Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN DIVIDEN

(DIVIDEND POLICY)

SUWONO, S.E, M.Si


081327653999
SUWONO_GRP35@YAHOO.CO.ID
Pengertian

Agus Sartono menyatakan bahwa : “Kebijakan dividen adalah keputusan


apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi di masa datang”

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti menyatakan bahwa : “Kebijakan dividen


adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang
menjadi hak para pemegang saham, pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi
sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali”
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka
akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber
dana interen atauinternal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk
menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana interen
akan semakin besar. 
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan
dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari
pendapatannya untuk keperluan tersebut, ini berarti bahwa hanya sebagian
kecil saja dari pendapatan atau earning yang dibayarkan sebagai dividen
Likuiditas
Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang
dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin
besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini
berarti makin rendah dividend payout rationya
Keadaan Pemegang Saham
Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golonganhigh tax dan
lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat
mempertahankan dividend payout ratioyang rendah. Dengan dividend payout
ratio yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan
menahan laba untuk kesempaan investasi yang profitable

Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa
dibayarkan perusahaan.

Pengawasan Terhadap Perusahaan


Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya
dengan dana interen saja karena kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang
berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control dari
kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai
ekspansi dengan uang akan memperbesar risiko financialnya.
TEORI-TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN
Irrelevance theory
Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani (1961) Teori ini
menganggap bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak
apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi, peningkatan atau penurunan
dividen oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai
perusahaan.

Bird in the hand theory


Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena
kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain.

Teori Dividen Residual


Perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi
yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang
dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan
investasi yang menguntungkan habis dibiayai.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN DIVIDEN
 Kebijakan dividen yang stabil
Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama
jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya
berfluktuasi.
 Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah
ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham
tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
 Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan
Jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan
berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh
setiap tahunnya.
 Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan
ASPEK DALAM KEBIJAKAN DIVIDEN

DEVIDEN SAHAM (STOCK DIVIDEND)


Abadi memiliki struktur modal sebagai berikut:   
Saham biasa (nominal Rp 1.000 ; 3.000.000 lembar) = Rp 3.000.000.000
Capital surplus =1.500.000.000
Laba ditahan =7.500.000.000
Modal sendiri = 12.000.000.000
Perusahaan menentukan stock dividend sebesar 10%
Harga pasar saham Rp 4.000,-
Bagaimanakah komposisi modal sendiri setelah stock dividend?            
 Jawab:
Stock dividend 10%, maka ada tambahan saham sebanyak
10% x 3.000.000 = 300.000
lembar.
Stock deviden = 300.000 x Rp 4.000,- = Rp 1.200.000.000,-
ditransfer dari laba ditahan ke saham biasa dan capital
surplus.            
Nilai nominal saham tidak berubah, maka 300.000 lbr x Rp
1.000 = Rp 300.000.000, ditransfer ke modal saham biasa.
sisanya Rp 1.200 000 000,- – Rp 300.000.000,- = Rp
900.000.000,- dimasukkan dalam capital surplus, sehingga
total modal sendiri tidak berubah.
Setelah stock dividend maka komposisi modal sendiri PT
Abadi :     
Saham biasa (nominal Rp 1000 ; 3.300.000 lembar) Rp 3
Analisis

Stock dividend meningkatkan jumlah saham yang


beredar, sehingga laba per saham (EPS) akan
menurun secara proporsional. Jadi para pemegang
saham mempunyai jumlah lembar saham yang
bertambah, tetapi mempunyai EPS yang berkurang,
sehingga proporsi keuntungan totalnya tetap tidak
berubah.
Umumnya perusahaan memutuskan untuk
membagikan stock dividend, karena mereka
memerlukan dana tersebut, dan tidak ingin
mengecewakan pemegang saham
PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT)           
PT Abadi menentukan stock split dari satu menjadi dua saham.
Komposisi modal sendiri perusahaan adalah sebagai berikut:     
Saham biasa
(nominal Rp 5000 ; 600.000 lembar) Rp 3.000 juta       
Capital surplus Rp 1.500 juta  
Laba ditahan Rp 7.500 juta
Modal sendiri Rp12.000 juta  
 Setelah stock split, komposisi modal sendiri menjadi:            
Saham biasa
(nominal Rp 2500 ; 1 200 000 lembar) Rp 3.000 juta    
Capital surplus Rp 1.500 juta  
Laba ditahan Rp 7.500 juta   
Modal sendiri Rp12.000 juta  
ANALISIS

 Setelah stock split, nilai nominal saham menjadi ½ X Rp 5 000 = Rp


2500 per lembar. Investor yang semula memiliki 100 lembar saham
setelah stock split jumlah saham, yang dimilikinya menjadi 2 X 100
lembar = 200 lembar, meskipun total nilainya tidak mengalami
perubahan. Kekayaan investor tidak berubah, sehingga tidak ada
keuntungan ekonomis yang diperolehnya dari stock split.

 Jadi ada persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu:  
1. Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk itu.     
2. Mengakibatan jumlah lembar saham yang beredar meningkat.      
3. Total modal sendiri (net worth) tidak berubah, tetapi hanya          
komposisinya saja yang berubah.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
(REPURCHASE OF STOCK) 
 Contoh: PT Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur
yang memproduksi produk-produk perlengkapan busana wanita dan pria. Pada tahun
2005 memperoleh laba sebesar Rp 550 juta dan 50% dari jumlah tersebut akan
dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk pembelian kembali saham. Jumlah
saham yang beredar saat ini adalah sebanyak 1.100.000 lembar dengan harga pasar
sebesar Rp 2.500,- per lembar saham. Manajer keuangan saat ini menawarkan kepada
mereka yang mau menjual kembali saham biasa yang dimilikinya seharga Rp 2.750,- jadi
seolaholah menawarkan cash dividend Rp 250 per lembar saham. Berdasarkan data
tersebut,
 carilah:
a. laba per saham dan P/E Ratio sebelum kebijakan pembelian kembali saham        
b. laba per saham setelah kebijakan pembelian kembali saham          
c. harga saham setelah kebijakan pembelian kembali saham dengan asumsi P/E      
Ratio konstan.
JAWABAN
EAT = 550 juta          
Payout Ratio 50%      
Outstanding share = 1,1 juta  
P saham = Rp 2500 / lembar  
P treasury stock = Rp 2750 / lembar  
a. Sebelum kebijakan pembelian saham:        
EPS = Rp.550,- juta / 1,1 juta = Rp 500 /lembar       
Price <- PER = 2500 / 500 = 5           

b. Setelah kebijakan pembalian kembali saham:        


EAT untuk treasury stock = ½ x Rp.550,- juta = Rp.275,- juta        
           
Jumlah saham yang dapat ditarik kembali = 275 juta / 2750 = 100 ribu
lbr       
EPS = Rp.550,- juta / 1 juta = Rp 550,- / lembar  
     
DPS Ukuran yang digunakan untuk menunjukkan
besar dividen jika dikaitkan dengan saham

PT. ABADI memiliki total saham beredar 57.659.116


lembar. Tahun 2001 dibagi dividen sebesar Rp
6.342.502.760. Berapakah besarnya DPS?
Total Dividen
DPS =
Total Saham Beredar

DPS 2001 = Rp 6.342.502.760/57.659.116


= Rp 110 per lembar saham
DIVIDEND YIELD
 Alat ukur yg digunakan untuk menilai kinerja
saham
CONTOH SOAL :
PT. ABADI tahun 2011 membayar dividen interim sebanyak satu kali sebesar Rp 110
per saham dan tidak membayar dividen final. Harga Saham BFIN pada penutupan
tahun 2011 adalah Rp 2.800 per saham. Berapakah besarnya Dividend Yield?
DY =
DPS
Harga Pasar Saham

DY = Rp 110/Rp 2.800 = 0,0392

Semakin besar dividen yield semakin menarik bagi investor


DIVIDEND PAYOUT RATIO

PT. ABADI pada taun 2000 membayar dividen


sebesar Rp 15.120 juta. Laba bersih yang
diperoleh Rp 92.776.442 juta. Sampai akhir
tahun tsb jumlah saham beredar 378 juta
saham. Harga penutupan saham MLND Rp
1.450. Berapakah besarnya DPR?
DPR adalah perbandingan antara Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share
(EPS)
DPR = DPS/EPS
DPS = Total Dividen/Total Saham Beredar
EPS = EAT/Total Saham Beredar
 Rata-rata DPR di BEI = 0 – 25%

DPS = Rp Rp15.120 juta/378 juta = Rp 40


EPS = Rp 92.776.442/378 juta = Rp 245
DPR = Rp40/Rp245 = 16,32%
Tanggal yg perlu diperhatikan:
 Tanggal Pengumumuan (Declaration Date)
Tanggal resmi pengumuman oleh emiten ttg bentuk,
besar dan jadwal pembayaran dividen.

 Tanggal Cum-Dividend (Cum-Dividend Date)


Tanggal hari terakhir perdagangan saham yg masih
melekat hak utk mendapat dividen

 Tanggal Ex-Dividend (Ex-Divident Date)


Tgl saat perdagangan saham sudah tidak lagi melekat
hak untuk memperoleh dividen
Pembelian saham pd tgl tsb atau sesudahnya tidak
berhak atas dividen
 Tanggal Pencatatan dalam Daftar
Pemegang Saham (Date of Record)
Tgl saat investor harus terdaftar sebagai pemegang
saham perusahaan shg berhak atas dividen
Pendaftaran sesudah tgl tersebut tdk berhak atas
dividen

 Tanggal Pembayaran (Date of Payment)


Tgl pengambilan dividen
JADWAL PEMBAYARAN DIVIDEN

1. Dividen Interim
Dividen yg dibayarkan antara satu tahun buku
dgn tahun buku berikutnya.
Dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun
Tujuan: memacu kinerja saham di bursa

2. Dividen Final
Dividen hasil pertimbangan setelah penutupan buku
perseroan pada tahun sebelumnya yg dibayarkan pada
tahun buku berikutnya

Anda mungkin juga menyukai