Kelompok 4:
1. Yoshua Yohannes Sumaiku (126231096)
2. Iwan Yusia Utama (126231064)
3. Rayhan Atalla Zhafira (126231147)
4. Septafa Alfa Wicakso (126231123)
5. Edwin Heriyanto (126231049)
WHAT IS CAPITAL RATIONING?
How does this process arise?
Terbatasnya jumlah modal yang dimiliki, Adanya kaitan antara alternatif yang satu dengan
sedangkan sektor investasi terdiri dari yang lain dalam bentuk:
beberapa alternatif. a) Independent (berdiri sendiri)
b) Mutually exlusive (memilih salah satu)
c) Dependent atau Contigent (menerima yang satu,
maka harus menerima yang lain)
Purpose
• Untuk memastikan perusahaan tidak akan berinvestasi secara berlebihan, dalam aset.
• Memastikan bahwa dana yang dialokasikan bisa digunakan dengan tepat.
• Memilih sebuah grup dari proyek yang menghasilkan total NPV yang paling tinggi.
• Memastikan juga bahwa perusahaan tidak akan kekurangan uang tunai.
Methode of Capital Rationing
Hard Soft
Capital Capital
Rationing Rationing
BAGAIMANA SOLUSINYA
1. Mengkaji Pilihan Investasi
IRR +
NPV NPV
IRR
A) Internal Rate of Return (IRR) Approach
Ada 6 alternatif investasi yang dapat dipilih yaitu proyek A,B,C,D,E, dan F. Dana yang tersedia atau dimiliki oleh
perusahaan hanya sebesar Rp 25.000.000,- dan Net Investment per masing-masing proyek adalah sebagai
berikut:
Proyek Net Investment (Rp) IRR
A 8.000.000,- 12%
B 7.000.000,- 20%
C 10.000.000,- 16%
D 4.000.000,- 8%
E 6.000.000,- 15%
F 11.000.000,- 11%
Proyek manakah yang sebaiknya diterima oleh perusahaan, bila sifat investasi adalah independent dan Cost of
Capital sebesar 10%?
Answer:
Proyek Net Investment IRR
(Rupiah)
B 7.000.000 20%
C 10.000.000 16%
E 6.000.000 15%
A 8.000.000 12%
F 11.000.000 11%
D 4.000.000 8%
Budget yang tersedia (budget line) sebesar Rp 25.000.000,- dengan demikian maka alternative investasi yang
dapat dipilih adalah:
Proyek B Net Investment : Rp 7.000.000,-
Proyek C Net Investment : Rp 10.000.000,-
Proyek E Net Investment : Rp 6.000.000,-
Jumlah Investasi : Rp 23.000.000,-
B) Net Present Value (NPV) Approach
Proyek PV in Cash Flow (Rp)
A 10.000.000
B 11.200.000
C 14.500.000
D 3.600.000
E 8.100.000
F 12.650.000
Proyek Net Investment (Rupiah) IRR
B 7.000.000 20%
C 10.000.000 16%
E 6.000.000 15%
A 8.000.000 12%
F 11.000.000 11%
Cut Off Point
D 4.000.000 8%
Answer:
Alternatif 1
Untuk Proyek B,C,E menghasilkan PV : Rp 33.800.000
Dana yang diperlukan untuk Investasi : (Rp 23.000.000)
Net Present Value (NPV) : Rp 10.800.000
Alternatif 2
Untuk Proyek B,C,A menghasilkan PV : Rp 35.700.000
Dana yang diperlukan untuk Investasi : (Rp 25.000.000)
Net Present Value (NPV) : Rp 10.700.000
Berdasarkan hasil perhitungan, kombinasi proyek yang dapat dipilih adalah proyek B,C, dan E atau alternative 1
walaupun ada dana menganggur sebesar Rp 2.000.000 (Rp 25.000.000 – Rp 23.000.000).
C) Net Present Value (NPV) + Internal Rate of Return (IRR)
Suatu proyek menurut pertimbangan IRR hanya dapat diterima jika IRR>Cost of Capital Proyek.
Sedangkan menurut NPV, discount rate yang digunakan adalah sebesar Cost of Capital. Jika PI > 1 maka
usul proyek diterima.
1 10.000.000 0,95
2 15.000.000 1,15
3 12.500.000 1,20
4 17.500.000 1,10
5 7.500.000 1,09
Budget yang tersedia untuk proyek tersebut Rp 35.000.000,- proyek manakah yang sebaiknya diterima?
Masing-masing proyek Independent (Berdiri sendiri)
Proyek 2 dan 3 Mutually exlusive (Memilih salah satu)
Proyek 1 dan 3 Dependent (Menerima satu, harus menerima yang lain)
Answer:
[Masing-masing proyek Independent]
Proyek 1 sebaiknya ditolak, karena menghasilkan kurang dari 1, sedangkan proyek yang bisa
diterima adalah sebagai berikut:
Cara 2:
Total PV untuk 3+4 : Rp 34.250.000
Dana yang tersedia : (Rp 30.000.000)
NPV (Total Profit) : Rp 4.250.000
Apabila dalam kondisi seperti ini maka yang dipilih adalah proyek 3. Karena PI 3 > PI 2, dan ranking proyek akan
menjadi seperti ini:
3 12.500.000 1,20
4 17.500.000 1,10
5 7.500.000 1,09
1 10.000.000 0,95
Dari data diatas dapat dilihat bahwa, bila diukur maka proyek yang dapat diterima dengan budget yang tersedia
sebesar Rp 35.000.00,- adalah proyek 3 dan 4 saja, sedangkan proyek 5 tidak dapat diterima walaupun PI nya
lebih dari 1 tetapi tidak dipilih karena dana tidak mencukupi (Proyek 1 maka jelas ditolak)
Answer:
[Proyek 1 dan 3 Dependent]
Dalam hal ini perlu dicari lebih dulu PI gabungannya, sebagai berikut:
Dari rangking di atas maka berdasarkan dana yang tersedia, proyek – proyek yang dipilih sekarang adalah:
Cara 1
Proyek 2 dan 4 walaupun masih ada sisa dana Rp 2.500.000 sedang total profit yang diterima adalah: (17.250.000 +
19.250.000) – (15.000.000 + 17.500.000) = Rp 4.000.000,-
Proyek lain walaupun dapat diterima belum dapat dipilih karena kurang dana.
Cara2
Kombinasi lain yang dimungkinkan adalah proyek 5 dan 3+1 sisa dana Rp 5.000.000 sedang profit yang diterima
adalah:
(Rp 8.175.000 + Rp 24.480.000) – (Rp 7.500.000 – Rp 22.500.000) = Rp 2.655.000,-
Pertimbangan dalam unsur Investasi
Salah satu problem yang dihadapi para pembuat keputusan/perencana proyek melebihi 1 tahun / jangka Panjang
adalah risiko ketidakpastian.
Risiko selalu ada dalam kegiatan investasi apapun karena investasi harus mengestimasikan berapa besarnya cash
flow / return selama periode investasi
Estimasi / nilai yang diperoleh dari kegiatan investasi belum tentu sesuai yang diharapkan karena factor-faktor
tertentu.
Kalau factor tersebut sudah dapat diramalkan sebelumya maka disebut sebagai risiko.Tapi jika tidak dapat
diramalkan maka disebut sebagai ketidakpastian.
Semakin lama suatu proyek di investasikan maka semakin besar risiko yang dihadapai karena makin banyaknya
kemungkinan yang akan terjadi sehingga yang disebut sebagai risiko adalah fungsi dan waktu.
Standar Deviasi
Q = Deviasi Standar
Axt = Aliran kas untuk kemungkinan ke x pada periode t
Pxt = Probabilitas kejadian aliran kas
At = Nilai yang diharapkan dari aliran kas pada periode t.
Case:
Ada 2 usulan investasi yang mempunyai probabilitas kejadian yang berbeda – beda (Rp 1.000)
Proyek A Proyek B
Probabilitas Aliran Kas (Rp) Probabilitas Aliran kas (Rp)
0,10 6.000 0,10 4.000
0,20 7.000 0,25 6.000
0,40 8.000 0,30 8.000
0,20 9.000 0,25 10.000
0,10 10.000 0,10 12.000
COV= Q / A
Maka;
Proyek A
COV = Rp 1.095,- / 8000 = 0,137
Proyek B
COV = Rp 2.280,- / 8000 = 0,285
Continue
[Kesimpulan]
• Proyek B mempunyai Standar Deviasi lebih besar dari A, menunjukkan penyebaran besar dan kemungkinan
hasil yang diperoleh juga akan lebih besar disbanding proyek A.
• Proyek B mempunyai risiko yang lebih besar daripada proyek A karena COV proyek B 0,285 sedangkan A
adalah 0,137.
• Proyek yang dipilih adalah Proyek A karena mempunyai Standar Deviasi dan COV yang lebih rendah daripada
Proyek B. Dilihat dari nilai yang diharapkan sama antara proyek A dan B.
2. Melakukan perangkingan investasi
Investasi Investasi
Horizontal Vertikal
Investasi Investasi
Konglomerat Platform
Metode Investasi
Membeli
Perusahaan
Membeli
Saham
Membangun
Aset
Benefit Investasi Asing Langsung
Fasilitas
Pajak Rendah
bukan pajak
Promosi
Promosi
Kawasan
Tenaga kerja
Khusus
Investasi
Infrastruktur
Contoh FDI di INDONESIA
[Hyundai]
4.3 REAL OPTION
4.3.1 Sejarah dan Perkembangan Real Option
4.3.2 Definisi
4.3.3 Perbandingan Real Options dengan Discounted CF Project
-------Valuation Method
4.3.4 Jenis-jenis Real Option
4.3.5 Parameter Real Option
4.3.6 Metode Option Valuation
4.3.7 Tahapan Proses Aplikasi Real Option
4.3.8 Kelebihan dan Kelemahan Real Option
4.3.9 Contoh Sederhana
4.3.10 Contoh Aplikasi Real Option
4.3.11 Studi Kasus
4.3.1 Sejarah dan Perkembangan Real Option
Teori option pricing menarik kalangan industri non keuangan (non-financial Industry) karena
Option kemampuannya dalam mempertimbangkan fleksibilitas manajemen dalam menunda, merevisi
Pricing investasi dan melakukan strategi operasi seiring dengan terpecahkannya tingkat ketidakpastian
suatu proyek. Aplikasi teori ini dalam industri non keuangan dikenal dengan nama “ Real options”.
Istilah real options mulai diperkenalkan oleh Stewart Myers pada tahun 1977 dengan cara meng-
observasi dan mengaplikasikan teori option pricing dalam keputusan investasi. Istilah ini mengacu
1977 pada aplikasi teori penilaian opsi hingga penilaian riil terhadap investasi non financial yang memiliki
fleksibilitas, seperti proyek penelitian dan pengembangan, ekspansi pabrik dan sejenisnya. Topik ini
menarik perhatian khususnya para akademisi pada tahun 1980-an sehingga 1990-an, dan pada
masa ini diterbitkan beberapa artikel yang terkait mengenai teori dan aplikasinya.
Kemudian Aswath Damodaran (1994) mengembangkan model financial option untuk menghitung
nilai equity, nilai perusahaan yang bergerak dibidang sumber daya alam dan nilai nilai perusahaan
1994 farmasi yang memiliki hak paten, sehingga dengan demikian model financial option untuk analisis
keputusan investasi menjadi berkembang dan dikenal dengan sebutan real options.
4.3.1 Sejarah dan Perkembangan Real Option (Lanjutan)
Trigeorgis (1996) menyatukan pemahaman-pemahaman berbeda mengenai Real options, secara
komprehensif, ia menganalisa teknik-teknik pembiayaan modal dan merumuskan pendekatan
1996 berdasarkan penilaian opsi yang bertujuan untuk mengkuantifikasikan fleksibilitas. Ia juga
menganalisa interaksi antar opsi, penilaian opsi-opsi gabungan yang umum digunakan dalam
penilaian proyek dengan real options, dan penilaian terhadap akibat dari interaksi antar opsi
tersebut. Metodologi yang dikemukakan Trigeorgis dalam bukunya sangat teoritis, dan membentuk
pemahaman teknik penilaian dengan real options.
Amran dan Kulatika (1999), menulis buku mengenai pengenalan pada real options, termasuk
didalamnya opsi financial dan aplikasi dari real options . Namum buku tersebut tidak memberikan
1999 detil penerapan metodologi untuk evaluasi real options . Buku ini memberikan seberapa luas real
options dapat diaplikasikan.
4.3.2 Definisi
GERARD CUMMINGS Opsi nyata adalah peluang bagi manajemen untuk mengubah waktu, skala, atau aspek lain dari
investasi dalam menanggapi perubahan dalam kondisi pasar. Peluang-peluang ini adalah
pilihan dalam arti manajemen dapat melakukan tindakan-tindakantersebut demi kepentingan
terbaik perusahaan. Peluang ini nyata, seperti menentang keuangan, karena mereka melibatkan
keputusan mengenai aset nyata, seperti tanaman, peralatan, dan tanah, daripada aset keuangan
seperti saham atau obligasi.
SPORLEDER AND Real options are based on mutual characteristics of investment decisions, and where the
BAILEY, 2001. investment costs cannot be completely recovered and investment outcomes are not known with
certainty.
WIKIPEDIA Real options valuation, also often termed real options analysis, (ROV or ROA) applies option
LENOS AND valuation techniques to capital budgeting decisions. A real option itself, is the right—but not
TRIGEORGIS the obligation—to undertake certain business initiatives, such as deferring, abandoning,
expanding, staging, or contracting a capital investment project. For example, real options
valuation could examine the opportunity to invest in the expansion of a firm's factory and the
alternative option to sell the factory.
4.3.2 Definisi (Lanjutan)
THOMAS J HAND Real options merupakan suatu metode untuk menghitung nilai opsi yang ada pada masa yang
akan datang dalam keadaan yang tidak pasti.
CONCLUSION Real options merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian terhadap proyek investasi yg memiliki
opsi-opsi yang timbul karena adanya ketidakpastian dalam variable-variabel pembentuk nilai investasi tersebut sehingga
diperoleh nilai yang optimal untuk waktu yang berbeda dimasa yang akan datang, dengan penilaian dititikberatkan pada
fleksibilitas dari investasi tersebut.
Real options sangat berguna pada penerapannya dalam :
• Identifikasi pola atau jalur investasi korporasi yang berbeda atau proyekproyek yang dijalankan dalam kondisi bisnis
yang tidak pasti.
• Menilai setiap opsi strategi investasi dan memberikan pandangan secara keuntungan financial dan kelayakannya.
• Memberikan prioritas atas opsi-opsi investasi yang ada berdasarkan metrik-metrik kuantitatif dan kualitatif.
• Mengoptimalkan nilai dari keputusan investasi strategi dengan mengevaluasi opsi-opsi berbeda dalam kondisi
tertentu dengan urutan evaluasi yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang optimal.
• Menentukan waktu yang paling tepat dalam melakukan eksekusi investasi dan menemukan nilai optimal dari
variable-variabel biaya dan pendapatan.
• Mengatur dan mengembangkan opsi-opsi yang ada dan menentukan keputusan yang strategis untuk keuntungan di
masa yang akan datang.
4.3.3 Perbandingan Real Options dengan Discounted CF
Project Valuation Method
Metode penilaian real options dapat diartikan sebagai perluasan dari pendekatan discounted cash flow (DCF) karena
dapat memberikan nilai tambah terhadap suatu proyek dikarenakan kehadiran management fleksibilty.
Perbedaan mendasar antara model real options dengan model discounted cash flow (DCF) adalah bagaimana metode
tersebut mempertimbangkan faktor risiko atas aliran kas (cash flow). Dalam DCF, pendekatannya adalah dengan
mengunakan gabungan antara faktor risiko atas ketidakpastian dan waktu, dimana discounted factor ini yang digunakan
untuk menghitung NPV dari cash flow suatu proyek. Sedangkan dalam real options, pendekatannya berusaha
memisahkan faktor risiko atas ketidakpastian dan faktor risiko terhadap waktu.
Pada dasarnya kelebihan dari Real options terhadap perhitungan NPV dengan metode DCF adalah kemampuannya
untuk memperhitungkan ketidakpastian variabel pembentuk nilai NPV, dan adanya opsi yang memberikan pilihan yang
lebih luas untuk proyek investasi yang sama. NPV, meskipun banyak digunakan, namun tidak memberikan kemungkinan
akan ketidakpastian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Selain itu, NPV sangat bergantung pada asumsi-asumsi
yang ditetapkan terhadap variable-variabel yang memiliki ketidakpastian, yang akan sangat memepengaruhi nilai NPV
itu sendiri terutama bila menyangkut aspek finansial seperti harga, tingkat inflasi, discount rate, dan sebagainya.
4.3.3 Perbandingan Real Options dengan Discounted CF
Project Valuation Method (Lanjutan)
CONCLUSION Kesimpulannya, terdapat tiga aspek yang mendasari perbedaan antara real option dengan DCF yaitu:
1. Fleksibilitas
Fleksibilitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan penundaan, meninggalkan proyek, melakukan
ekspansi, atau memutuskan sebuah kontrak terhadap suatu investasi.
2. Kontingensi
Kontingensi merupakan situasi dimana masa depan suatu investasi bergantung pada kesuksesan investasi saat ini.
3. Volatilitas
Investasi yang memiliki nilai volatilitas yang lebih besar akan memberikan nilai opsi yang lebih besar juga. Dalam teori
finansial standar, lebih besar nilai volatilitas maka berarti lebih besar nilai discount rate dan lebih kecil nilai NPV.
4.3.4 Jenis-jenis Real Option
• Timing option – Options ini terjadi apabila terdapt kesempatan utuk melakukan ekspansi, karena terdapat
ketidakpastian dalam cashflow di masa depan, maka para manajer dapat melakukan penundaan investasi hingga
ketidakpastian tersebut dapat diselesaiakan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.
• Growth option - Growth options timbul akibat dari melakukan investasi yang menyediakan payoff dalam uncertain
markets yang belum terjadi. Options ini juga dapat timbul dari berbagi kebijakan, sebagian besar akibat dari hasil
exercise timing options.
• Flexibility option - Fleksibilitas dapat berasal dari ketidakpastian mengenai multiple markets, produk, dan bahkan
human resources.
• Exit option / abandonment option – Pemegang option memiliki hak untuk pembatalan proyek.
• Larning option – Uji coba untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi.
• Hybrid option – Setiap proyek memiliki ciri khas untuk option yang digunakan.
• Compound option – Exercise suatu option, menghasilkan option lainnya.
• Rainbow option – Suatu investasi menghadapi berbagai macam sumber ketidak pastina, secara bersamaan.
4.3.5 Parameter Real Option
1. Nilai underlying risky asset: Dalam real options yang dimaksud dengan nilai underlying risky asset adalah nilai
sebuah proyek atau investasi.
2. Harga exercise/strike: Adalah jumlah uang yang diinvestasikan untuk meng-exercise suatu options apabila
seseorang membeli sebuah options atau sebaliknya yaitu jumlah uang yang diterima ketika seseorang menjual
sebuah options.
3. Waktu jatuh tempo: Nilai options akan meningkat apabila tanggal jatuh tempo sebuah options semakin panjang.
4. Standar deviasi underlying risky asset: Nilai suatu options akan bertambah seiring dengan bertambahnya risiko
dari asset tersebut karena payoff suatu options ditentukan oleh seberapa besar nilai asset tersebut melebihi
exercise price-nya.
5. Tingkat bunga risk free: Nilai options semakin tinggi apabila tingkat bunga risk free semakin tinggi.
4.3.6 Metode Option Valuation
1. Black School (Closed-Form Model)
Metode Black-Scholes merupakan jenis closed-form solution dan awal dari beberapa car untuk melakukan penilain
options.
3. Binomial Lattice
Teknik dengan pendekatan binomial lattice menggunakan diagram pohon (tree diagram) untuk menggambarkan
ketidakpastian (uncertainty) dari suatu proyek seperti yang dilakukan pada analisa decision tree. Diagram pohon ini
dikenal dengan lattice.
4.3.7 Tahapan Proses Aplikasi Real Option
Dalam menggunakan analisis decision trees dan net present value (NPV) dalam melakukan evaluasi. Untuk
memudahkan, maka proses aplikasi ROA ini dibagi menjadi lima tahapan sehingga kita akan terbantu untuk
memetakan manakah yang menjadi fakta, mana ketidakpastian yang ada dan keputusan apa yang perlu
dibuat.
1. Mengidentifikasi mana fakta, ketidakpastian dan keputusan yang harus dibuat.
2. Memecah-mecah keputusan menjadi hirarki keputusan.
3. Mengidentifikasi option berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi melalui hirarki keputusan.
4. Membuat decision tree untuk menghitung nilai dari desain fasilitas yang statis dan decision tree untuk
menghitung nilai apabila factor real option telah dimasukan.
5. Menentukan expected value maximal untuk membuat keputusan.
4.3.8 Kelebihan dan Kelemahan Real Option
Kelebihan metode real options adalah :
1. Keuntungan dari penggunaan metode real options dibandingkan dengan metode DCF dalam penganggaran
modal adalah analisis real options memperlakukan sebuah peluang investasi sebagai sebuah pilihan atau
options. Manajemen mempunyai kebebasan untuk merevisi, mengadaptasi atau merubah keputusan dalam
penganggaran modal.
2. Kelebihan real options terhadap perhitungan NPV dengan metode DCF adalah kemampuannya untuk
memperhitungkan ketidakpastian variabel pembentuk NPV.
Untuk menyederhanakan masalah perhitungan, diasumsikan kenaikan harga pada alternatif membeli bahan baku pada saat dibutuhkan saling
menghilangkan (offset) tingkat diskonto. Dengan demikian, nilai pembelian HPH saat ini (alternatif 1) dengan nilai alternatif kedua adalah sama 5 miliar
rupiah. Arus kas dalam 5 tahun mendatang adalah 6 miliar rupiah untuk kedua alternatif sehingga kedua alternatif memiliki nilai arus kas bersih (NPV) 1
miliar rupiah.
Manajemen PT Furniture mulai memasukkan unsur ketidakpastian dan dalam 5 tahun mendatang ada tiga kemungkinan perubahan situasi dan kondisi
peraturan berkenaan dengan HPH sebagai berikut.
1. Peraturan Diperketat, peluang 30%
2. Peraturan Tetap sama (tidak ada perubahan berarti), peluang 60%
3. Peraturan Diturunkan, peluang 10%
4.3.9 Contoh Sederhana (lanjutan)
Bila ketiga kemungkinan tersebut dikaitkan dengan Tabel 1 maka hasilnya
sebagai berikut.
Dari ilustrasi tersebut tampak bahwa nilai alternatif ke-1, yakni membeli HPH
tampak lebih menjanjikan dibandingkan alternatif kedua. Namun, masalahnya
tidak sesederhana itu. Bila PT Furniture memutuskan membeli HPH dan bila
dalam 5 tahun mendatang peraturan justru diperlunak, misalkan saja
dikarenakan “euforia” otonomi daerah maka keputusan ini akan mungkin
berakibat kerugian sebesar 0,5 miliar rupiah.
Strategi A
Perusahaan akan melakukan pengeboran “Test well” sebesar $10 juta selama dua tahun sampai mendapatkan hasil sebelum melakukan full
investasi untuk mengembangkan prospek tersebut selama 3 tahun. Jika produksi tidak sesuai ekspektasi, maka ada strategi akan di farm-out
sebanyak 49% ke partner dengan asumsi akan menghemat sekitar $30 juta. Pengeboran test well ini tentunya akan menambah biaya dan
mengambil waktu yang agak lama, tetapi dilain pihak informasi yang didapatkan akan lebih akurat dibandingkan dengan 3D seismic. Diasumsikan
penundaan full investment setahun akan kehilangan opportunity revenue sebesar 4% dari $ 200 juta nilai PV project tersebut atau sebesar $8 juta
per tahun.
Strategi B
Melakukan 3D seismic tentunya lebih murah yaitu sebesar $5 juta dalam waktu ½ tahun. Kemudian melakukan full investasi selama 1.5 thn
sebelum akhirnya berproduksi. Meskipun 3D seismic lebih cepat dibandingkan test well tetapi informasi yang didapat tidak seakurat dengan test
well. Sama seperti strategi A, melakukan strategi farm out jika produksi tidak sesuai ekspektasi.
Strategi C
Langsung Melakukan Full investment saat ini dan mengambil risiko karena melihat harga sekarang lagi tinggi sehingga tidak kehilangan opportunity.
4.3.10 Contoh Aplikasi Real Option (lanjutan)
PV revenue dari project sebesar $200 M, jika dikurangi biaya utk test well $10 M dikurang cost drilling sebesar $100 M,
maka hasil net present value adalah $90 M. Adanya opsi utk abandon the project jika test well gagal memberikan hasil
NPV untuk strategy A sebesar $ 123.74 M. Maka, option value dari test well ini sebesar $33.74M (123.74 – 90).
Pada strategi B, dengan murah dan cepatnya studi seismic study diasumsikan akan meningkatkan tingkat volatilitas dari proyek itu
(35% compared to strategy A : 30%), Strategic value dari menjalankan 3D seismic is $129.58M, dimana NPV dari proyek sekarang
adalah $ $95M ($200M kurang the total cost $100M dan $5M). Maka, option value untuk mendapatkan informasi dari 3D seismic ini
adalah $34.58M (129.58 – 95).Pada strategi C, dengan langsung melakukan full investment maka hasil NPV dari project tersebut
adalah $100 juta ($200 – 100) dengan nilai opsi kalau menunggu adalah tidak ada alias nil.
Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa strategi B yaitu dengan melakukan seismic test terlebih dahulu mempunyai nilai opsi
yang lebih baik dibandingkan dengan strategi A untuk melakukan test wells.
Perbedaan nilai antara strategi B dan strategi A adalah sebesar $5.84M ($129.58-123.74M). Dengan nilai ini kita bisa tentukan
berapa biaya maksmimum yang bisa dikeluarkan untuk test well agar nilai opsinya sama dengan melakukan 3D seismic yaitu dari
Breakeven pointnya sebesar $ 10M-$5.84M = $4.16M.
4.3.11 Studi Kasus – contract option (opsi untuk
pengembangan)
Refer to File Below:
Microsoft Edge
PDF Document
4.3.11 Studi Kasus – abandoned option (opsi untuk
meninggalkan)
Refer to File Below:
Microsoft Edge
PDF Document
4.4 Isu Keberlanjutan
Penganggaran modal yang efektif akan membantu untuk menetapkan saat yang tepat
untuk melakukan ekspansi pasar. Perusahaan yang telah memperkirakan kebutuhan
usahanya dengan perencanaan yang matang akan mempunyai cukup waktu untuk
mempersiapkan segala kebutuhan yang akan diperlukan untuk keberhasilan rencana
ekspansi. Maka pada akhirnya, Capital Budgeting (Penganggaran Modal) menjadi
penting, karena dengan melakukan ekspansi pasar lazimnya memerlukan pengeluaran
yang besar. Maka sebelum Perusahaan membelanjakan uang dalam jumlah yang besar
tersebut, Perusahaan telah melakukan penyusunan rencana yang matang dan tepat,
agar dana yang dibelanjakan dapat menghasilkan beberapa keuntungan yang diharapkan
oleh Perusahaan, yang diantaranya adalah: meningkatkan penjualan, meningkatkan
pangsa pasar, meningkatkan loyalitas pelanggan, meningkatkan kualitas pelayanan, dan
capaian strategis lainnya
4.4 Isu Keberlanjutan
Triple Bottom Line (TBL) merupakan salah satu cara yang inovatif untuk para
eksekutif dan perusahaan untuk menemukan konsep berkelanjutan yang
menguntungkan masa depan di era akuntabilitas lingkungan dan sosial.
Kurangnya kesadaran
• Beberapa akuntan mungkin tidak sepenuhnya menyadari pentingnya etika akuntansi dan prinsip-prinsip
yang harus mereka ikuti
Teknologi dan Etika
• Perkembangan teknologi juga memunculkan tantangan baru dalam menerapkan etika akuntansi
Pengertian Penganggaran Modal
Hogaboam, Liliya Viviers & Cohen
& Shook Khamess
Evaluasi sistematis Penganggaran modal Proses menggunakan
dari beberapa modal adalah menganalisis dana untuk
untuk berinvestasi peluang investasi di mengakuisisi
dalam proyek atau asset jangka Panjang operasional asset
asset dan yang diharapkan yang membantu
perusahaan aset untuk menghasilkan perusahaan untuk
tertentu harus manfaat bagi lebih mendapatkan
digunakan untuk dari satu tahun pendapatan masa
memenuhi tujuan depan atau untuk
investasi mereka mengurangi biaya
masa depan
Faktor yang mempengaruhi aktivitas
penganggaran modal
ETIKA
PENGAN
AKUNTA
GGARAN
N
Hubungan Akuntan dan Penganggaran
Hubungan Akuntan dengan penganggaran sangat terlibat mulai dari proses
penyusunan jenis anggaran hingga pelaporan kinerja atau laporan
pertanggungjawaban yang hasil akhirnya akan digunakan dalam
pengambilan keputusan. Apabila terdapat kesalahan yang dimulai dalam
proses penganggaran modal akan menyebabkan efek merugikan posisi
keuangan perusahaan di masa depan.
Seorang akuntan juga dapat tidak berlaku etis untuk mementingkan
keperluan dirinya sendiri atau kepentingan pihak yang ingin diuntungkan
dengan salah satu caranya dapat melakukan “Windows Dressing”
Pengertian Windows Dressing
Christina & Andadari, 2015:
“Window dressing dapat diartikan sebagai usaha dari beberapa pihak
untuk memperbaiki portofolio. Selain dilakukan oleh Manajer Investasi
reksadana, window dressing juga dilakukan emiten atau perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
Desimon, 2013
Mengidentifikasi Window Dressing dalam
Akuntansi
• Perbaikan saldo kas karena pinjaman jangka pendek atau arus kas dari
aktivitas non-operasi. Peninjauan yang tepat harus dilakukan pada
laporan arus kas untuk memeriksa aktivitas mana yang menghasilkan
arus kas masuk.
• Kenaikan atau penurunan yang tidak biasa dalam saldo akun mana pun
dan efeknya dalam keuangan
• Perubahan kebijakan akuntansi sepanjang tahun seperti perubahan
penilaian persediaan, perubahan metode penyusutan, dll.
• Peningkatan penjualan karena diskon besar-besaran dan peningkatan
hutang usaha;
Resiko
• Pada setiap keputusan yang diambil untuk suatu investasi, ada risiko yang
harus dihadapi oleh manajemen perusahaan
• Risiko tersebut tidak mudah untuk diperkirakan akan terjadi atau akan
mungkin dihadapi di masa yang akan datang. Semakin besar
ketidakpastian di dalam suatu proyek maka akan semakin besar pula risiko
yang akan dihadapi
• Risiko yang mungkin dihadapi manajemen di dalam pelaksanaan suatu
proyek investasi adalah tingkat suku bunga, nilai tukar, inflasi, situasi
keamanan dan politik dimana proyek tersebut dilaksanakan
Resiko
Risiko terbagi atas 3 (tiga) yaitu :
1. Risiko yang berdiri sendiri (stand-alone risk) yaitu risiko proyek karena
tidak membagi risiko yang ada ke dalam beberapa aset atau saham, risiko
ini diukur melalui expected return dari proyek tersebut.
2. Risiko perusahaan (corporate/within firm risk) yaitu risiko yang terbagi
atas beberapa aset dalam satu portofolio, diukur melalui dampak proyek
pada ketidakpastian mengenai laba perusahaan di masa mendatang.
3. Risiko pasar (market/beta risk) yaitu tingkat risiko proyek yang
terdiversifkasi dengan baik, proyek hanyalah salah satu dari aktiva-aktiva
yang ada, diukur melalui pengaruh proyek pada koefisien beta perusahaan
(Houston, 2006).
Jenis risiko manakah yang paling relevan?
• Risiko pasar adalah risiko yang paling relevan untuk proyek modal,
karena tujuan utama manajemen adalah maksimalisasi kekayaan
pemegang saham.
01 Sensitivitas
02 Skenario
03 Simulasi
SENSITIVITAS
Salah satu kecenderungan analisis NPV adalah diperolehnya usulan investasi yang
mempunyai nilai NPV yang positif. Ada kecenderungan over-estimate dalam analisis
NPV, sehingga menghasilkan false sense of security
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang terjadi dengan hasil analisis
investasi pada proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-
dasar perhitungan biaya atau benefit. Dengan melakukan analisis sensitivitas,
manajer keuangan bisa memperoleh informasi variabel apa saja yang penting
(critical), yang harus di waspadai oleh manajer keuangan.
SKENARIO
Pada analisis skenario, manajer keuangan mengidentifikasi skenario tertentu,
kemudian menghitung NPV berdasarkan skenario tersebut. Berbeda dengan
analisis sensitivitas, dimana hanya satu variabel berubah, dan mengasumsikan
variabel lain konstan, pada analisis skenario, variabel-variabel bisa berubah secara
bersamaan untuk setiap skenarionya.
Deviasi Standar
Ilustrasi 4
Ilustrasi 4
Ilustrasi 5
REFERENSI
Mun, Jonathan. (2006). Modeling Risk : Applying Monte Carlo Simulation, Real Options Analysis, Forecasting, and Optimization Techniques. New Jersey: John Wiley & Sons.
Modul MKL, Modul CA - Manajemen Keuangan Lanjutan (Plus Soal) (iaiglobal.or.id)
M. Samis, D. Laugton, R. Paulin, The Fundamental difference between the Real options and discounted cash flow project valuation methods, KMC Working Paper, 2003.
Jurnal Penelitian tentang Real Option, BAB II.doc (ui.ac.id)
Real Options Technique: Binomial Lattice | Explore Real Options
Microsoft Word - 07_Armanto_Real Option Analysis.doc (neliti.com)
file (ui.ac.id)
Etika Akuntasi:Pengertian, Tujuan dan Manfaat by ppmschol.ac.id
Agoes, Sukrisno, “Penegakan Kode Etik Akuntan Indonesia”, Makalah dalam Konvensi Nasional Akuntansi III IAI, Semarang 1996
Hogaboam, Liliya, & Shook, S. (2004). Capital budgeting practices in the U.S. forest products industry: A reappraisal. Forest products Journal, 54(12), 149-158.
Khamees, B. A. (2010). Capital budgeting practices in the jordanian industry
Viviers, S., & Cohen, H. (2011). Perspectives on capital budgetingin the south african motor manufacturing industry. Meditari Accountancy Research, 19 (1), 75-93.
Suad, H. (2000). Pembelanjaan perusahaan. Yogyakarta:Liberty
Hansen,D.R & Mowen, M.M. (2005). Akuntansi Manajemen. Edisi ke-7 buku ke-2. Jakarta:Salemba Empat.
Taomi, I.DC. (2021). KAMUS BURSA: Apa Itu Window Dressing? Apa Dampaknya Bagi Investor?. finansial.bisnis.com. https://finansial.bisnis.com/read/20211006/55/1451229/
kamus-bursa-apa-itu-window-dressing-apa-dampaknya-bagi-investor
CFI (2021). Window Dressing. corporatefinanceinstitute.com. https://corporatefinanceinstitute.com/resources/accounting/window-dressing/
Anugraha, G. (2021). Window Dressing in Accounting. wallstreetmojo.com. https://www.wallstreetmojo.com/window-dressing/
Desimon. (2013). Tujuan Ipo. Untuk Dipahami.
Sari, F.A, & Sisdyani, E.A. (2014). Analisis January Effect Di Pasar Modal Indonesia. E-Jurnal akuntansi Universitas Udayana.
TERIMA KASIH