Anda di halaman 1dari 26

A.

PSAK 24 – IMBALAN KERJA


PENGANTAR:
- PSAK 24 tentang Imbalan Kerja telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
pada tanggal 19 Desember 2013.
- PSAK 24 ini merevisi PSAK 24 tentang Imbalan Kerja yang telah diterbitkan pada tanggal
23 Oktober 2010.
- Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.

Latar belakang Penerapan PSAK 24 tentang Imbalan Kerja adalah: Undang-Undang


Ketenagakerjaan (UUK) Nomor 13 Tahun 2003 mengatur secara umum mengenai tatacara
pemberian imbalan-imbalan di perusahaan, mulai dari imbalan istirahat panjang sampai
dengan imbalan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Imbalan-imbalan di UUK tersebut
dapat diatur lebih lanjut di Peraturan Perusaaan (PP) atau di Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perusahaan dan Serikat Pekerja dan tentu saja merujuk kepada ketentuan di UUK.
Dengan berlakunya UUK ini mengakibatkan perusahaan akan dibebani dengan jumlah
pembayaran pesangon yang tinggi terutama untuk perusahaan yang memiliki jumlah
karyawan ribuan orang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kemungkinan terganggunya
cash flow perusahaan akibat dari ketentuan dalam UU No. 13 tahun 2003 tersebut, maka
PSAK No. 24 mengharuskan perusahaan untuk membukukan pencadangan atas kewajiban
pembayaran pesangon/imbalan kerja dalam laporan keuangannya. Pernyataan ini
mengharuskan pemberi kerja (entitas) untuk mengakui:
- Liabilitas, jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalah kerja
yang akan dibayarkan di masa depan; dan
- Beban, jika entitas menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang diberikan
oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja.
Imbalan kerja (employee benefits) adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan
suatu entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk
pemutusan kontrak kerja.
Jika dilihat dari jenis imbalan kerja yang termasuk kedalam definisi imbalan kerja di
PSAK-24 adalah sebagai berikut:
- Imbalan Kerja Jangka Pendek: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya kurang dari 12
bulan. Contoh dari Imbalan Kerja Jangka Pendek ini adalah; Gaji, iuran Jaminan Sosial, cuti
tahunan, cuti sakit, bagi laba dan bonus (jika terutang dalam waktu 12 bulan pada periode
akhir pelaporan), dan imbalan yang tidak berbentuk uang (imbalan kesehatan, rumah,
mobil, barang dan jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau memalui subsidi).
- Imbalan Pasca Kerja: Yaitu imbalan kerja yang diterima pekerja setelah pekerja sudah
tidak aktif lagi bekerja. Contoh dari Imbalan Pasca Kerja ini adalah : Imbalan Pensiun,
Imbalan asuransi jiwa pasca kerja, imbalan kesehatan pasca kerja. Jika dikaitkan dengan
penjelasan diawal tulisan ini, imbalan pasca kerja yang tercantum di perundangan
ketenagakerjaan adalah; Imbalan Pensiun, Meninggal Dunia, Disability/cacat/medical
unfit dan mengundurkan diri.
- Imbalan Kerja Jangka Panjang: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya lebih dari 12
bulan. Contoh dari Imbalan Jangka Panjang ini adalah: Cuti besar/cuti panjang,
penghargaan masa kerja (jubilee) berupa sejumlah uang atau berupa pin/cincin terbuat
dari emas dan lain-lain.
- Imbalan Pemutusan Kontrak Kerja (PKK): Yaitu imbalan kerja yang diberikan karena
perusahan berkomitmen untuk: (1) Memberhentikan seorang atau lebih pekerja sebelum
mencapai usia pensiun normal, atau (2) Menawarkan pesangon PHK untuk pekerja yang
menerima penawaran pengunduran diri secara sukarela (golden shake hand). Imbalan ini
dimasukan kedalam pernyataan PSAK-24, jika dan hanya jika perusahaan sudah memiliki
rencana secara jelas dan detail untuk melakukan PKK dan kecil kemungkinan untuk
membatalkannya.
- Imbalan kerja jk panjang lainnya  Imbalan kerja yang diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat
pekerja memberikan jasa terkait.
- Imbalan kerja menjadi hak hak atas imbalan kerja yang tidak bergantung pada aktif atau
tidaknya pekerja pada masa depan
- Imbalan pascakerja imbalan kerja yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa
kerjanya.
- Program imbalan pascakerja: pengaturan formal/informal dimana entitas memberikan
imbalan pascakerja bagi satu atau lebih pekerja.
- Program iuran pasti entitas membayar kpd pengelola dana, tidak ada kewajiban entitas
untuk membayar iuran lebih lanjut jika pengelola dana tidak cukup membayar jasa
- Program imbalan pasti: program imbalan pascakerja yang bukan merupakan program
iuran pasti.
Salah satu ketentuan di UUK adalah mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan
yang harus diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti
bekerja (pasca kerja=setelah kerja). Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara akuntansi
harus di cadangkan dari saat ini, karena imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke
dalam salah satu konsep akutansi yaitu accrual basis. Ada 4 (empat) imbalan pasca kerja
yang dihitung untuk di cadangkan dalam PSAK-24, yaitu:
- Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun;
- Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan/Cacat;
- Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia;
- Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan Diri.
Keempat imbalan kerja di atas harus dihitung oleh perusahaan, karena keempat imbalan
kerja tersebut termasuk dalam prinsip akutansi imbalan kerja yaitu on going concern
(berkelanjutan). Alasan kenapa perusahaan harus menerapkan PSAK-24 adalah:
- Adanya prinsip akutansi accrual basis. Penerapan PSAK-24 pada perusahaan adalah
sesuai prinsip akutansi accrual basis, yaitu perusahaan harus mempersiapkan
(mencadangkan/mengakui) utang (liability), untuk imbalan yang akan jatuh tempo nanti.
- Tidak ada kewajiban yang tersembunyi. Artinya jika didalam laporan keuangan tidak ada
account untuk imbalan pasca kerja (melalui PSAK 24), maka secara tidak langsung
perusahaan sebenarnya “menyembunyikan” kewajiban untuk imbalan pasca kerja.
- Berkaitan dengan arus kas, jika ada karyawan yang keluar karena pensiun dan perusahaan
memberikan manfaat pesangon pensiun kepada karyawan tersebut, maka pada periode
berjalan perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang yang mengurangi laba
perusahaan. Jika dari awal perusahaan sudah mencadangkan imbalan pensiun ini
(imbalan pasca kerja), maka imbalan pensiun yang dibayarkan tersebut tidak akan secara
langsung mengurangi laba, akan tetapi akan mengurangi pencadangan/ accrual/
kewajiban atas imbalan pasca kerja yang telah di catatkan perusahaan di laporan
keuangan.
RUANG LINGKUP IMBALAN KERJA
Tidak mengatur pelaporan oleh program imbalan kerja (PSAK 18)
Imbalan kerja diberikan melalui:
- program formal;
- peraturan perundang-undangan atau peraturan industri; atau
- kebiasaan yang menimbulkan kewajiban konstruktif.

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek


Diakui saat pekerja telah memberi jasa:
a. Liabilitas jangka pendek sebagai:
- Liabilitas setelah dikurangi yang telah dibayar, beban dibayar dimuka jika terjadi
kelebihan pembayaran
- Beban atau pernyataan lain membolehkan sbg biaya perolehan
b. Cuti berimbalan jangka pendek
- Boleh diakumulasi: diakui pada saat pekerja memberikan jasa
- cuti berimbalan yang tidak boleh diakumulasi diakui saat cuti terjadi
Entitas mengakui biaya ekspektasian imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk cuti
berbayar :
- dalam hal cuti berbayar dapat diakumulasi pada saat pekerja memberikan jasa.
- dalam hal cuti berbayar tidak dapat diakumulasi pada saat cuti terjadi.
Entitas mengukur biaya ekspektasian dari cuti berbayar yang dapat diakumulasi sebagai
jumlah tambahan yang diharapkan akan dibayar oleh entitas akibat hak yang belum
digunakan dan telah terakumulasi pada akhir periode pelaporan.
Program multipemberi kerja adalah program iuran pasti atau program imbalan pasti (selain
program nasional jaminan sosial) yang:
- menyatukan aset yang dikontribusi dari beberapa entitas yang tidak sepengendali; dan
- menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada para pekerja dari lebih
satu entitas, dengan dasar bahwa tingkat iuran dan imbalan ditentukan tanpa
memperhatikan identitas entitas mempekerjakan pekerja tersebut.

Program jaminan social


- cara yang sama seperti program multi pemberi kerja
- umumnya program iuran pasti
- dicirikan sbg imbalan pasti/iuran pasti berdasarkan kewajiban entitas dalam program
Program iuran pasti
Pengakuan dan pengukuran:
- diakui sbg beban
- diakui sbg liabilitas (beban terakru) setelah dikurangi dengan iuran telah dibayar/asset
(pembayaran dimuka jika terdapat kelebihan)
- jika iuran tidak jatuh tempo seluruhnya dlm 12 bln: didiskonto
Pengungkapan:
- jumlah yang diakui sebagai beban untuk program iuran pasti.
- Informasi program iuran pasti untuk personel manajemen kunci
Contoh:
Misal Juni 20X5, iuran pensiun yang harus dibayar oleh PT ABC untuk bulan tersebut Rp
5.000.000. Jika iuran tersebut dibayar semua maka jurnal yang dibuat adalah:
Beban Rp 5.000.000
Kas Rp 5.000.000
Jika baru Rp 3.000.000 dibayar, sisanya belum dibayar sampai akhir Juni 20X0. Maka
jurnalnya adalah :
Beban Rp 5.000.000
Kas Rp 3.000.000
Liabilitas jk pendek Rp 2.000.000
Program Imbalan Pasti
- Entitas menghitung kewajiban hukum dan konstruktif
- Kewajiban konstruktif: entitas tidak memiliki pilihan realistis selain membayar imbalan
kerja
- Contoh: ketika perubahan dalam kebiasaan entitas menyebabkan memburuknya
hubungan kerja antara entitas dan para pekerjanya
Program Manfaat Pasti
- Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk memenuhi pembayaran
imbalan setelah pekerja pensiun.
- Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
- Imbalan dihitung dengan asumsi actuarial: asumsi demografi dan keuangan.
- Dana diakumulasikan dalam Aset Program
- Risiko atas manfaat pasti: Risiko aktuarial (jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari
yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria), Risiko investasi (hasil investasi atas
aset program berbeda dari yang diharapkan).
- RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL
- Beban tersebut dihitung sebesar nilai neto dari : Biaya Jasa, yang mencakup Biaya Jasa
Kini, Biaya Jasa Lalu, dan Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian (settlement).
Ditambah (dikurang): Beban (Pendapatan) Bunga Neto;
- Neraca – liabilitas atau aset tergantung mana yang lebih besar dari keduanya
- Jika muncul aset maka dinilai yang terendah dari nilai surplus dan nilai aset ceiling.
- Entitas menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti dengan keteraturan yang
memadai bahwa jumlah yang diakui dalam laporan keuangan tidak berbeda secara
material dengan jumlah yang akan ditentukan pada akhir periode pelaporan
Laporan posisi keuangan:
- Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi keuangan
- Ketika entitas memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas mengukur
aset imbalan pasti pada jumlah yang lebih rendah antara: surplus program imbalan pasti;
dan batas atas aset, yang ditentukan dengan menggunakan tingkat diskonto
Faktor-faktor
- (Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti (NKKIP)) Biaya Jasa: Biaya Jasa Kini, Biaya Jasa Lalu,
Pembayaran pension, Biaya Bunga, Remeasurement (Keuntungan dan kerugian actuarial)
OCI
- (Nilai Wajar Aset Program (NWAP))Pendapatan Bunga, Iuran, Pembayaran pension
Remeasurement (Keuntungan dan kerugian aktuarial) OCI
Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)
+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/- Nilai wajar aset program yang digunakan untuk menyelesaikan kewajiban secara
langsung
Ekuitas (di Neraca)
+/- Penghasilan komprehensif lain: pendapatan atau kerugian
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Diakui sebagai beban atau penghasilan:
Biaya jasa kini, biaya jasa lalu, bunga netto, keuntungan kerugian penyelesaian -
Penghasilan Komprehensif Lain
Komponen Biaya Imbalan Pasti
- Biaya jasa
- Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto: Bunga neto ditentukan berdasarkan
perkalian liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan tingkat diskonto, yang ditentukan
pada awal periode pelaporan tahunan, memperhitungkan setiap perubahan selama
periode sebagai akibat dari iuran dan pembayaran imbalan.
- Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif
lain: Tidak direklasifikasi dalam ke laba rugi periode berikutnya dan Dapat mengalihkan
jumlah yang diakui ke pos lain dalam ekuitas
Biaya jasa lalu
Sebelum menentukan biaya jasa lalu,, entitas mengukur kembali liabilitas (aset) imbalan
pasti neto menggunakan nilai wajar kini dari aset program dan asumsi aktuaria kini yang
mencerminkan imbalan yang ditawarkan berdasarkan program sebelum amandemen,
kurtailmen, atau penyelesaian program.
Biaya jasa lalu adalah perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti sebagai akibat dari
amandemen atau kurtailmen program
Entitas mengakui biaya jasa lalu sebagai beban pada tanggal yang lebih awal antara: ketika
amandemen atau kurtailemen program terjadi, dan ketika entitas mengakui biaya
restrukturisasi terkait PSAK 57atau pesangon
Nilai Kini Kewajiban Imbalan
- Untuk mengukur nilai kewajiban kini dan biaya jasa entitas perlu: Menerapkan metode
penilaian aktuaria, Mengatribusikan imbalan pada periode jasa, Membuat asumsi
aktuaria
- Entitas menggunakan metode Projected Unit Credit untuk menentukan nilai kini dari
kewajiban imbalan pasti, biaya jasa kini dan biaya jasa lalu.
- Kewajiban masa depan dihitung dari nilai kini (present value) kewajiban yang dibayarkan
di masa depan
- Menerapkan keteraturan yang memadai (sufficient regularity) jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan tidak berbeda secara material dari jumlah yang akan ditentukan
pada akhir periode pelaporan.
- Aktuaris berkualifikasi dianjurkan tetapi tidak diwajibkan.
- Hasil perhitungan diperbaharui jika ada transaksi dan perubahan material.
Faktor yang mempengaruhi nilai kini kewajiban imbalan:
- Biaya jasa kini: penambahan pensiun karena masa kerja karyawan dalam satu periode.
- Biaya jasa lalu: jika entitas merubah program imbalan atau karena penerapan pertama
kali program saat karyawan telah mendapat hak.
- Kurtailmen dan penyelesaian kurtailmen: perubahan kententuan program
- Keuntungan dan kerugian penyelesaian: biaya bunga neto
Metode Penilaian Aktuarial
Projected Unit Credit sering kali disebut sebagai metode imbalan yang diakru yang
diperhitungkan secara pro rata sesuai jasa atau sebagai metode imbalan dibagi tahun jasa),
menganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit tambahan imbalan.
Digunakan untuk menentukan:
- nilai kini kewajiban imbalan pasti
- biaya jasa kini yang terkait
- biaya jasa lalu (jika dapat diterapkan)
Penyajian
Saling hapus antara aktiva terkait suatu program dengan kewajiban terkait program lainnya
DIHARUSKAN, apabila pemberi kerja:
- Memiliki hak secara hukum
- Mempunyai maksud untuk menyelesaikan kewajiban secara neto, atau merealisasi
surplus pada satu program sekaligus menyelesaikan kewajiban program yang lain
Tidak ada ada ketentuan pembedaan aset dan kewajian lancar atau tidak lancer
Komponen biaya imbalan pasti : biaya jasa dan bunga neto dalam laba rugi.
Pengungkapan
- menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait (par 139);
- mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program imbalan pasti dalam
laporan keuangan (par 140–144); dan
- menjelaskan bagaimana program imbalan pasti dapat berdampak terhadap jumlah,
waktu, dan ketidakpastian arus kas entitas di masa depan (par145–147).

PSAK 25 - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan


PENGANTAR
- PSAK 25 tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 15 Desember 2009
- PSAK 25 ini merevisi PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan,
Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi yang telah dikeluarkan pada 7
September 1994.
- Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.
DEFINISI
- Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
- Kesalahan periode sebelumnya adalah kelalaian untuk mencantumkan, dan kesalahan
dalam mencatat, dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode
sebelumnya yang timbul dari kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan
penggunaan, informasi andal yang:
tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan secara
rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan tersebut. Kesalahan tersebut termasuk dampak kesalahan
perhitungan matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi, kekeliruan atau
kesalahan interpretasi fakta, dan kecurangan.
- Material Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos
laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri atau bersama, dapat
mempengaruhi keputusan ekonomik pengguna laporan keuangan. Materialitas
bergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat tersebut dengan memperhatkan keadaan terkait. Ukuran atau sifat dari
pos laporan keuangan, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
- Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
- Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan pengakuan dampak
perubahan estimasi akuntansi, masing-masing adalah:
penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang
terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan tersebut; dan pengakuan dampak
perubahan estimasi akuntansi pada periode berjalan dan periode mendatang yang
dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
- Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah kesalahan periode
sebelumnya tidak pernah terjadi.
- Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau laibilitas,
atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini dari, dan
ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan laibilitas.
Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru
dan, sejalan dengan hal tersebut, bukan dari koreksi kesalahan.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau kondisi lain,
kebijakan akuntansi yang diterapkan pos tersebut menggunakan PSAK tersebut. Dalam hal
tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain,
maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan
menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan
andal.
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi,
peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik mengatur atau
mengizinkan pengelompokkan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah
hal yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan tersebut,
maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap
kelompok. Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
- dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
- menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi
keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.
Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi:
- entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada; dan
- jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang tidak
mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan
akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
paling awal dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-
olah kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya.
PEMILIHAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
SAK menentukan kebijakan akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan yang berisi
informasi relevan dan andal atas transaksi, peristiwa dan kondisi lain. Kebijakan akuntansi
tersebut tidak perlu diterapkan ketika dampak penerapannya tidak material. Namun, adalah
tidak tepat untuk membuat, atau membiarkan ketidaktepatan, penyimpangan dari SAK untuk
mencapai suatu penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas. SAK
dilengkapi dengan panduan untuk membantu entitas dalam menera pkan persyaratan dalam
SAK. Panduan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SAK bersifat wajib diterapkan
(mandatory). Sementara panduan yang bukan bagian tidak terpisahkan dari SAK tidak berisi
pengaturan untuk laporan keuangan
Dalam hal tidak ada PSAK yang secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi
lain, maka manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan
menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi pengguna; dan
andal, dalam laporan keuangan yang: menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas, dan mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa, atau
kondisi lainnya, dan bukan hanya bentuk hukum;
KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk transaksi,
peristiwa dan kondisi lain yang serupa, kecuali suatu PSAK secara spesifik mengatur atau
mengijinkan pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi yang berbeda adalah hal
yang tepat. Jika suatu PSAK mengatur atau mengijinkan pengelompokan tersebut, maka
kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut:
disyaratkan oleh suatu PSAK; atau
menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih relevan
tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja
keuangan, atau arus kas entitas.
Pengguna laporan keuangan perlu untuk mampu membandingkan laporan keuangan entitas
sepanjang waktu untuk mengidentifikasi kecenderungan dalam posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kasnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang sama diterapkan pada
setiap periode dan dari suatu periode dengan periode berikutnya, kecuali suatu perubahan
kebijakan akuntansi memenuhi dua kriteria diatas Yang bukan merupakan perubahan
kebijakan akuntansi:
penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang berbeda
secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya; dan
penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain yang
tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak material.
PENERAPAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penerapan perubahan kebijakan akuntansi bergantung pada :
a. entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, jika ada; dan
b. jika entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal suatu PSAK yang tidak
mengatur ketentuan transisi untuk perubahan tersebut, atau perubahan kebijakan
akuntansi secara sukarela, maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.
Untuk tujuan Pernyataan ini, penerapan dini suatu PSAK bukan merupakan perubahan
kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela. Dalam hal PSAK tidak secara spesifik diterapkan
untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lain, maka manajemen, sesuai dengan par agraf 12,
menerapkan suatu kebijakan akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan pem buat standar
akuntansi lain yang menggunakan kerangka dasar yang sama dalam mengem bangkan standar
kuntansi. Jika, selanjutnya pengaturan (pronouncement) tersebut diamandemen, dan entitas
memilih untuk mengubah suatu kebijakan akuntansi, maka perubahan tersebut dicatat dan
diungkapkan sebagai perubahan kebijakan akuntansi yang bersifat sukarela. Jenis penerapan
perubahan kebijakan akuntansi :
a. penerapan retrospektif, yaitu penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah kebijakan tersebut telah ditetapkan sejak awal transaksi.
b. Penerapan prospektif, yaitu penerapan dampak perubahan keijakan akuntansi baru untuk
transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal perubahan kebijakan
tersebut.
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Dampak perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
- periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
- periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.
Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan laibilitas, atau
terkait dengan suatu pos ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan
menyesuaikan jumlah tercatat pos aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode
perubahan.
KESALAHAN
Entitas mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya kesalahan dengan:
- menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya yang disajikan dimana
kesalahan terjadi; atau
- jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka menyajikan kembali saldo
awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode sebelumnya sajian paling awal.
Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laba atau rugi pada periode dimana
kesalahan ditemukan. Setiap informasi sajian atas periode lalu, termasuk ringkasan data
keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin kebelakang selama hal itu praktis. Ketika
tidak praktis untuk menentukan jumlah kesalahan (misalnya kesalahan penera pan kebijakan
akuntansi) untuk semua periode lalu, maka entitas menyajikan kembali informasi komparatif
secara prospektif sejak tanggal praktis paling awal. Hal ini mengabaikan porsi kumulatif
penyajian kembali aset, liabilitas, dan ekuitas yang timbul sebelum tanggal itu. Koreksi
kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi. Estimasi akuntansi sesuai dengan
sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat tambahan informasi yang diketahui
kemudian. Misalnya, keuntungan atau kerugian yang diakui akibat hasil suatu kontinjensi
adalah bukan koreksi kesalahan.
Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu
Dalam pengungkapan kesalahan periode lalu, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
a. sifat dari kesalahan periode lalu;
b. jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis:
- untuk setiap pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh; dan
- laba per saham dasar dan dilusian, jika PSAK 56: Laba Per Saham diterapkan atas entitas;
c. jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
d. jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu,
keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak
kapan kesalahan telah dikoreksi.

PSAK 26 – Biaya Pinjaman


PENGANTAR
- PSAK 26 tentang Biaya Pinjaman telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
pada tanggal 20 Desember 2011.
- PSAK 26 ini merevisi PSAK 26 tentang Biaya Pinjaman yang telah dikeluarkan pada tanggal
16 September 2008.
- Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material.
Ruang lingkup
- Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk akuntansi biaya pinjaman.
- Pernyataan ini tidak mengatur biaya ekuitas (actual or imputed cost of equity), termasuk
modal preferen yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas.
- Entitas tidak dipersyaratkan untuk menerapkan Pernyataan ini untuk biaya pinjaman
yang secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi dari:
(a) aset kualifikasian yang diukur pada nilai wajar; atau
(b) persediaan yang dipabrikasi atau diproduksi dalam jumlah besar dengan dasar
berulang.
Definisi
Berikut ini pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
- Aset kualifikasian adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap
untuk digunakan sesuai dengan maksudnya atau dijual. Biaya pinjaman adalah bunga dan
biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan peminjaman dana.
- Biaya pinjaman dapat meliputi:
(a) beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif seperti
dijelaskan dalam PSAK 55 (revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran
(b) beban keuangan dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai dengan PSAK 30 (revisi
2011): Sewa
(c) selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs
tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.
Tergantung keadaan, aset berikut dapat dikategorikan sebagai aset kualifikasian:
(a) persediaan
(b) pabrik
(c) fasilitas pembangkit listrik
(d) aset tidak berwujud
(e) properti investasi.
Aset keuangan dan persediaan yang dipabrikasi atau diproduksi dalam jangka waktu pendek
bukan merupakan asset dapat diatribusikan kualifikasian. Aset yang siap untuk digunakan
sesuai dengan maksudnya atau dijual ketika diperoleh bukan merupakan asset kualifikasian.
PENGAKUAN
- Entitas mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya
perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode
terjadinya.
- Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi,
atau pembuatan asset kualifikasian termasuk dalam biaya perolehan aset tersebut.
- Biaya pinjaman tersebut dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut
ketika kemungkinan besar biaya pinjaman tersebut menghasilkan manfaat ekonomi
masa depan untuk entitas dan dapat diukur secara andal. Ketika entitas menerapkan
PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinfasi, akan mengakui bagian dari
biaya pinjaman yang menggantikan inflasi dalam periode sebagai beban, sesuai dengan
PSAK 63 paragraf 21.
Biaya Pinjaman yang dapat Dikapitalisasi
- Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi,
atau pembuatan asset kualifikasian adalah biaya pinjaman yang dapat dihindari jika
pengeluaran atas aset kualifikasian tidak dilakukan. Jika entitas meminjam dana secara
khusus untuk tujuan memperoleh suatu aset kualifikasian tertentu, maka biaya pinjaman
yang terkait secara langsung dengan aset kualifikasian dapat diidentifikasi dengan
mudah.
- Tidak mudah untuk mengidentifikasi hubungan langsung antara pinjaman tertentu dan
aset kualifikasian dan untuk menentukan pinjaman yang dapat dihindari. Kesulitan
tersebut terjadi, misalnya, ketika kegiatan pembiayaan dari entitas dikoordinasikan
secara terpusat. Kesulitan juga timbul ketika suatu kelompok usaha menggunakan
berbagai bentuk instrumen utang untuk meminjam dana dengan tingkat bunga yang
berbeda-beda dan meminjamkan dana tersebut kepada entitas lain dalam kelompok
usaha tersebut dengan dasar yang berbeda-beda. Kesulitan lainnya timbul dari
penggunaan pinjaman dalam satuan atau terkait dengan mata uang asing (ketika
kelompok usaha beroperasi dalam perekonomian dengan inflasi tinggi) dan dari fluktuasi
nilai tukar. Akibatnya, penentuan jumlah biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan aset kualifikasian menjadi sulit dan diperlukan adanya
pertimbangan.
- Jika entitas meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian,
maka entitas tersebut menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi
sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama periode dikurangi penghasilan
investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut.
- Perjanjian pembiayaan untuk aset kualifikasian dapat mengakibatkan entitas
memperoleh dana pinjaman dan biaya pinjaman terkait terjadi sebelum sebagian atau
seluruh dana tersebut digunakan untuk pengeluaran atas aset kualifikasian.
- Dalam kondisi demikian, dana tersebut seringkali diinvestasikan sementara menunggu
pengeluaran atas aset kualifikasian. Dalam menentukan jumlah biaya pinjaman yang
dapat dikapitalisasi selama suatu periode, maka setiap penghasilan investasi yang
diterima atas dana tersebut dikurangkan dari biaya pinjaman yang terjadi.
- Jika entitas meminjam dana secara umum lalu menggunakannya untuk memperoleh
suatu aset kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi dengan menerapkan suatu tarif kapitalisasi terhadap pengeluaran atas aset
tersebut. Tarif kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo
pinjaman selama periode, diluar pinjaman untuk memperoleh aset kualifikasian. Jumlah
biaya pinjaman dikapitalisasi selama suatu periode tidak boleh melebihi jumlah biaya
pinjaman yang terjadi pada periode tersebut.
- Dalam keadaan tertentu, seluruh biaya pinjaman induk perusahaan dan anak
perusahaannya dapat dimasukkan ketika menghitung rata-rata tertimbang biaya
pinjaman. Dalam keadaan lain, setiap anak perusahaan dapat menggunakan rata-rata
tertimbang biaya pinjaman dari pinjamannya sendiri. Selisih Lebih Jumlah Tercatat Aset
Kualifkasian atas Jumlah Terpulihkan
- Ketika jumlah tercatat atau ekspektasi biaya perolehan aset kualifikasian melebihi jumlah
yang dapat dipulihkan atau nilai realisasi netonya, maka jumlah tercatat diturun-nilaikan
atau dihapus-bukukan sesuai dengan pengaturan dalam PSAK lain. Dalam keadaan
tertentu, jumlah yang diturun-nilaikan atau dihapus-bukukan dapat dipulihkan sesuai
dengan PSAK lain tersebut.
Permulaan Kapitalisasi
- Entitas mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian biaya perolehan aset
kualifikasian pada tanggal awal. Tanggal awal kapitalisasi adalah tanggal ketika entitas
pertama kali memenuhi semua kondisi berikut: (a)terjadinya pengeluaran untuk asset
(b)terjadinya biaya pinjaman dan (c)entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan
untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya atau dijual.
- Pengeluaran atas aset kualifikasian hanya meliputi pengeluaran yang mengakibatkan
pembayaran kas, transfer aset lainnya atau liabilitas berbunga. Pengeluaran tersebut
dikurangi setiap termin penerimaan pembayaran dan hibah yang terkait dengan aset
tersebut (lihat PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan
Pemerintah).
PENGUNGKAPAN
Entitas mengungkapkan: (a) jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode
berjalan; dan (b) tarif kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman
yang dapat dikapitalisasi.
TANGGAL EFEKTIF
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk
periode tahun buku yang dimulai sebelum 1 Januari 2012, maka fakta tersebut diungkapkan.
PENARIKAN
Pernyataan ini mengganti PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.

PSAK 27 – AKUNTANSI PERKOPERASIAN


Koperasi merupakan kumpulan orang-orang dan merupakan badan usaha yang diharapkan
menjadi soko guru ekonomi di Indonesia maka pemerintah secara berkala mengadakan
pembinaan ataupun pemberian bantuan.
Perlakuan akuntansinya diatur sbb :
a. Aktiva
“aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terkait penggunaannya dan tidak dapat dijual
untuk menutup kerugian diakui sebagai aktiva lain-pain. Sifat keterikatan penggunaan
tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan”.
Aktiva yang dicadangkan untuk kepentingan bersam para anggota merupakan aktiva yang
bukan milik koperasi. Oleh karena itu pengurus harus mempertanggujawabkan
penggunaan aktiva ini dan dalam pencatatannya tidak boleh diakui sebagai aktiva koperasi.
“aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai
aktiva, dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan”.
b. Kewajiban
Untuk kewajiban yang diatur dalam PSAK No. 27 adalah simpanan sukarela.
Simpanan pokok dan simpanan wajib merupakan modal koperasi karena simpanan ini tidak
dapat diambil sewaktu-waktu. Simpanan anggota yang sifatnya sukarela (simpanan
sukarela) tidak dapat dianggap sebagai modal karena simpanan ini dapat diambil sewaktu-
waktu. Oleh karena itu simpanan sukarela dianggap sebagai hutang sebagaimana
dijelaskan dalam paragraf berikut : “simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai
ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal
jatuh temponya dan dicatat nilai nominalnya”.
c. Ekuitas
Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memenuhi syarat sebagai anggota.
Oleh karena itu ekuitas koperasi merupakan kumpulan dari setoran para anggota baik
berupa simpanan pokok maupun simpanan wajib yang tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih tercatat sebagai anggota. Selain itu ekuitas koperasi berasal dari
modal sumbangan, modal penyertaan, cadangan dan SHU yang belum dibagi.
d. Pendapatan
“pendapatan yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota diakui sebesar
pendapatan bruto”.
“ pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan non anggota diakui sebagai
pendapatan (penjualan) yang dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan
perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok
transaksi dengan non anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non anggota”.
e. Beban
“ beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan
perhitungan hasil usaha”.
Hasil akhir akuntansi koperasi adalah laporan keuangan, yang terdiri dari :
1. Neraca
Menyajikan mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.
Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi, dan
hibah/donasi. Simpanan sukarela dimasukkan dalam utang lancar. Hal ini disebabkan
simpanansukarela merupakan simpanan yang dapat diambil setiap saat. Aktiva
disajikan menurut tingkat likuiditas dan hutang disusun berdasarkan jatuh temponya.
2. Perhitungan Hasil Usaha
Laporan perhitunga hasil usaha atau laporan SHU memuat hasil usaha dengan anggota
dan laba/rugi kotor dengan non anggota. Pada dasarnya, harus diadakan pemisahan
antara penggunaan pendapatan yang diperoleh dari pelayanan terhadap anggota
sendiri dan terhadap pihak ketiga atau non anggota. Demikian pula harus dibedakan
terhadap pihak ketiga atau non anggota. Jadi bagian SHU yang diperoleh dari pelayanan
terhadap pihak ketiga, termask bukan anggota, tidak boleh dibagikan pada anggota
karena bagian pendapatan ini bukan diperoleh dari jasa anggota sehingga lebihbaik
digunakan untu biaya cadangan.
3. Laporan Arus kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi perubahan kas pada periode tertntu yang
tersiri dari saldo awal, sumber penerimaan, pengeluaran kas pada periode tertentu.
4. Laporan promosi ekonomi anggota Adalah laporan yang mengikhtisarkan manfaat
ekonomi yang didapat anggota selama periode tertentu. Laporan ini mengikhtisarkan :
a) Manfaat ekonomi dari pembelian atau pengadaan barang;
b) Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama;
c) Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat ko[erasi;
d) Manfaat ekonomi dari pembagian SHU
e) Catatan atas Laporan Keuangan
Menyajikan pengungkapan (disclousure) yang memuat :
1. Yang berhubungan dengan perlakuan akuntansi antara lain mengenai :
- Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi baik dengan
anggota maupun dengan nonanggota;
- Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dll;
Dasar penetapan harga pelayanan baik kepada anggota maupun kepada nonanggota.
Pengungkapan informasi lain, diantaranya :
- Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum di AD/ART
(anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) maupun dalam praktik yang dilakukan
koperasi
- Aktivitas koperasi dalam pembangunan sumber daya dan mempromosikan usaha
ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian usaha manajemen yang
diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota
- Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan
nonanggota.
- Pengklasifikasian piutang dan utang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota
dan nonanggota.
- Pembatasan penggunaan dan resiko atas aktiva tetap yang diperoleh dari hibah atau
sumbangan;
- Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi;
- Aktiva yang diperoleh dari hibah dalam bentuk pengalihan sahan dari perusahaan swasta;
- Pembagian SHU dan penggunaan cadangan
- Hal dan tanggungan pemodal yang modalnya berupa modal penyertaan
- Penyelenggaraan Rapat Anggota dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh
pada perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan;
- Penyelenggaraan Rapat Anggota dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh
pada perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.
BUKTI-BUKTI TRANSAKSI KOPERASI
Bukti transaksi merupakan dokumen dasar untuk memebuat jurnal dan merupakan bukti
bahwa telah terjadi transaksi di koperasi. Bukti-bukti tersebut harus dianalisa kebenarannya.
Hal ini dilakukan untuk menghindari penyelewengan-penyelewengan.
a. Bukti Penerimaan Kas Adalah bukti transaksi yang membuktikan bahwa koperasi telah
menerima sejumlah uang tunai atau alat pembayaran yang sama dengan uang tunai (cek).
Sumbernya antara lain dari :
- Penerimaan simpanan dari anggota koperasi;
- Penerimaan dari penjualan tunai;
- Penerimaan tagihan dari debitur;
- Penerimaan uang dari pihak lain yang merupakan realisasi hak koperasi;
- Penerimaan bunga
- Penerimaan berupa uang jasa seperti komisi;
- Penerimaan kembali hutang karyawan koperasi
- Penerimaan lainnya yang dapat menambah uang tunai koperasi.
b. Bukti pengeluaran Kas Adalah bukti transaksi yang membuktikan bahwa koperasi telah
membayar sejumlah uang tunai atau alat pembayaran lainnya yang disamakan dengan
uang tunai. Bentuknya antara lain :
- Pembayaran kembali simpanan sukarela
- Pengembalian simpanan pokok dan wajib kepada anggota koperasi yang keluar;
- Pembelian barang secara tunai
- Pemberian pinjaman kepad anggota koperasi
- Pembayaran gaji karyawan dan manajer
- Pengeluaran-pengeluaran lainnya.
c. Bukti penjualan/faktur penjualan Adalah bukti pembukuan yang membuktikan koperasi
melakukan transaksi penjualan barang secara kredit.
d. Bukti pembelian/faktur pembelian Adalah bukti pembukuan yang membuktikan koperasi
telah membeli barang secara kredit.
e. Bukti Umum/Bukti Serba-serbi Adalah bukti pembukuan yang digunakan untuk mencatat
transaksi yang tidak dicatat dalam bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas, faktur
penjualan, faktur pembelian. Transaksi yang dicatat pada abukti ini adalah :
- Retur pembelian
- Retur penjualan
- penghapusan piutang
- Penghapusan aktiva tetap;
- Pembagian SHU.
Tahap Pencatatan Akuntansi Koperasi
a. Jurnal adalah daftar atau buku tempat mencatat transaksi secara kronologis (berurutan)
sesuai tanggal terjadinya transaksi dengan mencantumkan akun yang didebet dan
akunyang dikredit serta jumlah nominal masing-masing.
b. Buku Besar (Ledger) adalah kumpulan akun-akun suatu perusahaan. Pencatatan atas
bertambah atau berkurangnya suatu akun dalam buku besar akan mempengaruhi satu
atau lebih akun lainnya. Hal ini merupakan akibat dari sistem pencatatan berpasangan
(double entry system), artinya adalah pengaruh dari kenaikan atau penurunan suatu akun
adalah bertambahnya atau berkurangnya akun lain. Didalam penyusunan buku besar
dibutuhkan kode akun yaitu simbol berupa angka, huruf, atau gabungan keduanya yang
menunjukkan akun tertentu.
c. Buku Besar pembantu (Subsidiary Ledger) adalah buku besar yang digunakan untuk
merinci lebih lanjut informasi yang terdapat dalam salah satu akun didalamnya. Akun
yang memiliki buku besar pembantu disebut akun pengendali (controlling account).
Terdiri dari :
- Buku piutang kepada anggota
- Buku utang pada anggota
- Buku utang;
- Buku piutang
- Buku simpanan anggota
- Buku aktiva tetap.
d. Neraca Saldo yang merupakan kumpulan saldo-saldo buku besar di akhir periode
e. Jurnal penyesuaian (adjusting entries). Pencatatan menggunakan dasar akrual (accrual
basis). Pada prinsipnya metode akrual adalah mengakui pendapatan yang sudah menjadi
haknya walaupun belum diterima dan membebankan biaya bila sudah menjadi
kewajibannya.
f. Neraca Lajur (worksheet).

PSAK 28 - AKUNTANSI KONTRAK ASURANSI KERUGIAN DAN PSAK 36: AKUNTANSI KONTRAK
ASURANSI JIWA
Pada 11 Desember 2012 DSAK IAI mengesahkan revisi PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi
Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa yang berlaku efektif sejak tanggal
pengesahan. Ketentuan transisi diberikan terkait dengan revisi pengaturan liabilitas manfaat
polis masa depan.
Beberapa perubahan signfikan pengaturan dalam PSAK 28 adalah sebagai berikut:
- Liabilitas manfaat polis masa depan. Mengacu pada perubahan dalam PSAK 36 di bawah
ini.
- Tes kecukupan liabilitas. Adanya tambahan penjelasan mengenai tingkat diskonto yang
digunakan.
- Aset reasuransi. Adanya tambahan paragraf mengenai penentuan aset reasuransi.
Sedangkan perubahan signifikan pengaturan dalam PSAK 36 adalah sebagai berikut:
- Liabilitas manfaat polis masa depan. Adanya pengecualian bagi entitas dengan data yang
tersedia tidak cukup memadai untuk menghitung berdasarkan metode yang disyaratkan,
perlakuan atas perubahan dari pengecualian tersebut ke metode yang disyaratkan, dan
hasil perhitungan negatif.
- Tes kecukupan liabilitas. Adanya tambahan penjelasan mengenai tingkat diskonto yang
digunakan.
- Aset reasuransi. Adanya tambahan paragraf mengenai penentuan aset reasuransi
(paragraf 20-22).
Revisi PSAK 28 dan PSAK 36 dilakukan tanpa melalui tahapan due process procedure, dan
berdasarkan ketentuan Peraturan Organisasi IAI hal ini dimungkinkan dengan adanya
persetujuan Dewan Pengurus Nasional IAI. Persetujuan tersebut diberikan pada 10 Desember
2012.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 28 – AKUNTANSI KONTRAK ASURANSI
KERUGIAN
PENDAHULUAN
- Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.
- Suatu kontrak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 62: Kontrak Asuransi sebagai
kontrak asuransi, jika kontrak tersebut merupakan asuransi kerugian, maka entitas juga
menerapkan Pernyataan ini.
Ruang Lingkup
- Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk kontrak asuransi kerugian. Pengertian kontrak
asuransi mengacu pada PSAK 62: Kontrak Asuransi.
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
- Estimasi klaim adalah estimasi jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan sehubungan
dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun
belum dilaporkan.
- Klaim bruto adalah klaim yang jumlahnya telah disepakati, termasuk biaya penyelesaian
klaim.
- Klaim reasuransi adalah bagian klaim yang menjadi kewajiban reasuradur sehubungan
dengan perjanjian reasuransi.
- Kontrak asuransi jangka pendek adalah kontrak asuransi yang hanya memberikan
proteksi tanpa ada komponen deposit untuk periode sama dengan atau kurang dari dua
belas bulan dan memungkinkan asuradur untuk membatalkan kontrak atau
menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, seperti
penyesuaian jumlah premi atau penutupan yang diberikan.
- Polis bersama adalah penutupan terhadap satu objek asuransi yang dilakukan secara
bersama oleh beberapa entitas asuransi dan dinyatakan dalam satu polis.
- Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupan langsung dan penutupan tidak
langsung. Premi penutupan langsung termasuk premi yang diperoleh dari penutupan
polis bersama.
- Premi reasuransi adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan
perjanjian reasuransi.
- Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang belum diakui
sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode
akuntansi.
- Reasuransi prospektif adalah ketentuan dalam kontrak reasuransi yang mewajibkan
reasuradur untuk membayar kepada asuradur sejumlah kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat dari peristiwa masa depan yang dipertanggungkan.
- Reasuransi retroaktif adalah ketentuan dalam kontrak reasuransi yang mewajibkan
reasuradur untuk membayar kepada asuradur sejumlah kerugian yang sudah terjadi
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang dipertanggungkan.
PENDAPATAN
Premi Kontrak Asuransi Jangka Pendek: Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak
asuransi dan reasuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode polis
(kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis
berbeda secara signifikan dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis
pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui
sebagai pendapatan selama periode risiko, kecuali sebagaimana diatur di paragraf 06.
Jika jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau
premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan
premi diakui sebagai berikut:
(a) jika jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama
periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk
mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.
(b) jika jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan
menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat
diestimasi secara layak.
Premi dari polis bersama diakui sebesar bagian premi yang diterima oleh entitas.
Ceding company dapat memperoleh ganti rugi atas klaim sehubungan dengan kontrak asuransi
yang ditutupnya, dengan melakukan kontrak reasuransi dengan asuradur lain atau reasuradur.
Selanjutnya, reasuradur dapat mengadakan kontrak reasuransi dengan reasuradur lain yang
dikenal sebagai proses retrosesi. Perlakuan akuntansi terhadap transaksi reasuransi
bergantung pada apakah suatu kontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi prospektif
atau retroaktif.
Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai
premi reasuransi selama sisa periode kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi
yang diberikan. Jika bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya dapat
diestimasi secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakui selama sisa periode kontrak
adalah sebesar estimasi premi yang akan dibayar tersebut.
Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif diakui sebagai piutang
reasuransi sebesar jumlah kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi yang
mendasari. Jika kewajiban yang dicatat melebihi jumlah yang dibayar, maka piutang reasuransi
dinaikkan untuk mencerminkan perbedaan tersebut dan menimbulkan keuntungan
ditangguhkan. Keuntungan ditangguhkan diamortisasi selama estimasi sisa periode
penyelesaian.
Jika pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif melebihi jumlah kewajiban
yang dicatat, maka ceding company menaikkan kewajiban yang bersangkutan atau mengurangi
piutang reasuransi, atau keduanya, pada saat kontrak reasuransi dilakukan. Perbedaan
tersebut diakui dalam laba rugi.
Perubahan dalam estimasi jumlah kewajiban sehubungan dengan kontrak reasuransi yang
mendasari diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Piutang reasuransi
mencerminkan perubahan yang berhubungan dengan jumlah klaim yang dapat diperoleh dari
reasuradur dan keuntungannya ditangguhkan dan diamortisasi.
Jika kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupun reasuransi retroaktif,
maka transaksi reasuransi tersebut dipertanggungjawabkan secara terpisah.
Premi Selain Kontrak Asuransi Jangka Pendek
Ketentuan tentang pendapatan premi selain kontrak asuransi jangka pendek mengacu pada
PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa paragraf 06.
BEBAN
- Beban Klaim: Ketentuan tentang pendapatan premi selain kontrak asuransi jangka
pendek mengacu pada PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa paragraf 06.
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum
dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi liabilitas klaim tersebut. Perubahan dalam
jumlah estimasi liabilitas klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan
perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laba
rugi pada periode terjadinya perubahan.
LIABILITAS
Jumlah estimasi liabilitas klaim diukur sebesar jumlah estimasi berdasarkan perhitungan teknis
asuransi.
Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Premi yang belum merupakan pendapatan dari kontrak asuransi jangka pendek ditentukan
dengan cara sebagai berikut:
(a) secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah premi untuk setiap jenis
pertanggungan/asuransi; atau
(b) secara individual dari setiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum
merupakan pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang
diberikan, selama periode kontrak atau periode risiko, konsisten dengan pengakuan
pendapatan premi sebagaimana dijelaskan di paragraf 05–07.
Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan
Liabilitas manfaat polis masa depan atas kontrak asuransi selain kontrak asuransi jangka
pendek mengacu ke PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa paragraf 10–16.
Tes Kecukupan Liabilitas: Liabilitas asuransi yang diakui, baik manfaat polis masa depan, premi
yang belum merupakan pendapatan maupun estimasi liabilitas klaim, dilakukan tes kecukupan
liabilitas sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Tingkat
diskonto yang digunakan dalam tes kecukupan liabilitas tersebut merupakan estimasi terbaik
tingkat diskonto yang mencerminkan kondisi terkini dan risiko yang melekat pada liabilitas
tersebut.
ASET REASURANSI
Nilai aset reasuransi atas liabilitas manfaat polis masa depan ditentukan secara konsisten
dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan liabilitas manfaat polis masa depan,
berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut.
Nilai aset reasuransi atas premi yang belum merupakan pendapatan ditentukan secara
konsisten dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan premi yang belum
merupakan pendapatan, berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut.
Nilai aset reasuransi atas estimasi liabilitas klaim ditentukan secara konsisten dengan
pendekatan yang digunakan dalam menentukan estimasi liabilitas klaim, berdasarkan syarat
dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut.
PENGUNGKAPAN
Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
(a) Kebijakan akuntansi mengenai:
-pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan
pendapatan;
-transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan dampak transaksi reasuransi tersebut
terhadap operasi entitas;
-pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim;
(b) Piutang premi dari penutupan polis bersama yang pada saat bersamaan menimbulkan
utang premi kepada entitas anggota penutupan polis bersama.
(c) Jumlah premi jangka panjang yang belum diperhitungkan sebagai premi bruto.
KETENTUAN TRANSISI
Jika sebelum tanggal efektif Pernyataan ini entitas telah menentukan liabilitas manfaat polis
masa depan sebagaimana yang diatur dalam PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
paragraf 10, maka entitas tidak dapat mengubah kebijakan akuntansinya.
Entitas yang memenuhi syarat pengecualian yang diatur dalam PSAK 36: Akuntansi Kontrak
Asuransi Jiwa paragraf 12 dapat menerapkan pengecualian tersebut sejak 1 Januari 2012.
TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku efektif sejak disahkan.
PENARIKAN
- Pernyataan ini menggantikan PSAK 28 (2011): Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian.
- Dasar kesimpulan berikut melengkapi, tetapi bukan bagian dari, PSAK 28.
- Dasar kesimpulan PSAK 28 mengacu pada dasar kesimpulan PSAK 36: Akuntansi Kontrak
Asuransi Jiwa.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 36 - AKUNTANSI KONTRAK ASURANSI JIWA
Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.
- Suatu kontrak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 62: Kontrak Asuransi sebagai
kontrak asuransi, jika kontrak tersebut merupakan kontrak asuransi jiwa, maka entitas
juga menerapkan Pernyataan ini.
Ruang Lingkup
- Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk kontrak asuransi jiwa. Pengertian kontrak
asuransi mengacu pada PSAK 62: Kontrak Asuransi.
Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
- Estimasi liabilitas klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlahnya dan/atau
haknya, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.
- Klaim dan manfaat asuransi adalah beban yang terdiri atas: klaim dan manfaat asuransi
yang pembayarannya didasarkan pada terjadinya peristiwa yang diasuransikan, yaitu
klaim kematian, klaim cacat, dan klaim jaminan kesehatan; klaim dan manfaat karena
jatuh tempo; serta klaim dan manfaat karena pembatalan.
- Klaim reasuransi adalah bagian klaim yang menjadi kewajiban reasuradur sehubungan
dengan perjanjian reasuransi.
- Kontrak asuransi jangka pendek adalah kontrak asuransi yang hanya memberikan
proteksi tanpa ada komponen deposit untuk periode sama dengan atau kurang dari dua
belasbulan dan memungkinkan asuradur untuk membatalkan kontrak atau
menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, seperti
penyesuaian jumlah premi atau penutupan yang diberikan.
- Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari pemegang polis.
- Premi reasuransi adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan
perjanjian reasuransi.
- Premi yang belum merupakan pendapatan adalah bagian dari premi yang belum diakui
sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode
akuntansi.
PENDAPATAN
Premi Kontrak Asuransi Jangka Pendek: Premi kontrak asuransi jangka pendek diakui sebagai
pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang
diberikan. Jika periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, maka premi
diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi
asuransi yang diberikan.
Premi Selain Kontrak Asuransi Jangka Pendek: Premi selain kontrak asuransi jangka pendek
diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya
yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang
dan periode diperbaruinya kontrak.
Pendapatan Lain
- Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain.
BEBAN
Beban Klaim
- Klaim meliputi klaim yang telah disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, dan klaim
yang terjadi namun belum dilaporkan.
- Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum
dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi liabilitas klaim tersebut. Perubahan dalam
jumlah estimasi liabilitas klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan
perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai
penambah atau pengurang beban dalam laba rugi pada periode terjadinya perubahan.
LIABILITAS
Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan: Liabilitas manfaat polis masa depan diakui dalam laporan
posisi keuangan berdasarkan perhitungan aktuaria. Liabilitas tersebut mencerminkan nilai kini
estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan termasuk seluruh opsi yang
disediakan, nilai kini estimasi seluruh biaya yang akan dikeluarkan, dan juga
mempertimbangkan penerimaan premi di masa depan.
Liabilitas tersebut diakui sejak timbulnya kewajiban sesuai yang diperjanjikan dalam kontrak
asuransi jiwa.
Jika data yang tersedia tidak cukup memadai untuk digunakan dalam menentukan liabilitas
manfaat polis masa depan sesuai persyaratan di paragraf 10, maka entitas dapat menggunakan
kebijakan akuntansi sebelumnya.
Jika selanjutnya entitas yang memenuhi kondisi pengecualian di paragraf 12 menentukan
liabilitas manfaat polis masa depan sesuai dengan persyaratan di paragraf 10, maka entitas
memperlakukan hal tersebut sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
Perhitungan liabilitas manfaat polis masa depan sesuai dengan paragraf 10 dapat negatif pada
tahun awal disebabkan nilai kini arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar. Liabilitas
manfaat polis masa depan negatif diperkenankan dalam level kontrak asuransi individual,
tetapi tidak dapat negatif pada level portofolio kontrak asuransi yang bergantung pada risiko
yang sama dan dikelola bersama sebagai portofolio tunggal.
Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, misalnya entitas baru beroperasi, liabilitas manfaat
polis masa depan negatif pada level portofolio sebagaimana dijelaskan di paragraf 14, maka
liabilitas manfaat polis masa depan diakui sebesar nol.
Untuk kontrak asuransi jiwa yang tidak memiliki komponen deposit dan masa kontrak sama
dengan atau kurang dari dua belas bulan, liabilitas dapat dihitung menggunakan pendekatan
premi yang belum merupakan pendapatan.
Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Premi yang belum merupakan pendapatan atas kontrak asuransi jangka pendek ditentukan
dengan cara sebagai berikut:
(a) secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah premi untuk setiap jenis
pertanggungan/asuransi; atau
(b) secara individual dari setiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum
merupakan pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang
diberikan, selama periode pertanggungan atau periode risiko, konsisten dengan
pengakuan pendapatan premi sebagaimana dijelaskan di paragraf 05.
Estimasi Liabilitas Klaim
Estimasi liabilitas klaim atas kontrak asuransi diukur sebesar jumlah estimasi berdasarkan
perhitungan teknis asuransi.
Tes Kecukupan Liabilitas
Liabilitas asuransi yang diakui, baik manfaat polis masa depan, premi yang belum merupakan
pendapatan maupun estimasi liabilitas klaim, dilakukan tes kecukupan liabilitas sesuai dengan
persyaratan yang diatur dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Tingkat diskonto yang digunakan
dalam tes kecukupan liabilitas tersebut merupakan estimasi terbaik tingkat diskonto yang
mencerminkan kondisi terkini dan risiko yang melekat pada liabilitas tersebut.
ASET REASURANSI
Nilai aset reasuransi atas liabilitas manfaat polis masa depan ditentukan secara konsisten
dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan liabilitas manfaat polis masa depan,
berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut.
Nilai aset reasuransi atas premi yang belum merupakan pendapatan ditentukan secara
konsisten dengan pendekatan yang digunakan dalam menentukan premi yang belum
merupakan pendapatan, berdasarkan syarat dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut.
Nilai aset reasuransi atas estimasi liabilitas klaim ditentukan secara konsisten dengan
pendekatan yang digunakan dalam menentukan estimasi liabilitas klaim, berdasarkan syarat
dan ketentuan dari kontrak reasuransi tersebut.
PENGUNGKAPAN
Hal-hal berikut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
(a) Kebijakan akuntansi mengenai:
-pengakuan pendapatan premi dan penentuan liabilitas manfaat polis masa depan
serta premi yang belum merupakan pendapatan;
-transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan dampak transaksi reasuransi tersebut
terhadap operasi entitas;
-pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri;
-kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam SAK yang
relevan.
(b) Pendapatan premi bruto: pendapatan premi tahun pertama dan premi tahun lanjutan
secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.
(c) Klaim dan manfaat: jenis, jumlah, dan penyebab kenaikan klaim dan manfaat yang
signifikan.
KETENTUAN TRANSISI
Jika sebelum tanggal efektif Pernyataan ini entitas telah menentukan liabilitas manfaat polis
masa depan sebagaimana yang diatur di paragraf 10, maka entitas tidak dapat mengubah
kebijakan akuntansinya.
Entitas yang memenuhi syarat pengecualian yang diatur di paragraf 12 dapat menerapkan
pengecualian tersebut sejak 1 Januari 2012.
TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku efektif sejak disahkan.
PENARIKAN
Pernyataan ini menggantikan PSAK 36 (2011): Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai