Gambar 1
Skema Imbalan Pasti Pasca Kerja
3. Pengakuan dan Pengukuran Program Imbalan Pasti (Paragraf 56)
Program imbalan pasti mungkin saja tidak didanai, atau mungkin seluruhnya atau
sebagian didanai oleh iuran entitas dan pekerja, ke dalam suatu entitas (dana) yang
terpisah secara hukum dari entitas pelapor dan dari pihak yang menerima imbalan kerja.
Pada saat jatuh tempo, pembayaran atas imbalan yang didanai tidak hanya bergantung
pada posisi keuangan dan kinerja investasi dana namun juga pada kemampuan entitas, dan
kemauan untuk menutupi kekurangan pada aset dana tersebut. Jadi, entitas, pada
hakikatnya menanggung risiko investasi dan aktuaria yang terkait dengan program.
Sebagai akibatnya, beban yang diakui untuk program imbalan pasti tidak harus sebesar
iuran untuk suatu periode. Paragraf 57 menjelaskan mengenai akuntansi oleh entitas untuk
program imbalan pasti meliputi tahap beriku diantaranya:
a) Menentukan defisit atau surplus. Ini termasuk:
i. menggunakan teknik aktuaria, metode Projected Unit Credit;
ii. mendiskontokan imbalan untuk menentukan nilai kini dari kewajiban imbalan pasti
dan biaya jasa kini; dan
iii. mengurangi nilai wajar aset program dari nilai kini kewajiban imbalan pasti.
b) menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai jumlah defisit atau
surplus yang ditentukan dalam huruf (a), disesuaikan untuk setiap dampak dari
pembatasan aset imbalan pasti neto dari batas atas aset;
c) menentukan jumlah yang harus diakui dalam laba rugi:
i. Biaya jasa kini;
ii. Setiap biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian;
iii. bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto;
d) menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang akan
diakui sebagai penghasilan komprehensif lain, yang terdiri atas:
i. keuntungan dan kerugian aktuarial;
ii. Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam
bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto; dan
iii. perubahan apapun karena dampak batas atas aset tidak termasuk jumlah yang
dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
Gambar 2
Komponen NKKIP dan NWAP
4. Penyajian Program Imbalan Pasca Kerja Pasti (Paragraf 131 s.d. 134)
Entitas melakukan saling hapus antara aset terkait dengan satu program dan liabilitas
terkait dengan program lain jika, dan hanya jika
a) mempunyai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk menggunakan surplus pada
satu program untuk menyelesaikan kewajiban program lain; dan
b) bermaksud untuk: menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau merealisasi
surplus pada satu program dan menyelesaikan kewajiban program lain secara simultan.
Imbalan pascakerja tidak menentukan apakah entitas membedakan aset lancar dan tidak
lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka Panjang. Entitas untuk mengakui biaya
jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laba rugi. Pernyataan ini
tidak menentukan bagaimana entitas menyajikan biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas
(aset) imbalan pasti neto.
5. Pengungkapan Program Imbalan Pasca Kerja Pasti (Paragraf 139 s.d. 147)
Entitas mengungkapkan informasi yang:
a) menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait;
b) mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program imbalan pasti
dalam laporan keuangan; dan
c) menjelaskan bagaimana program imbalan pasti dapat berdampak terhadap jumlah,
waktu, dan ketidakpastian arus kas entitas di masa depan.
Gambar 3
Persyaratan Pengungkapan
BAB III – PEMBAHASAN
1. PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) sebelum Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya
Tbk (GOOD)
Berikut merupakan angka yang tercantum dalam penyajian Laporan Keuangan TA
2020 (sebelum akuisisi) terkait kegiatan Imbalan Kerja Karyawan
f. Analisis Sensitivitas
Durasi rata-rata tertimbang dari nilai kini liabilitas imbalan kerja karyawan di akhir
pelaporan adalah 20,92 tahun pada tahun 2020 dan 21,77 tahun pada tahun 2019.
2. PT Mulia Bogor Raya Tbk (KEJU) setelah Diakuisisi PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
(GOOD)
Berikut merupakan angka yang tercantum dalam penyajian Laporan Keuangan TA
2021 (sesudah akuisisi) terkait kegiatan Imbalan Kerja Karyawan
Liabilitas imbalan kerja karyawan jangka pendek merupakan akrual tunjangan hari raya
keagamaan, bonus dan biaya karyawan.
b. Projected Unit Credit
Liabilitas imbalan pascakerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2021
dihitung oleh Kantor Konsultan Aktuaria Steven & Mourits (2020: dihitung oleh
Kantor Konsultan Aktuaria Arya Bagiastra)
c. Mutasi Nilai Kini Kewajiban
e. Keuntungan/(Kerugian) Aktuarial
Durasi rata-rata tertimbang dari nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan di akhir
periode pelaporan berkisar 14,27 tahun pada tahun 2021 dan berkisar 20,92 tahun pada
tahun 2020.
3. Analisis Perbandingan Implementasi PSAK 24 pada PT Mulia Bogor Raya Tbk (KEJU)