Hal/Isu Lainnya
MANAJEMEN PAJAK
Residen & WN
Indonesia melakukan
usaha & investasi di
luar Indonesia
Transactions
SPLN menyelenggarakan
penanaman modal di DN
Inbound
Perusahaan LN
mendirikan
Cabang/Anak
Perusahaan di
Indonesia
INBOUND INVESTMENT
X Corp. X Corp.
Negara X
Indonesia
Modal
Deviden
Jika Laba BUT dikirim ke Kantor Pusat, maka ditambah lagi
Branch Profit Tax Branch Profit Tax. Jika Laba ditanam kembali di Indonesia
Tidak dikenakan Branch Profit Tax
PT. BUT X Corp
X Indonesia (Cabang)
X Tarif Pajak
Income
OUTBOND INVESTMENT
• Suatu strategi bisnis dimana perusahaan lokal memperluas usahanya
ke luar negeri baik melalui greenfield investment, merger/akuisisi dan
atau perluasan fasilitas asing yang sudah ada
• Ada 5 hal yang harus dipahami yaitu:
• Ketentuan Fiskal di Negara Asing
• Penentuan antara wajib pajak dalam negeri dan wajib pajak luar
negeri
• Ketentuan pajak di luar negeri terkait pengaturan BUT dan
Branch/Subsidiary
• Tax treaty yang ada di negara asing
TUJUAN OUTBOND INVESTMENT
Globalisasi
Globalisasi menuntut perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya tidak hanya sebatas
pasar domestik, tetapi juga ke seluruh pasar dunia guna mendapatkan jaringan ke pasar
yang berbeda.
Tren perpindahan modal dan tenaga kerja yang lebih mudah
Hal ini menyebabkan perusahaan global ingin mengoptimalkan biaya produksi,
menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan laba.
Adanya persaingan global
Perusahaan berusaha memaksimalkanlaba dengan mengembangkan inovasi,
meningkatkan kualitas, fokus pada efisiensi operasi, menurunkan biaya, dan memanage
risiko. Cara yang ditempuh perusahaan agar bisa bertumbuh dan berkembang adalah
melalui ekspansi produk/servis dan mengembangkan bisnis ke pasar internasional.
KAWASAN BERIKAT
((Export Processing Zone)
Kawasan Berikat menurut Peraturan Pemerintah No 33 tahun 1996 adalah
suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di
dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan,
kegiatan rancang bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal,
pemeriksaan akhir, dan pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau
barang dan bahan dari dalam Daerah Pabean Indonesia lainnya, yang
hasilnya terutama untuk tujuan ekspor, walaupun ada ketentuan lainnya
seperti padat karya.
KAWASAN BERIKAT
((Export Processing Zone)
Kawasan berikat terbagi inbound dan outbound investment yaitu :
1) Inbound investment
a. Perusahaan induk mengikirimkan bahan baku ke anak perusahaan di
Indonesia.
b. Anak perusahaan mengolah beberapa komponen di dalam negeri.
c. Barang Jadi diekspor ke perusahaan induk di luar negeri / diekspor ke anak
perusahaan lain di negara lain.
2) Outbound investment
a. Perusahaan induk di Indonesia mendatangkan bahan baku dari anak
perusahaan di luar negeri untuk diolah di Indonesia dengan ditambah
beberapa bahan baku.
b. Barang jadi tersebut diekspor ke anak perusahaannya di luar negeri.
KAWASAN BERIKAT
((Export Processing Zone)
Fasilitas-fasilitas yang didapat dari pemberlakuan kawasan berikut, yaitu :
1. PPN, PPnBM dan PPh 22 tidak dipungut untuk :
a) Impor barang bahan baku untuk diolah menjadi nilai tambah yang lebih tinggi.
b) Impor barang modal dipakai untuk kegiatan produksi.
c) Pemasukan Barang Kena Pajak (BKP) dari daerah lain non kawasan berikat
atau daerah kawasan berikat lainnya untuk diolah lebih lanjut.
d) Barang jadi hasil produksinya diekspor ke perusahaan dalam kawasan berikat.
Jika dijual di dalam negeri tetap dikenakan PPN dan atau PPN dan PPnBM.
20. Fasilitas-fasilitas perpajakan yang diberikan oleh Pemerintah terhadap Subsidiary company dan Branch
Contoh Kasus Outbound Investment – PT Buana
Internasional
Besarnya modal disetor yang diberikan oleh PT Buana Internasional adalah Rp 300 miliar sehingga utang diharapkan maksimal hanya sebesar 3 x Rp 300
miliar = Rp 900 miliar. Ketentuan di Timbuktu juga menyatakan bahwa biaya bunga yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang (deductible
expense) adalah sebesar suku bunga rata-rata pinjaman dari pihak non-afiliasi. Dalam soal diketahui bahwa Citibank memberikan pinjaman dengan
tingkat suku bunga sebesar 8%, oleh karena itu perhitungan beban bunga dan juga koreksi fiskal yang dilakukan oleh anak perusahaan PT Buana
Internasional di Timbuktu adalah sebagai berikut:
Keterangan:Proporsi pembagian biaya bunga sesuai pajak bagi PT Buana Internasional diperhitungkan dengan cara membandingkan DER saat ini
dengan DER menurut pajak.
DER saat ini = 3,600 : 300 = atau 12:1, DER diperbolehkan = 3:1
Oleh karena itu, beban bunga dihitung dengan cara membandingkan 3/12 x biaya pinjaman dengan keterangan sebagai berikut:
3Bentuk Anak Perusahaan / Subsidiary
Perbandingan Laba Rugi Sebelum PPh
Bentuk Cabang Perusahaan / BUT
Deskripsi Komersial Koreksi Pajak Keterangan Deskripsi Komersial Koreksi Pajak Keterangan
(dalam miliar) Pajak (dalam Pajak
miliar)
Penjualan Penjualan
1. Penjualan lokal 450,00 450,00 1. Penjualan lokal 450,00 450,00
2. Penjualan ekspor ke kantor 380,00 380,00 2. Penjualan ekspor ke kantor pusat / 380,00 380,00
pusat / induk usaha di Indonesia induk usaha di Indonesia
3. Penjualan ekspor lainnya 160,00 160,00 3. Penjualan ekspor lainnya 160,00 160,00
Total Penjualan 990,00 990,00 4. Penjualan kantor pusat atas barang 0,00 240,00 240,00 Berdasarkan ketentuan fiskal
Harga Pokok Penjualan yang sejenis dengan barang yang Timbuktu, penghasilan HO
1. HPP Penjualan lokal 210,00 210,00 dijual oleh BUT di Timbuktu dianggap jadi objek PPh BUT
Total Penjualan 990,00 240,00 1.230,00
2. HPP Penjualan ekspor ke kantor 150,00 150,00 Asumsi : HPP memenuhi Harga Pokok Penjualan
pusat / induk usaha di Indonesia kewajaran transaksi dengan pihak 1. HPP Penjualan lokal 210,00 210,00
hubungan istimewa 2. HPP Penjualan ekspor ke kantor 150,00 150,00 Asumsi : HPP memenuhi
3. HPP Penjualan ekspor lainnya 60,00 60,00 pusat / induk usaha di Indonesia kewajaran transaksi dengan
pihak hubungan istimewa
Total HPP 420,00 420,00
3. HPP Penjualan ekspor lainnya 60,00 60,00
Laba Kotor 570,00 570,00 4. HPP Penjualan kantor pusat atas 0,00 -100,00 100,00 Berdasarkan ketentuan fiskal
Biaya Non-operasi barang yang sejenis dengan barang Timbuktu, biaya terkait
1. Biaya jasa manajemen ke kantor 29,70 29,70 yang dijual oleh BUT di Timbuktu penghasilan terutang boleh jadi
pusat / induk usaha di Indonesia biaya
Total HPP 420,00 -100,00 520,00
2. Biaya royalti ke kantor pusat / 39,60 39,60 Laba Kotor 570,00 140,00 710,00
induk usaha di Indonesia Biaya Non-operasi
3. Biaya royalti ke Machine Co. USA 44,55 44,55 1. Biaya jasa manajemen ke kantor 29,70 29,70 0,00 Biaya umum dan adm kantor
(non afiliasi) pusat / induk usaha di Indonesia pusat tidak dapat dibebankan
2. Biaya royalti ke kantor pusat / induk 39,60 39,60 0,00 Biaya royalti ke kantor pusat
4. Biaya bunga bank ke Citibank 48,00 36,00 12,00 Koreksi positif - mengikuti usaha di Indonesia tidak dapat dibebankan
Cabang Timbuktu perhitungan biaya bunga sesuai 3. Biaya royalti ke Machine Co. USA 44,55 44,55
5. Biaya bunga pinjaman ke kantor 300,00 240,00 60,00 Koreksi positif - mengikuti (non afiliasi)
pusat/induk usaha di Indonesia perhitungan biaya bunga sesuai 4. Biaya bunga bank ke Citibank 48,00 0,00 48,00
Cabang Timbuktu
6. Biaya lain-lain (sesuai ketentuan 20,00 20,00 5. Biaya bunga pinjaman ke kantor 300,00 300,00 0,00 Biaya bunga ke kantor pusat
fiskal di Timbuktu pusat/induk usaha di Indonesia tidak dapat dibebankan
6. Biaya lain-lain (sesuai ketentuan 20,00 20,00
Biaya non-operasi 481,85 276,00 205,85 fiskal di Timbuktu
Laba / (Rugi) sebelum PPh 88,15 364,15 Biaya non-operasi 481,85 369,30 112,55
Laba / (Rugi) sebelum PPh 88,15 597,45
4 Perhitungan PPh Badan, Branch Profit Tax, dan Laba Bersih
Notes:
*) Sesuai keterangan nomor 2., perusahaan tidak membagikan dividen
Notes: **) Asumsi pembayaran jasa ke WPLN dikenakan tarif yang sama di
*) Sesuai keterangan nomor 2., perusahaan tidak membagikan dividen Timbuktu yaitu 15%
**) Asumsi pembayaran jasa ke WPLN dikenakan tarif yang sama di
Timbuktu yaitu 15%
6 Pajak-Pajak yang Dibayar dan Terutang di Indonesia
Sebagai Anak Perusahaan
Dari sudut pandang PT Buana Internasional yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri yang memiliki kewajiban untuk melaporkan penghasilan
yang diterima baik dari dalam maupun luar negeri (world-wide income basis), kegiatan operasional di Timbuktu dikenakan pajak. Di sisi lain,
ketentuan dalam Pasal 24 UU PPh memperbolehkan PT Buana Internasional untuk menggunakan PPh terutang atau dibayarkan di Timbuktu
sebagai kredit pajak luar negeri.
Penghasilan di Indonesia Selain itu, Pasal 18 (2) UU PPh menyatakan bahwa Menkeu berhak
untuk menetapkan saat diperolehnya dividen oleh WPDN atas
Jasa manajemen 29.70 penyertaan modal pada badan usaha di luar negeri selain badan
usaha yang menjual sahamnya di bursa efek apabila ada
kepemilikan saham paling rendah 50% oleh WPDN. Oleh karena itu,
Royalti 39.60
meskipun anak perusahaan di Timbuktu tidak membagikan dividen,
berdasarkan pasal diatas maka PT Buana Internasional dianggap
Bunga Pinjaman 300.00
menerima pembagian dividen (deemed dividend). Dasar pengenaan
deemed dividend adalah laba setelah pajak dari badan usaha di luar
Total penghasilan luar negeri 369.30
negeri diatas.
Oleh karena itu, nilai PPh terutang dari deemed dividend adalah: Laba
PPh Badan dari penghasilan LN - 92.33 setelah PPh Badan di Timbuktu = IDR 273.11
25%
Tarif PPh Badan atas dividen = 25%
Kredit Pajak Luar Negeri - lihat 55.40
nomor 5 PPh Badan terutang atas deemed dividend = Rp 68.27 miliar
PPh Kurang bayar tahunan 36.93
Dalam opsi a),
total beban pajak terutang di Indonesia adalah IDR 92.33 + IDR 68.27
= IDR 160.60 miliar.
Sebagai BUT
Dalam opsi mendirikan sebagai cabang, maka PPh Badan terutang atas penghasilan luar negeri
dihitung dengan menggunakan angka laba bersih setelah PPh Badan di Timbuktu dan kredit PPh
Pasal 24 dari BPT yang dibayarkan di Timbuktu.
Penghasilan Luar Negeri Oleh karena itu, beban pajak dalam opsi b)
Penghasilan Cabang 448.09 adalah, total beban pajak terutang di
Indonesia adalah IDR 112,02 milyar..
Total Penghasilan Luar 448.09
Negeri
PPh Badan dari 112.02
penghasilan LN - 25%
Kredit Pajak Luar Negeri 89.62
- lihat nomor 5
PPh Kurang bayar 22.40
tahunan
7 Perbandingan Tarif Efektif Pajak
a) Opsi anak perusahaan b) Opsi cabang
Perhitungan tarif efektif pajak Keterangan Perhitungan tarif efektif pajak Keterangan
PPh yang dibayar di 105.20 Jumlah PPh KB PPh yang dibayar di 22.40 Jumlah PPh
Indonesia Tahunan + PPh Indonesia KB Tahunan
atas deemed
dividend
Tarif Efektif Pajak (%) 25.42% Tarif Efektif Pajak (%) 32.00%
Kesimpulan:
Opsi a) membuat anak Perusahaan
memiliki tarif pajak efektif yang lebih
rendah daripada opsi b) cabang
TAX PLANNING ATAS INBOUND DAN OUTBOUND INVESTMENT
1. Transfer Pricing
Penentuan harga atas berbagai transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, contoh: transaksi perusahaan induk (parent
company) ke perusahaan anak (subsidiary company) ataupun sebaliknya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.03/2016, DJP mengatur dokumen yang
harus disimpan oleh Wajib Pajak yang melakukan transaksi transfer pricing. Dokumen yang
diselenggarakan oleh Wajib Pajak sebagai dasar penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha
(arm’s length principle) dalam penentuan harga transfer yang dilakukan oleh Wajib Pajak
TAX PLANNING ATAS INBOUND DAN OUTBOUND INVESTMENT
1. Transfer Pricing (Continued)
Ketika suatu penghasilan dihasilkan di luar negeri oleh entitas negara yang
bersangkutan, maka pemajakan atas penghasilan tersebut merupakan kewenangan
otoritas pajak di mana penghasilan tersebut muncul. Negara asing, meskipun negara itu
merupakan negara asal dari pemilik perusahaan, tidak memiliki hak pemajakan atas
basis pajak tersebut. Negara asal pemilik perusahaan baru memiliki hak pemajakan
ketika penghasilan tersebut dikirimkan ke negaranya dalam bentuk dividen
Adanya pajak atas dividen ini tentu saja akan menjadi beban yang mengurangi bagian
pemegang saham. Untuk menghindarinya, perusahaan multinasional dapat menunda
pembagian dividen atau mengirimkannya ke negara asal dalam bentuk lain, seperti
pinjaman atau investasi yang menghasilkan passive income
TAX PLANNING ATAS INBOUND DAN OUTBOUND INVESTMENT
3. Thin Capitalization (Penyertaan Modal melalui DER)
Salah satu praktik meminimalisasi pajak dengan upaya pembiayaan dalam bentuk utang
dari perusahaan induk kepada perusahaan anak karena utang yang menghasilkan bunga
termasuk dalam biaya yang dapat dikurangkan dalam penghasilan sebelum kena pajak
4. Treaty Shopping
Suatu skema yang dilakukan untuk mendapatkan fasilitas, misalnya penurunan tarif
pemotongan pajak (withholding taxes) yang disediakan oleh suatu Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda (P3B), oleh Wajib Pajak yang sebenarnya tidak berhak
untuk mendapatkan fasilitas tersebut
TAX PLANNING ATAS INBOUND DAN OUTBOUND INVESTMENT
Contoh Treaty Shopping:
Membayar royalti atas penggunaan merk produk
otomotif
PT. A PT. B
(lokasi: Indonesia) (lokasi: Jepang)
Pajak penghasilan atas royalti berdasarkan P3B
Indonesia dan Jepang = 10% (misal)
PT. C PT. D
(lokasi: Singapura) (lokasi: Jerman)
Telah mengadakan perjanjian pemberian lisensi merk
Suatu negara yang memberikan tarif pajak penghasilan yang rendah bahkan pembebasan pajak bagi
para wajib pajak
Menurut OECD ada 4 kreteria untuk tax heaven country :
• Menerapkan tarif pajak rendah atau 0%
• Tidak adanya pertukaran informasi
• Tidak ada transparansi untuk adminstrasi perpajakan
• Tidak ada persyaratan aktivitas subtansi bagi perusahaan, namun di bedakan dari sisi resident dan
non resident.
Negara tax haven merupakan suatu lokasi yang menawarkan kewajiban pajak yang rendah atau daerah
yang tidak akan dikenakan pajak di mana para pengusaha melakukan usaha.
Tax heaven country ini juga di jadikan tempat sebagai praktik penghindaran pajak. Indonesia sendiri di
mana hampir sebagian besar APBN berasal dari Pajak. Di Indonesia juga, pajak adalah pungutan yang di
wajibkan, dan juga menerapkan transparansi perpajakan. Oleh karena itu Indonesia bukan menjadi Tax
Heaven Country.
Skema Tax Planning Pada Anak Perusahaan
Contoh Skema Pre Tax
PERPAJAKAN INTERNASIONAL
• Pajak internasional didefinisikan sebagai kesepakatan antar negara yang
memiliki Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B). Ketentuan dasar
pajak internasional mengacu pada Konvensi Wina 23 Mei 1969, yakni
sebuah perjanjian yang berisi tentang hukum perjanjian antar negara.
• Perjanjian inilah yang menyebabkan ketentuan perpajakan yang berlaku di
negara tertentu tidak lagi berlaku bagi penduduk atau organisasi asing, jika
telah disetujui dalam kesepakatan bilateral antar negara yang
bersangkutan.
• Perjanjian ini diberlakukan untuk menghindari terjadinya pajak berganda
karena perbedaan ketentuan pajak antar negara, sehingga pajak
internasional yang menjadi penengah saat terjadinya hal itu.
TAX TREATY
• Adalah perjanjian perpajakan antara dua negara yang dibuat dalam
rangka meminimalisir pemajakan berganda dan berbagai usaha
penghindaran pajak. Perjanjian ini digunakan oleh penduduk dua negara
untuk menentukan aspek perpajakan yang timbul dari suatu transaksi di
antara mereka.
• Tujuan Tax Treaty
a. Menciptakan Kedudukan yang Setara dalam Hal Perpajakan
b. Mencegah Pemajakan Berganda
c. Mendatangkan Modal Dari Luar Negeri
d. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
e. Mencegah Pengelakan Pajak
DIMENSI PENGENAAN PAJAK
DIMENSI PENGENAAN
PPH LN DALAM UU PPH
CONTOH KASUS
Inbound Investment – Kasus Mukamurata,
Ltd. (Jepang)
Inbound Investment – Kasus Mukamurata,
Ltd. (Jepang)
Kedudukan Wajib Pajak Badan dan Badan Usaha Tetap sebagai Subjek
Pajak di Indonesia diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang- undang Pajak
Penghasilan (UU PPh). Lebih jauh lagi, Pasal 2 ayat (1a) menyatakan
bahwa Bentuk Usaha Tetap merupakan subjek pajak yang
perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.
Tarif PPh Badan 25% termasuk pengurangan tarif sebesar 50% apabila Tarif PPh Badan 25% dan pajak sebesar 20% sesuai PPh Pasal 26
Tarif Pajak
peredaran bruto kurang dari Rp 50 miliar (UU PPh Pasal 31E) (branch profit tax) atau sesuai tarif yang berlaku dalam P3B.
HASIL ANALISIS UMUM: PT atau BUT?
Berdasarkan rincian perbedaan antara PT dan BUT yang dilihat dari berbagai aspek perpajakan (dalam
konteks inbound investment) secara mum, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendirian PT lebih
menguntungkan dibandingkan dengan pembentukan BUT di Indonesia dengan mempertimbangkan
kelebihan perlakuan perpajakan PT sebagai berikut :
1. Fasilitas perpajakan (Pasal 31 A UU PPh, Pasal 31 E UU PPh, Pasal 17 ayat (2b) UU Ph)
2. Tarif pajak efektif
3. Pembebanan biaya bunga pinjaman
*Akan tetapi, dalam kasus Mukamurata, Ltd. kelebihan- kelebihan perlakuan perpajakan tersebut perlu
dianalisis lebih lanjut.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis umum & analisis penghitungan PPh Badan antara PT & BUT, maka disimpulkan
bahwa Mukamurata, Lid. Sebaiknya melakukan investasi di Indonesia dengan cara mendirikan PT
PMA di Indonesia dengan mempertimbangkan terdapatnya fasilitas pengurangan tarif PPh sesuai
dengan Pasal 31E UU PPh dalam hal pada suatu tahun pajak, peredaran bruto di Indonesia tidak
melebihi Rp50M.
Penanaman dana dalam bentuk modal atau pinjaman dapat
memberikan implikasi perpajakan yang berbeda
sebagaimana berikut:
Modal Pinjaman
Imbalan atas modal dinamakan sebagai dividen. Imbalan atas modal dinamakan sebagai bunga.
Pembayaran biaya dividen tidak boleh dibebankan Pembayaran biaya bunga boleh dibebankan sebagai biaya
sebagai biaya untuk keperluan menghitung PPh Badan untuk keperluan menghitung PPh Badan
Pendirian Dalam Bentuk BUT
• ketentuan mengenai perbandingan antara utang dan modal hanya berlaku untuk
wajib pajak badan, sehingga apabila Mukamurata memilih untuk mendirikan
perusahaannya dalam bentuk BUT maka tidak ada pembatasan bahwa utang
terhadap modal harus memenuhi 4:1.
• Akan tetapi pada dasarnya BUT tidak boleh membiayakan pembayaran biaya bunga
kepada kantor pusat sebagai biaya pengurang penghasilan kena pajak. Disisi lain
pembayaran deviden kepada kantor pusat bukan objek pajak yang dikenai tarif
PPh pasal 26 di Indonesia.
Berdasarkan rincian perbedaan antara equity & loan investment dari sisi in
vestor, secara umum dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya inbound
investment lebih menguntungkan apabila dibukukan sebagai utang (loan)
dengan mempertimbangkan sifat (likuiditas) dan kepastian dari return to in
vestor karena return to investor berupa interest income bersifat lebih past
dan tidak bergantung pada kesuksesan bisnis perusahaan investee.