Anda di halaman 1dari 21

Tujuan Pembelajaran:

1. Mahasiswa mengerti asumsi dasar, konsep dan sumber-sumber


modal spesifik yang mendasari biaya modal
2. Mahasiswa mampu menentukan biaya hutang jangka panjang
dan biaya saham preferen
3. Mahasiswa dapat menghitung biaya modal saham biasa,
mengubahnya menjadi biaya laba ditahan dan biaya penerbitan
saham biasa baru
4. Mahasiswa mampu menentukan rata-rata tertimbang dari biaya
modal (WACC) dan mendiskusikan skema pembobotan alternatif
5. Mahasiswa dapat menjelaskan latar belakang dan prosedur
yang digunakan untuk menentukan breaking point dan weighted
marginal dari biaya modal (WMCC)
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan WMCC dalam
keputusan investasi

1
9.2. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang (Obligasi)

Contoh :
PT COC berencana menjual obligasi sejumlah Rp 5.000.000 untuk jangka
waktu 10 tahun. Obligasi akan memberikan kupon 9% (dibagikan setiap
tahun) dengan nilai par Rp 500. Bila tingkat bunga yang ditawarkan oleh
obligasi lain dengan risiko yang setara = 10% (lebih besar dari tingkat
bunga/kupon PT COC) maka obligasi tersebut akan dijual dengan discount
seharga:


 
1  10 %  10 
 500
P 0  9% x500 1   
  = Rp 469


10% 
 1  10 % 10

Bila flotation cost = 1% dari nilai par maka penerimaan bersih dari
penjualan obligasi adalah: Rp 469 – (1% x Rp 500) = Rp 464
2
Memperkirakan besarnya biaya modal sebelum pajak dapat
dilakukan dengan rumus:
 
  Parvalue  Nd )  
I    
 


n 

Kd  



Nd  Parvalue 
2
Di mana : I = nominal kupon (dalam rupiah)
Nd = Penerimaan bersih dari penjualan obligasi
n = maturitas obligasi

Contoh:
Mengambil data untuk kasus sebelumnya maka

 
  500  464 



45     
 


10 

kd   
  464  500 



   
 


2 

48,6
kd =  10,08%  10,1%
482 3
Biaya modal setelah pajak:

Perhitungan biaya modal setelah pajak didasarkan


pada pemahaman bahwa pembayaran bunga hutang
akan mengurangi kewajiban pembayaran pajak oleh
perusahaan. Akibatnya, perhitungan biaya modal
setelah pajak : ki=kd x (1-t)

Contoh: Bila diketahui biaya hutang setelah pajak


(kd) = 10,1% dan tingkat pajak 40% maka biaya
hutang setelah pajak (ki) = 10,1% (1 – 40 %)=
6,06%  6,1%

Dengan demikian dapat dipahami bahwa biaya modal


eksplisit dari hutang jangka panjang lebih kecil dari
alternatif pendanaan yang lain seperti modal saham
karena adanya pengurangan pajak dari pembayaran
bunga.
4
9.3. Biaya Modal Saham Preferen

Biaya modal saham preferen (kp) adalah rasio antara dividen saham preferen
dengan penerimaan penjualan saham preferen. Penerimaan penjualan saham
adalah sejumlah uang yang akan diterima dikurangi dengan flotation cost.
Secara matematis perhitungan biaya modal saham preferen dapat dinyatakan
sbb:

Kp = Dp/Np

Contoh:

PT COC hendak menerbitkan saham preferen dengan nilai par Rp 175/lembar.


Dividen yang akan dibagikan/tahun = 10%. Bila biaya penerbitan dan penjualan
saham =Rp 10/lembar, biaya modal saham preferen :

kp 
Dp

10% xRp175 Rp17,5
  10,6%
Np Rp175  Rp10 Rp165
5
9.4. Biaya Modal Saham Biasa

Constant growth valuation model


Model penilaian pertumbuhan konstan (Model Gordon) didasarkan pada
premis yang menyatakan bahwa nilai suatu saham = nilai sekarang dari
seluruh dividen yang akan diterima di masa yang akan datang. Dividen
tersebut diasumsikan bertumbuh pada tingkat yang konstan untuk periode
yang tak terbatas. Secara matematis, dapat dinyatakan sbb:

D1 D1
ks   g ; berasal dari persamaan P0 
P0 ks  g 
Contoh :
PT COC hendak memperhitungkan besarnya biaya modal sendiri (ks). Bila
diketahui bahwa harga pasar saham biasa (P0) = Rp 100/ lembar, dividen
yang akan dibagikan pada akhir tahun yang akan datang = Rp 5/ lembar,
dan tingkat pertumbuhan dividen = 6 % maka :

D1 Rp5
ks  g   6%  11 %
P0 Rp100
6
Capital Asset Pricing Model

CAPM yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengembalian yang


diharapkan atau cost of common stock equity (ks) dan risiko yang tak
terdiversifikasi (yang diukur dengan  ) dinyatakan sebagai berikut:

ks  Rf  xkm  Rf 
di mana Rf = tingkat pengembalian bebas risiko dan km = tingkat
pengembalian pasar (tingkat pengembalian portofolio pasar dari sejumlah
aktiva)

Contoh:

Biaya modal sendiri PT COC bila diketahui Rf = 4%, = 1 dan km= 11%
adalah:

ks  4%  1x11 %  4%   11 %
7
Biaya modal laba ditahan (kr)
Contoh:
Dengan menganggap bahwa kr =ks maka kr untuk PT COC adalah 11%
Biaya modal laba ditahan tidak perlu disesuaikan dengan flotation cost karena melalui laba
ditahan perusahaan memperoleh dana tanpa mengeluarkan flotation cost.

Biaya penerbitan saham baru (kn)


Biaya penerbitan saham baru menjadi relevan bila tidak tersedia cukup laba ditahan.
Biaya penerbitan saham baru ditentukan dengan menghitung selisih antara biaya modal
sendiri dengan biaya underpricing dan flotation cost. Biasanya, penjualan saham baru
dilakukan secara underpriced (di bawah harga pasarnya) karena beberapa hal,yaitu:
1.Pada kondisi ekuilibrium di mana supply = demand, adanya tambahan
saham baru akan menurunkan harga saham.
2.Pada saat penerbitan saham baru, tingkat kepemilikan dari setiap saham
mengecil sehingga menurunkan harga saham
3.Penerbitan saham biasa baru sering dianggap sebagai suatu tanda bahwa
harga saham di pasar overpriced (terlalu tinggi) sehingga investor
hanya bersedia membeli saham di bawah harga pasarnya.

Secara matematis, perhitungan biaya penerbitan saham baru dinyatakan sbb:


D1
kn   g
Nn
di mana Nn = penerimaan bersih dari penjualan saham biasa baru (penerimaan setelah
dikurangi dengan underpricing dan flotation cost). Nn selalu lebih kecil dari harga pasar
saham sehingga kn selalu lebih besar dari ks (yang berarti juga lebih besar dari kr karena
ks=kr). 8
Contoh:

Dalam perhitungan ks dengan menggunakan model penilaian


pertumbuhan konstan diketahui bahwa ks = 11% yang diperoleh dari D1
= Rp 5, P0 = Rp 100, dan g = 6%. Bila diketahui bahwa penjualan saham
baru akan menurunkan harga saham sehingga menjadi Rp 94/ lembar
dan flotation cost = Rp 4 maka :

D1 Rp5
kn  g   6%  11,55%  11,6%
Nn Rp94  Rp 4

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya penerbitan saham


biasa baru pada umunya lebih besar dari biaya pendanaan jangka
panjang yang lain.

9
9.5. Weighted Average Cost Of Capital
Persamaan matematisnya adalah sbb:
ka  wixki   wpxkp   wsxkratau kn 
di mana :
Wi = proporsi hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan
Wp = proporsi saham preferen dalam struktur modal perusahaan
Ws = proporsi modal sendiri dalam struktur modal perusahaan

wi  wp  ws  1
Contoh:
Berdasarkan berbagai perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui
bahwa:
Biaya hutang jangka panjang(k1) = 6,1%
Biaya modal saham preferen(kp) = 10,6%
Biaya modal laba ditahan (kr) = 11%
Biaya penerbitan saham baru(kn) = 11,6%
Bila pembobotan yang digunakan adalah :
Hutang jangka panjang = 40%
Saham preferen = 10%
Modal sendiri = 50%
Maka WACC = (0,4 x 6,1% ) + (0,1 x 10,6%) + ( 0,5 x 11%) = 9%. Perusahaan
akan menolak proyek yang memberikan tingkat pengembalian kurang dari 9%. 10
9.6. Biaya Marjinal Dan Keputusan Investasi

Langkah pertama untuk menghitung WMCC adalah menghitung


breaking point, yaitu tingkat pembiayaan total yang baru di mana
biaya dari salah satu komponen pembiayaan meningkat. Formula
perhitungan:

Afj
Bpj 
wj
di mana : BPj = breaking point untuk sumber pembiayaan j, Afj =
Jumlah dana yang tersedia dari sumber pembiayaan j pada biaya
tertentu, wj = bobot struktur modal (dinyatakan dalam bentuk
desimal) untuk sumber pembiayaan j.

11
Contoh :
Ketika seluruh laba ditahan PT COC sejumlah Rp 3.000.000 dengan kr = 11%
telah habis digunakan, PT COC perlu menerbitkan saham biasa dengan biaya
kr = 12%.
Selain itu, PT COC berharap dapat meminjam hutang jangka panjang sejumlah
Rp 4.000.000 dengan ki = 6,1% dan tambahannya akan dikenai ki= 8,9%.
Dengan demikian terdapat dua breaking point, yaitu:

a.Ketika PT COC kehabisan laba ditahan sejumlah Rp 3.000.000 dengan


biaya kr=12% dan
b.Ketika PT COC kehabisan hutang jangka panjang Rp 4.000.000 dengan
biaya ki = 6,1% maka:

Perhitungan breaking point untuk PT COC adalah:


a.Breaking Point modal sendiri =
Rp3.000.000
 6.000.000
0,5
b. Breaking Point hutang jangka panjang =

Rp 4.000.000
 Rp10.000.000
0,4 12
Contoh:
Tabel 9.1
Perhitungan WACC Pada 3 Skenario Pembiayaan

Range pembiayaan Sumber Modal Bobot Biaya (%) WACC (%)


Hutang jk panjang 0,4 6,1 2,44
Saham preferen 0,1 10,6 1,06
0 – 6 juta
Modal sendiri 0,5 11 5,5
9
Hutang jk panjang 0,4 6,1 2,44
Saham preferen 0,1 10,6 1,06
6 juta – 10 juta
Modal sendiri 0,5 12 6
9,5
Hutang jk panjang 0,4 8,9 3,56
Saham preferen 0,1 10,6 1,06
> 10 juta
Modal sendiri 0,5 12 6
10,62 13
Perhitungan Biaya
1. 0,4 x 6 jt = 2,4 jt = 6,1%
2. Tak dibatasi = 10,6%
3. 0,5 x 6 jt = 3 jt = 11%

4. 0,4 x 10 jt = 4 jt = 6,1%
5. Tak dibatasi = 10,6%
6. 0,5 x 10 jt = 5 jt = 12%

7. 0,4 x 12 jt = 4,8 jt = 8,9%


8. Tak dibatasi = 10,6%
9. 0,5 x 12 jt = 6 jt = 12%
14
GRAFIK PELUANG INVESTASI (IOS= INVESTMENT
OPPORTUNITY SCHEDULE)

Setiap saat perusahaan memiliki beberapa peluang investasi yang


berbeda-beda menurut ukuran investasi, risiko dan tingkat
pengembaliannya.

IOS adalah perankingan peluang investasi yang disusun


berdasarkan tingkat pengembaliannya, yaitu dari tingkat
pengembalian tertinggi sampai tingkat pengembalian terendah.

15
Tabel berikut ini adalah contoh IOS dari perusahaan ELMO :

Tabel 9.2
IOS Perusahaan ELMO

IRR Investasi Awal Investasi Kumulatif


Peluang Investasi (%)
A 15 1.000.000 1.000.000
B 14.5 2.000.000 3.000.000
C 14 4.000.000 7.000.000
D 13 1.000.000 8.000.000
E 12 3.000.000 11.000.000
F 11 2.000.000 13.000.000
G 10 1.000.000 14.000.000

16
17
Dari keterangan di atas dapat dilihat terdapat 2
breaking point:
BPcommon equity=300.000/0,5=600.000
BPutang jangka panjang=400.000/0,4=1000.000

18
WACC PT RITA
INTERVAL SUMBER PROPORSI BIAYA TERTIMBANG
0 - 600.000 Utang 40 5,6 2,2
Shm Preferren 10 9 0,9
Saham Biasa 50 13 6,5
Weighted Average C o C 9,6
600.000- Utang 40 5,6 2,2
1.000.000 Shm Preferren 10 9 0,9
Saham Biasa 50 14 7,0
Weighted Average C o C 10,1
Utang 40 8,4 3,4
Shm Preferren 10 9 0,9
Saham Biasa 50 14 7,0
Weighted Average C o C 11,3
19
Membuat
keputusan Investment IRR Initial Cumulative
opportunity Investment Investment
pembiayaan /
investasi,
bila A 15 100.000 100.000
diketahui: B 14,5 200.000 300.000
C 14 400.000 700.000
D 13 100.000 800.000
E 12 300.000 1.100.000
F 11 200.000 1.300.000
G 10 100.000 1.400.000

Gambarkan grafik WMCC dan IOS, proyek


mana yang diterima?
20
Jawab

21

Anda mungkin juga menyukai