Anda di halaman 1dari 2

Aspek-aspek Etis dari Korporasi Multinasional

Korporasi multinasional (KMN) adalah perusahaan yang mempunyai investasi langsung


dalam dua negara atau lebih.
Contoh korporasi multinasional (KMN) seperti Coca-cola, Toyota, Philips, Uniliver yang
mempunyai kegiatan di seluruh dunia dan menguasai nasib jutaan orang.
Norma atau aturan etis yang berlaku kepada korporasi multinasional oleh De George
1. Korporasi multinasional tidak boleh dengan sengaja mengakibatkan kerugian
langsung.
Aturan pertama ini mengatakan bahwa suatu tindakan tidak etis, bila KMN
dengan tahu dan mau mengakibatkan kerugian bagi negara di mana ia beroperasi atau
para penduduknya. Jika KMN merugikan suatu negara dengan sengaja maupun tidak
sengaja menurut keadilan kompensatoris wajib untuk memberi ganti rugi.
2. Korporasi multinasional harus menghasilkan lebih banyak manfaat daripada kerugian
bagi negara di mana mereka beroperasi.
Aturan kedua ini menuntut agar secara menyeluruh akibat-akibat baik
melebihi akibat-akibat jelek. Aturan ini tidak membatasi diri pada segi negatif, tapi
memerintahkan sesuatu yang positif dan ditegaskan lagi bahwa yang positif harus
melebihi yang negatif..
3. Dengan kegiatan korporasi multinasional itu harus memberi kontribusi kepada
pembangunan negara di mana ia beroperasi.
Aturan ketiga ini KMN harus bersedia melakukan alih teknologi dan alih
keahlian dalam negara di mana ia beroperasi.
4. Korporasi multinasional harus menghormati HAM dari semua karyawan.
Aturan keempat ini KMN tidak boleh mendiskriminasi para karyawannya
karena alasan agama, ras, gender, atau sebagainya dalam hal upah dan kondisi kerja /
beban kerja.
5. Sejauh kebudayaan setempat tidak melanggar norma-norma etis, korporasi
multinasional harus menghormati kebudayaan lokal itu dan bekerja sama dengannya
bukan menentangnya.
Aturan kelima ini KMN harus menyesesuaikan diri dengan nilai-nilai budaya
setempat dan tidak memaksakan nilai-nilainya sendiri.
6. Korporasi multinasional harus membayar pajak yang “fair”.
Aturan keenam ini KMN harus membayar pajak menurut tarif yang telah
ditentukan dalam suatu negara, karena jika KMN terbukti melakukan pelanggaran
terhadap pembayaran pajak bisa saja KMN tersebut dicabut izin operasinya dalam
suatu negara tersebut.
7. Korporasi multinasional harus bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam
mengembangkan dan menegakkan “background institutions” yang tepat.
Aturan ketujuh ini diharapkan KMN dapat mendorong berkembangnya
institusi-institusi penunjang bisnis (dinas perpajakan, bea cukai, serikat buruh, dll)
yang ada pada negara di mana KMN itu berada.
8. Negara yang memiliki mayoritas saham sebuah perusahaan harus memikul tanggung
jawab moral atas kegiatan dan kegagalan perusahaan tersebut.
Aturan kedelapan ini mengatakan bahwa dalam kasus seperti kecelakaan
dalam pabrik tanggung jawab moral harus dipikul oleh pemilik mayoritas saham.
Dengan begitu dapat diketahui secara jelas siapa yang akan bertanggung jawab jika
kecelakaan dalam pabrik terjadi pada KMN.
9. Jika suatu korporasi multinasional membangun pabrik yang berisiko tinggi, ia wajib
menjaga supaya pabrik itu aman dan dioperasikan dengan aman.
Aturan kesembilan ini KMN yang operasinya bergerak dalam kegiatan
berisiko seperti instalansi nuklir harus mempunyai protokol keselamatan dan
keamanan yang tinggi atau kuat agar tidak terjadi kecelakaan yang dapat memberikan
dampak pada negara yang ditempati.
10. Dalam mengalihkan teknologi berisiko tinggi kepada negara berkembang, korporasi
multinasional wajib merancang kembali sebuah teknologi sedemikian rupa, sehingga
dapat dipakai dengan aman dalam negara baru yang belum berpengalaman.
Aturan kesepuluh ini prioritas harus diberikan kepada keamanan. Jika
dimungkinkan, teknologi harus dirancang sesuai dengan kebudayaan dan kondisi
setempat, sehingga terjamin keamanan optimal.

Anda mungkin juga menyukai