Anda di halaman 1dari 27

PSAK 24 : IMBALAN KERJA

PSAK 57 : PROVISI & KONTIJENSI

KELOMPOK 8
1.ANITA HASNA (231621008)
2.RHEVI ADITYA SALINDA (231621006)
AKUNTANSI IMBALAN KERJA
(PSAK 24)

 PSAK 24 (1994) Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun


 PSAK 24 (2004) Imbalan Kerja : Seluruh imbalan kerja bukan hanya
pensiun termasuk imbalan kerja berbasis ekuitas
 PSAK 24 (2010) Imbalan Kerja :
− Imbalan berbasis ekuitas tidak diatur : PSAK 53
− Pengaturan program multi pemberi kerja
− Persyaratan program dimana risiko dan imbalan dalam pengendalian
bersama
− Pengaturan lebih rinci tentang program jaminan sosial
− Pengungkapan lebih banyak
− Pilihan pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial
 PSAK 24 (2013) Imbalan Kerja :
− Amandemen PSAK 24 (2015) Efektif 1 Januari 2016 - Iuran Kontribusi
Pekerja
− Amandemen PSAK 24 (2018) Efektif 1 Januari 2019 - amandemen
program, kurtailmen atau penyelesaian program
AKUNTANSI IMBALAN KERJA
(PSAK 24)

i. Perubahan Signifikan

PSAK 24 R PSAK 24 R
2010 2013

Pengakuan Pengakuan
Keuntungan Keuntungan
dan dan
kerugian kerugian
Aktuaria Aktuaria

Melalui Melalui
Koridor OCI
ii. Perubahan Signifikan

Komponen imbalan pasti beban pensiun pada


PSAK 23 (2013) dihitung dari biaya jasa kini, biaya
jasa lalu dan keuntungan/kerugian atas penyelesaian
program dan bunga neto.

Sedangkan pada PSAK 23 (2010) terdiri dari biaya jasa


kini, biaya jasa lalu, amortisasi keuntungan atau
kerugian aktuaria (jika melebihi koridor 10%), bunga
dari hasil aset program yang diharapkan. Kedua hal
terakhir tidak digunakan lagi pada PSAK 23 (2013)
AKUNTANSI IMBALAN KERJA
(PSAK 24)

Imbalan Kerja (Employee Benefits) adalah seluruh


bentuk imbalan yang diberikan oleh Perusahaan atas
jasa yang diberikan oleh Pekerja/Pegawainya.

Klasifikasi Imbalan Kerja :


1. Imbalan kerja jangka pendek
2. Imbalan pascakerja
3. Imbalan kerja jangka panjang lain
4. Pesangon
1. IMBALAN KERJA JANGKA PENDEK

Imbalan Kerja Jangka Pendek (short term employee


benefits) adalah imbalan kerja (selain dari pesangon
Pemutusan Kontrak Kerja/PKK) yang jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan
saat pekerja memberikan jasa.
Contoh : Gaji, iuran Jaminan Sosial, cuti tahunan,
cuti sakit, bagi laba dan bonus (jika terutang dalam
waktu 12 bulan pada periode akhir pelaporan)
Pengakuan dan Pengukuran
Imbalan Jangka Pendek

 Beban Pekerja telah memberikan jasanya


kepada entitas
 Liabilitas Apabila ada bagian yang belum
dibayarkan
 Biaya dibayar dimuka Apabila jumlah yang
telah dibayar melebihi jumlah imbalan
Imbalan Jangka Pendek - Cuti

Cuti berbayar adalah kompensasi yang diberikan


entitas kepada karyawan dan terbagi menjadi dua
kategori :
1. Cuti berbayar diakumulasi, yaitu apabila hak cuti
periode berjalan yang belum digunakan dapat
diakumulasikan dan digunakan di periode
mendatang.
2. Cuti berbayar tidak akumulasi, yaitu apabila hak
cuti periode berjalan akan hangus apabila tidak
digunakan di periode berjalan.
Imbalan Jangka Pendek -
Program Bagi Laba dan Bonus

Entitas mengakui biaya ekspektasian atas pembayaran bagi


laba dan bonus jika :
1. Terdapat kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif
atas pembayaran tersebut. Misalkan entitas dalam
kontrak kerja dengan pegawai tidak menyatakan akan ada
pembayaran bonus atau gaji ke-13. namun setiap
tahunnya entitas selalu membayarkannya. Hal ini
menyebabkan timbulnya kewajiban konstruktif karena
tidak ada hal realistis lain yang dapat dilakukan selain
membayarkan bonus atau gaji ke-13 tersebut.
2. Kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal
2. IMBALAN PASCAKERJA

Imbalan Pasca Kerja (post employment benefits) adalah imbalan


kerja yang terhutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
Contoh : Tunjangan Pensiun, Tunjangan Kesehatan Pensiunan,
Asuransi Jiwa Pasca Kerja.

Terdapat dua jenis imbalan pasca kerja:


1. Iuran Pasti, - Manfaat tergantung dari akumulasi iuran
ditambah hasil pengembangannya - Perusahaan tidak memiliki
kewajiban lagi di luar akumulasi iuran dan pengembangannya -
Misalnya JHT atau tabungan hari tua
2. Manfaat Pasti, - Manfaat diterima pada saat pensiun dan
nilainya sudah ditetapkan terlebih dahulu - Banyak variabel
penentu: gaji dasar Imbalan, asumsi gaji dan melibatkan
perhitungan yang kompleks - Misalnya UUK-13/2003
3. IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG LAIN

Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain didefinisikan


sebagai seluruh imbalan kerja selain imbalan
kerja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan
pesangon.
Contoh :
Bagi Laba dan Bonus, Imbalan Cacat Permanen,
Cuti Besar, Penghargaan Masa Kerja, dan
Renumerasi Tangguhan.
4. PESANGON

Pesangon didefinisikan sebagai imbalan yang


diberikan
dalam pertukaran atas penghentian perjanjian kerja
sebagai akibat pemberhentian pekerja sebelum usia
purna karya normal atau keputusan pekerja
menerima
tawaran imbalan sebagai pertukaran penghentian
perjanjian kerja
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Undang-Undang No. 13 Tahun
2003
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

Sementara penggantian hak, sesuai dengan pasal 156 ayat 4


UU No.13/2003 meliputi sebagai berikut :
1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum hangus,
2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ke tempat di mana pekerja/ buruh diterima
bekerja.
3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan
ditetapkan 15% dari uang pesangon dan/atau uang
penghargaan masa kerja bai yang memenuhi syarat.
4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,
peraturan entitas,atau perjanjian kerja bersama.
PROVISI

Provisi adalah liabilitas yang waktu dan


jumlahnya belum pasti. Contohnya : garansi
PENGAKUAN PROVISI

Provisi diakui jika 3 kondisi di bawah ini terpenuhi:


 Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa
lalu
 Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut
mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomik
 Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut
dapat dibuat.

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka provisi tidak


diakui
PENGUKURAN PROVISI

1. Estimasi terbaik
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini
pada akhir periode pelaporan
2. Risiko dan Ketidakpastian
 Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini
pada akhir periode pelaporan
3. Nilai Kini
 Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah
provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
PENGUKURAN PROVISI

4. Peristiwa Masa Depan


 Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin
dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa peristiwa itu
akan terjadi

5. Rencana Pelepasan Aset


 Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak
boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi
PENERAPAN ATURAN PENGAKUAN DAN
PENGUKURAN

Beberapa pengaturan yang berkaitan dengan provisi adalah sebagai


berikut:
 Provisi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa datang.

 Jika entitas terikat dalam suatu kontrak memberatkan, maka


kewajiban kini menurut kontrak tersebut diukur dan diakui sebagai
provisi

 Jika terjadi restrukturisasi di entitas, provisi terkait restrukturisasi


hanya mencakup pengeluaran langsung yang timbul dari
restrukturisasi, yaitu yang memenuhi kedua persyaratan berikut ini:
(a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi; dan
(b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung pada entitas
PENGGANTIAN

 Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk


menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,
 penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan
kewajibannya.
 Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
 Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai
provisi.
 Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan
provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang
diakui sebagai penggantiannya.
PERUBAHAN DAN PENGGUNAAN PROVISI

 Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan 


estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber
daya kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi
tersebut dibatalkan
 Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai
tercatatnya akan meningkat pada setiap periode untuk
mencerminkan berlalunya waktu. Peningkatan ini diakui
sebagai biaya pinjaman
 Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan
provisi tersebut.
PENGUNGKAPAN PROVISI

Kewajiban pengungkapan untuk setiap jenis provisi adalah sebagai berikut.


Informasi komparatif tidak diharuskan
1. Nilai tercatat pada awal dan akhir periode;
2. Provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk
peningkatan jumlah provisi yang ada;
3. Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi
selama periode bersangkutan;
4. Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkuran;
dan
5. Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul
karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
6. Uraian singkat mengenai karakteristik kewajiban dan perkiraan saat arus keluar
manfaat ekonomik terjadi;
7. Indikasi mengenai ketidakpastian saat atau jumlah arus keluar tersebut jika
diperlukan dalam rangka menyediakan informasi yang memadai, entitas harus
mengungkapkan asumsi utama yang mendasari prakiraan peristiwa masa depan
8. Jumlah estimasi penggantian yang akan diterima dengan menyebutkan jumlah
aset yang telah diakui untuk estimasi penggantian tersebut
KONTINJENSI

Liabilitas kontinjensi adalah:


1. Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu
dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
2. Kewajiban kini vang timbul sebagai akibat peristiwa masa
lalu, tetapi tidak diakui karena:
(i) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik untuk
menyelesaikan kewajibannya; atau
(ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara
andal.
KONTINJENSI

Entitas juga tidak diperkenankan mengakui aset kontinjensi.

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau
lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Contoh: klaim yang diajukan entitas melalui proses hukum, yang hasilnya belum pasti.

Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena dapat menimbulkan
pengakuan penghasilan yang mungkin tidak pernah terealisasikan. Akan tetapi, jika
realisasi penghasilan sudah dapat dipastikan, aset tersebut bukan merupakan aset
kontinjensi, melainkan diakui sebagai asset.
PENGUNGKAPAN KONTINJENSI

Kewajiban pengungkapan untuk liabilitas kontinjensi


adalah mengenai uraian ringkas mengenai karakteristik
kewajiban kontinjensi, dan jika praktis mengungkapkan
juga sebagai berikut:
1. Estimasi dari dampak finansialnya
2. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah
atau waktu arus keluar sumber daya; dan
3. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga Untuk aset
kontinjensi, persyaratan pengungkapan dalam kondisi
kemungkinan besar terjadi, yaitu ungkapan mengenai uraian
singkat karakteristik asset kontinjensi dan jika praktis,
estimasi dampak keuangannya.
- TERIMA KASIH -

Anda mungkin juga menyukai