Anda di halaman 1dari 17

Tips : Rahasia merawat anggrek

Anda mungkin termasuk orang yang sering bertanya : Kenapa ya anggrekku jarang berbunga? Atau
anggrekku hanya berbunga satu kali saat dibeli, setelah itu tak pernah lagi, kenapa ya ?
Gimana sih merawat anggrek agar selalu berbunga ? dan akhirnya berkata : Ah, merawat anggrek itu sulit..
Nah mungkin beberapa hal berikut ini akan membuat anda sedikit memahami kenapa hal tersebut terjadi.
Hal yang harus diketahui dari tanaman anggrek
1. Anggrek adalah tanaman yang termasuk lambat pertumbuhannya dan menyukai perlakuan rutin. Jadi
untuk dapat merawat dan membungakan anggrek , modal pertama anda adalah sabar dan disiplin.
Selanjutnya ikuti tahapan pencapaian dalam merawat anggrek. Jika anda serius ingin memelihara
anggrek, Tahapan pertama yang harus anda capai adalah :
 Membuat anggrek tetap hidup.
Jangan terburu-buru menginginkan anggrek anda berbunga, rawat ia agar ia tetap hidup, dan betah
ditempat tinggal barunya. Siram dan pupuk secara rutin, serta tempatkan di tempat yang sesuai.
Pupuk yang sesuai adalah yang mengandung kadar Nitrogen (N) yang tinggi. Perhatikan jangan
sampai ada jamur atau bekteri yang menyerang. Jika anggrek anda sakit, maka anda harus siap
mengobatinya sampai sembuh. Jika ini tercapai, baru menuju pada tahapan berikutnya.
 Membuat anggrek mengalami pertumbuhan dengan baik
Jika dirawat dengan baik dan disiplin, maka anggrek akan mengalami pertumbuhan. Berbahagialah
jika anggrek yang anda tanam dapat bertambah akarnya, menumbuhkan tunas baru, dan daun serta
batangnya semakin besar. Anda dapat membantu pertumbuhannya dengan memberikan pupuk
berkadar rata ( NPK rata ). Jika anggrek anda tumbuh sehat, berarti tahapan kedua sudah tercapai,
dan barulah bersiap ke tahap selanjutnya.
 Membuat anggrek dapat berbunga.
Anggrek yang terawat pada waktunya akan mempersembahkan bunga. Untuk mempercepat proses
ini anda dapat memberi tambahan pupuk dengan kadar Pospor (P) yang tinggi. Dan atau
merangsang keluarnya bunga dengan hormon tertentu.
Setiap tahapan memerlukan waktu yang tidak sebentar. Karena itu, jangan mudah putus asa. Agar
anda tidak kecewa, buatlah target setiap tahapan adalah satu tahun, sehingga anda baru akan
menikmati keindahan bunga anggrek setelah 3 tahun merawatnya dengan baik. Apa anda siap ?
Nah, kalau anda beruntung, setiap tahapan bisa lebih singkat atau jauh lebih singkat dari targetnya.
2. Anggrek adalah tanaman yang membutuhkan penyesuaian tempat hidup. Untuk itu, anda harus
mengenalnya terlebih dahulu. Anggrek apa yang ingin anda rawat, Species (anggrek alam) ataukah
Hybrid (silangan)? Apa jenisnya, dendrobium, phalaenopsis,vanda, bulbophyllym atau yang lainnya ?
Anggrek hybrid memerlukan perawatan yang lebih rutin dan nutrisi tambahan yang lebih banyak
dibandingkan anggrek alam. Sedang anggrek jenis dendrobium lebih menyukai pupuk non organik
(kimia), sementara jenis phalaenopsis cenderung menyukai pupuk organik. Bulbuphylllum tidak
menyukai panas, sebaliknya dendrobium lebih tahan panas. Dengan mengetahui jenis anggrek maka
anda akan dapat mengkondisikan tempat tumbuh dan perawatannya, sehingga anggrek dapat
berkembang secara optimal.
3. Anggrek hybrid yang anda beli dalam wujud sudah berbunga, membutuhkan penyesuaian yang lebih
lama untuk dapat berbunga kembali. Hal ini dikarenakan perbedaan cara perawatan yang anda berikan
dengan perawatan yang ia terima dari nursery atau pemilik sebelumnya (ingat: anggrek suka perlakuan
rutin). Jika perawatan ini jauh berbeda (misalnya : sebelumnya ia dipupuk 2 kali seminggu dengan
rutin, sementara anda tak pernah memupuknya), maka anggrek juga bisa "ngambek", alhasil ia tak mau
berbunga lagi. Ia akan menyesuaikan diri dulu dengan tempat tinggalnya yang baru dan cara perawatan
anda, dan waktu penyesuaian ini bisa berbulan-bulan bahkan bertahun tahun. Berbeda halnya jika anda
membeli anggrek dalam kondisi masih bayi dan anda rawat sampai dewasa (kurang lebih 1,5 tahun). ia
akan terbiasa dengan perawatan yang anda berikan secara rutin dan akan berbunga pada masanya. Atau
jika anda membeli anggrek species/ alam yang belum berbunga. Di hutan ia tak pernah di pupuk, maka
sepanjang anda mengkondisikan tempat tumbuhnya mirip habitat aslinya, maka saat berbunga tiba ia
dengan senang hati akan mengeluarkan kuntum-kuntum bunganya, apalagi jika anda juga rutin
memberi tambahan pupuk organik, maka bunganya akan lebih banyak dan besar.
4. Anggrek lebih tahan kekeringan dari pada terlalu basah. Karena itu jangan terlalu sering menyiram
anggrek, cukup 1 - 2 kali sehari, jika cuaca terang. Jika mendung dan kemungkinan hujan sebaiknya
jangan disiram. Terutama untuk anggrek yang anda tempatkan di dalam pot. Lingkungan yang terlalu
basah membuat akar-akar muda dan tunas muda anggrek menjadi busuk. Lingkungan yang telalu
lembab juga membuat jamur dan bakteri mudah berkembang.
5. Perhatikan kelembaban, sirkulasi udara dan temperatur tempat anda menanam anggrek. Kelembaban
yang cukup serta sirkulasi udara yang baik dan termperatur yang sesuai akan membuat anggrek betah
tinggal disana. Ia akan berkembang dengan baik, ditandai dengan pertambahan akar, daun yang
membesar dan batang yang semakin gemuk.
6. Ada cara murah untuk memupuk anggrek. Jika anda tak mau membeli pupuk atau vit B1 anda dapat
menggantinya dengan air bekas cucian beras, air bekas cucian daging / ikan. Tapi ingat jangan
menyiramkannya pada saat musim hujan yang menyebabkannya menjadi media pertumbuhan penyakit,
cukup anda semprotkan saja disekitar batang, akar dan daun agar cepat mengering. Jika anggrek sudah
dewasa dan pertumbuhannya sehat anda dapat menyemprotkan air kelapa dan air vetsin/ MSG untuk
merangsang keluarnya spike /kuntum bunga. Tapi ingat, harus sabar ya.. Pengaruh pupuk organik lebih
lama (sekitar 3 bulan) dibandingkan dengan pupuk kimia (sekitar 1 bulan).
7. Beberapa hal berikut disinyalir dapat membantu pertumbuhan anggrek menjadi optimal:
- Cintai dan ajak anggrek anda bicara, seperti anda berbicara pada sahabat, baik bicara secara
langsung maupun lewat hati. Anggrek adalah makhluk hidup, ia akan merespon setiap perlakuan
yang anda berikan padanya.
- Jangan sering memindahkan anggrek dari satu tempat ke tempat lain. Anggrek seperti juga makhluk
hidup yang lain bisa menjadi "stress" jika tempat tinggalnya diganggu. Dan itu akan membuatnya
ngambek.
- Tempat yang cenderung sepi , teduh dan terdengar kicau burung diyakini sebagai tempat yang
terbaik unutk memelihara anggrek, terutama anggrek species (alam).
8. Memelihara anggrek adalah siap mengalami suka dan duka dalam merawat, membesarkan dan
membungakannya. Kadang kala ada anggrek yang sakit, kemudian mati. Yang hancur bunganya karena
terguyur air hujan, yang tanpa sengaja tangkai bunganya patah tersenggol atau dipetik tangan-tangan
kecil atau jahil.. Anggaplah itu semua romantika kita bersama anggrek, jadikan pelajaran untuk
perawatan lebih baik ke depannya. Kadang kegagalan menjadi jalan mendapatkan ilmu yang lebih
banyak . Berpikir positif dan jangan putus asa...

Minggu, 04 Mei 2014


MENUMBUHKAN KEIKI PADA ANGGREK DENDROBIUM
KEIKI
Setiap penghobi anggrek pasti pernah "membunuh" anggreknya tanpa sengaja. Kematian anggrek bisa disebabkan
banyak hal, serangan jamur, bakteri dan serangga adalah faktor yang umum terjadi.
Kekurangan air dan terpapar sinar matahari langsung sepanjang hari juga bisa menyebabkan anggrek merana dan
segera menghadap yang Kuasa.
Sebagian orang mungkin tidak menganggap hal ini sebagai masalah besar, tapi untuk orang-orang yang menganggap
anggrek sebagai belahan jiwanya, kematian anggrek adalah musibah besar. Tulisan ini adalah untuk mereka yang
masih berharap bisa menyelamatkan anggreknya.
Beberapa jenis anggrek masih bisa diselamatkan meskipun sudah sakit parah. Berikut ini adalah salah satu cara
untuk menyelamatkan anggrek jenis Dendrobium (hibrid) dari kematian kekal, yaitu dengan menumbuhkan KEIKI.
Kata Keiki berasal dari bahasa Hawaii yang berarti "anak" atau "si kecil". Keiki pada anggrek adalah anakan yang
tumbuh bukan karena pembuahan sehingga Keiki akan memiliki semua ciri-ciri indukannya, termasuk warna, aroma
dan bentuk bunganya. Jadi selain untuk menyelamatkan anggrek yang sekarat, menumbuhkan Keiki juga merupakan
salah satu cara perbanyakan anggrek.
Jenis-jenis anggrek yang bisa diperbanyak dengan menumbuhkan Keiki adalah Dendrobium, Phalaenopsis atau
anggrek bulan dan Epidendrum.

MENUMBUHKAN KEIKI DENDROBIUM


Pada Dendrobium, Keiki akan tumbuh dibuku-buku batang (pseudobulb) Dendrobium.
Jika dendrobium anda sakit dan sepertinya tidak dapat terus tumbuh, segera bongkar dari tempat tumbuhnya.
Bersihkan, potong dan buang bagian-bagian yang terkena penyakit, buang semua daun dan tangkai bunga, serta
semua akar sampai tersisa batang yang sehat saja, batang-batang dendrobium yang sehat dan masih memiliki
minimal 2 ruas batang dapat dipisahkan untuk menumbuhkan keikinya.

Potongan-potongan batang dendrobium direndam selama 5-10 menit dalam larutan fungisida, dengan takaran 1
sendok teh fungisida dicampur dengan 2 liter air.

Kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, lalu gantungkan batang dendrobium ditempat teduh yang
tidak terkena sinar matahari langsung namun masih cukup terang untuk proses pertumbuhannya.
(Potongan-potongan batang dendrobium yang digantung)

PERAWATAN KEIKI
Perlakuan untuk potongan-potongan batang dendrobium ini tidak berbeda dengan anggrek yang sudah tumbuh
baik. Dijaga kelembabannya dengan penyiraman teratur 2 kali sehari kecuali pada hari hujan. Berikan larutan
Vitamin B1 2 kali dalam seminggu dengan takaran 1 sendok teh dicampur dengan 2 liter air. Vit B1 gunanya untuk
mempercepat pertumbuhan akar dan tunas.
Antara 2 sampai 4 minggu akan muncul bakal tunas baru. Umumnya yang muncul adalah bakal tunas baru, tapi
anggrek juga kadang-kadang ingin tampil beda, alih-alih tunas baru yang muncul bisa saja akar dulu, atau malah
calon bunga.

(Setelah 2 minggu muncul bakal tunas baru)

Dengan perawatan teratur, bakal tunas akan tumbuh membentuk daun-daun baru, juga akar baru.

(Setelah 4 minggu, mulai membentuk daun dan akar-akar baru)

Agar tumbuh lebih baik, Keiki yang sudah memiliki akar dan daun dapat diberi pupuk NPK seimbang misalnya NPK
20:20:20. Pupuk diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1 sendok teh dicampur dengan 2 liter air.

PEMINDAHAN KEIKI PADA MEDIA


Setelah Keiki cukup besar, dapat dipindahkan ke media tanam sampai berbunga.
Sebagian penghobi menyarankan untuk menunggu sampai muncul 2 tunas baru dan akar-akar yang banyak sebelum
memindahkan keiki ke pot atau media tanam lainnya. Pemindahannya pun dengan cara memotong keiki dari batang
tempatnya tumbuh. Cara ini membutuhkan ketelitian, agar pemotongan tidak melukai akar, atau tunas baru yang
akan membuat anggrek kembali merana dan tidak bisa diselamatkan lagi, serta membutuhkan alat potong yang
tajam dan steril, agar luka bekas potongan tidak terkontaminasi jamur atau bakteri yang bisa membunuh anggrek.
Di pekarangan ELEGANT40_ORCHIDS, cara memindahkan keiki ke media tanam dengan tingkat keberhasilan paling
tinggi adalah dengan menempelkan Keiki ke potongan pakis papan, atau potongan batang kayu, atau bahkan kayu
pohon yang masih hidup tanpa dipotong dari batang indukannya.
(Keiki pada pakis papan)

(Keiki pada pakis)

Dengan cara ini, tidak perlu menunggu Keiki memiliki 2 tunas (pseudobulb). Keiki dapat langsung dipindahkan
setelah memiliki daun dan akar. Akar akan menempel erat pada media dan menjadi tempat tumbuhnya.

(Akar keiki yang menempel erat pada pakis)

Selain dengan perlakuan seperti di atas, Keiki juga dapat tumbuh dengan sendirinya pada dendrobium yang masih
tumbuh sehat. Keiki ini dapat dipisahkan untuk perbanyakan.

(Keiki pada Anggrek Merpati/Dendrobium crumenatum)


(Keiki pada Dendrobium hibrid)

Keiki bisa saja dibiarkan terus menempel pada induknya, dengan perawatan yang sama, keiki dapat tumbuh sehat
dan berbunga.

Cara Praktis Memperbanyak Anggrek

Posted September 24, 2008 by Muhammad Hatta in Bibit, Hortikultura, Tanaman Hias. Tagged: anggrek,
bibit, media. 8 Komentar

Cara Memperbanyak Anggrek


Ada 2 cara, yaitu:
1. Dengan Biji
2. Dengan organ Vegetatif

1. Perbanyakan dengan Biji


Biji diperoleh dari buah anggrek yang sudah cukup masak. Masaknya buah anggrek berbeda menurut
jenisnya. Berikut, informasi masaknya beberapa jenis buah anggrek.
Dendrobium : masak buahnya 4 bulan tetapi dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 3
bulan
Phaleonopsis : masak buahnya 4 bulan tetapi dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 3
bulan
Vanda : masak buahnya 8 bulan tetapi dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 6
bulan
Cattleya : masak buahnya 9 – 10 bulan juga dapat dipetik dan biji ditabur pada umur
buah 8 bulan

Kemudian, biji disemai dipersemaian. Persemaian dapat dilakukan dalam botol, toples atau gelas yang
khusus atau bisa juga dalam lemari kaca. Tetapi biasanya persemaian dilakukan dalam botol bening seperti
yang banyak kita jumpai di toko dan penjual anggrek, karena lebih praktis. Sebagai media persemaian, di
gunakan agar-agar yang telah di¬beri unsur hara dan vitamin secukupnya.

Beberapa media semai dapat digunakan, diantaranya sebagai berikut:


A. Resep Chang
1. Minyak ikan 1,5 sendok teh
2. Pepton 1 sendok teh
3. Gula pasir 5,5 g
4. Agar-agar 15 g
5. Air bersih 1000 cc

Media ini cocok untuk persemaian Dendrobium, Arachnis, dan Vanda

B. Resep Alami
1. Air tomat segar 10 g
2. Air kelapa 1000 cc
3. Agar-agar 15 g
Mengapa biji anggrek tidak dapat ditanam pada media biasa ?

Ini karena biji anggrek tidak mempunyai lembaga atau cadangan makanan. Oleh karena itu, biji anggrek
harus disemai pada media yang mengandung unsur hara yang bisa segera digunakan oleh benih anggrek
yang akan tumbuh. Pada anggrek terdapat protocorm, yaitu suatu jaringan yang terdapat pada biji anggrek,
dimana akar, tunas, dan batang tidak dapat dibedakan. Protocorm ini dapat tumbuh menjadi kecambah asal
tersedia cukup unsur hara untuk kebutuhannya.

2. Perbanyakan dengan organ Vegetatif


Perbanyakan anggrek secara vegetatif dapat dilakukan dengan empat cara yaitu setek, pemecahan rumpun,
pemotongan keiki, dan pemotongan anakan. D engan cara vegetatif ini, kita akan memperoleh bibit
tanaman yang mempunyai sifat yang sama seperti induknya.
Berikut akan diterangkan cara-cara melakukan perbanyakan secara vegetatif:
A. SETEK PUCUK
Perbanyakan dengan cara setek cocok dilakukan pada anggrek berbatang satu (monopodial). Contohnya
Arachnis, Aranthera, Renanthera, dan Vanda. Perbanyakan anggrek monopodial dilakukan dengan
memotong setek pucuk atau setek ujung batang. Bagian yang terpotong minimal mempunyai dua akar,
tanpa mengurangi jumlah daun. Sisa batang bawah tetap dipelihara karena dapat mengeluarkan beberapa
tunas baru. Bila tunas baru sudah membentuk daun dan mengeluarkan minimal 2 akar maka tunas anakan
dapat dipotong dan digunakan sebagai bibit.

Cara penanaman setek pucuk sebagai berikut.


a. Di pot
Sebelum ditanami, dasar pot lebih dahulu diisi pecahan batu bata atau genting setinggi sepertiga
bagian. Pecahan batu-bata atau genting berfungsi untuk menjaga kelembapan agar tetap tinggi. Juga
sebagai pemberat agar pot tidak mudah rebah. Selanjutnya, pot tersebut diisi media tumbuh sabut
kelapa, arang, pakis, atau sejenisnya. Setek ditanam tepat dibagian tengah. Penanaman dalam pot
umumnya dilakukan pada anggrek monopodial yang bersifat epifit seperti Vanda berdaun lebar (Vanda
daun).
b. Di bedengan
Di sepanjang jalur penanaman diberi batu-bata atau genting agar media tumbuh tidak keluar dari
bedengan. Karena sifat pertumbuhan anggrek monopodial cenderung tumbuh ke atas tanpa batas maka
diperlukan penyangga yang terbuat dari kayu, bambu, besi, atau sejenisnya. Media tumbuh yang
digunakan pada umumnya berupa serutan kayu, sabut kelapa, atau sejenisnya. Di bagian atas media
tumbuh kadang ditambahkan pupuk kandang atau kompos yang sudah steril. Setelah itu dicampur
dengan pupuk buatan NPK 0,1-0,2%. Penyiraman dapat dilakukan sehari setelah penanaman. Lakukan
pada pagi hari pukul 06.00-07.00 dan sore hari pukul 17.00 – 18.00. Pemberian pupuk majemuk dapat
diberikan seminggu setelah penanaman. Pupuk itu dilarutkan dan disemprotkan ke seluruh bagian
tanaman dengan dosis 0,1-0,2% setiap dua kali seminggu. Pemberian tambahan pupuk buatan dalam
bentuk granula dapat dilakukan setiap 1-2 bulan sekali atau sesuai anjuran yang diletakkan di atas
media tumbuhnya.
B. PEMISAHAN RUMPUN
Pemecahan atau pemisahan rumpun dilakukan pada anggrek berbatang banyak (simpodial). Contohnya
Cattleya, Cymbidium, Dendrobium, dan Oncidium. Perbanyakan anggrek simpodial dilakukan melalui
pemisahan atau pemecahan rumpun.
Pemisahan rumpun dapat dilakukan bila pot telah penuh dan padat oleh tunas anakan. Tunas anakan itu
kemudian dipisahkan dari tanaman induknya. Anakan yang dipisah sebaiknya memiliki 3 anakan dan
bagian dasar dari anakan (rhizome) harus tetap saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya.
Semua akar yang tidak aktif atau akar tua dibuang sehingga anakan tampak seperti tidak berakar.
Cara penanamannya, dasar pot diisi dengan pecahan batu-bata atau genting setinggi sepertiga bagian.
Di atasnya diisi lagi dengan media tumbuh setinggi sepertiga bagian. Selanjutnya anakan tersebut
ditanam dengan mengatur posisi. Anakan yang paling tua diletakkan di dekat atau menempel pada bibir
pot bagian pinggir atas. Dengan cara ini pertumbuhan tunas anakan dapat mengisi seluruh permukaan
bagian pot. Apabila anakan yang tua diletakkan di bagian tengah pot maka pertumbuhannya akan tidak
seimbang. Sebelum anakan ditanam, pangkalnya terutama luka bekas potong dicelup sekilas dalam
larutan fungisida atau bakterisida. Apabila kesulitan mengeluarkan anakan karena sangat keras melekat
erat di pot dan media maka pot sebaiknya dipecahkan. Hati-hati untuk menghindari kerusakan atau
putusnya anakan. Penyiraman dilakukan kurang lebih 3-4 hari setelah penanaman. Adapun pemupukan
dilakukan kurang lebih seminggu setelah penanaman.

C. PEMOTONGAN KEIKI
Keiki adalah anakan yang keluar dari batang atau pseudobulb. Contohnya Dendrobium. Keiki ini bila
telah membentuk tanaman seutuhnya lengkap dengan akarnya, maka keiki terse¬but dapat dipisahkan
dari induknya dengan cara memotongnya dengan pisau yang tajam. Penanamannya sama seperti
anggrek epifit umumnya.
D. PEMOTONGAN TUNAS ANAKAN
Walaupun jarang terjadi, tetapi adakalanya ujung akar atau tangkai bunga Phalaenopsis muncul tunas
anakan. Tunas anakan tersebut dapat dipotong dan ditanam. Nantinya, tunas akan berkembang menjadi
tanaman dewasa.

Tips menanam bibit anggrek

1. Siapkan arang, akar pakis atau sabut kelapa, rendam dengan fungisida dengan dosis 2cc/liter air selama 6 jam.
2. Keluarkan bibit anggrek dengan sepotong kawat yang dibengkokkan ujungnya [berbentuk U]
3. Bibit dicuci sampai seluruh agar lepas dari bagian akarnya.
4. Rendam dalam larutan fungisida [physan] dengan dosis 2cc/liter air selama 5 menit, kemudian keringkan diatas
Koran.
5. Tanam secara berkelompok pada pot 15 atau 18, letakkan ditempat teduyh dengan cahaya ±35% dan tidak
tembus air hujan.
6. Biarkan selama dua hari, jangan disiram. Hari ketiga siram secara menyeluruh samapi basah dengan larutan
fungisida [physan], dosisi 2cc/liter air ditambah vit B1 dengan dosis 0,3cc/liter air, lakukan penyemprotan
fungisida setiap minggu.
7. Tanaman disiram setiap hari hanya bagian atasnya saja dengan penyiraman halus menggunakan spray.
8. Setelah tanaman segar pada minggu ke 3, pupuk dengan NPK kadar N tinggi [Hyponex atau Gaviota] dengan
dosis 0,5gram/liter air. Lakukan pemupukan pada minggu berikutnya dengan dosis 1gram/liter air, selanjutnya
lakukan pemupukan setiap 2x seminggu.
9. Insectisida [curscon atau decis] dapat dibersihkan setelah tanaman berakar [±1 bulan]
10. Dengan pemeliharaan rutin maka pohon anggreka akan tumbuh sehat dan pada bulan ke 5 dipindahkan
kedalam pot tunggal.

Tips merawat anggrek Dendrobium Remaja


a. Letakkan anggrek ditempat dengan cahaya ±35% atau dibawah naungan paranet 65%.
b. Siram 2x sehari pada kondisi tidak hujan.
c. Beri pupuk anorganik seperti hyponed atau gaviota 2x seminggu dengan NPK rata [20-20-20], dosis 1gram/liter
air, disemprotkan pada bagian bawah daun.
d. Pada minggu II dan IV pemupukan dicampur vit B1 dengan dosis 0,3cc/liter air.
e. Beri pupuk organic [fish emulsion] setiap minggu pada sore hari dengan dosis 2cc/liter air, disemprotkan kearah
akar.
f. Beri fungisida [dithane atau antracol] setiap minggu diaplikasikan dengan insectisida [curacon, decis dll] setiap
2 minggu sekali pada sore hari, disemprotkan secara merata kesemua bagian tanaman [akar, batang, daun dan
bunga] dengan dosis 2gram/liter air atau 2cc/liter air.
g. Penggantian media tanaman dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan menggunakan media arang dan akar pakis.
h. Setelah keluar tanda untuk berbunga, pemupukan dilakukan seperti anggrek dewasa.
i. Dengan pemeliharaan rutin maka pohon anggrek akan tumbuh sehat dan cepat berbunga.

Tips merawat Anggrek Dendrobium Dewasa.


a. Letakkan anggrek ditempat dengan cahaya ± 45% atau dibawah naungan paranet 55%.
b. Siram 2x sehari pada kondisi tidak hujan
c. Beri pupuk anoragnik seperti Hyponex atau gaviota pada minggu I dan III dengan NPK rata [20-20-20] dosis 1
gram/liter air, disemprotkan pada bagian bawah daun. Untuk mendapatkan hasil yang baik berikan 2x
seminggu.
d. Beri pupuk anorgnik seperti Hyponex atau gaviota pada minggu II dan IV dengan unsure “P” tinggi, dosis 1
grm/liter air dicampur vit B1 dengan dosis 0,3cc/liter air, disemprotkan pada bagian bawah daun. Lakukan 2x
seminggu7.
e. Beri pupuk organic [fish emulsion] setiap minggu pada sore hari dengan dosis 2cc/liter air, disemprotkan
kearah akar.
f. Beri fungisida [dithane atau antracol] setiap minggu diaplikasikan dengan insectisida [curacon, decis dll] setiap
2 minggu sekali pada sore hari, disemprotlkan secara merata kesemua bagian tanaman [akar, batang, daun
dan bunga] dengan dosis 2gram/liter atau 2cc/liter air.
g. Penggantian media tanaman dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan menggunakan arang dan akar pakis.
h. Dengan pemeliharaan rutin maka pohon anggrek akan tumbuh sehat dan berbunga sepanjang tahun.

Tips melakukan Repotting Anggrek.


Tujuan repotting adalah untuk penggantian media, atau karena pertumbuhan tanaman sudah mulai jelek ataupun
untuk pembelahan [perbanyakan].
1. Rendam tanaman dalam air ± 1 jam, supaya akar mudah dilepas dari pot
2. Tarik tanaman dan lepaskan dari arang yang menempel
3. Buang semua akar tua, sisakan akar muda
4. Bagi tanaman minimal satu kelompok 3 batang
5. Tanam dipot dengan media arang dan pakis yang sudah direndam fungisida [antracol atau dithane], tinggi
permukaan media tidak boleh lebih tinggi dari pangkal batang.
6. Sebelum akar melekat kuat pada media, tanaman tidak boleh goyang, dengan cara mengikat pada penyangga
7. Setelah ditanam, tanaman diletakkan ditempat teduh boleh lansung disiram, lakukan penyiraman 2x sehari
8. Siram keesokkan harinya dengan vit B1, dosis 0,3cc/liter air
9. Lakukan penyemprotan fungisida dengan dosis 2cc/liter air + vit GB1 dengan dosis 0,33cc/liter air setiap
minggu
10. Pupuk anorganik hanya diberikan kalau akar baru sudah keluar
11. Insectisida diberikan kalau akar sudah melekat erat
12. Selanjutnya lakukan perawatan seperti perawatan anggrek dewasa

Kesalahan yang sering dilakukan dalam memelihara Anggrek


a. Anggrek tidak perlu dipupuk, tetapi cukup disiram. Anggapan selama ini, media dapat menyuplei makanan.
Sebenarnya fungsi media tanam hanya sebatas mengatur tegaknya tanaman. Untuk menyuplay makanan perlu
pupuk dengan kandungan lengkap.
b. Menyiram secara berlebihan. Anggrek memerlukan kondisi kelembaban tinggi namun tidak boleh terlalu basah.
Untuk itu perlu diperhatikan frekwensi penyiraman, intensitas cahaya matahari, sirkulasi udara dan jenis media
tanam.
c. Anggrek hanya memerlukan sedikit sinar matahari. Sebagian besar tanaman anggrek tidak memerlukan
intensitas cahaya matahari penuh, tetapi memerlukan panjang penyinaran berkisar 12 jam, kecuali Cattleya
justru membutuhkan kondisi gelap lebih panjang.
d. Anggrek dirangsang terus-menerus dengan pupuk bunga. Dengan memberikan pupuk bunga secara terus
menerus, tanaman tidak diberi kesempatan untuk menumbuhkan tunas daun baru. Akhirnya tanaman
kehabisan energy, lemah dan mati.
e. Penaburan pupuk pada media tanam. Menaburkan pupuk secara langsung pada media tanam justeru membuat
anggrek busuk dan kering, sebaiknya gunakan pemupukan dilakukan lewat penyemprotan dibawah daun pada
sa’at yang tepat. Penggunaan pupuk tabor hanya diperkenankan yang bersifat slow release.

Catatan
1. Penyiraman sehari-hari tergantung cuaca
2. Pemberian anti tungau [akarisida], anti siput/keong [molussida] dan anti bakteri [bakterisida] hanya
dilakukan apabila diperlukan.
3. Setelah dilakukan pengobatan, keesokan harinya tanaman jangan disiram
4. Untuk meningkatkan efektifitas pengobatan, sebaiknya ditambahkan 0,3% bahan pelarut, perata dan perekat
seperti agristik/apsa
5. Apabila terjadi serangan hama dan penyakit, semua obat-obatan diganti dengan yang bersifat sistemik.

Pupuk dan obat-obatan untuk Anggrek :


a. Pupuk anorganik : Hyponex, gaviota, pokon, vitabloom, dll
b. Pupuk organic : Fish emulsion “Alaska”, albatross, orgasol, dll
c. Anti hama [insectisida] : curacon, supracide, decis, dursban, dll
d. Anti jamur [fungisida] : duthane M-45, antracol, physan, tyram, dll
e. Anti bakteri [bakterisida] : agrimycin, agrept, dll
f. Anti tungau : kelthane, omite, dll
g. Anti keong [molusida] : metapar, metapelet, metadex, dll.

Cara Budidaya Anggrek Lengkap

Cara Budidaya Bunga Anggrek ~ Budidaya Petani. Bagi anda yang ingin menanam tanaman anggrek
berikut ini tekniknya yang mungkin dapat menjadi tambahan referensi anda!!
1. SEJARAH SINGKAT
Anggrek mrp tanaman bunga hias b’upa benalu yg bunganya indah. Anggrek sdh dikenal sejak 200
tahun lalu & sejak 50 tahun t’akhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.

2. JENIS TANAMAN
Jenis anggrek yg t’dapat di Indonesia t’masuk jenis yg indah antara lain: Vanda tricolor t’dapat di Jawa
Barat & di Kaliurang, Vanda hookeriana, b’warna ungu b’bintik-bintik b’asal dr Sumatera, anggrek
larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek
Paphiopedilun praestans yg b’asal dr Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yg b’asal
dr Jawa Tengah. Tanaman anggrek dpt dibedakan b’dasarkan sifat hidupnya, yaitu:
1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tdk
merusak/merugikan yg ditumpangi. Alat yg dipakai utk menempel adalah akarnya, sedangkan akar
yg fungsinya utk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel pada pohon/tanaman lain yg tdk merusak
yg ditumpangi, hanya akar lekatnya juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk mencari makanan utk
b’kembang.
3. Anggrek tanah/anggrek t’restris adalah jenis anggrek yg hidup di atas tanah.
3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat utama tanaman ini adalah sbg tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan,
baunya yg khas. Selain itu anggrek b’manfaat sbg campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak
wangi/minyak rambut.
4. SENTRA PENANAMAN
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia,
anggrek banyak t’dapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1. Angin tdk & curah hujan t’lalu b’pengaruh t’hadap pertumbuhan tanaman anggrek.
2. Sinar matahari sgt dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya b’beda-beda t’gantung
pada jenis tanaman anggrek.
3. Suhu minimum utk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam b’ada di
bawah 12,7 derajat C, maka daerah t’sebut tdk dianjurkan utk ditanam anggrek (di dataran tinggi
Dieng).
4. Tanaman anggrek tdk cocok dlm suasana basah t’us menerus, akan tetapi menyukai kelembaban
udara di siang hari 65-70 %.

5.2. Media Tanam


Terdapat 3 jenis media utk tanaman anggrek, yaitu:
1. Media utk anggrek Ephytis & Semi Ephytis t’diri dari:
a. Serat Pakis yg tlah digodok.
b. 2. Kulit kayu yg dibuang getahnya.
c. Serabut kelapa yg tlah direndam air selama 2 minggu.
d. Ijuk.
e. Potongan batang pohon enau.
f. Arang kayu .
g. Pecahan genting/batu bata.
h. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman & akarnya. utk anggrek Semi Epirit
yg akarnya menempel pada media utk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan spt
kompos, pupuk kandang/daun-daunan.

2. Media utk anggrek t’restria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos,
sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis & lainnya.
3. Media utk anggrek semi t’restria : Bahan utk media anggrek ini perlu pecahan genteng yg agak
besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu,
serat pakis & lainnya. Derajat keasaman air tanah yg dipakai adalah 5,2.

5.3. Ketinggian Tempat


Ketinggian tempat yg cocok bagi budidaya tanaman ini dpt dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C
pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh
jenis anggrek ini adalah:
1. Dendrobium phalaenopsis
2. Onchidium Papillo
3. Phaphilopedillum Bellatum
2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21
derajat C & 15–21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
3. Anggrek dingin (lebih dr 1500 m dpl) : Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik
pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari & 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian
= 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1. Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yg baik, sehat & unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk
batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat & indah.
2. Penyebaran Biji : Bibit anggrek b’asal dr biji yg disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sbg
b’ikut:
1. Peralatan yg digunakan utk penyebaran biji harus b’sih.
2. Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit
dilarutkan dlm 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dlm botol. Biji
dimasukan dlm botol & digojog 10 menit. (biji anggrek yg semula kuning kecoklatan b’ubah
warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang & diganti dengan aquades, digojog
b’ulang kali (2–3 kali).
3. Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yg tlah disterilkan dpt digunakan utk menyebaran biji
anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus utk
menghilangkan kuman. utk memasukan biji anggrek ke dlm botol digunakan pipet yg
dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian
dicelup kedalam spritus. Botol yg tlah t’buka kemudian diisi biji anggrek & diratakan
keseluruh permukaan alas makanan yg tlah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan
lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
3. Teknik Penyemaian Benih :

1. Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yg kosong b’warna putih
& yg isi kuning coklat/warna lain.
2. Mempersiapkan botol yg b’mulut lebar b’sih & tdk b’warna agar dpt meneruskan cahaya
matahari yg dibutuhkan & mudah dilihat.
3. Tutup botol dr kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali utk memudahkan
dicopot kembali, atau kain sisa yg dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar
bakteri/jamur tdk masuk sehingga tdk t’infeksi atau t’kontaminasi.
4. Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yg b’sih dr bakteri/jamur dengan kain yg sdh dicelup
formalin udara dlm lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya
menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
5. Pembuatan sterilsasi alas makanan & utk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai
resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
2. KH2PO4 : 0,25 gram
3. MgSO47H2O : 0,25 gram
4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
5. Saccharose : 20 gram
6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
7. MnSO4 : 0,0075 gram
8. Agar-agar : 15–17,5 gram
9. Aquadest : 1000 cc

 Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper.


Sterilisasi dengan cara dipanaskan dlm Autoclaf yg sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan
dandang kemudian diletakan pada tempat b’sih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3
tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) & didiamkan selama 5–7 jam utk mengetahui sterilisasi yg
sempurna.
Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dlm botol b’umur 9–12 bulan t’lihat besar, tumbuh akar.
dlm tingkat ini bibit sdh dpt dipindahkan kedalam pot penyemaian yg b’diameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm
yg b’lubang. Siapkan pecahan genting, & akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm
sehingga serabutnya t’lepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai t’lebih dulu dicuci b’sih & biarkan airnya
hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dlm alas makanan selama 24 jam yg b’upa:
Urea atau ZA : 0,50 mg
DS, TS atau ES : 0,25 mg
Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
Air : 1000 cc
o Alaternatif lain sbg alas makanan, dpt juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan
60:30:10 atau dpt juga digunakan pupuk kandang yg tlah dicampur pakis dengan perbandingan pakis:
pupuk kandang = 4:1. Selain itu dpt digunakan kulit Pinus yg di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yg
tlah direndam dlm alas makanan spt akar pakis selama 24 jam. utk isian pot ini dpt juga digunakan arang
kayu bakar/serabut kelapa yg dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yg disiapkan diisi dengan pecahan
genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis t’sebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah
(tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dlm pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol
dengan memasukkan air b’sih ke dlm botol. Dengan kawat b’sih b’ujung spt huruf U, tanaman dikeluarkan
satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air b’sih.
Seedlings (semaian) ditanam dlm pot dengan rapat. Apabila di dlm botol sdh t’jadi kontaminasi jamur
sebaik lebih dulu direndam di dlm antibiotic (penicillin, streptomycin yg tlah lewat expirydatenya) 10
menit baru ditanam.
Pemindahan dr Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka
tanaman dipindahkan ke pot biasa yg b’diamater 4–6 cm, yg b’isi potongan genting/batu bata merah,
kemudian b’i pakis/kulit pinus yg tlah direndam dlm alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
6.2. Pengolahan Media Tanam
Media tanam utk tanaman anggrek tanah dibedakan:
1. Tanaman dlm pot (dengan diameter 7-30 cm t’gantung dr jenis tanaman). Apabila diameter pot
dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan
genting. Anggrek di letakkan di tengah & akarnya disebar merata dlm pot, kemudian batang
anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yg tlah dicampur sesuai dengan komposisi kira-
kira 2/3 dr pot.
2. Media tanam dlm tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak t’buat dr batu bata merah panjang 2 m
lebar 40 cm & tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah utk menghindari
dr kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m &
jarak antara pembantas dengan yg lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yg ditancapkan ke dlm
tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yg lain dihubungkan
dengan kayu sehingga keempat tiang t’sebut mrp suatu rangkaian.

6.3. Teknik Penanaman

Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
1. Anggrek Ephytis adalah anggrek yg menupang pada batang/pohon lain tetapi tdk
merusak/merugikan yg ditumpangi atau ditempelin. Alat yg dipakai utk menempel adalah akarnya,
sedangkan akar yg fungsinya utk mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yg menempel pada pohon/tanaman lain yg tdk merusak
yg ditempel, hanya akar lekatnya juga b’fungsi spt akar udara yaitu utk mencari makanan utk
b’kembang.
3. Anggrek tanah/anggrek t’restris.

6.4. Pemeliharaan Tanaman


1. Penjarangan & Penyulaman : Penjarangan & penyulaman dilakukan pada tempat yg disesuaikan
dengan jenis anggrek, yg sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2. Penyiangan : utk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dlm botol
kemudian dipisahkan ke dlm pot-pot yg sdh disediakan sesuai jenis anggrek.
3. Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yg diperlukan dlm jumlah besar yg meliputi: C, H, O, N, S,
P, K, Ca, Mg. utk unsur mikro yaitu unsur yg dibutuhkan dlm jumlah yg sedikit, antara lain: Cu, Zn,
Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro & unsur mikro dpt diambil dr udara atau dr tanah, b’upa gas
atau air & garam-garam yg t’larut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dlm 3
tahapan, yaitu:
1. Pemupukan utk bibit (seedlings) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih
banyak dibutuhkan utk pembentukan pertumbuhan & perkembangan tanaman. Unsur N
diambil dr pupuk ZA/urea, utk P dipakai pupuk ES; DS; TS, & K dr Kalium Sulfat
(K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yg mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram utk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram utk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram utk 1 liter air
2. Pemupukan utk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yg
sama banyak disini tdk memerlukan tambahan pupuk, maka dpt dususun sendiri pupuk yg
mengandung N, P, K dengan cara misalnya :

1. Urea : 0,3 gram utk 1 liter air


2. DS : 0,3 gram utk 1 liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram utk 1 liter air
2. Pemupukan utk ukuran b’bunga (flowerings-size) : Tanaman yg sdh b’bunga dipupuk
dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian pupuk buatan adalah:

1. Dalam bentuk padat/powder yg dilakukan dengan menaburkan secara hati-hati,


jangan t’sangkut pada daun/batangnya yg menyebabkan daun/batang tadi dpt t’bakar.
2. Disiramkan, yg mana anggrek dpt menyerap air & garam-garam yg t’larut di
dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
3. Penyemprotan, cara ini sgt baik apabila t’jadi pembusukan akar didalamnya, maka
akarnya ditutup plastik.Pupuk kandang yg sering digunakan adalah kotoran kuda,
sapi, kerbau, kambing, ayam & lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain
mengandung b’macam-macam unsur yg dibutuhkan oleh tanaman juga sgt
membantu dlm penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dr pupuk
kandang ini adalah di dlm kotoran banyak bateri yg mengandung jamur. utk itu
dianjurkan disangan lebih dahulu utk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya.
Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari
sekitar pukul 5.00 sore.

4. Pengairan & Penyiraman : Sumber air utk penyiraman tanaman anggrek dpt b’asal dari:
1. Air Ledeng, baik utk menyiram karena jernih & steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu
diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yg baik sekitar 5,6-6.
2. Air sumur, baik utk menyiram karena banyak mengandung mineral dr tanah yg sgt
dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
3. Air hujan, yg ditampung didalam tong-tong/bak sgt baik utk menyiraman.
4. Air kali/air selokan, tetapi kita tdk tahu pasti apakah air itu mengandung jamur,
bakteri/lumut yg bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dr sudut isi makanan
mungkin cukup baik. Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-
sifat dr isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air utk menyiram. Adapun macam isian
pot & sifat diuraikan sbg b’kut:

1. Pecahan genting/pecahan batu merah, yg mana mudah menguapkan air & sifat
anggrek yg tdk begitu senang dengan air sehingga tdk mudah utk lumutan. utk
pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak & utk siraman lebih sedikit.
2. Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik utk digunakan di daerah
panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tdk
menguntungkan karena mudah busuk.
3. Remukan akar pakis yg hitam, keras & baru tdk mudah utk menyerap air, setelah
beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yg coklat & lunak lebih mudah
menyerap & menahan air.
4. Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali utk penyerapan air, mudah t’jadi
penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil & jika potongan kecil
penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yg sdh besar pedoman penyiramannya
3-7 hari sekali musim hujan & 1-3 hari sekali pada musim hujan.

5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih
baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin
kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek t’serang hama perlu dilakukan
b’ulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu t’tentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis
insektisida & dosis yg digunakan utk hama antara lain:
1. Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air utk ulat pemakan daun
2. Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air utk ulat pemakan daun
3. Malathion dosis 3 gram/liter air utk ulat, kumbang, kutu
4. Kelthane dosis 2 gram/liter air, utk kutu.
5. Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air
6. Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, utk keong & bekicot air. utk
hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
1. Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke
dedak halus di tambah air sedikit.
2. Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc
Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dlm
larutan t’sebut selama beberapa waktu & diulang satu minggu sekali.

7. HAMA & PENYAKIT


7.1. Hama
1. Tungau/kutu perisai
o Gejala: menempel pada pelepah daun; b’warna kemerahan jumlahnya banyak; bekas
serangan b’upa b’cak hitam & merusak daun.
o Pengendalian: digosok dengan kapas & air sabun; apabila serangan sdh parah, harus
disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2. Semut
o Gejala: merusak akar & tunas muda yg disebabkan oleh cendawan.

o Pengendalian: pot direndam dlm air & ciptakan lingkungan b’sih di sekitar rak/sebaiknya
pot digantung.
3. Belelang
o Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka b’gerigi tak b’aturan. utk jenis belalang b’ukuran
kecil, perlu pengamatan cermat.
o Pengendalian: segera semprotkan insektisida yg b’sifat racun kontak/yang sistematik; bila
jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
4. Trips
o Gejala: menempel pada buku-buku batang & daun muda; menimbulkan b’cak abu-abu
dipermukaan daun & merusak bunga hingga bentuk bunga tdk menarik.
o Pengendalian: secara periodik & t’atur pot anggrek disemprot insektisida.

5. Kutu babi
o Gejala: kerusakan yg ditimbulkan spt akibat semut; tapi tdk menyerang tunas daun.

o Pengendalian: perendaman dpt mengusir kutu babi dr pot anggrek.

6. Keong
o Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.

o Pengendalian: dlm jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu
memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
7. Red Spinder
o Gejala: b’cak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning & lama
kelamaan daun mati.
o Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu
dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan
insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
8. Kumbang
o Gejala: yg t’serang akan b’lubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya
b’upa lubang di tengah batang & tdk nampak dr luar; Larvanya yg menetas dr telur merusak
daun anggrek.
o Pengendalian: menyemprotkan tanaman yg diserang dengan menggunakan insektisida
sistemik secara rutin; b’sihkan pot dr kepompong & telur kumbang dengan jalan
memindahkannya ke pot baru & media tanam yg baru pula.
9. Ulat daun
o Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yg sedang mekar.

o Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dpt dibunuh dengan tangan; bila banyak
dpt menggunakan insektisida sistemik; tanaman yg tlah diserang sebaiknya dipisahkan
dengan tanaman yg masih sehat.
10. Kepik
o Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik
putih/kuning; tanaman yg diserang lama kelamaan akan gundul & tdk b’hijau daun lagi.
o Pengendalian: semprotkan insektisida yg sama spt utk membasmi serangga lainnya, spt ulat,
kumbang & trips.
11. Kutu tudung
o Gejala: daun menjadi kuning, tdk sehat, lalu b’warna coklat & mati.

o Pengendalian: spt halnya membasmi ulat kumbang & trips.

7.2. Penyakit
1. Penyakit buluk :
o Sering t’dapat di dlm media tanam, kultur spora cendawan ini t’bawa oleh biji anggrek
karena tutup botol tdk steril.
o Gejala: biji anggrek tdk mampu b’kecambah & persemaian dlm botol akan gagal; kecambah
yg tlah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
o Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dr botol, lalu botol ditutup
kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek t’lanjur besar, segera
dikeluarkan dr botol & dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dlm pot.
2. Penyakit rebah kecambah :
o Merupakan penyakit anggrek selama masih dlm persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat
air.
o Gejala: semula b’upa b’cak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke
atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah
anggrek akan membusuk & mati.
o Pengendalian: bibit yg sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot &
kumpulan kecambah dikeringkan & disemprot dengan fungisida.
3. Penyakit b’cak coklat
o Kecambah jenis Phalae-nopsis sgt peka t’hadap bakteri ini, t’utama pada cuaca sgt lembab.
Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yg sakit pada daun
sehat dpt menularkan penyakit ini.
o Gejala: b’cak kecil bening pada pucuk daun. dlm beberapa hari dpt meluas ke seluruh
kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak & mati. Penyakit ini sgt ganas, karena
mematikan & cepat menular.
o Pengendalian: sgt sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yg parah, tdk ada
jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
4. Penyakit b’cak hitam
o Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar & alat yg tdk sterill
o Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yg t’serang. Mulai dr daun ke
atas sampai ke tunas & ke bawah hingga ujung akar. Tanaman t’lambat tumbuh, kerdil &
mengakibatkan kematian.
o Pengendalian: bagian yg t’serang dipotong & dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat
potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
5. Penyakit busuk akar
o Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.

o Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma & umbi batang, daun & umbi batang
menguning, b’keriput, tipis & bengkok, tanaman kerdil & tdk sehat.
o Pengendalian: semua bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang; bekasnya disemprot
dengan fungisida (Benlate).
6. Penyakit layu
o Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.

o Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma t’dapat garis-garis, atau
lingkaran b’warna ungu. Pada serangan b’at, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti
pembusukan pada umbi batang, tanaman sgt tdk sehat.
o Pengendalian: bagian yg t’serang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman
segera dipindahkan ke media tanam baru, yg masih segar & b’sih. Usahakan t’dapat aliran
udara yg lancar di sekitar tanaman.
7. Penyakit busuk
o Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.

o Gejala: t’dapat bintil-bintil kecil b’warna coklat pada bagian tanaman yg t’kena penyakit.

o Pengendalian: bagian tanaman yg sakit dipotong & dibuang. Media tanaman & seluruh pot
didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 %
selama 1 jam.
8. Penyakit b’cak coklat
o Gejala: b’cak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.

o Pengendalian: membuang semua bagian yg sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika


Streptomycin atau Physan 20.
9. Penyakit busuk lunak
o Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.

o Gejala: daun & akar membusuk serta b’bau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus
pada rhizoma & umbi batang, penyebarannya agak lambat.
o Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yg sakit dipotong & dibuang.
Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
10. Penyakit b’cak b’cincin
o Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).

o Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.

o Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yg sakit serta
menstrerilkan semua alat potong.
11. Penyakit Cymbidium
o Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.

o Gejala: semula b’upa b’cak kekuningan lalu muncul jaringan mati b’bintik, b’garis atau
lingkaran. Khusus pada Cattleya, b’cak tadi b’warna coklat atau hitam cekung. Kadang ada
gejala kematian jaringan di tengah daun yg dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak
sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yg mati.
o Pengendalian: hanya b’sifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yg sakit, serta
mensterilkan segala alat yg dipakai.
12. Penyakit busuk hitam
o Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.

o Gejala: muncul warna kehitaman


pada pangkal daun, lalu melunak & busuk, akhirnya daun mati.
o Pengendalian: semprotkan fungisida spt Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan,
Truban atau Banrot. utk yg b’bentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

Anda mungkin juga menyukai