Anda di halaman 1dari 12

BAB II – LANDASAN TEORITIS

A. PSAK 24 – IMBALAN KERJA


1. Definisi (Paragraf 8)
 Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan suatu entitas dalam
pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk pemutusan kontrak kerja.
 Program imbalan pascakerja adalah pengaturan formal atau informal dimana entitas
memberikan imbalan pascakerja bagi satu atau lebih pekerja.
 Program iuran pasti adalah program imbalan pascakerja dimana entitas membayar iuran
tetap kepada entitas terpisah (dana) tidak memiliki kewajiban hukum atau kewajiban
konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika dana tersebut tidak memiliki aset
yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja terkait dengan jasa yang diberikan
oleh pekerja pada periode berjalan dan periode sebelumnya.
 Program imbalan pasti adalah program imbalan pascakerja yang bukan merupakan
program iuran pasti.
 Liabilitas (aset) imbalan pasti neto adalah defisit atau surplus, yang disesuaikan untuk
setiap dampak atas pembatasan aset imbalan pasti neto ke batas atas aset.
 Aset program terdiri atas:
a) aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang; dan
b) polis asuransi yang memenuhi syarat.
 Biaya jasa terdiri atas:
a) Biaya jasa kini, yaitu kenaikan nilai kini kewajiban imbalan pasti yang berasal dari
jasa pekerja dalam periode berjalan;
b) Biaya jasa lalu, adalah perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti atas jasa pekerja
pada periode-periode lalu, sebagai akibat dari amandemen program (pemberlakuan
awal atau pembatalan, atau perubahan, program imbalan pasti) atau kurtailmen
(penurunan signifikan yang dilakukan oleh entitas dalam hal jumlah pekerja yang
ditanggung oleh program);
 Pengukuran kembali dari liabilitas (aset) imbalan pasti neto terdiri atas:
a) keuntungan dan kerugian aktuarial;
b) imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga
neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto; dan
c) setiap perubahan atas dampak batas atas aset, tidak termask jumlah yang
dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
 Keuntungan dan kerugian aktuaria adalah perubahan atas nilai kini dari kewajiban
imbalan pasti sebagai akibat dari:
a) penyesuaian pengalaman (dampak dari perbedaan antara asumsi aktuaria
sebelumnya dengan apa yang sesungguhnya telah terjadi); dan
b) pengaruh perubahan asumsi aktuaria.

2. Program Imbalan Pasti


Program imbalan pascakerja diklasifikasikan sebagai program iuran pasti atau
program imbalan pasti, bergantung pada substansi ekonomi dari syarat dan ketentuan
pokok dari program tersebut (PSAK 24, Paragraf 27). Dalam program iuran pasti,
kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang disepakati
sebagai iuran kepada dana. Jadi, jumlah imbalan pascakerja yang diterima pekerja
ditentukan berdasarkan jumlah iuran yang dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh
pekerja) kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah dengan
hasil investasi dari iuran tersebut (PSAK 24, Paragraf 28). PSAK 24 Paragraf 30
menjelaskan bahwa program imbalan pasti:
a) kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja yang
ada saat ini maupun mantan pekerja; dan
b) risiko aktuaria (biaya untuk imbalan lebih besar dari yang diharapkan) dan risiko
investasi secara substansi ditanggung entitas. Jika pengalaman aktuaria atau investasi
lebih buruk dari yang diharapkan, maka kewajiban entitas akan meningkat.

Gambar 1
Skema Imbalan Pasti Pasca Kerja
3. Pengakuan dan Pengukuran Program Imbalan Pasti (Paragraf 56)
Program imbalan pasti mungkin saja tidak didanai, atau mungkin seluruhnya atau
sebagian didanai oleh iuran entitas dan pekerja, ke dalam suatu entitas (dana) yang
terpisah secara hukum dari entitas pelapor dan dari pihak yang menerima imbalan kerja.
Pada saat jatuh tempo, pembayaran atas imbalan yang didanai tidak hanya bergantung
pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana namun juga pada kemampuan entitas, dan
kemauan untuk menutupi kekurangan pada aset dana tersebut. Jadi, entitas, pada
hakikatnya menanggung risiko investasi dan aktuaria yang terkait dengan program.
Sebagai akibatnya, beban yang diakui untuk program imbalan pasti tidak harus sebesar
iuran untuk suatu periode. Paragraf 57 menjelaskan mengenai akuntansi oleh entitas untuk
program imbalan pasti meliputi tahap beriku diantaranya:
a) Menentukan defisit atau surplus. Ini termasuk:
i. menggunakan teknik aktuaria, metode Projected Unit Credit;
ii. mendiskontokan imbalan untuk menentukan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti
dan biaya jasa kini; dan
iii. mengurangi nilai wajar aset program dari nilai kini kewajiban imbalan pasti.
b) menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai jumlah defisit atau
surplus yang ditentukan dalam huruf (a), disesuaikan untuk setiap dampak dari
pembatasan aset imbalan pasti neto dari batas atas aset;
c) menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi:
i. Biaya jasa kini;
ii. Setiap biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian;
iii. bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto;
d) menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang akan
diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, yang terdiri atas:
i. keuntungan dan kerugian aktuarial;
ii. Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam
bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto; dan
iii. perubahan apapun karena dampak batas atas aset tidak termasuk jumlah yang
dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
Gambar 2
Komponen NKKIP dan NWAP

4. Penyajian Program Imbalan Pasca Kerja Pasti (Paragraf 131 s.d. 134)

Entitas melakukan saling hapus antara aset terkait dengan satu program dan liabilitas
terkait dengan program lain jika, dan hanya jika

a) mempunyai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk menggunakan surplus pada
satu program untuk menyelesaikan kewajiban program lain; dan
b) bermaksud untuk: menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau merealisasi
surplus pada satu program dan menyelesaikan kewajiban program lain secara simultan.
Imbalan pascakerja tidak menentukan apakah entitas membedakan aset lancar dan tidak
lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka Panjang. Entitas untuk mengakui biaya
jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laba rugi. Pernyataan ini
tidak menentukan bagaimana entitas menyajikan biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas
(aset) imbalan pasti neto.

5. Pengungkapan Program Imbalan Pasca Kerja Pasti (Paragraf 139 s.d. 147)
Entitas mengungkapkan informasi yang:
a) menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait;
b) mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program imbalan pasti
dalam laporan keuangan; dan
c) menjelaskan bagaimana program imbalan pasti dapat berdampak terhadap jumlah,
waktu, dan ketidakpastian arus kas entitas di masa depan.
Gambar 3
Persyaratan Pengungkapan
BAB III – PEMBAHASAN

A. PSAK 24 – IMBALAN KERJA

1. PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) sebelum Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya
Tbk (GOOD)
Berikut merupakan angka yang tercantum dalam penyajian Laporan Keuangan TA
2020 (sebelum akuisisi) terkait kegiatan Imbalan Kerja Karyawan

Di dalam Catatan atas Laporan Keuangan PT Mulia Boga Raya Tbk,perusahaan


mengungkapkan Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan Poin k, Halaman 28 terkait
Imbalan Kerja Karyawan. Adapun kebijakan akuntansi yang diungkapkan adalah
perusahaan mencatat penyisihan imbalan dan imbalan kerja jangka panjang lainnya
kepada karyawan-karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
(“Undang-Undang Tenaga Kerja”). Penyisihan tambahan tersebut diestimasi dengan
menggunakan perhitungan aktuaria metode “Projected Unit Credit”. Biaya jasa lalu harus
diakui sebagai beban pada saat yang lebih awal antara:
i. ketika program amandemen atau kurtailmen terjadi, dan
ii. ketika Perusahaan mengakui biaya restruktrurisasi atau imbalan terminasi terkait.
Bunga neto dihitung dengan menerapkan tingkat diskonto yang digunakan terhadap
liabilitas imbalan kerja. Perusahaan mengakui perubahan berikut pada kewajiban obligasi
neto pada akun “Beban Umum dan Administrasi” pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain:
i. Biaya jasa terdiri atas biaya jasa kini, biaya jasa lalu, keuntungan atau kerugian atas
penyelesaian tidak rutin, dan
ii. Beban atau penghasilan bunga neto
Selanjutnya, CaLK PT Boga Mulia Raya Tbk mengungkapkan penjelasan terkait
akun Imbalan Kerja Karyawan pada Poin 20. Adapun ringkasan angka yang tercantum
dalam CaLK adalah sebagai berikut:
a. Asumsi Aktuaria

Perusahaan menghitung dan membukukan beban imbalan kerja karyawan berdasarkan


Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Liabilitas
atas imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019 dihitung oleh
Kantor
Konsultan Aktuaria Arya Bagiastra dengan laporannya No.
440/PSAK/KKA.AB/TR/II/21 bertanggal 26 Februari 2021 dan No.
265/PSAK/KKA.AB/TR/III/20 bertanggal 27 Maret 2020.
b. Mutasi Liabilitas Imbalan Kerja
c. Rincian Beban Imbalan Kerja Karyawan

d. Mutasi dari Kerugian (Keuntungan) Aktuaria

e. Rekonsiliasi Nilai Kini Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan

f. Analisis Sensitivitas

g. Analisis Profil Jatuh Tempo Pembayaran

Durasi rata-rata tertimbang dari nilai kini liabilitas imbalan kerja karyawan di akhir
pelaporan adalah 20,92 tahun pada tahun 2020 dan 21,77 tahun pada tahun 2019.
2. PT Mulia Bogor Raya Tbk (KEJU) setelah Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
(GOOD)
Berikut merupakan angka yang tercantum dalam penyajian Laporan Keuangan TA
2021 (sesudah akuisisi) terkait kegiatan Imbalan Kerja Karyawan

Di dalam Catatan atas Laporan Keuangan PT Mulia Boga Raya Tbk,perusahaan


mengungkapkan Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan Poin m, Halaman 17 terkait
Imbalan Kerja Karyawan. Adapun kebijakan akuntansi yang diungkapkan terdiri dari
imbalan kerja jangka pendek dan imbalan pasca kerja. Pada pengungkapan imbalan kerja
jangka pendek, perusahaan mengakui Imbalan kerja jangka pendek pada saat terutang
pada karyawan. Terkait pengelolaan Imbalan Pasca Kerja, Perusahaan memiliki program
imbalan pasti dibawah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (“DPLK”) Allianz.
Perusahaan diharuskan menyediakan imbalan pension minimum yang diatur dalam
undang-undang, yang merupakan liabilitas imbalan pasti. Jika imbalan pensiun sesuai
dengan undang-undang lebih besar dari program pensiun yang ada, selisih tersebut diakui
sebagai bagian dari liabilitas imbalan pensiun. Kewajiban imbalan kerja adalah nilai kini
dari kewajiban imbalan pasti pada saat akhir periode pelaporan dikurangi dengan nilai
wajar aset program. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris
independent dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini liabilitas
imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan arus kas keluar yang diestimasi dengan
menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dikarenakan saat ini tidak ada pasar aktif
untuk obligasi perusahaan berkualitas tinggi) pada tanggal pelaporan yang
didenominasikan dalam mata uang Rupiah, dimana imbalan tersebut akan dibayarkan dan
memiliki waktu jatuh tempo mendekati jangka waktu kewajiban pensiun. Pengukuran
kembali yang timbul dari penyesuaian pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuari
langsung diakui pada pendapatan komprehensif lain. Akumulasi pengukuran diakui di
penghasilan komprehensif lain. Biaya jasa lalu yang timbul dari amandemen program atau
kurtailmen diakui sebagai beban pada laba rugi pada saat terjadinya.
Selanjutnya, CaLK PT Boga Mulia Raya Tbk mengungkapkan penjelasan terkait
akun Imbalan Kerja Karyawan pada Poin 13. Adapun ringkasan angka yang tercantum
dalam CaLK adalah sebagai berikut:
a. Imbalan Kerja Karyawan Jangka Pendek

Liabilitas imbalan kerja karyawan jangka pendek merupakan akrual tunjangan hari raya
keagamaan, bonus dan biaya karyawan.
b. Projected Unit Credit
Liabilitas imbalan pascakerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021
dihitung oleh Kantor Konsultan Aktuaria Steven & Mourits (2020: dihitung oleh
Kantor Konsultan Aktuaria Arya Bagiastra)
c. Mutasi Nilai Kini Kewajiban

d. Mutasi Nilai Aset Program beserta Rincian Instrumen Keuangan

e. Keuntungan/(Kerugian) Aktuarial

Durasi rata-rata tertimbang dari nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan di akhir
periode pelaporan berkisar 14,27 tahun pada tahun 2021 dan berkisar 20,92 tahun pada
tahun 2020.

f. Jatuh Tempo Pembayaran Imbalan


g. Analisis Sensitivitas
Melalui program imbalan pastinya, Perusahaan terekspos dengan beberapa risiko,
yang dirincikan sebagai berikut:
i. Risiko tingkat suku bunga: liabilitas imbalan kerja pasti yang dihitung
berdasarkan PSAK 24 menggunakan tingkat suku bunga atas imbal hasil obligasi.
Apabila imbal hasil obligasi turun, imbalan pasti cenderung akan naik.
ii. Risiko inflasi gaji: Peningkatan aktual yang lebih tinggi dibandingkan ekspektasi
kenaikan gaji akan berdampak pada kenaikan pada liabilitas imbalan kerja pasti.

3. Analisis Perbandingan Implementasi PSAK 24 pada PT Mulia Bogor Raya Tbk (KEJU)

Anda mungkin juga menyukai