Anda di halaman 1dari 19

MODUL PERKULIAHAN

Business
Reseacrh
Methodology

Rancangan Penelitian – Research Design

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Sekolah Pasca Sarjana Magister MK14210009 Sri Astuti Pratminingsih
Manajemen

Abstract Kompetensi
Materi ini menjelaskan pengertian Mahasiswa dapat menjelaskan
tentang rancangan penelitian beserta pengertian dari masing-masing
dengan elemen-elemennya elemen rancangan penelitian.
RANCANGAN PENELITIAN - RESEARCH DESIGN

Setelah peneliti menyelesaikan tahap perumusan masalah penelitian dan


penyusunan kerangka pemikiran, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan
rancangan penelitian atau desain penelitian secara komprehensif. Desain penelitian
merupakan garis besar rencana, struktur, dan strategi penelitian secara
komprehensif dari mulai tahap awal perumusan masalah penelitian sampai dengan
tahap akhir analisis data, dengan tujuan agar masalah penelitian dapat terjawab.
Desain penelitian merupakan cetak biru/blue print bagi peneliti tentang prosedur-
metode yang akan digunakan pada setiap tahapan kegiatan penelitian yaitu
prosedur: pengumpulan data; pengukuran variabel penelitian; dan analisis data.
Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang dibuat
sedemikian rupa agar masalah penelitian dapat terpecahkan. (Emory, 1996). Desain
penelitian merupakan rencana kerja penelitian yang mengandung arti bahwa desain
penelitian menggambarkan rencana keseluruhan kegiatan secara sistematis yang
akan dilakukan oleh seorang peneliti (Praktikya, 2007).

Struktur penelitian. Merumuskan desain penelitian artinya melakukan strukturisasi


penelitian, sehingga dalam desain akan tergambar model atau paradigma variabel
penelitian dengan mengidentifikasi jenis dan sifat variabel serta hubungan antar
variabel tersebut.

Strategi penelitian menggambarkan bagaimana metode dan prosedur penelitian


yang akan digunakan dalam hal: setting penelitian, sumber data, pengumpulan data,
sampling, dan analisis data. Strategi penelitian perlu didesain agar supaya tujuan
penlitian dapat dicapai dengan efektip dan efisien.
Cetak biru yang menjelaskan garis besar prosedur dan metode yang akan ditempuh
peneliti dari mulai tahap awal masalah penelitian dirumuskan sampai dengan tahap
akhir penelitian, analisis data dan rekomendasi hasil penelitian. Sebagai contoh,
ketika seorang Arsitektur sedang merancang bangunan, maka akan ditentukan
tujuan desainnya, yaitu jenis bangunan apa yang akan dibuat, fungsi bangunan
tersebut untuk apa. Desain bangunan rumah tinggal akan berbeda dengan desain
bangunan hotel, atau perkantoran, karena tujuan dan fungsinya berbeda. Gambar

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
maket bangunan tersebut merupakan desain atau rancangan bangunan, cetak
biru/blue print bangunan yang akan dibuat. Desain menggambarkan rencana kerja
secara sistematis dari mulai pembuatan pondasi sampai dengan selesai, berguna
untuk menentukan bahan yang akan dipakai, jadwal pengerjaan, alokasi sumber
daya dan sebagainya. Desain menggambarkan struktur bangunan secara utuh
meliputi: berapa jumlah ruangan, jenis ruangan, jumlah pintu dan jendela,
keterkaitan antar komponen bangunan satu dengan lainnya. Desain akan
menggambarkan berbagai prosedur metode yang akan ditempuh dalam membuat
pondasi, prosedur merangkai besi beton, prosedur meramu campuran bahan,
prosedur pemasangan material bangunan. Rancangan bangunan ini akan dijadikan
patokan dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan.

Manfaat Rancangan/ Desain Penelitian (Adytia. 2013) adalah :


1. Memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan
penelitiannya. Dalam Rancangan/Desain Penelitian, antara lain harus
dipikirkan tentang: Populasi, Metode Sampling yang Dipilih, Besar Sampel,
Prosedur Pengumpulan Data, Cara – Cara Analisis Data, Penggunaan
Statistik yang Tepat, Cara Mengambil Kesimpulan dan sebagainya.
2. Menentukan batas-batas penelitian yang berkaitan dengan tujuan Penelitian.
Apabila tujuan penelitian tidak dirumuskan dengan jelas, maka penelitian itu
seperti tidak ada ujung-pangkalnya. Dengan perumusan tujuan penelitian
yang jelas, maka dapat disusun suatu desain penelitian yang menentukan
batas-batas penelitian yang tegas, dengan demikian peneliti dapat
memusatkan perhatian dan usahanya ke arah tujuan yang nyata secara lebih
efektif, dan peneliti menjadi tahu bilamana pekerjaannya/penelitiannya
selesai.
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dan juga
memberikan gambaran tentang kesulitan – kesulitan yang akan dihadapi.
Dengan demikian, dapat dipikirkan cara-cara mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut terlebih dahulu.

Ketika kegiatan penelitian akan dijalankan, maka terlebih dahulu Peneliti harus
membuat rancangan penelitian, agar tujuan penelitian tersebut dapat tercapai.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Sekurang-kurangnya ada 9 (sembilan) hal yang harus dirumuskan ketika
menentukan desain penelitian sebagai berikut:

1. Sifat rumusan masalah penelitian: eksploratif, studi formal


2. SumberdData dan metode pengumpulan data:
3. Sumber data: Primer dan Sekunder
4. Metode pengumpulan data: survey, observasi dan analisis data sekunder
5. Pengendalian variabel penelitian oleh peneliti: eksperimen, ex post facto
6. Tujuan dan tipe masalah penelitian: deskriptif, komparatif, uji hubungan
7. Tipe data menurut dimensi waktu: data cross sectional atau data berseri (time
series) Data Panel
8. Ruang lingkup topik penelitian menyangkut apakah penelitian ini menitik berat
pada keluasan atau kedalaman: studi kasus atau statistical study
9. Seting lingkungan penelitian: studi lapangan, laboratorium
10. Unit analisis penelitian.
11. Metode Analisis Data: Statistik deskriftip; statistik uji beda; uji hubungan.

Bagan 1. Komponen Desain penelitian

Sumber dan Metode


Sifat masalah penelitian
pengumpulan data

Pengendalian terhadap
Tujuan dan tipe masalah
variabel penelitian

Data menurut dimensi Ruang lingkup


waktu penelitian

Setting lingkungan Unit analisis


penelitian

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Sifat Rumusan Masalah Penelitian
Penelitian eksploratif dilakukan ketika peneliti memiliki keterbatasan informasi
mengenai masalah penelitian tertentu, karena belum banyak peneliti sebelumnya
yang membahas masalah tersebut. Tujuan penelitian eksploratif untuk lebih dapat
memahami masalah penelitian.
Studi ini diperlukan untuk menjajaki sifat dan pola fenomena yang menarik perhatian
peneliti dan merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat
untuk penyusunan konstruksi teori. Penelitian eksploratif dapat membantu peneliti
dalam mengembangkan konsep atau construct yang jelas dan mendefinisikan
variabel-variabel penelitian yang penting (Indriantoro. 1999)

Berikut contoh-contoh penelitian eksploratif;


Penelitian pernah dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dari kualitas kehidupan
kerja (quality work of life), ketika itu penelitian yang berkaitan dengan konsep
tersebut belum banyak sehingga definisi dan batasan dari konsep ini belum begitu
jelas, maka dilakukan studi eksploratif dengan wawancara secara intensif terhadap
para pekerja. Setelah wawancara dilakukan, teridentifikasi dimensi dari kehidupan
kerja yang berkualitas adalah : lingkungan kerja yang sehat; hubungan kerja bebas
stress; kepuasan kerja; mendapatkan peran dalam kerja; dan sebagainya (Sekaran
& Bougie, 2016)
Henry Mintzberg pernah melakukan wawancara dengan para manajer eksekutif
untuk mengidentifikasi sifat pekerjaan manajemen. Berdasarkan hasil wawancara,
dan analisis terhadap data yang dipeoleh maka dia berhasil merumuskan teori
mengenai fungsi-fungsi manajemen yang terdiri atas: perencanaan, kordinasi,
pelaksanaan, pengendalian. (Sekaran & Bougie, 2016). Hasil penelitian eksploratif
terhadap konsep fungsi manajemen saat ini telah digunakan untuk berbagai
kepentingan pengelolaan organisasi, dan penelitian dalam mengembangkan bidang
ilmu manajemen.

Studi formal dilakukan ketika masalah penelitian dan berbagai variabel penelitian
yang terkait dapat teridentifikasi secara jelas. Tujuan studi formal adalah untuk
menguji hipotesis penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
Studi formal terkait dengan komponen desain penelitian ke empat, dimana variabel
penelitian dapat teridentifikasi secara jelas, sehingga masalah penelitian dapat

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
dirumuskan dalam bentuk: deskriptif, komparatif, dan uji hubungan. Buku ini dan
buku metode penelitian bisnis pada umumnya, membahas berbagai metode
penelitian untuk melaksanakan studi formal. Jika peneliti menghadapi ketidakjelasan
atas suatu fenomena atau konsep, maka peneliti dapat terlebih dahulu melakukan
penelitian eksploratif, yang kemudian hasil dari penelitian eksploratif ini akan
digunakan untuk penelitian lanjutan yaitu studi formal.

X Y

Apa itu X? Apa itu Y?


Dimensi dan indikator X? Dimensi dan indikator Y?

Salah satu contoh paradigma penelitian formal hubungan X dengan Y

Penelitian hubungan X dengan Y dapat dilakukan uji empiris, jika peneliti


memperoleh informasi yang jelas tentang konsep dari variabel X dan Y: dimensi dan
indikator, referensinya sudah cukup memadai baik berasal dari buku literatur atau
hasil penelitian terdahulu. Jika variabel X dan Y dapat diidentifikasi secara jelas,
maka pengujian hipotesis hubungan X dengan Y dapat dilaksanakan.
Jika pada saat penelitian berlangsung ternyata peneliti menghadapi kesulitan dalam
merumuskan konsep, konstruk, dan definisi operasional variabel X dan atau Y,
dikarenakan masih sedikitnya referensi dan hasil penelitian sebelumnya mengenai
variabel X dan atau Y atau mengenai bentuk hubungannya, maka perlu terlebih
dahulu dilakukan penelitian eksploratif. Tujuan penelitian eksploratif adalah untuk
memperoleh gambaran secara jelas mengenai konsep dari variabel X dan atau Y:
dimensi, dan indikator-indikator variabel tersebut. Setelah penelitian berhasil
mengidentifikasi variabel X dan atau Y melalui penelitian eksploratif, maka penelitian
formal pengujian hipotesis hubungan X dengan Y dapat dilanjutkan.

Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data


Sumber data menyangkut letak keberadaan data penelitian yang diperlukan, data
penelitian berada pada siapa atau pada apa. Data bisa terdapat/terletak pada:
subjek (orang), maka orang (responden) sebagai sumber data. Data bisa berada
pada benda, misalnya: bangunan, lokasi, kendaraan, dan sebagainya, maka benda

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
sebagai sumber data. Data yang diperlukan bisa berada pada dokumen yang telah
tersedia dan dibuat oleh pihak lain, maka dokumen sebagai sumber data, misalnya:
laporan keuangan perusahaan, dokumen, catatan, risalah rapat, dan sebagainya.

Data yang diperoleh langsung dari sumber data yaitu subjek atau benda, maka data
tersebut dinamakan data primer, dan sumber datanya dinamakan sumber data
primer. Sedangkan data yang tersedia dan dibuat oleh pihak tertentu dalam bentuk
dokumen dinamakan data sekunder, dan sumber datanya dinamakan sumber data
sekunder. Peneliti harus menentukan sumber data mana yang akan digunakan,
bisa salah satu atau kedua-duanya. Mungkin saja salah satu data variabel penelitian
terdapat pada subjek tertentu (sumber primer), sementara data mengenai variabel
lainnya terdapat pada laporan yang tersedia di perusahaan (sumber data sekunder).

Kegiatan pengumpulan data dapat ditempuh dengan berbagai cara (metode):


observasi (pengamatan), survey, dan analisis data sekunder. Cara mana yang akan
dipakai tentu harus mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas penelitian. Masing-
masing kegiatan penelitian memiliki tujuan dan tingkat kesulitan berbeda, sehingga
cara pengumpulan data antara penelitian satu dengan lainnya bisa berbeda, tidak
harus sama. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan
dengan menggunakan indera observer: melihat, memperhatikan, mendengarkan,
mencium, terhadap karakteristik subjek atau objek yang menjadi variabel penelitian,
tanpa berusaha untuk memperoleh tanggapan dari siapapun.

Contoh: Metode observasi. Perilaku organisasi


Seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana perilaku kedisiplinan pekerja saat
berada di lingkungan pekerjaannya. Peneliti mengamatinya tanpa sepengetahuan
para pekerja mengenai: kehadiran mereka saat datang maupun saat pulang,
perilaku mereka di ruang kerja berapa lama jam efektif mengerjakan tugas pekerjaan
dibandingkan kegiatan lainnya, dan sebagainya.

Contoh: Bidang Psikologi


Seorang peneliti (Psikologi) sedang mengamati perkembangan kemampuan motorik
anak balita usia 3 (tiga) tahun. Peneliti melakukan pengamatan terhadap sejumlah
sampel anakanak usia 3 tahun, dengan mencatat rata-rata kemampuan motorik

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
anak tersebut, sudah mampu melakukan apa saja: berjalan, merangkak,
mengucapkan beberapa kosa kata, dsb.

Survey. Pengertian survey secara umum adalah kegiatan mengunjungi lokasi,


tempat yang menjadi objek penelitian. Pengertian secara khusus survey adalah
kegiatan melakukan komunikasi dengan responden.
Survey adalah cara pengumpulan data dengan melakukan komunikasi dengan
responden sebagai sumber informasi, dalam rangka memperoleh informasi dan data
tentang variabel penelitian yang sedang menjadi perhatian peneliti. Survey dapat
berupa: (1) komunikasi lisan yaitu wawancara; (2) komunikasi tertulis melalui
penyebaran kuisioner (pertanyaan tertulis) terhadap responden.

Analisis data sekunder adalah pengumpulan data dengan cara membaca,


mencatat dan menganalisa data, informasi yang terdapat pada laporan atau
dokumen yang tersedia, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.
Dokumen dan laporan tersebut dibuat oleh pihak lain, bukan dibuat oleh peneliti,
misalnya : laporan keuangan yang telah disusun oleh Departemen Akuntansi dan
keuangan perusahaan, dokumen dan risalah rapat perusahaan, laporan dari Badan
Pusat Statistik (BPS), laporan tentang pergerakan harga saham sejumlah
perusahaan (LQ 45) yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), dan sebagainya.
Semua laporan dan dokumen tersebut merupakan sumber informasi yang
bermanfaat untuk kegiatan penelitian.

Sumber data Primer : Meode pengumpulan data


Subjek : Orang – :
Respondence Observasi : pengamatan
Objek : Benda, peristiwa Survey : komunikasi

Sumber data Sekunder : Metode pengumpulan


Laporan, catatan, dokumen data :
yang telah dibuat oleh pihak Analisis data sekunder
lain

Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Pengendalian terhadap variabel penelitian
Dilihat dari segi sejauh mana variabel penelitian variance-nya (perubahannya)
dikendalikan oleh peneliti, maka penelitian dapat dibedakan berupa penelitian
eksperimen dengan ex post facto. Desain eksperimen dilaksanakan dengan cara
peneliti mengendalikan, memanipulasi variabel independen, dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh atau dampak perubahan nilai variabel independen tersebut
terhadap perubahan nilai variabel dependen. Penelitian eksperimen dilakukan
melalui percobaan (trial and error), dengan sengaja mengendalikan variabel
independen dan mengamati dampaknya terhadap variabel dependen.

Variabel Independen Variabel Dependen


Variabel X Dikendalikan
X Y

Penelitian eksperimen

Contoh: Metode Eksperimen


1. Variabel X = Dosis obat bius; variabel Y= tingkat kesadaran pasien.
Eksperimen dilakukan terhadap binatang (tikus misalnya) sebagai percobaan,
untuk mengetahui dampak pemberian dosis obat bius terhadap lamanya
binatang tersebut pingsan (tingkat kesadaran). Pada percobaan ini dosis obat
bius sengaja dikendalikan diubah besarnya oleh peneliti, dalam upaya
mengetahui dampaknya terhadap tingkat kesadaran. Hasil penelitiannya akan
digunakan untuk kepentingan tindakan operasi terhadap pasien Rumah Sakit.
2. Variabel X = intensitas pemberian latihan soal kasus; Y= nilai mata kuliah
Akuntansi Manajemen. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian latihan kasus terhadap nilai mata kuliah yang akan diperoleh
mahasiswa. Peneliti membagi mahasiswa dalam dua kelompok, kelompok
pertama mahasiswa yang diberi perlakukan dengan cara memberikan latihan
soal kasus dengan frekuensi sering sekali. Kelompok kedua Mahasiswa yang
tidak pernah diberi latihan soal kasus, kemudian pada akhir semester diuji
perbedaan rata-rata nilai kedua kelompok tersebut.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Desain Ex post facto, peneliti tidak mengendalikan, mengintervensi, atau
memanipulasi variabel penelitian. Peneliti hanya mencatat dan melaporkan
perubahan yang telah terjadi pada seluruh variabel penelitian apa adanya, tanpa
adanya perlakuan khusus terhadap variabel penelitian. Setelah data terkumpul,
kemudian dilakukan analisis terhadap data yang berhasil dicatat dan dilaporkan
tersebut.

Contoh: Desain Ex post facto


Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan komitmen organisasi
dengan produktivas kerja. Peneliti menyebarkan kuisioner terhadap 100 orang
sampel karyawan perusahaan. Isi kuisioner tersebut menyangkut pertanyaan-
pertanyaan untuk mengukur tingkat komitmen organisasi dan produktivitas setiap
karyawan. Penelitian tidak melakukan intervensi terhadap situasi dan aktivitas
normal karyawan saat pengambilan data berlangsung. Peneliti hanya mencatat dan
melaporkan data apa adanya, kemudian menganalisis hubungan variabel tersebut
dengan menggunakan analisis korelasional, untuk menentukan ada atau tidak
adanya hubungan variabel tersebut.

Tipe Masalah penelitian. Dilihat dari tipe masalah penelitian, penelitian terdiri atas
3 (tiga) tipe yaitu penelitian: deskriptif, komparatif, dan uji hubungan. Penelitian
deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui eksistensi berbagai
karakteristik atau variabel dari suatu subjek yang dapat berupa: orang, organisasi,
peristiwa, atau apapun yang menjadi unit analisis penelitian. Tipe yang kedua adalah
penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
variabel antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Penelitian uji hubungan
yaitu tipe penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel
penelitian. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga tipe hubungan antar
variabel penelitian yaitu: (1) hubungan simetris; (2) hubungan asimetris; dan
(3) hubungan interaktif. Pemahaman terhadap tipe masalah penelitian sangat
penting, karena untuk menentukan tipe model statistik yang akan digunakan dalam
pengujian hipotesis penelitiannya.
Untuk mengetahui perbedaan ketiga tipe penelitian di atas, sekali lagi berikut adalah
contoh-contoh penelitian:

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Rumusan masalah penelitian deskriptif:
1. Bagaimana struktur modal perusahaan di BEI?
2. Bagaimana profitabilitas perusahaan di BEI?

Contoh Studi Deskriptif


Sebuah Bank ingin mendapatkan profil tentang Nasabah Bank yang menunggak
pinjamannya selama 6 bulan atau lebih. Pertanyaan penelitiannya meliputi : (a)
berapa rata-rata usia nasabah?; (b) berapa rata-rata penghasilan Nasabah?; (c)
Status pekerjaan Nasabah: apakah pegawai tetap atau pegawai paruh waktu? Hasil
penelitin ini berguna untuk mendapatkan profil nasabah yang menghadapi masalah
dalam pembayaran, dan untuk membuat suatu kebijakan tentang kebijakan kredit
pada masa yang akan datang.
Rumusan masalah penelitian komparatif:
1. Bagaimana perbedaan struktur modal perusahaan di BEI?
2. Bagaimana perbedaan profitabilitas perusahaan di BEI?

Contoh: Penelitian uji beda


Seorang Mahasiswa sedang meneliti apakah terdapat perbedaan struktur modal
perusahaan industri sektor manufaktur dengan sektor perdagangan. Untuk
mencapai tujuan penelitiannya. Mahasiswa tersebut menghitung rata-rata struktur
modal perusahaan industri manufaktur dan industri perdagangan. Setelah data
terkumpul, kemudian dilakukan uji beda rata-rata.

Rumusan masalah penelitian uji hubungan (hubungan asimetris) :


Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas perusahaan di BEI?

Contoh: Penelitian uji hubungan


Seorang peneliti industri manufaktur, akhir-akhir mendapatkan informasi bahwa
profitabilitas perusahaan pada tiga tahun terakhir ini mengalami masalah. Ia
menduga salah satu penyebabnya adalah kebijakan struktur modal perusahaan
yang terlalu mengandalkan pada kebijakan modal eksternal (hutang jangka panjang

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
dari luar negeri). Maka tujuan penelitiannya ingin menguji “Pengaruh struktur modal
terhadap profitabilitas perusahaan”. Studi pada perusahaan industri manufaktur yang
listing di Bursa Efek.

Tipe data menurut dimensi waktu


Dilihat dari dimensi waktu tipe data terdiri atas data: cross sectional dan time series.
Data Cross sectional adalah data satu saat dari sejumlah subjek yang diamati. Data
time series merupakan data runtut waktu (trend) dari suatu subjek yang diamati.

Contoh: Tipe data menurut dimensi waktu


Berikut adalah Net profit margin (NPM) 5 (lima) perusahaan selama 4 (empat) tahun
terakhir dalam persentase (%):

Tahun
Nama Perusahaan 2016 2017 2018 2019
A 20 24 26 24
B 15 20 25 23
C 22 15 20 22
D 23 24 15 25
E 18 33 20 33

Seandainya penelitian hanya menggunakan data tahun 2018 untuk seluruh


perusahaan (A, B, C, D, dan E) maka data yang digunakan tersebut adalah data
cross sectional. Tetapi, jika penelitian difokuskan pada perkembangan NPM
perusahaan A selama 4 (empat) tahun terakhir 2016 s/d 2019, maka data tersebut
dinamakan data time series. Suatu saat peneliti menggunakan seluruh perusahaan
(cross) selama 4 (empat) tahun terakhir, maka data tersebut dinamakan full data.

Ruang lingkup penelitian. Studi statistik merupakan studi yang lebih


menitikberatkan pada keluasan (generalisasi). Penelitian ini berusaha untuk
memberikan kesimpulan gambaran karakteristik suatu populasi dengan cara
menarik kesimpulan secara inferensial berdasarkan karakteristik sampel. Data
sampel dikumpulkan, dianalisis dan diuji, lalu hasil analisis data sampel ini
digunakan untuk menaksir parameter populasi. Agar nilai statistik dapat digunakan

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
untuk menaksir parameter populasi, maka sampel yang digunakan haruslah sampel
yang representatif, sampel yang dapat merepresentasikan populasinya.

Sampel Populasi

Statistika : X, S, S2 Parameter : µ, σ, σ 2

Hubungan sampel-populasi (Indriantoro, 1999)

Studi Kasus adalah studi yang lebih menitikberatkan pada kedalaman daripada
keluasan. Studi ini lebih menekankan pada analisis konteks secara mendalam,
berdasarkan peristiwa atau situasi yang sedang berlangsung, serta mencari
hubungannya antar peristiwa satu dengan lainnya. Hasil penelitian studi kasus dapat
digunakan untuk pemecahan masalah serupa pada organisasi berbeda, atau pada
waktu yang berbeda.
Penggunaan Case Study (studi kasus) (Juwono2013 : 143) untuk memperoleh data
dari berbagai sumber investigasi (dokumen, arsip, wawancara, observasi, artifak,
sumber-sumber majemuk) secara sistematik terhadap individu, kelompok, organisasi
atau kegiatan (event).Case Study (studi kasus) dapat digunakan untuk memperoleh
pengertian (pemahaman/uraian/gambaran) atau untuk memperoleh penjelasan dari
suatu fenomena secara menyeluruh (holistik) bukan sebagai kumpulan bagian-
bagian yang berdiri sendiri. Suatu kasus dapat terdiri atas hubungan antar bagian-
bagian yang harus dipahami dalam kontek holistik/totalitas/keseluruhan, sedangkan
apabila hubungan antar bagian diangap hubungan sebab-akibat, maka yang lebih
esensial adalah mengapa “hal itu” terjadi. Studi kasus merupakan strategi untuk
menyelidiki secara mendalam terhadap fenomena kontemporer (saat ini). Studi
kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe studi kasus yaitu: eksplanatori, deskriptif,
dan eksploratif (Yin, 2002).

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Contoh: Rumusan masalah studi kasus dalam beberapa tipe:

Studi kasus desain eksplananatori


Contoh rumusan masalah:
• Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kebangkrutan Bank A?
• Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pelanggan PT. Telkom?

Studi kasus desain deskriptif


Contoh rumusan masalah :
• Bagaimanakah efektivitas sistem pengendalian manajemen PT. Ultra Jaya?
• Bagaimanakah efektivitas pengendalian internal Perusahaan PT. Adiguna
Jaya?
• Bagaimana implementasi model Balance score card di PT. Adi Luhung?

Studi kasus desain ekploratif


• Strategi promosi apakah yang digunakan PT. Alam Jaya dalam menghadapi
persaingan?
• Sistem penilaian persediaan apakah yang cocok digunakan untuk PT. Adi
Luhung?

Contoh: Studi kasus Kabangkrutan Bank.


Terdapat suatu fenomena kebangkrutan suatu Bank. Bank “A” dinyatakan bangkrut
oleh Otoritas keuangan, kemudian seorang Peneliti bidang Finance ditugasi untuk
melakukan penyelidikan atas fenomena kebangkrutan Bank “A”. Peneliti
mengembangkan berbagai pertanyaan penelitian untuk mengungkap faktor-faktor
utama yang menyebabkan Bank tersebut bangkrut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebangkrutan terjadi dikarenakan: (a) Banyak kredit macet, yang disebabkan
terlalu banyak pelanggaran Bank terhadap persyaratan kredit saat pengucuran dana
pinjaman. Hal ini berdampak pada likuiditas Bank menurun drastis; (b) Likuiditas
Bank A sangat buruk, menyebabkan banyak nasabah tidak dapat menarik dana
simpanan di Bank tersebut. Situasi ini telah menurunkan reputasi dan kepercayaan
masyarakat terhadap Bank A; (c) Puncaknya terjadi penarikan dana oleh nasabah

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
secara masive, namun Bank tidak siap memenuhi tuntutan para nasabah, kemudian
terjadilah Financial distress.

Setting Lingkungan Penelitian


Penelitian dapat dilaksanakan pada lingkungan penelitian alamiah-natural yang
disebut studi lapangan (field study), atau pada lingkungan artifisial (buatan) yang
dikenal dengan Studi Laboratorium. Penelitian dengan setting studi lapangan,
dilakukan pada situasi alamiah secara normal. Penelitian setting laboratorium
dilakukan dengan sengaja peneliti menciptakan lingkungan buatan, sebagai
miniaturnya situasi alamiah.

Studi Lapangan – ex post facto. Seperti dijelaskan di atas, penelitian ini


menggunakan setting lingkungan yang sesungguhnya, semua variabel penelitian
tidak ada yang diintervensi (ex post facto). Sebagai contoh, seorang Mahasiswa
sedang mengerjakan tugas akhirnya, judul penelitiannya “Hubungan Struktur Modal
dengan Profitabilitas Perusahaan”. Sampel yang digunakan 100 perusahaan industri
manufaktur di BEI. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang
dipublikasikan pada Tahun 2013. Mahasiswa tersebut mengumpulkan data kedua
variabel penelitian tersebut dari seluruh perusahaan sampel, kemudian melakukan
analisis korelasi untuk mengetahui hubungan struktur modal dengan profitabilitas.

Eksperimen lapangan dilakukan dengan cara peneliti melakukan intervensi


terhadap variabel independen, untuk mengetahui dampaknya terhadap variabel
dependen. Sebagai contoh, Manajer sebuah bank ingin mengetahui sejauh mana
pengaruh tingkat suku bunga simpanan terhadap jumlah simpanan dana
masyarakat. Dia melakukan eksperimen lapangan dengan menerapkan tingkat suku
bunga simpanan yang berbeda di tiga kantor cabangnya. Semua kegiatan di kantor
cabang bank tersebut berjalan normal, alamiah. Kantor cabang pertama ditetapkan
tingkat suku bunga simpanan sebesar 18% per tahun, suku bunga ini diatas tingkat
suku bunga normal. Kantor Cabang kedua suku bunga ditetapkan sebesar 12 %,
dan suku bunga ini dibawah tingkat suku bunga normal. Tingkat suku bunga kantor
cabang ke tiga tidak diintervensi, dibiarkan berlaku normal sebesar 15%.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Eksperimen Laboratorium dilakukan dengan cara membuat lingkungan buatan
artifisial. Peneliti melakukan intervensi variabel independen didalam laboratorium
tersebut untuk mengetahui dampaknya terhadap variabel dependen. Sebagai contoh
lanjutan di atas. Manajer Bank melakukan eksperimen laboratorium. Manajer Bank
merekrut 40 orang mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi yang memiliki umur
hampir sama. Karakteristik mahasiswa ini diusahakan mendekati karakteristik
nasabah bank, sehingga dapat menjadi artifisial penabung yang sebenarnya.
Mereka dibagi dalam empat kelompok, dan setiap kelompok dibagi jumlah uang
yang sama. Masing-masing kelompok diberi kebebasan untuk menyimpan uang
tersebut atau membelanjakannya, sesuai dengan preferensi. Kemudian manajer
Bank tersebut menawarkan suku bunga simpanan deposito yang berlainan sebagai
berikut: 0%, 10%, 15%, dan 20%. Tingkat suku bunga oleh manajer bank tersebut
sengaja diintervensi, dinaikan dan diturunkan, dengan tujuan untuk mengetahui
berapa jumlah dana yang akan mereka tabungkan pada simpanan deposito, pada
setiap situasi tingkat bunga yang berbeda tersebut.

Setting Alamiah :
Studi Lapangan
Eksperimen Lapangan
Setting
Lingkungan
Penelitian Setting Artifisial :
Eksperimen
Laboratorium
Setting Lingkungan Penelitian

Unit Analisis. Unit analisis merujuk pada tingkat satuan data yang akan
dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Pada dasarnya unit analisis ada dua
tingkatan yaitu tingkat individual dan tingkat kelompok. Unit analisis tingkat kelompok
merupakan satuan data per kelompok yang pada masing-masing kelompok akan
terdiri dari beberapa individu (minimal 2 individu: pasangan). Unit analisis individu
dimaksud dapat berupa individu: orang, departemen di dalam organisasi,
perusahaan, negara, dan lain-lain. Setiap unit analisis akan memiliki karakteristik

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
yang bisa sama, atau bisa berbeda dengan unit analisis lain. Peneliti harus
menentukan unit analsis penelitian, sesuai dengan tujuan penelitiannya.

Unit Analisis Tingkat Individu Misalnya peneliti, ingin meneliti hubungan komitmen
organisasi karyawan perusahaan dengan produktivitas karyawan, maka dalam hal
ini unit analisisnya tingkat individu karyawan. Data kedua variabel tersebut akan
dikumpulkan, dan dianalisis berdasarkan masing-masing karyawan. Contoh lain
dalam penelitian bidang sistem informasi akuntansi, seorang peneliti akan menguji
sistem pengendalian internal perusahaan dengan kinerja perusahaan, maka pada
penelitian ini unit analisisnya adalah perusahaan pada tingkat individual. Negara
dapat menjadi unit analisis tingkat individu negara, apabila penelitian berkaitan
dengan variabel-variabel yang ada relevansinya dengan Negara, misalnya penelitian
untuk menguji hubungan tingkat inflasi dengan produk domestik bruto negara.

Unit Analisis Tingkat Kelompok dapat berupa: kelompok orang, kelompok


organisasi, kelompok perusahaan (industri), kelompok industri (multi industri),
kelompok negara (regional misalnya), atau kelompok lainnya yang menjadi fokus
perhatian peneliti. Unit data yang dianalisisnya adalah penjumlahan dari seluruh
data individu yang terdapat pada kelompok tersebut. Unit analisis kelompok dipilih
sebagai unit analisis penelitian, karena tujuan penelitiannya ingin mengetahui
perilaku kelompok, atau menguji hubungan antar variabel/karakteristik yang terdapat
pada kelompok.

Contoh pada penelitian pada bidang pendidikan akuntansi. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar mahasiswa jurusan akuntansi
tahun ke satu dengan kelompok mahasiswa tahun ke dua. Pengujian akan dilakukan
dengan mengambil dua kelompok sampel dari dua sub populasi yaitu: kelompok
mahasiswa jurusan akuntansi tahun ke satu dengan kelompok mahasiswa jurusan
akuntansi tahun ke dua.

Contoh lain untuk penelitian akuntansi keuangan atau manajemen keuangan. Tujuan
penelitian ingin mengetahui adakah perbedaan profitabilitas perusahaan kelompok
industri manufaktur dengan kelompok industri perdagangan. Agar dapat dilakukan

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


17 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
pengujian maka rata-rata profitabilitas kelompok industri manufaktur dengan industri
perdagangan dihitung, kemudian diuji dengan menggunakan uji beda.

Tabel 1. Unit analisis


Unit Analisis Tingkat Individual Tingkat Kelompok
Pekerja Setiap pekerja Kelompok pekerja
Departemen Setiap departemen Kelompok departemen
Perusahaan Setiap perusahaan Industri
Negara Setiap negara Kelompok negara
Benda Setiap benda Kelompok benda

Pertanyaan/ Kuis
1. Jelaskan pengertian rancangan penelitian (research design).
2. Jelaskan mengapa rancangan penelitian perlu dilakukan dengan hati-hati.
3. Jelaskan bagaimana hubungan antara jenis penelitian dengan pengumpulan
data.
4. Jelaskan apa perbedaan penelitian eksplanatori dengan penelitian eksploratori.
5. Menurut saudara, apakah ada hubungan antara eksploratori dengan
eksplanatori?

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


18 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id
Kepustakaan
1. Adytia, IG. Dodiet. 2008. Handout Metodologi Research: Rancangan
Penelitian. Politeknik Kesehatan Surakarta.
2. Emory, C. William, Donald Cooper. Business Research Methods. 1996. 5th
Edition. Ricard D. Irwin, Inc. Washington-The United Stated of America.
3. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.
4. Juwono, Tri A. Metode Penelitian Komunikasi. PR - Fikom-Universitas
Mercubuana Jakarta Modul 13 Metode Penelitian Kualitatif 3 : Studi Kasus
(Case Study) http://kk.mercubuana.ac.id/files.
5. Pratiknya, Dr. Ahmad Watik. 2007. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta, Raja Grafindo Persada.
6. Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2016. Research Methode for Business. A
Skill Building Approach. Fouth Edition. John Wiley and Sons, Inc. United
Stated of America.
7. Yin, Robert K. 2002. Studi Kasus Desain dan Metode. Divisi Buku Perguruan
Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

‘20 Business Reearch Methodology Biro Akademik dan Pembelajaran


19 Sri Astuti Pratminingsih http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai