Anda di halaman 1dari 58

MANAJEMEN TRESURI DAN

MODAL KERJA
KELOMPOK 5
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
126231045 – Asih Martha Wardani
126231063 – Muhammad Brian Fajri
126231059 – I Made Pahangga Palwaguna
126231134 – Andrie Cesario Shomad
126231141 – Amin Wastinah
Table of Content
01 05
Kas dan Modal Kerja
Target Saldo Kas
Bersih
02 06
Siklus Operasi dan Trade Debt dan Trade
Siklus Kas Payable
03 07
Kebijakan dan
Perencanaan Keuangan Manajemen Persediaan
Jangka Pendek
04 08

Investasi Idle Cash Etika dan Tata Kelola


KAS DAN MODAL KERJA BERSIH
Menelusuri Kas dan Modal Kerja Bersih
Modal kerja bersih = Aset Lancar – Liabilitas Lancar

Modal kerja bersih + Aset tetap = Liabilitas jangka panjang + Ekuitas

Modal kerja = Kas + Aset lancar lainnya – liabilitas jangka pendek

Kas = Liabilitas jangka panjang + Ekuitas + Liabilitas jangka pendek – Aset lancer selain kas – Aset tetap
Dari persamaan pada slide sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
Aktivitas yang meningkatkan kas Aktivitas yang menurunkan kas
(Source of Cash) (Uses of Cash)
Meningkatkan liabilitas jangka panjang Menurunkan liabilitas jangka panjang
Meningkatkan ekuitas Menurunkan ekuitas
Meningkatkan liabilitas jangka pendek Menurunkan liabilitas jangka pendek
Menurunkan aset lancar selain kas Meningkatkan aset lancar selain kas
Menurunkan aset tidak lancar Meningkatkan aset tidak lancar
OPERATING CYCLE & CASH CYCLE
Operating Cycle
Rentang waktu yang dibutuhkan untuk membeli persediaan, menjualnya dan menerima
pembayaran dari penjualan tersebut. Siklus ini terbagi menjadi 2 yakni:
1. Waktu yang dibutuhkan sejak membeli persediaan sampai dengan menjualnya disebut inventory
period/inventory days.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk menjual persediaan hingga menerima pembayaran dari penjualan
disebut account receivable period/account receivable days.

Cash Cycle
Jumlah hari yang dibutuhkan mulai dari membayar persediaan hingga menerima kas dari pelanggan

Cash Cycle = Operating Cycle – Account Payable Period


KEBIJAKAN KEUANGAN JANGKA PENDEK
Karakteristik Sumber Keuangan Jangka Pendek
a. Masing-masing sumber pendanaan jangka pendek memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing.
b. Jangka waktu pendanaan maksimal satu tahun atau hanya beberapa bulan saja.
c. Penggunaan dana secara fluktuatif atau musiman dimana tergantung pada
kondisi keuangan perusahaan sebagai upaya antisipasi perkembangan bisnis.
d. Dapat digunakan untuk menambah modal untuk aktiva lancar atau pendanaan
proyek.
e. Memiliki kemudahan dalam pengaturan biaya bunga yang akan dibayarkan
karena jangka waktu yang relatif singkat.
f. Agunan dalam peminjaman dana jangka pendek bersifat fleksibel.
g. Pengembalian pinjaman atas sumber dana jangka pendek tergantung pada
tingkat fluktuasi bunga.
Aspek Kebijakan Keuangan Jangka Pendek
• Ukuran investasi perusahaan pada aset lancar
Yaitu membandingkan total aset lancar dengan pendapatan
perusahaan.

• Pendanaan aset lancar


Yaitu mengukur proporsi utang jangka pendek terhadap
utang jangka panjang.
Kebijakan Keuangan Jangka Pendek yang
Fleksibel dan Terbatas
Kebijakan Fleksibel Kebijakan Terbatas
Saldo untuk kas dan Tinggi Saldo kas yang rendah
sekuritas yang dan tidak memiliki
diperdagangkan sekuritas yang
diperdagangkan

Investasi pada Besar Kecil


persediaan
Kebijakan penjualan Syarat pembayaran lunak Tidak ada penjualan
secara kredit sehingga saldo piutang kredit sehingga tidak ada
tinggi piutang
Aspek Kebijakan Keuangan Jangka Pendek
• Cadangan kas
Kebijakan pembiayaan fleksibel menyarankan surplus kas dan sedikitnya
pinjaman jangka pendek.
• Lindung nilai (hedging) maturitas
Kegiatan yang dilakukan untuk memitigasi risiko atau melindungi posisi nilai
suatu aset atau kewajiban yang mendasarinya terhadap risiko fluktuasi
tingkat bunga dan nilai mata uang di masa yang akan datang.
• Tingkat bunga relatif
Tingkat bunga jangka pendek biasanya lebih rendah dibandingkan dengan
tingkat bunga jangka panjang.
Kepemilikan Aset Likuid di Perusahaan
Perusahaan yang memiliki aset likuid Perusahaan yang memiliki aset likuid
yang besar akan memiliki yang rendah akan memiliki

Kesempatan bertumbuh yang tinggi Kesempatan bertumbuh yang rendah

Resiko investasi yang tinggi Resiko investasi yang rendah

Kredit perusahaan rendah Kredit perusahaan tinggi


Aspek Kebijakan Keuangan Jangka Pendek
1. Carrying Cost terbagi menjadi dua tipe:
a. Opportunity Cost karena tingkat pengembalian aset lancar rendah
dibandingkan dengan aset lainnya
b. Biaya untuk memelihara nilai ekonomis dari persediaan, misalnya gudang
2. Shortage Cost terjadi saat investasi di aset lancar rendah
3. Ada dua tipe shortage cost
a. Trading or order cost adalah biaya untuk menempatkan pemesanan atas kas
(biaya broker) atau persediaan
b. Cost related to safety reserves adalah biaya yang muncul karena adanya
kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, dan gangguan terhadap jadwal
produksi.
Carrying Costs dan Shortage Cost
Anggaran Kas
• Anggaran kas adalah alat utama dalam perencanaan keuangan jangka pendek.
• Tujuannya agar manajer keuangan dapat mengidentifikasi kebutuhan dan pemberian
pinjaman apa yang dimungkinkan dalam jangka pendek.
• Konsep sederhana dari anggaran kas adalah: pencatatan perkiraan penerimaan kas (kas
masuk) dan pengeluaran (kas keluar).
• Kas Masuk
• Penjualan secara tunai dan pengumpulan piutang
• Pinjaman, penyetoran modal atau penerbitan saham
• Kas Keluar
• Pembayaran hutang usaha
• Gaji, pajak, dan biaya lain
• Pengeluaran modal
• Pembiayaan keuangan jangka panjang.
PERENCANAAN KEUANGAN JANGKA PENDEK
Rencana Keuangan Jangka Pendek
• Biaya yang akan ditimbulkan (cost).
• Dampak tingkat kredit (credit rating effect) yang dimana terdapat kemungkinan efek negatif yang
ditimbulkan akibat peminjaman dana dalam jangka pendek. Hal ini dapat dilihat dari credit rating
korporasi.
• Risiko (risk) yang dapat ditimbulkan terkait jaminan.
• Terdapat keterbatasan (restruction) dimana harus ada pembatasan terkait dengan kebutuhan
minimum dari modal netto.
• Fleksibilitas (fleksibility) yang harus menggambarkan kebutuhan dana jangka pendek secara
berkesinambungan guna menjaga kesinambungan modal kerja.
• Tergantung pada kondisi pasar uang.
• Inflasi yang terjadi pada tahun berjalan.
• Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan tingkat likuiditas perusahaan.
• Stabilitas operasional dari perusahaan.
Rencana Keuangan Jangka Pendek
Terdapat 3 cara untuk pendanaan jangka pendek yaitu:
1. Pinjaman bank tanpa jaminan
• Noncommitted line of credit
• Committed line
• Compensating balance
2. Pinjaman bank berjamin
3. Sumber pendanaan jangka pendek lainnya
• Commercial paper
• Banker’s acceptance
INVESTASI IDLE CASH
Idle Cash

Sejumlah dana yang tidak atau belum


dimanfaatkan oleh Perusahaan
Temporary Cash Surpluses
• Aktivitas Musimam / Siklikal • Pendanaan Rencana Pengeluaran
Masa Depan
Karakteristik Sekuritas Jangka
• Maturity
Pendek
Perubahan pada tingkat bunga pasar akan mempengaruhi harga sekuritas

• Resiko Gagal Bayar


Probabilitas kupon bunga dan nilai pokoknya yang tidak akan dibayar dalam jumlah yang dijanjikan saat jatuh tempo

• Marketability
Seberapa mudah sekuritas dapat diubah menjadi kas

• Taxes
Pajak yang dikenakan atas bunga yang berasal dari sekuritas jangka pendek harus dipertimbangkan dalam menentukan
investasi dana kas yang menganggur
Investasi Idle Cash
• Akseptasi Bank • Surat Berharga Pasar Uang
• Deposito Berjangka (SBPU)
• Sertifikat Deposito • Saham
• Sertifikat Bank Indonesia • Obligasi
(SBI)
TARGET SALDO KAS
Penentuan Target Saldo Kas
Penentuan target saldo kas merupakan trade off antara opportunity
cost yang timbul karena memegang kas terlalu banyak (kehilangan
pendapatan bunga) dan trading cost yang muncul karena memegang
kas dalam jumlah yang sedikit.
Model Penentuan Target Saldo Kas
The Baumol Model

Opportunity Costs = Trading Costs

F = Fixed Cost dari Menjual sekuritas untuk memperoleh Kas


T = Total Jumlah Kas yang dibutuhkan
R = Opportunity Cost memegang Kas
Model Penentuan Target Saldo Kas
The Miller-Orr Model

F = Fixed Cost dari Menjual sekuritas untuk memperoleh Kas


σ² = Variansi Saldo Kas Harian
K = Opportunity Cost memegang Kas
Contoh Studi Kasus The Miller-Orr Model
PIUTANG DAGANG
Pengelolaan Piutang Dagang

Pengelolaan yang bebas Pengelolaan yang ketat

Meningkatkan penjualan dan Mengurangi penjualan dan


keuntungan, tetapi: keuntungan, tetapi:
a. Banyak piutang yang tak tertagih a. Mengurangi piutang yang tak
b. Meningkatkan biaya penagihan tertagih
c. Meningkatkan biaya diskon b. Mengurangi biaya penagihan
d. Meningkatkan piutang c. Mengurangi biaya diskon
e. Penagihan yang lama d. Mengurangi piutang
f. Semakin besar beban bunga e. Penagihan yang cepat
f. Semakin kecil beban bunga
Faktor yang mempengaruhi keputusan yang
berhubungan dengan piutang dagang

01 02 03
Diskon Tunai dan
Periode Kredit Periode Diskon
Tipe Instrumen Kredit
Biasanya perusahaan Alasan perusahaan memberikan Umumnya penjualan tunai
merumuskan syarat penjualan diskon tunai adalah untuk hanya menggunakan invoice
dengan cara % diskon/periodemempercepat pelunasan piutang oleh (faktur penjualan) sebagai
diskon, pelanggan. Diskon tunai juga instrument formalnya.
periode kredit. memungkinkan perusahaan
menetapkan harga yang lebih
KEBIJAKAN
PENAGIHAN
Average Collection Period
Aging Schedule
(ACP)
Perusahaan memonitor piutang dengan Perusahaan juga dapat memonitor
menganalisis rata-rata hari penagihan piutangnya dengan menggunakan Aging
piutang. Peningkatan rata-rata hari piutang Schedule untuk menentukan efektifitas
di luar target yang telah ditentukan harus kebijakan penagihan piutang perusahaan.
dianalisis secara mendalam oleh
perusahaan.
Efek
1 terhadap
perusahaan

Kemungkinan
4 tak tertagih

Kebijakan Kredit Efek

(Credit Policy)
2 terhadap
biaya

5 Diskon tunai

Biaya atas
3 utang
Pengelolaan Piutang
Jumlah Account Receivable (Piutang Usaha) ditentukan oleh:
• Volume penjualan kredit
• Kebijakan kredit yang diterapkan
• Kebiasaan perilaku pelanggan
• Hari rata-rata pengumpulan piutang (ACP)
• Perputaran piutang per tahun (RTO)

Menghitung Jumlah Account Receivable (AR)


• AR = Sales / RTO
• AR = Sales / (360/ACP)
Pengelolaan Piutang
• Account Receivable Investment (ARI)
ARI (Investasi dalam Piutang) = (1 – NPM) x AR

ction Cost (%'CC)


• Account Receivable Cost (ARC)
ARC (Biaya Investasi dalam Piutang Usaha) = AR x COC
• Discount Receivable Collection Cost (DRCC)
DRCC = %Diskon x %Pelanggan Pengambil Diskon x

#engambil %iskon x #e
Penjualan
Contoh Soal
PT Idewiz tahun 2004 memiliki perputaran piutang (RTO) 2 kali dalam
setahun. Dalam rangka meningkatkan RTO, mulai tahun 2005 perusahaan
ini menerapkan kebijakan kredit 3/30 net 180. Hasil evaluasi selama bulan
Januari 2005 ditemukan bahwa 60% pelanggan tertarik mengambil diskon
tersebut dan hal ini diperkirakan akan berlangsung untuk seterusnya. Data
yang dimiliki oleh Perusahaan ini adalah:
• Nilai penjualan kredit tahun 2005 diperkirakan sebesar
Rp250.000.000,00
• NPM (Net profit margin) akan dipertahankan sebesar 15% per tahun
• COC (Cost Of Capital) untuk investasi dalam piutang adalah 12% per
tahun
Diminta : Buatlah analisis apakah kebijakan kredit tersebut dapat
memberikan nilai tambah ekonomis bagi Perusahaan?
Pembahasan
Sebelum Kebijakan Setelah Kebijakan
ACP = 360/RTO = 360/2 = 180 hari  RTO 2 kali ACP = (60% x 30 hari) + (40% x 180 hari) = 90 hari  RTO =
360/90 = 4 kali
Jumlah AR = Sales/RTO = Rp250.000.000,00/2 = Jumlah AR = Sales/RTO = Rp250.000.000,00/4 =
Rp125.000.000,00 Rp62.500.000,00

ARI = (1 – NPM) x AR = 0,85 x Rp125.000.000,00 = ARI = (1 – NPM) x AR = 0,85 x Rp62.500.000,00 =


Rp106.250.000,00 Rp53.125.000,00

ARC = 12% x Rp106.250.000,00 = Rp12.750.000,00 ARC = 12% x Rp53.125.000,00 = Rp6.375.000,00

Penghematan ARC = Rp12.750.000,00 – Rp6.375.000 = Rp6.375.000,00

DRCC = %Diskon x %Pelanggan Pengambil Diskon x Penjualan


DRCC = 3% x 60% x Rp250.000.000,00 = Rp4.500.000,00
Economic Value Added = Rp6.375.000,00 – Rp4.500.000,00 = Rp1.875.000,00

Simpulan: Kebijakan kredit tersebut laik diterapkan oleh PT Idewiz karena


terbukti menghasilkan nilai tambah ekonomi
Pengelolaan Trade Debt dan Trade Payable
Utang Dagang
Beberapa alasan umum untuk mencari pinjaman:
• Modal kerja
• Perluasan pasar baru
• Melakukan pembelian barang modal
• Memperbaiki arus kas

Piutang Dagang
• Memperketat kebijakan kredit
• Monitoring Piutang Dagang
MANAJEMEN
PERSEDIAAN
keseimbangan antara nilai persediaan untuk memenuhi
penjualan atau permintaan produksi yang dapat
meminimalkan biaya persediaan
TIPE-TIPE
PERSEDIAAN

Persediaan Bahan Work in Process Persediaan


Baku Barang Jadi
BIAYA PERSEDIAAN
- Biaya gudang
- Asuransi dan pajak
- Kerugian barang Biaya Penyimpanan Persediaan
- Opportunity cost

- Restocking cost
- Safety reserve Shortage Cost
Teknik Pengelolaan Persediaan
Material
Requirement
EOQ Model Planning (MRP)
Jumlah kuantitas Prosedur yang
persediaan yang harus digunakan untuk
dipesan agar biaya menentukan tingkat
persediaan untuk memesan
menjadi seminimal persediaan dan waktu
mungkin. produksi.

Perpanjangan
Metode ABC Model EOQ Just in Time (JIT)
Mengendalikan Perusahaan tidak selalu Untuk meminimalisir
barang yang menunggu persediaan persediaan, maka persediaan
bernilai tinggi habis untuk memesan dipesan berkala untuk
dibanding dengan persediaan kepada meminimalisir kehabisan
yang nilainya lebih pemasok persediaan
rendah
Metode ABC
• Metode ABC diterapkan untuk
mengendalikan barang yang bernilai tinggi
dibanding dengan yang nilainya lebih
rendah. Metode ABC membagi persediaan
dalam tiga kategori yaitu: A, B, dan C.
Gambar berikut memperlihatkan penerapan
metode ABC dalam pengelolaan
persediaan.
• Persediaan A akan lebih sering dimonitor
dan dijaga dengan lebih baik dibandingkan
dengan persediaan B dan C.
EOQ Model
Model EOQ menentukan jumlah kuantitas persediaan yang harus dipesan
agar biaya persediaan menjadi seminimal mungkin.

Secara grafik EOQ adalah jumlah persediaan yang diperoleh dari


perpotongan kurva biaya pemesanan dan kurva biaya penyimpanan.
EOQ ditentukan oleh biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan.
• Biaya penyimpanan = (EOQ/2) * biaya penyimpanan per unit
• Biaya pemesanan = (jumlah yang dibutuhkan/EOQ) * Biaya setiap kali
pesan
• Total biaya = biaya penyimpanan + biaya persediaan.
Contoh Soal EOQ
PT. SEJAHTERA pada tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku sebanyak 240.000 Unit.
Harga bahan baku per unit adalah Rp2.000. biaya pesan untuk setiap kali melakukan pemesanan
adalah sebesar Rp150.000, sedangkan biaya penyimpanan adalah sebesar 25% dari nilai rata – rata
persediaan.
Diminta :
a. Berapa jumlah pemesanan paling ekonomis (EOQ)?
b. Berapa kali pemesanan yang harus dilakukan dalam kurun waktu setahun?
c. Berapa hari sekali perusahaan harus melakukan pemesanan (1 tahun = 360 hari)?
Pembahasan
a. b. Pemesanan yang dilakukan
perusahaan dalam setahun =
240.000 / 12.000 = 20 x
pemesanan.
c. Jika 1 tahun = 360 hari, maka
pemesanan dilakukan
perusahaan = 360 / 20 = 18 Hari
sekali
Perpanjangan Model EOQ
• Safety stock
• Reorder Point
Material Requirement Planning (MRP)
Prosedur yang digunakan untuk menentukan tingkat untuk memesan
persediaan dan waktu produksi. MRP biasanya digunakan untuk produk
yang cukup rumit untuk diproduksi. MRP dapat menentukan jumlah
persediaan bahan baku yang harus tersedia dan jumlah work in process
untuk mencapai target barang jadi.
Just in Time (JIT)
• JIT adalah sistem pengelolaan persediaan yang meminimumkan
investasi dalam persediaan dengan “zero inventory” melalui
pengaturan agar kedatangan bahan baku tepat waktu pada saat
bahan baku tersebut dibutuhkan untuk produksi.
• JIT bertujuan untuk meminimalisir persediaan, maka persediaan
dipesan berkala untuk meminimalisir kehabisan persediaan.
• Syarat utama untuk dapat teraplikasikannya sistem JIT ialah adanya
koordinasi yang sempurna antara Perusahaan dengan pihak pemasok
serta pihak ekspedisi pengiriman barang yang memiliki komitmen
kuat dalam mendukung sistem JIT
ETIKA DAN TATA KELOLA PADA MANAJEMEN
TRESURI DAN MODAL KERJA
• Bagian Tresuri mempunyai peranan penting dalam tata kelola
keuangan Perusahaan
• Bagian Tresuri melakukan peranan sebagai berikut:
1. Membuat peramalan kas (cash forecasting)
Peramalan kas diperlukan untuk:
a) Menentukan apakah perusahaan membutuhkan lebih
banyak kas
b) Membuat rencana investasi
• Bagian Tresuri melakukan peranan sebagai berikut: (cont’d)
2. Melakukan tata kelola modal kerja (working capital management)
Penggunaan utama dari kas perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja. Bagian Tresuri dapat memberikan masukan kepada Manajemen
perusahaan terkait dampak apabila terdapat perubahan kebijakan yang diusulkan
pada tingkat modal kerja
3. Melakukan tata kelola risiko (risk management)
Bagian Tresuri juga bertanggungjawab untuk menciptakan strategi manajemen
risiko dan menerapkan taktik hedging untuk melindungi perusahaan dari berbagai
macam risiko keuangan
• Bagian Tresuri melakukan peranan sebagai berikut: (cont’d)

4. Melakukan tata kelola kas (cash management)

Dengan menggabungkan informasi dalam peramalan kas (cash forecasting) dan pengelolaan modal

kerja, Bagian Treasuri harus dapat menjamin ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

operasional perusahaan

5. Menjaga relasi yang baik dengan pihak lainnya

Hubungan jangka panjang perusahaan dengan pihak lainnya dapat menjadi sangat bermanfaat pada

suatu saat kelak perusahaan mengalami kondisi kesulitas keuangan. Sebagai contoh dengan pihak bank,

Bagian Treasuri dapat melakukan pertemuan rutin dengan perwakilan dari bank yang produk atau

jasanya digunakan oleh perusahaan, misal untuk membahas kondisi keuangan perusahaan, struktur

biaya bank yang dikenakan kepada perusahaan, setiap utang yang diberikan oleh bank kepada

perusahaan bila ada, transaksi valuta asing, hedging, dan sebagainya


• Risiko dalam aktivitas tresuri:
1. Risiko suku bunga
Risiko yang muncul dari adanya perubahan dalam tingkat bunga yang berlaku
di pasar. Untuk meminimalisasi risiko suku bunga, misal perusahaan dapat
melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk
mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan
untuk melakukan perikatan utang baru
2. Risiko kredit
Risiko bahwa perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan
atau pihak lain akibat gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya. Perusahaan
dapat mengendalikan risiko ini misal dengan cara melakukan hubungan usaha
dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas dan pemantauan kolektibilitas piutang
secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih
• Risiko dalam aktivitas tresuri: (cont’d)
3. Risiko nilai tukar
Risiko yang timbul karena adanya fluktuasi atau perubahan nilai tukar mata
uang suatu negara dengan negara lain. Untuk menjaga agar ekposur berada pada
tingkat yang dapat diterima, perusahaan dapat membeli mata uang asing yang akan
dibutuhkan untuk mengatasi fluktuasi jangka pendek. Bila dianggap perlu,
perusahaan dapat melakukan lindung nilai untuk mengantisipasi dampak perubahan
nilai tukar mata uang asing terhadap keuangan perusahaan
4. Risiko likuiditas
Risiko di mana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam
melunasi utang atau hal lain sebelum jatuh tempo. Untuk meminimalisasi risiko
ini, perusahaan dapat melakukan implementasi kebijakan aset liabilitas secara
konsisten dan efektif dan melakukan evaluasi, monitoring dan penyusunan proyeksi
atas kebutuhan arus kas dan rencana pendanaan untuk memenuhi kebutuhan arus
kas perusahaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai