seminggu sekali. Adapun cara menggunakan insektisida
yaitu melarutkannya dengan air, kemudian disemprotkan ke daun. Sedangkan fungisida
digunakan dengan mengoleskannya ke bagian bawah daun. Apabila tanaman anggrek bulan
tidak dioles dengan fungisida, maka akan tumbuh jamur di bagian bawah daunnya.
Laboratorium TAIP
Taman Anggrek Indonesia Permai memiliki 20 kavling. Setiap kavling menghasilkan rata-
rata Rp 30 juta
setiap bulannya untuk semua jenis anggrek. Untuk anggrek bulan kira-kira menghasilkan
omset sebesar
Rp 10 juta sampai Rp 12,5 juta.
ENGELUARKAN BIBIT ANGGREK BOTOLAN DAN
MENANAM DALAM KOMPOT
Bibit anggrek botolan biasanya adalah hasil hibridisasi dari induk-induk anggrek
yang berkualitas baik dan mahal harganya. Keuntungan terbesar dari
pembudidayaan anggrek sebenarnya ada di sini, yaitu pada usaha meneluarkan
bibit botolan. Karena dari bibit botolan kita akan memperoleh bibit dalam jumlah
yang cukup banyak dengan harga yan tidak terlalu mahal. Jika pemeliharaannya
berhasil sampai mencapai ukuran yang siap berbunga (flowering size), kita tinggal
menghitung-hitung keuntungan yang akan diperoleh. Jadi sesungguhnya investasi
yang paling baik adalah di sini.
Permasalahan yang timbul adalah dalam hal pemilihan bibit angrek botolan tersebut,
agar jerih payah kita mengeluarkan dan memelihara bibit anggrek tidaklah sia-sia.
Banyak pemula yang kecewa setelah sekian lama memanjakan anggreknya dengan
perawatan yang khusus ternyata bunganya kurang baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit anggrek botolan adalah
sebagai berikut :
1. Bibit berasal dari induk silangan yang sudah dikenal baik dan memberi gambaran
hasil silangannya akan mempunyai prospek yang baik. Selain itu juga anggrek yang
dipilih merupakan anggrek yang sesuai dengan selera masyarakat umum.
Bagi orang-orang yang sudah cukup lama berkecimpung dalam peranggrekan hal
tersebut mungkin tidak ada masalah, karena dari nama induknya atau dari
kombinasi warna induknya akan diperoleh bibit silangan yang cukup baik nantinya.
Bagi para pemula sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan rekan-rekannya yang
telah lama berkecimpung dalam peranggrekan.
Perlu diperhatikan pula apakah bibit anggrek botolannya tersebut untuk bunga
potong atau termasuk anggrek yang eksotik.
2. Bibit ukurannya seragam dan sudah cukup besar untuk dipindahkan dalam
kompot.
Dalam memilih bibit anggrek botolan jangan dilihat jumlah isinya saja. Isi yang
banyak memberikan kecenderungan bibit ukurannya keci-kecil. Disarankan untuk
memilih bibit anggrek botolan yang dalam botol yang botolnya besar (jangan yang
botol saus tomat) seperti bibit anggrek botolan yng dalam botol bekas whyski atau
yang lebih bagus lagi bibit import dari Taiwan.
Bibit yang tidak seragam ukurannya akan menyulitkan dalam pemeliharaannya
karena bibit yang kecil biasanya kalah berkompetisi dengan bibit yang ukurannya
lebih besar. Bibit yang kecil akan kalah berkompetisi dengan bibit yang ukurannya
besar oleh karena bibit yang ukurannya kecil selain rentan juga lambat dalam
pertumbuhannya.
Bibit yang akar-akarnya cukup kuat dan banyak lebih disukai daripada bibit yang
daun dan batangnya besar-besar. Harus diingat bahwa bibit yang baru dikeluarkan
dari botol akan menghadapi cekaman terhadap lingkungannya. Bibit yang baru
dikeluarkan dari botol belum cukup baik pengendalian transpirasinya, karena
stomata belum berfungsi dengan sempurna, demikian juga dengan organ
fotosintetiknya, belum berfungsi dengan sempurna. Sehingga bibit anggrek botolan
yang daun dan batangnya besar-besar daya adaptasinya juga kurang baik
dibandingkan bibit botolan yang akarnya banyak, bibit yang demikian ini lebih baik
adaptasinya, sehingga keberhasilannya juga lebih besar.
Akan tetapi dalam memilih bibit anggrek botolan jangan memilih bibit anggrek
botolan yang terlalu berdesakan karena akan menyulitkan pemindahan atau
pengeluaran bibit anggrek dari dalam botol. Akar yang saling bertautan
menyebabkan bibit sulit untuk dipisahkan tanpa menimbulkan kerusakan. Sementara
akar yang rusak akan cepat mengundang kontaminasi.
3. Biit anggrek botolan tidak ditumbuhi jamur / bakteri, sehat dan subur.
Bibit botolan yang sudah terkontaminasi oleh jamur dan bakteri sebaiknya jangan
dibeli, dapat menulari bibit-bibit yang sehat, makanya pilihlah bibit anggrek botolan
yang tampak sehat dan subur.
Bibit anggrek botolan dan peralatan yang dibutuhkan untuk meneluarkan bibit
anggrek botolan
Mengeluarkan bibit anggrek
dari botol kultur
2. Bibit anggrek yang telah keluar dari botol langsung di dalam baskom atau ember
yang berisi air ledeng, bibit kemudian dicuci bersih terutama disekitar perakarannya
supaya sisa-sisa medium yang menempel bersih semua. Jika masih ada sisa-sisa
media akan mudah terserang jamur. Bibit angrek yang sudah bersih direndam di
dalam air yan bercampur fungisida kuran lebih selama 10 menit. Sebagai fungisida
dapat diunakan larutan Dipthane M-45 antara 1 - 1,5 gram per liter, untuk mencegah
pertumbuhan jamur. Atau selain dengan Dipthane M-45 bibit anggrek bisa juga
dengan cara lain yaitu bibit anggrek direndam dalam larutan bayclean 0,1 % selama
15 menit. Bayclean berfungsi sebagai pengganti bakterisida dan fungisida. Akar-akar
dan daun yang mati juga dipotong dengan cutter atau gunting yang tajam.
Apabila tidak tersedia green house maka dapat dibuatkan para-para dari bambu dan
platik transparan yang dipasang mengelilingi para-para tersebut, dan diatur
sedemikian rupa sehingga sinar matahari dan air hujan tidak langsung mengenai
tanaman serta hama tidak mudah menyerang.
Seperti halnya tujuan pemindahan bibit anggrek dari botol ke dalam kompot yang
bertujuan agar bibit anggrek dapat hidup bersama dan bibit anggrek menjadi kuat
dalam menghadapi suasana lingkungan yang baru, maka sama halnya tujuan
pemindahan bibit anggrek pada pot individu ini.
Bila pot individu memakai pot berdiameter lebih besar (10 cm), ada kemungkinan
bibit belum mampu tumbuh dengan baik. Baru pada pemindahan berikutnya
digunakan pot yang lebih besar.
Bibit anggrek dalam kompot siap pindah ke pot indivudu
Pada saat pemindahan bibit anggrek ke dalam pot individu, bibit anggrek telah
mempunyai akar yang cukup panjang dan kuat serta bulbus telah mulai membesar
(kurang lebih 4-5 bulan dari saat pemindahan ke kompot). Bibit yang siap
dipindahkan ke pot individu ini kira-kira telah mencapai tinggi 5 cm atau lebih. Dan
pot yang digunakan untuk pot individu mempunyai diameter 4 - 6 cm. Keadaan yang
demikian ini memungkinkan bibit anggrek untuk tumbuh pada media yang lebih
keras hingga nantinya kuat menopang tubuh bibit anggrek. Apabila bibit anggrek
sudah mulai besar, sedangkan medianya masih tetap sabut kelapa atau moss, maka
bibit anggrek tidak akan dapat tumbuh dengan kuat dan tegak karena akar-akarnya
tidak dapat berpegangan (melekat) dengan kuat. Oleh karena itu para pengusaha
anggrek menggunakan berbagai macam media yang sesuai dengan sifat anggrek
serta keadaan lingkungan tempat tinggal, misalnya daerah lembab atau panas,
banyak hujan atau tidak, banyak angin atau tidak dan lain sebagainya.
Dari kompot bibit anggrek diambil satu persatu kemudian dipindahkan ke dalam pot
individu satu persatu pula. Bulb atau tunas bagian atas bibit anggrek tidak boleh
sampai terbenam dalam media dan media isian pot diberikan sampai 1 cm dibawah
bibir pot. Media perlu diberi alas pecahan batu bata atau pecahan genting press atau
bias juga potongan gabus terlebih dahulu agar aerasi dapat berlangsung lancar dan
pemberian isian pot dari bahan ini setinggi 1/3 dari tinggi pot. Kekuatan bibit anggrek
dalam menghadapi factor lingkungan pada pot individu sudah lebih tinggi, sehingga
bibit anggrek dapat dikeluarkan dari rumah kaca, namun tetap belum dapat
menerima sinar matahari secara langsung. Dosis pemberian pupuk daun dapat
ditambah sedikit, dan apabila pada saat pemindahan terlihat ada gejala serangan
jamur, maka sebelum dipindahkan sebaiknya bibit anggrek direndam dalam larutan
fungisida terlebih dahulu.
Bibit anggrek dalam pot individu
Pot-pot individu ini sebaiknya diletakkan di atas para-para yang cukup terlindung.
Pada beberapa jenis Dendrobium memerlukan waktu 1 - 1,5 tahun untuk berbunga.
Sedangkan untuk jenis Vanda memerlukan waktu sampai 2,5 tahun untuk berbunga.
Bibit anggrek yang sudah berbunga