Anda di halaman 1dari 54

Outline

1 Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain

2 Imbalan Kerja Berbasis Saham

aaaa

Pesangon

8 Provisi dan Liabilitas Kontijensi


6
Imbalan Pasca Kerja
Program
Program Iuran
Iuran Pasti
Pasti

Program iuran pasti didefinisikan sebagai imbalan pascakerja dimana pemberi kerja membayar iuran tetap kepada suatu entitas
terpisah dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika dana tidak memiliki aset
yang cukup untuk membayar seluruh imbalan terkait jasa yang diberikan pekerja.

Penggunaan program iuran pasti mengakibatkan kewajiban hukum dan konstruktif yang dimiliki oleh pemberi kerja hanya
terbatas pada jumlah iuran yang disepakati. Pemberi kerja tidak menentukan manfaat pensiun yang akan diterima oleh pekerja.
Sehingga nantinya jumlah imbalan pascakerja yang akan dibayarkan kepada pekrja adalah jumlah dari akumulasi iuran dan hasil
pengembangan iuran. Hal ini mengakibatkan risiko actuarial dan risiko invstasi ditanggung oleh pekerja.

Risiko actuarial didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya imbalan yang akan diperoleh jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang
diperkirakan sebelumnya. Sementara risiko investasi didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya jumlah aset investasi yang
jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi imbalan yang diperkirakan.

Akuntansi untuk program iuran pasti adalah sederhana. Entitas mengakui terjadinya beban pada saat terjadinya dan mencatatkan
adanya liabilitas atau pengeluaran kas sesuai dengan kejadiannya. Besarnya liabilitas imbalan pascakerja adalah sebesar iuran
yang terutang kepada entitas program dana pensiun. Jika diperkirakan iurang kepada program akan diselesaikan lebih dari 12
bulan, maka liabilitas diukur sebesar nilai kininya.
Imbalan Pasca Kerja
Program
Program Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti

Program imbalan pasti didefinisikan sebagai program imbalan pascakerja selain program iuran pasti. Penggunaan program ini
memberikan jaminan kepada pekerja terkait jumlah manfaat yang akan diterima di akhir masa kerja. Biasanya jumlah manfaat
yang nantinya akan diterima oleh pekerja biasanya berkaitan dengan besaran gaji pekerja dan lamanya masa kerja. Hal ini
mengakitbatkan risiko actuarial dan risiko investasi ditanggung oleh pemberi kerja. Program imbalan pasti mungkin didanai
sepenuhnya atau sebagian, dan mungkin juga tidak didanai oleh iuran entitas. Pendanaan adalah penyerahan aset kepada entitas
yang disebut dana pensiun, yang terpisah dari entitas untuk tujuan memenuhi kewajiban yang timbul dari program manfaat
pensiun.

1. Program didefinisikan sebagai didanai jika entitas menyisihkan dana untuk manfaat pensiun masa depan dengan melakukan
pembayaran kepada agen pendanaan, seperti wali amanat, bank, atau entitas asuransi. Program yang didanai akan
menciptakan adanya Liabilitas Imbalan Pasti dan Aset Program
2. Program didefinisikan sebagai tidak didanai jika entitas mempertahankan kewajiban pembayaran manfaat pensiun tanpa
membentuk dana terpisah
Imbalan Pasca Kerja
Perbedaan
Perbedaan Program
Program Iuran
Iuran Pasti
Pasti dengan
dengan Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti

Program Iuran Pasti Program Imbalan Pasti


Kewajiban Terbatas pada jumlah Menyediakan imbalan
hukum/konstruktif yang disepakati sebagai yang dijanjikan kepada
Entitas iuran kepada dana pekerja ataupun
mantan pekerja
Penanggung Risiko Pekerja Entitas
Aktual dan Risiko
Investasi
Imbalan Pasca Kerja
Akuntansi
Akuntansi Untuk
Untuk Program
Program Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti

Akuntansi untuk program imbalan pasti memiliki kompleksitas yang jauh lebih tinggi dari pada akuntansi untuk program iuran
pasti. Hal ini disebabkan oleh:
1. Penghitungan estimasi manfaat yang akan diterima sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003
2. Penggunaan Teknik dan diskonto actuarial, khususnya metode Projected Unit Credit (PUC)
3. Penggunaan asumsi demografis, berdasarkan estimasi pasar, seperti: tingkat diskonto dan imbal hasil, gaji masa depan dan
tingkat manfaat, biaya Kesehatan masa depan, dll.

Dari sisi pencatatan akuntansinya, beberapa akun dalam komponen Laporan Keuangan berikut ini akan terpengaruh dengan transaksi program
imbalan past:
4. Laporan Posisi Keuangan -> Aset/Liabilitas Imbalan Pasti, yang dihitung sebagai selisih dari Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dengan Nilai
Wajar Aset Program setelah disesuaikan dengan dampak batas atas aset
5. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ->
a. Diakui dalam Laporan Laba Rugi periode berjalan: (i) Biaya Jasa, yaitu biaya jasa kini, biaya jasa lalu, dan keuntungan/kerugian atas
penyelesaian dan (ii) Bunga Neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti
b. Diakui sebagai Penghasilan Komprehensif Lain (OCI): komponen Pengukuran Kembali Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti, yang terdiri dari (i)
Keuntungan dan Kerugian Aktuarial, (ii) Imbal Hasil Aset Program yang belum diakui dalam Bunga Neto, dan (iii) Perubahan atas dampak Batas
atas Aset yang belum diakui dalam Bunga Neto
Imbalan Pasca Kerja
Ringkasan
Ringkasan Penyajian
Penyajian Perhitungan
Perhitungan Nilai
Nilai Aset/Liablitas
Aset/Liablitas Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti dalam
dalam Laporan
Laporan Posisi
Posisi Keuangan
Keuangan
Imbalan Pasca Kerja
Nilai
Nilai Kini
Kini Kewajiban
Kewajiban Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti (NKKIP)
(NKKIP)

Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP) merupakan nilai kini dari estimasi pembayaran masa depan yang ditujukan ntuk menyelesaikan kewajiban
atas jasa pekerja di periode berjalan dan di periode-periode yang telah berlalu. Estimasi atas pembayaran masa depan harus memenuhi aturan yang
berlaku di Indonesia, khususnya UU No. 13 Tahun 2003. Besaran Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (t=0) akan muncul pertama kali dalam laporan
keuangan saat entitas pemberi kerja menyatakan berlakunya suatu program imbalan pasti. Pada saat perhitungan pertama, maka pemberi kerja
akan melakukan estimasi awal sesuai dengan jumlah pekerja, hak pekerja, asumsi demografi, dan asumsi aktuarial tertentu. Besaran Nilai Kini
Kewajiban Imbalan Pasti (t-1 dan seterusnya) akan dipengaruhi oleh beberapa komponen di bawah ini:

1. Biaya Jasa (BJ, yaitu: Biaya Jasa Kini dan Blaya Jasa Lalu
2. Biaya Bunga (BB)
3. Keuntungan/Kerugian atas Penyelesalan (KKP)
4. Keuntungan dan Kerugian Aktuarial (KKA)
5. Pembayaran Manfaat (hanya jika jenisnya tidak didanal) (PMu)
Imbalan Pasca Kerja
Nilai
Nilai Wajar
Wajar Aset
Aset Program
Program

Aset Program terdiri dari:

• Aset yang dimiliki oleh dana pensiun jangka panjang


• Polis asuransi yang memenuhi syarat

Apabila tidak ada harga pasar untuk aset tersebut, maka nilai wajar aset program ditentukan, misalnya, dengan mengukur nilai kini dari ekspektasi
arus kas masa dean dengan suatu tingkat diskonto yang merefleksikan risiko terkait aset program tersebut dan jangka waktu jatuh tempo dari aset.
Nilai Wajar Aset Program (t=0) akan muncul pertama kali dalam laporan keuangan saat entitas pemberi kerja menyatakan berlakunya suatu program
imbalan pasti yang didanai. Pada sat perhitungan pertama, maka pemberi kerja akan melakukan estimasi awal sesuai dengan jumlah pekerja, hak
pekerja, asumsi demografi, dan asumsi aktuarial tertentu. Besaran Nilai Wajar Aset Program (t=1 dan seterusnya) akan dipengaruhi oleh beberapa
komponen di bawah ini:

1. Imbal Hasil Aset Program (pada tingkat diskonto) (HAP)


2. Kontribusi yang dibayarkan (K)
3. Pembayaran Manfaat (pada program yang didanai) (PMd)
Imbalan Pasca Kerja
Biaya
Biaya Jasa
Jasa (1/2)
(1/2)

Biaya Jasa Kini (Current Service Cost)


Biaya Jasa Kini adalah perubahan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti yang berasal dari jasa pekerja pada periode berjalan. Entitas menentukan biaya
jasa kini menggunakan asumsi aktuarial yang ditentukan pada awal periode pelaporan tahunan

Biaya Jasa Lalu (Past Service Cost)


Biaya Jasa Lalu adalah perubahan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti akibat penerapan awal atau membatalkan program imbalan pasti atau
mengubah imbalan terutang dalam suatu program imbalan pasti yang ada saat ini atau karena terjadi kurtailmen (Curtailment).

Kurtailmen didefinisikan sebagai pemenuhan salah satu dari dua kondisi berikut ini:
1. Entitas pemberi kerja menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program, atau
2. Entitas pemberi kerja mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan
pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan lebih rendah.

Biaya Jasa Lalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya, baik yang sudah vested maupun atas yang belum vested.
3. Imbalan bersifat vesting jika pekerja berhak menerima pembayaran atas hak yang tidak digunakan selama masa kerja ketika hubungan kerja
putus.
4. Imbalan bersifat non-vesting jika pekerja tidak berhak menerima pembayaran atas hak yang tidak digunakan selama masa kerja ketika
hubungan kerja putus.
Imbalan Pasca Kerja
Biaya
Biaya Jasa
Jasa (2/2)
(2/2)

Biaya Jasa Lalu dapat bernilai positif maupun negatif, dengan penjelasan sebagai berikat:

1. Bernilai positif jika imbalan diadakan atau jika perubahan yang ada menyebabkan Nilai jika Kini Kewajiban Imbalan Pasti meningkat.
2. Bernilai negatif jika perubahan yang ada menyebakan Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti menurun.

Amandemen PSAK 24 (2018) yang berlaku 1 Januari 2019, menambahkan syarat penentuan Biaya Jasa Lalu. Ketika menentukan biaya jasa lalu,
entitas mengukur kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto menggunakan nilai wajar kini dari aset program dan asumsi aktuarial kini, termasuk
suku bunga pasar dan harga pasar kini yang lain, yang mencerminkan selain imbalan yang ditawarkan dalam program dan aset program sebelum
amandemen program,; juga mencerminkan imbalan yang ditawarkan dalam program dan aset program setelah amendemen program.

Keuntungan/Kerugian atas Penyelesaian (Settlement gains/losses)


Keuntungan/Kerugian atas Penyelesaian diakui sat penyelesaian terjadi. Keuntungan/ kerugian tersebut diperoleh dari selisih antara "Nilai Kini
Kewajiban Imbalan Pasti yang sedang diselesaikan" dan "harga penyelesaiannya, termasuk setiap aset program yang dialihkan dan setiap
pembayaran yang dilakukan"
Imbalan Pasca Kerja
Bunga
Bunga Neto
Neto Liabilitas
Liabilitas (Aset)
(Aset) Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti

Tingkat diskonto ditentukan di awal periode dan diambil dari bunga obligasi berkualitas tinggi (atau obligasi pemerintah) di pasar aktif pada akhir
periode pelaporan sebelumnya. Penggunaan mata uang, periode pelaporan, dan obligasi yang menjadi rujukan harus dilakukan secara konsisten.

Bunga Neto Liabilitas (Aset) Imbalan Pasti terdiri dari:


- Biaya Bunga = tingkat diskonto x Nilai Kewajiban Imbalan Pasti
- endapatan Bunga = tingkat diskonto x Nilai Wajar Aset Program
- Bunga atas dampak Batas Atas Aset = tingkat diskonto x Dampak Batas Atas Aset Seluruhnya dihitung berdasarkan data di awal periode
Imbalan Pasca Kerja
Bunga
Bunga Neto
Neto Liabilitas
Liabilitas (Aset)
(Aset) Imbalan
Imbalan Pasti
Pasti
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain - Definisi

Berdasarkan PSAK 24:


Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain – Pengakuan dan Pengukuran
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain – Penyajian dan Pengungkapan (1)
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain – Penyajian dan Pengungkapan (2)
Imbalan Kerja Berbasis Saham
Imbalan Kerja Berbasis Saham – Definisi
Berdasarkan PSAK 53:
Imbalan Kerja Berbasis Saham – Pengakuan
Imbalan Kerja Berbasis Saham – Pengukuran (1)
Imbalan Kerja Berbasis Saham –Pengukuran (2)
Imbalan Kerja Berbasis Saham – Pengukuran (3)
Imbalan Kerja Berbasis Saham – Pengukuran (4)
Imbalan Kerja Berbasis Saham –Pengungkapan
Imbalan Kerja Berbasis Saham – Contoh (1)
Imbalan Kerja Berbasis Saham – Contoh (2)
Pesangon
• Pesangon merupakan imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas
penghentiian perjanjian kerja sebagai akibat pemberhentian pekerja
sebeleum usia purna karya normal atau keputusan pekerja
menerima tawaran imbalan seagai pertukaran penghentian
perjanjian kerja.

Syarat mengakui pesangon sebagai liabilitas dan beban pada tanggal yang lebih
awal di antara :
A. Entitas tidak dapat menarik lagi tawaran atas imbalan tersebut; dan

B. Entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang


lingkup PSAK 57 dan melibatkan pembayaran pesangon
Pesangon

Kondisi Ketika tidak dapat lagi menarik tawaran penghentian perjanjian kerja adalah saat telah
dikomunikasikan ke pekerja yang terkena dampak dan memenuhi kriteria:
1. Kecil kemungkinan perubahan signifikan atas program tersebut
2. Program mengidentifikasi jumlah pekerja yang akan dihentikan, klasifikasi pekerjaan/ fungsi
dan lokasinya serta tanggal penyelesaian
3. Program membuat detail yang memadai sehinggaa pekerja dapat menentukan jenis dan
jumlah imbalan yang akan diterima.

Pesangon diukur pada nilai nominal jika akan diselesaikan dalam waktu 12 bulan dan akaan
diukur pada nilai kini akan diselesaikan lebih dari dua belas bulan
Pesangon

Pengukuran
Entitas harus mengukur pesangon pada saat pengakuan awal dan mengakui
perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja.
Jika pesangon merupakan sebuah peningkatan pada imbalan pasca kerja, entitas
menerapkan persyaratan imbalan pasca kerja. Sebaliknya
a) jika pesangon diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas
bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan di mana pesangon diakui,
entitas harus menerapkan persyaratan untuk imbalan kerja jangka pendek.
b) jika pesangon tidak diharapkan untuk dapat diselesaikan seluruhnya sebelum
dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan, entitas harus
menerapkan persyaratan untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya.

Pengungkapan
Imbalan kerja manajemen kunci
Kondisi Pesangon di Indonesia
UU No. 13 Tahun 003 Tentang Ketenagakerjaan mengatur hubungan
antara Pemberi Kerja dan Pekerja yang di dalamnya menjadi ruang
lingkup PSAK 24, yaitu:
1. Perlindungan, pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja
2. Pemutusan hubungan kerja

UU No. 13 Pasal 136 mengatur pesangon, penghargaan dan


penggantian hak yang wajib dibayarkan pemberi kerja kepada pekerja
untuk berbagai jenis pemutusan hubungan kerja
Kondisi Pesangon di Indonesia (Lanjutan)
• Sementara penggantian hak, sesuai dengan pasal 156 ayat 4 UU No.
13/2003 meliputi sebagai berikut:
1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum hangus
2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke
tempat di mana pekerja/buruh diterima bekerja
3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan
ditetapkan 15% dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat
4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan
entitas, atau perjanjian kerja bersama
Definisi
• Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak
terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah
melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi
yang sama.
• Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti
• Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat mengakibatkan
arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi.

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 35


Pengakuan Provisi
Provisi diakui jika: Present
(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat obligation
hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai Past event
akibat peristiwa masa lalu;

Probable
(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban outflow
tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah Reliable


kewajiban ter sebut dapat dibuat. estimate

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi Ref. PSAK 57


tidak diakui.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 36
Pengakuan Provisi
• Dalam kasus kewajiban kini tidak Present
Present Obligation
Obligation
Contoh:
Contoh:Tuntutan
dapat ditentukan secara jelas: Hukum
Tuntutan
Hukum
• setelah mempertimbangkan semua Par
Par15
15
bukti tersedia,
• terdapat kemungkinan lebih besar
terjadi daripada tidak terjadi bahwa
• kewajiban kini telah ada, More
Morelikely
likelythan
thannot
not
• pada akhir periode pelaporan.
End
Endof
ofReporting
ReportingPeriod
Period

Ref. PSAK 57

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 37


Pengakuan Provisi
Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:
(a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban
more
morelikely
likelythan
thannot
not
kini telah ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengakui provisi (jika provision
provision
kriteria pengakuan terpenuhi); dan
(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban Disclose
Disclose aaContingent
Contingent
Liability
Liability
kini belum ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengungkapkan
kewajiban kontinjensi.
Remote:
Remote:
(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika No
No disclosure
disclosure
kemungkinan arus keluar sumber daya
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 38
Pengakuan Provisi
Past
Pastevents
events Present
Present obligation
obligation

Kewajiban hukum timbul Obligating events


dari:
(a) suatu kontrak (secara Constructive
Constructive
Legal
Legal Obligation
Obligation
eksplisit atau implisit); Obligation
Obligation
(b) peraturan perundang-
undangan; atau
(c) pelaksanaan produk Kewajiban konstruktif :
hukum lainnya. (a) berdasarkan praktik baku masa lalu,
dan
(b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa
entitas akan melaksanakan tanggung
jawab tersebut.
Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 39
Pengakuan Provisi
• Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang terpisah dari tindakan entitas pada masa datang
(yaitu penyelenggaraan entitas pada masa datang).
 “Independent of future actions” PSAK 57
Par 19
• Contoh:
• denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang
mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan
kewajiban itu tanpa memandang tindakan entitas pada masa datang.
• biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau
instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk
memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 40


Pengakuan Provisi
• Contoh ...
• ketika terjadi kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat
untuk menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi
peristiwa yang mengikat pada saat terbit peraturan
perundang-undangan baru yang mengharuskan
kerusakan itu untuk ditanggulangi atau pada saat entitas
mengumumkan secara terbuka untuk menanggulangi
kerusakan tersebut sehingga menimbulkan kewajiban PSAK 57
konstruktif. Par 21; 24
• Jika terdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi
atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa),
• kemungkinan arus keluar sumber daya untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan
mempertimbangkan keseluruhannya sebagai suatu
kelompok kewajiban.
Ref. PSAK 57

41
Pengakuan Provisi

42
Liabilitas Kontijensi
 No Recognition  Disclosed

 Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan


keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa dating yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas
 Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu,
tetapi tidak diakui karena
i. tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik untuk
menyelesaikan kewajibannya
ii. jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur andal
Ref. PSAK 57

43
Contingent Assets
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi. (PSAK 57 par 31)

 No Recognition  Disclosed

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa


masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Aset kontinjensi tidak diakui dalam LK karena dapat menimbulkan


pengakuan penghasil yang mungkin tidak pernah terealisasikan.
Akan tetapi, jika realisasi penghasilan sudah dapat dipastikan,
Ref. PSAK 57
aset tersebut disebut sebagai aset. 44
Pengukuran
1. Estimasi terbaik
• Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
• Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini pada akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
• Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah
provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45)

45
Pengukuran

4. Peristiwa Masa Depan


• Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus
tercermin dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa
peristiwa itu akan terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset


• Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak
boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi (PSAK
57 par 51)

46
Penggantian Provisi
• Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,
• penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan
kewajibannya.
• Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
• Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi
nilai provisi.
• Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan
dengan provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi
jumlah yang diakui sebagai penggantiannya.

Ref. PSAK 57

48
Penerapan Aturan Pengakuan dan Pengukuran

• Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan 


estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber
daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi tersebut
dibatalkan. (PSAK 57 par 59)
• Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai tercatatnya
akan meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan
berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya
pinjaman (PSAK 57 par 60)  unwinding of the discount
• Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan
provisi tersebut. (PSAK 57 par 61)

Ref. PSAK 57

49
Kontrak memberatkan

• Jika entitas terikat dalam suatu kontrak


memberatkan, maka kewajiban kini menurut
kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai
provisi. (PSAK 57 par 66)

Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak


terhindarkan untuk memenuhi kewajiban kontraknya melebihi
manfaat ekonomis yang akan diterima dari kontrak tersebut.

50
Pengungkapan Provisi

Untuk setiap jenis provisi, entitas harus mengungkapkan:


(a) nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
(b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan
jumlah pada provisi yang ada;
(c) jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi selama
periode bersangkutan;
(d) jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan; dan
(e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul karena
berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
(f) Uraian singkat mengenai karakterisstik kewajiban dan perkiraan saat arus kas keluar
(g) Indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersbeut jika diperlukan
dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, entitas harus mengungkapkan
asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan
(h) Jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah aset
yang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut
51
Pengungkapan Liabilitas Kontijensi
Liabilitas kontijensi mengenai uraian ringkas mengenai karakteristik
kewajiban kontijensi, dan jika praktis mengungkapkan juga
1. Estimasi dari dampak finansialnya
2. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau
waktu arus keluar seumber daya
3. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga
Pengungkapan aset kontijensi
• Persyaratan pengungkapan dalam kondisi kemungkinan besar terjadi
yaitu ungkapan mengenai uraian singkat karakteristik aset kontijensi
dan jika praktis, estimasi dampak keuangannya

Anda mungkin juga menyukai