Anda di halaman 1dari 56

PSAK 24, PSAK 18, PSAK 53 dan PSAK 57

Kelompok 8

Husen Basri Ngurah Surya Maotama Getryn Icewinda


2006627811 2006510676 2006623050
PSAK 24: Imbalan Kerja
Definisi imbalan kerja (employee benefit) menurut PSAK 24:
Seluruh bentuk imbalan yang diberikan entitas dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk terminasi
kontrak kerja.

Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengakui:


•Liabilitas ketika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa
depan; dan
•Beban ketika entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang berhak
memperoleh imbalan kerja.

Pernyataan ini diterapkan untuk seluruh imbalan kerja, termasuk yang diberikan:
•Berdasarkan program formal atau perjanjian formal lain antara entitas dan pekerja individual, serikat pekerja, atau
perwakilan pekerja;
•Berdasarkan peraturan perundang-undangan atau pengaturan industri di mana entitas disyaratkan untuk ikut serta pada
program nasional, industri, atau program multipemberi kerja lain; atau
•Oleh praktik informal yang menimbulkan kewajiban konstruktif.

Imbalan Kerja mencakup:


•Imbalan kerja jangka pendek
•Imbalan pasca kerja,
•Imbalan kerja jangka panjang lain
•Pesangon
Imbalan Jangka Pendek

Imbalan kerja (selain dari pesangon) yang diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan
setelah akhir periode pelaporan tahunan di mana pekerja memberikan jasa terkait.

Imbalan kerja jangka pendek mencakup:


1.Upah, gaji, dan iuran jaminan social
2.Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar
3.Bagi laba dan bonus
4.Imbalan nonmoneter untuk pekerja yang ada saat ini

Pengakuan dan pengukuran: Seluruh Imbalan Kerja Jangka Pendek


Ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada entitas dalam suatu periode akuntansi, entitas mengakui
jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan atas
jasa tersebut:
•Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar.
•Sebagai beban, kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan imbalan tersebut termasuk dalam biaya
perolehan aset.
Imbalan Jangka Pendek

Pengungkapan
Walaupun PSAK 24 tidak mensyaratkan pengungkapan spesifik mengenai imbalan kerja jangka pendek, SAK
mungkin mensyaratkan pengungkapan tersebut. Sebagai contoh, PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
mensyaratkan pengungkapan beban imbalan kerja.

Imbalan Pascakerja

PSAK 24 mendefinisikan imbalan pascakerja sebagai imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangka
pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak kerja. Imbalan pascakerja mencakup imbalan
purnakarya dan imbalan pascakerja lain. Entitas menerapkan PSAK 24 untuk seluruh jenis program, dengan
atau tanpa melibatkan pendirian suatu entitas terpisah (dana) untuk menerima iuran dan membayar imbalan.

Klasifikasi Program Imbalan Pascakerja:


a. Program iuran pasti (defined contribution plans) b. Program imbalan pasti (defined benefit plans)
•Kewajiban hukum atau konstruktif entitas terbatas •Kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang
pada jumlah yang disepakati sebagai iuran kepada dijanjikan kepada pekerja saat ini maupun mantan
dana. pekerja
•Risiko aktuarial (imbalan lebih kecil dari yang •Risiko actuarial (biaya untuk imbalan lebih besar dari
diharapkan) dan risiko investasi (aset yang yang diperkirakan) dan risikp investasi secara subtansi
diinvestasikan tidak cukup memenuhi imbalan yang ditanggung entitas
diharapkan) secara substansi ditanggung pekerja
Imbalan Pascakerja: Program Multipemberi Kerja
-Menyatukan aset yang dikontribusikan oleh beberapa entitas yang tidak sepengendali;
-Menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada pekerja yang berasal lebih dari satu entitas,
dengan dasar bahwa tingkat iuran dan imbalan ditentukan tanpa memperhatikan identitas entitas yang
mempekerjakan pekerja tersebut.

Entitas mengklasifikasikan program multipemberi kerja sebagai program iuran pasti atau program imbalan pasti
sesuai dengan persyaratan program tersebut

Entitas berpartisipasi dalam program imbalan pasti multipemberi kerja: Informasi tersedia memadai
•Melaporkan bagian proporsionalnya atas kewajiban imbalan pasti, aset program, dan biaya terkait dengan
program tersebut dengan cara yang sama dengan program imbalan pasti lain; dan
•Mengungkapkan informasi terkait yang disyaratkan oleh paragraf 135-148 PSAK 24 (kecuali paragraf 148(d).

Entitas berpartisipasi dalam program imbalan pasti multipemberi kerja: Informasi tersedia tidak memadai
•Mencatat program seolah-olah sebagai program iuran pasti; dan
•Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh paragraf 148 PSAK 24.
Imbalan Pascakerja: Program Imbalan Pasti yang Berbagi Risiko antara Entitas Sepengendali
•Entitas yang berpartisipasi dalam program tersebut memperoleh informasi mengenai program secara
keseluruhan yang diukur sesuai dengan Pernyataan ini berdasarkan asumsi yang berlaku untuk program secara
keseluruhan.
•Partisipasi dalam program tersebut merupakan transaksi pihak-pihak berelasi untuk setiap entitas dalam
kelompok usaha.

Imbalan Pascakerja: Program Jaminan Sosial


•Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan dan berlaku untuk seluruh entitas (atau seluruh entitas
dalam suatu kategori tertentu) dan dilaksanakan oleh pemerintah pusat atau daerah atau badan lain yang tidak
dikendalikan atau dipengaruhi oleh entitas pelapor.
•Entitas mencatat program jaminan sosial dengan cara yang sama seperti program multipemberi kerja.
Karakteristik program jaminan sosial dapat berupa imbalan pasti atau iuran pasti, bergantung pada kewajiban
entitas dalam program.

Imbalan Pascakerja: Imbalan yang Dijamin


Entitas dapat membayar premi asuransi untuk membiayai program imbalan pascakerja. Entitas memperlakukan
program tersebut sebagai program iuran pasti. Jika entitas akan memiliki kewajiban hukum atau kewajiban
konstruktif (baik secara langsung maupun tidak langsung melalui program)
•Untuk membayar imbalan kerja secara langsung pada saat jatuh tempo
•Untuk membayar tambahan imbalan jika asuradur tidak membayar seluruh imbalan kerja masa depan yang
timbul dari jasa pekerja periode berjalan dan periode sebelumnya
maka entitas memperlakukan program tersebut sebagai program imbalan pasti
Imbalan Pascakerja: Program Iuran Pasti

Program imbalan pascakerja di mana entitas membayar iuran tetap kepada entitas terpisah (dana)
dan tidak memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif untuk membayar iuran lebih lanjut jika dana
tersebut tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar seluruh imbalan kerja terkait dengan jasa yang
diberikan oleh pekerja pada periode berjalan dan periode sebelumnya.
Contoh program iuran pasti: Program Jaminan Hari Tua oleh BPJS Ketenagakerjaan. Program ini
dapat diikuti oleh pekerja dengan membayarkan iuran pasti yang ditanggung oleh entitas sebesar 3,7% dan
pekerja sebesar 2%.

Akuntansi Program Iuran Pasti


•Cukup jelas karena kewajiban entitas pelapor untuk setiap periode ditentukan oleh jumlah yang dibayarkan
pada periode tersebut.
•Kewajiban tersebut diukur dengan dasar tidak terdiskonto, kecuali tidak diharapkan untuk diselesaikan
seluruhnya dalam 12 bulan setelah akhir periode pelaporan saat pekerja memberikan jasanya.

Ketika pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode, entitas mengakui iuran terutang
kepada program iuran pasti atas jasa pekerja:
•Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar.
•Sebagai beban, kecuali jika PSAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran tersebut untuk dimasukkan dalam
biaya perolehan aset.
Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk program iuran pasti .
Imbalan Pascakerja: Program Imbalan Pasti

•Program imbalan pascakerja yang bukan merupakan program iuran pasti.


•Dalam program imbalan pasti, kewajiban entitas adalah menyediakan imbalan yang dijanjikan kepada pekerja
(maupun mantan pekerja saat pekerja purnakarya) sesuai dengan perhitungan kewajiban hukum atau kewajiban
konstruktif.

Contoh aplikasi program imbalan pasti di Indonesia:


•UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menetapkan perincian mengenai jumlah imbalan yang
harus diberikan oleh pemberi kerja pada pekerja. Jumlah imbalan tersebut telah dijamin dan perusahaan
berkewajiban untuk membayar kompensasi tersebut seluruhnya.
•Program imbalan pasti yang dikelola oleh dana pensiun pemberi kerja.

Akuntansi untuk program imbalan pasti bersifat kompleks karena disyaratkan adanya asumsi aktuarial untuk
mengukur kewajiban dan beban dan terdapat kemungkinan adanya keuntungan dan kerugian aktuarial. PSAK
24 menganjurkan, tetapi tidak mensyaratkan, entitas untuk menggunakan aktuaris berkualifikasi dalam
mengukur seluruh kewajiban imbalan pasti pascakerja yang material. Kewajiban diukur atas dasar terdiskonto.
Imbalan Pascakerja: Program Imbalan Pasti

1. Pengakuan dan Pengukuran


Akuntansi oleh entitas untuk program imbalan pasti meliputi tahap berikut:
a)Menentukan defisit atau surplus. Hal ini termasuk:
i.Menggunakan teknik aktuarial, metode Projected Unit Credit, untuk membuat estimasi andal atas biaya akhir
entitas dari imbalan yang menjadi hak pekerja sebagai pengganti jasa mereka pada periode berjalan dan pada
periode sebelumnya;
ii.Mendiskontokan imbalan tersebut untuk menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini.
iii.Mengurangi nilai wajar aset program dari nilai kini kewajiban imbalan pasti.
b)Menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto sebagai jumlah defisit atau surplus, disesuaikan untuk
setiap dampak dari pembatasan aset imbalan pasti neto dari batas atas aset.
c)Menentukan jumlah yang diakui dalam laba rugi: Biaya jasa kini; Setiap biaya jasa lalu dan keuntungan atau
kerugian atas penyelesaian; bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
d)Menentukan pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto, yang akan diakui sebagai
penghasilan komprehensif, yang terdiri atas:
i.Keuntungan dan kerugian aktuarial;
ii.Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas liabilitas (aset)
imbalan pasti neto; dan
iii.Setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bunga neto atas
liabilitas (aset) imbalan pasti neto.
Imbalan Pascakerja: Program Imbalan Pasti
2. Akuntansi untuk Kewajiban Konstruktif
Entitas mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan
pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik informal entitas. Praktik informal akan
menimbulkan kewajiban konstruktif jika entitas tidak memiliki pilihan realistis lain kecuali membayar imbalan
kerja.

3. Laporan Posisi Keuangan


Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi keuangan. Ketika entitas
memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas mengukur aset pada jumlah yang lebih rendah
antara:
a)Surplus program imbalan pasti; dan
b)Batas atas aset

4. Pengakuan dan Pengukuran: Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dan Biaya Jasa Kini

Metode Penilaian Aktuarial


•Entitas menggunakan metode Projected Unit Credit untuk menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti, biaya
jasa kini terkait, dan biaya jasa lalu (jika dapat diterapkan).
•Metode ini mengganggap setiap periode jasa akan menghasilkan satu unit tambahan hak atas imbalan dan
mengukur setiap unit secara terpisah untuk membentuk kewajiban akhir.
•Entitas mendiskontokan seluruh kewajiban imbalan pascakerja, bahkan jika sebagian kewajiban diharapkan
akan diselesaikan sebelum 12 bulan setelah periode pelaporan.
Imbalan Pascakerja: Program Imbalan Pasti

4. Pengakuan dan Pengukuran: Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dan Biaya Jasa Kini

Pengatribusian Imbalan pada Periode Jasa


•Dalam menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa kini terkait dan biaya jasa lalu (jika dapat
diterapkan), entitas mengatribusikan imbalan pada periode jasa berdasarkan formula imbalan yang dimiliki
program.
•Akan tetapi, jika jasa pekerja di tahun-tahun akhir meningkat secara material dibandingkan dengan tahun-tahun
awal, maka entitas mengatribusikan imbalan tersebut dengan dasar garis lurus, sejak:
a)Saat jasa pekerja pertama kali menghasilkan imbalan dalam program sampai dengan
b)Saat jasa pekerja selanjutnya tidak menghasilkan imbalan material dalam program, selain dari kenaikan gaji
berikutnya.
Asumsi Aktuarial

Asumsi aktuarial adalah estimasi terbaik entitas mengenai variabel yang akan menentukan total biaya
penyediaan imbalan pascakerja, terdiri dari:
a)Asumsi demografik mengenai karakteristik masa depan dari pekerja kini dan mantan pekerja (dan tanggungan
mereka) yang berhak atas imbalan. Termasuk hal-hal seperti mortalitas; tingkat perputaran pekerja; tingkat klaim
program kesehatan.
b)Asumsi keuangan, terkait hal-hal seperti tingkat diskonto; level imbalan; biaya kesehatan masa depan.
Asumsi aktuarial tidak boleh bias dan harus selaras satu dengan yang lain.
Imbalan Pascakerja: Program Imbalan Pasti

5. Biaya Jasa Lalu serta Keuntungan dan Kerugian atau Penyelesaian


Biaya Jasa Lalu
Biaya jasa lalu adalah perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti atas jasa pekerja pada periode sebelumnya,
sebagai akibat dari amendemen atau kurtailmen program.

Keuntungan dan Kerugian atas Penyelesaian


•PSAK 24 mendefinisikan penyelesaian sebagai transaksi yang menghilangkan seluruh kewajiban hukum atau
kewajiban konstruktif lebih lanjut untuk sebagian atau seluruh imbalan yang diberikan berdasarkan program
imbalan pasti, selain pembayaran imbalan kepada, atau atas nama, pekerja yang diatur dalam ketentuan
program dan termasuk dalam asumsi aktuarial.
•Entitas mengakui keuntungan atau kerugian atas penyelesaian program imbalan pasti pada saat penyelesaian
terjadi. Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian adalah perbedaan antara:
a) Nilai kewajiban kini imbalan pasti yang sedang diselesaikan, sebagaimana ditentukan pada tanggal
penyelesaian; dan
b) Harga penyelesaian.

6. Pengakuan dan Pengukuran: Aset Program

•Aset program terdiri atas aset yang dimiliki oleh dana imbalan kerja jangka panjang dan polis asuransi yang
memenuhi syarat.
•Aset program tidak mencakup iuran yang masih harus dibayar oleh entitas pelapor kepada dana, dan instrumen
keuangan yang diterbitkan oleh entitas yang tidak dapat dialihkan yang dikuasai oleh dana.
Imbalan Pascakerja: Program Imbalan Pasti

7. Komponen Biaya Imbalas Pasti


Entitas mengakui komponen biaya pasti, kecuali SAK mensyaratkan atau mengizinkan komponen tersebut
sebagai biaya perolehan aset, sebagai berikut:
•Biaya jasa dalam laba rugi;
•Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laba rugi; dan
•Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam penghasilan komprehensif lain.

8. Penyajian
Entitas melakukan saling hapus antara aset terkait dengan satu program dengan liabilitas terkait dengan
program lain jika, dan hanya jika, entitas:
•Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk menggunakan surplus pada satu program untuk
menyelesaikan kewajiban program lain; dan
•Memiliki intensi untuk menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau merealisasi surplus dalam satu
program dan menyelesaikan kewajiban program lain secara simultan.

9. Pengungkapan
•Entitas mengungkapkan informasi yang:
•Menjelaskan karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait;
•Mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program imbalan pasti dalam laporan keuangan; dan
•Menjelaskan bagaimana program imbalan pasti berdampak terhadap jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus
kas entitas di masa depan.
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lain

Imbalan kerja jangka panjang lain adalah seluruh imbalan kerja selain imbalan kerja jangka pendek, imbalan
pascakerja, dan pesangon. Imbalan kerja jangka panjang lain mencakup akun berikut, jika tidak diharapkan
akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua bulan belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat
pekerja memberikan jasa terkait:

•Cuti berbayar jangka panjang seperti cuti besar atau cuti sabbatical;
•Penghargaan masa depan (jubilee) atau imbalan jasa jangka panjang lain;
•Imbalan cacat permanen;
•Bagi laba dan bonus; dan
•Remunerasi tangguhan.

Pengukuran imbalan kerja jangka lain biasanya tidak bergantung pada tingkat ketidakpastian yang sama
seperti halnya pengukuran imbalan pascakerja.
Untuk tujuan ini, PSAK 24 mensyaratkan metode akuntansi yang disederhanakan untuk imbalan kerja jangka
panjang lain.
Berbeda dengan akuntansi untuk imbalan pascakerja, metode ini tidak mengakui pengukuran kembali dalam
penghasilan komprehensif lain, namun diakui dalam laba rugi.
Pesangon

Pesangon adalah imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas terminasi perjanjian kerja dengan
pekerja sebagai akibat dari:
•Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia purnakarya normal; atau
•Keputusan pekerja menerima tawaran imbalan sebagai pertukaran atas terminasi perjanjian kerja.

Pesangon tidak termasuk imbalan kerja yang dihasilkan dari terminasi kontrak kerja atas permintaan
pekerja tanpa tawaran entitas, atau sebagai akibat dari persyaratan purnakarya wajib, karena
merupakan imbalan pascakerja.

Entitas mengakui liabilitas dan beban pesangon pada tanggal yang lebih awal di antara:
•Ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut; dan
•Ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang lingkup PSAK 57 dan
melibatkan pembayaran pesangon.
PSAK 18: Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat
Purnakarya

1. Pelaporan yang terpisah dari pemberi kerja peserta dalam program manfaat purnakarya.
2. Mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya unttuk seluruh peserta sebagai suatu
kelompok.
3. Berupa program iuran pasti atau program imbalan pasti.
4. Program manfaat purnakarya dengan aset yang diinvestasikan pada perusahaan asuransi tunduk pada
perlakuan akuntansi dan persyaratan pendanaan yang sama.
5. Tidak mengatur imbalan kerja dalam bentuk lain.

Diterapkan dalam laporan keuangan program manfaat purnakarya pada saat penyusunan laporan keuangan.
Program Iuran Pasti

• Merupakan program manfaat purnakarya di mana jumlah yang dibayarkan sebagai manfaat purnakarya
ditentukan berdasarkan iuran ke suatu dana bersama dengan pendapatan investasi.
• Jumlah manfaat masa depan yang diterima oleh peserta, ditentukan dari jumlah iuran yang dibayarkan
pemberi kerja, peserta, atau keduanya dan efisiensi kegiatan operasional serta pendapatan investasi dari
dana purnakarya.
• Bantuan aktuaris tidak diperlukan walaupun kadang digunakan untuk mengestimasi manfaat purnakarya.
• Laporan keuangan program iuran pasti mencakup Laporan Aset Neto dan Deskripsi Kebijakan Pendanaan
• Peserta berkepentingan untuk mengetahui program purnakarya karena secara langsung mempengaruhi
tingkat manfaat purnakarya yang akan diterima di masa depan dan mengetahui apakah iuran telah diterima
serta pengendalian yang tepat telah dilakukan untuk melindungi hak penerima manfaat purnakarya.
• Tujuan pelaporan oleh program iuran pasti adalah memberikan informasi secara periodik mengenai
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi. Tujuan tersebut dapat dipenuhi dengan
menyusun laporan keuangan yang mencakup:
a. Deskripsi atas aktivitas signifikan program manfaat purnakarya selama periode dan dampak setiap
perubahan terkait dengan program, keanggotaan dan syarat serta ketentuan.
b. Pelaporan kinerja transaksi dan investasi selama periode dan posisi keuangan program purnakarya pada
akhir periode.
c. Deskripsi atas kebijakan investasi.
Program Imbalan Pasti

Merupakan program manfaat purnakarya di mana jumlah yang dibayaaarkan ditentukan dengan
mengacu pada suatu formula yang biasanya didasarkan pada penghasilan karyawan dan/atau masa kerja.

Laporan keuangan mencakup:


Laporan yang menyajikan:
(i)Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
(ii)Nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji.
(iii)Surplus atau defisit.
Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang mencakup salah satu dari:
(i)Catatan yang mengungkapkan nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji.
(ii)Acuan atas informasi aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya yang disertakan dalam laporan aktuarial.
Program Imbalan Pasti

• Menggunakan tingkat gaji kini atau proyeksi tingkat gaji dengan mengungkapkan dasar yang digunakan.

• Penilaian terakhir digunakan sebagai dasar penyusunan dan tanggal penilaian tersebut diungkapkan.

• Laporan keuangan menjelaskan hubungan antara nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji dan
aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan kebijakan pendanaan.

• Setiap perubahan asumsi aktuarial yang signifikan berdampak pada nilai kini aktuarial dari manfaat
purnakarya terjanji juga diungkapkan.

• Pembayaran manfaat purnakarya terjanji bergantung pada posisi keuangan program purnakarya dan
kemampuan pemberi iuran untuk melakukan iuran masa depan dan efisiensi operasionalnya.

• Membutuhkan bantuan aktuaris secara periodik.


Program Imbalan Pasti

Tujuan pelaporan adalah untuk memberikan informasi secara periodik tentang sumber daya keuangan dan
aktivitas program yang berguna untuk menilai hubungan antara akumulasi sumber daya dan manfaat program
dari waktu ke waktu. Tujuan dapat dicapai dengan menyusun laporan keuangan yang mencakup:

a.Deskripsi atas aktivitas signifikan program manfaat purnakarya selama periode dan dampak setiap
perubahan terkait dengan program, keanggotaan dan syarat serta ketentuan.

b.Pelaporan kinerja transaksi dan investasi selama periode dan posisi keuangan program purnakarya pada
akhir periode.

c.Informasi aktuarial sebagai bagian dari laporan atau sebagai laporan terpisah.

d.Deskripsi atas kebijakan investasi.


Nilai Kini Aktuarial dari Manfaat Purnakarya Terjanji

Alasan untuk menerapkan pendekatan gaji kini mencakup:


a.Nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji dapat dihitung lebih objektif daripada tingkat gaji proyeksi
karena melibatkan lebih sedikit asumsi.
b.Peningkatan manfaat yang dapat diatribusikan kepada suatu kenaikan gaji menjadi kewajiban program
manfaat purnakarya saat kenaikan gaji.
c.Jumlah nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini yang umumnya lebih
mendekati dengan jumlah terutang pada
peristiwa penghentian atau pemutusan program.
Alasan untuk menerapkan pendekatan proyeksi gaji mencakup:
a.Informasi keuangan seharusnya disajikan atas dasar kelangsungan usaha.
b.Pada pembayaran akhir, manfaat ditentukan dengan mengacu pada gaji saat atau mendekati tanggal
purnakarya.
c.Gagal memasukkan proyeksi gaji.
Jika penilaian aktuarial belum disajikan pada tanggal laporan keuangan, maka penilaian terakhir digunakan
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan tanggal penilaian tersebut diungkapkan.
Program Imbalan Pasti

Untuk program imbalan pasti, informasi disajikan dalam salah satu format berikut yang mencerminkan perbedaan
praktik pengungkapan dan penyajian informasi aktuarial:
a.Laporan keuangan yang memperlihatkan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya, nilai kini aktuarial dari
manfaat purnakarya terjanji dan hasil surplus atau defisit.
b.Laporan keuangan yang mencakup laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan laporan perubahan aset
neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
c.Laporan keuangan yang mencakup laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan laporan perubahan aset
neto tersedia untuk manfaat purnakarya dengan nilai kini aktuarial dari manfaat purnakarya terjanji yang terdapat dalam
laporan aktuarial terpisah.
Program Purnakarya
Penilaian Aset Program Purnakarya: Investasi program manfaat purnakarya dicatat pada nilai wajar dan pada kasus
efek yang diperdagangkan, nilai wajar adalah nilai pasar.
Laporan keuangan program manfaat purnakarya (program imbalan pasti dan iuran pasti), berisi informasi
berikut ini:
a.Laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
b.Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan.
c.Deskripsi mengenai program manfaat purnakarya dan dampak setiap perubahan program manfaat purnakarya
selama periode.
Program Purnakarya: Pengungkapan

a. Laporan aset neto tersedia untuk manfaat c. Deskripsi mengenai kebijakan pendanaan.
purnakarya yang mengungkapkan:
(i)Aset pada akhir periode sesuai klasifikasi.
(ii)Dasar penilaian aset.
(iii)Rincian setiap investasi tunggal yang melebihi 5% aset
neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan 5% untuk
setiap kelompok atau jenis efek.
(iv)Rincian setiap investasi pada pemberi kerja.
(v)Liabilitas selain nilai kini dan aktuarial dari manfaat d. Untuk program imbalan pasti, nilai kini aktuarial dari
purnakarya terjanji. manfaat purnakarya terjanji yang dibedakan antara
b. Laporan perusahaan aset neto tersedia untuk
manfaat purnakarya yang menunjukkan: manfaat telah menjadi hak dan manfaat belum menjadi
(i)Iuran pemberi kerja. hak.
(ii)Iuran pekerja.
(iii)Penghasilan investasi.
(iv)Penghasilan lain.
(v)Manfaat yang dibayarkan atau terutang.
(vi)Beban administrasi.
e. Untuk program imbalan pasti, deskripsi mengenai
(vii)Beban lain.
asumsi aktuarial signifikan yang dibuat dan metode
(viii)Pajak penghasilan.
yang digunakan untuk menghitung nilai kini aktuarial
(ix)Laba/rugi pelepasan investasi dan perubahan nilai
dari manfaat purnakarya terjanji.
investasi.
(x)Pengalihan dari dan kepada program purnakarya lain.
Program Purnakarya

Penilaian Aset Program Purnakarya: Investasi program manfaat purnakarya dicatat pada nilai wajar dan pada kasus efek
yang diperdagangkan, nilai wajar adalah nilai pasar.

Laporan keuangan program manfaat purnakarya (program imbalan pasti dan iuran pasti), berisi informasi berikut ini:

a.Laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.

b.Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan.

c.Deskripsi mengenai program manfaat purnakarya dan dampak setiap perubahan program manfaat purnakarya selama
periode.
PSAK 53: Pembayaran berbasis saham

DEFINISI
Transaksi pembayaran berbasis saham merupakan transaksi entitas :
a)Menerima barang atau jasa dari pemasok barang atau jasa (termasuk karyawan) dalam pengaturan
pembayaran berbasis saham; atau
b)Menimbuklan kewajiban untuk menyelesaikan transaksi dengan pemasok dalam pengaturan pembayaran
berbasis saham jika kelompok entitas lain menerima barang atau jasa

BENTUK UMUM PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM


•Opsi saham yang diberikan kepada pekerja
•Program insentif jangka panjang berupa saham atau hak apresiasi saham yang diberikan kepada pekerja
Tujuan & Ruang Lingkup

TUJUAN: Mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran saham

RUANG LINGKUP

Diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran berbasis saham, tanpa tergantung apakah entitas dapat mengidentifikasi secara spesifik
beberapa atau seluruh barang atau jasa yang diterima termasuk :
•Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrument ekuitas (equity settled)
•Transaksi pembayaran saham yang diselesaikan dengan kas (cash settled)
•Transaksi entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa mengenai penyelesaian transaksi apakah dengan kas (atau asset lain)atau
dengan penerbitan instrument ekuitas
Selain itu, PSAK 53 juga diterapkan untuk entitas yang :
a.Menerima barang atau jasa ketika entitas lain dalam kelompok (pemegang saham setiap kelompok entitas) yang sama memiliki kewajiban
untuk menyelesaikan transaksi pembayaran saham; atau
b.Memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi pembayaran berbasis saham ketika entitas lain dalam kelompok yang sama menerima
barang atau jasa

PSAK 53 tidak diterapkan untuk :


a.Transaksi berbasis saham dengan pihak manapun dalam kapasitasnya sebagai pemegaang saham di entitas tersebut
b.Transaksi berbasis saham dalam kombinasi bisnis
PENGAKUAN

•Entitas mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham
ketika entitas memperoleh barang atau pada saat jasa tersebut diterima

Entitas juga harus mengakui :


•Kenaikan nilai ekuitas jika diselesaikan dengan instrument ekuitas
•Kenaikan nilai liabilitas jika diselesaikan dengan kas

•Jika barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham tidak
memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai asset, maka barang atau jasa tersebut diakui sebagai beban
Pembayaran Transaksi Berbasis Saham

Entitas mengukur Entitas mengukur nilai Persyaratan perjanjian yang


nilai barang dan barang dan jasa yang memberikan pilihan kepada
jasa yang diterima diperoleh dan liabilitas entitas atau pihak lawan
dan kenaikan yang timbul sebesar nilai untuk menyelesaikan
terkait pembayaran wajar liabilitas transaksi dengan kas (aset
atas instrument berdasarkan harga (nilai) lain) untuk suatu jumlah
ekuitas entitas saham atau instrumen berdasarkan harga instrumen
tersebut ekuitas lainnya ekuitas atau menerima
instrumen ekuitas
PENGUNGKAPAN

•Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk


mrmahami sifat dan luas pengaturan pembayaran berbasis saham selama periode

•Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk


memahami bagaimana penentuan nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar
instrument ekuitas yang diberikan selama periode

•Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk


memahami dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba rugi entitas selama periode
dan terhadap posisi keuangannya
PSAK 57
Tujuan Dan Ruang Lingkup

PSAK 57 (IAS 37) ini bertujuan untuk mengatur pengakuan dan


pengungkapan provisi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta
untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam CaLK
sehingga para pengguna dapat memahami sifat, waktu, dan jumlah yang
terkait dengan informasi tersebut.

Maksud dan Tujuan Standar

PSAK diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansinya,kecuali timbul


dari : a) Kontrak Eksekutori, Kecuali Jika Kontrak Tersebut bersifat PSAK 57
memberatkan (onerous) b) hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain Par 5
contoh : PSAK 36, 46, 30, 24, 28, dan 36.

*Pernyataan ini tidak berlaku untuk instrumen keuangan


(termasuk garansi) yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.
Defenisi
 Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak terkaitnya belum
melaksanakan kewajiban kontrak atau telah melaksanakan sebagian kewajiban
mereka dengan proporsi yang sama.
 Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti
 Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
Pengakuan Provisi
Pengakuan Provisi
Pengakuan Provisi
Pengakuan Provisi
Pengakuan Provisi
Kewajiban Kontinjensi
Aset Kontinjensi
Pengukuran
Estimasi Terbaik

Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi


terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. (par 36)

Risiko dan Ketidakpastian

Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi


terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. (par 42)

Nilai Kini

Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah


provisi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. (par 45)
Penggantian
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk
menyelesaikan provisi diganti oleh pihak ketiga,
penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa
penggantian pasti diterima pada saat entitas menyelesaikan kewajibannya.
Penggantian tersebut diakui sebagai aset yang terpisah.
Jumlah yang diakui sebagai penggantian tidak boleh melebihi nilai provisi.
Dalam laporan laba rugi komprehensif, beban yang berkaitan dengan
provisi dapat disajikan secara neto setelah dikurangi jumlah yang diakui
sebagai penggantiannya.
Perubahan dan Penggunaan Provisi

 Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan


 estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya
kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi tersebut
dibatalkan. (PSAK 57 par 59)
 Jika kewajiban diestimasi didiskonto, maka nilai tercatatnya akan
meningkat pada setiap periode untuk mencerminkan berlalunya
waktu. Peningkatan ini diakui sebagai biaya pinjaman (PSAK 57
par 60) unwinding of the discount
 Provisi hanya dapat digunakan untuk pengeluaran yang
berhubungan langsung dengan tujuan pembentukan provisi
tersebut. (PSAK 57 par 61)
Kontrak Memberatkan
Rekstrukturisasi

Restrukturisasi adalah program yang  Kewajiban konstruktif untuk melakukan


direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen restrukturisasi muncul hanya jika entitas memiliki
dan secara material mengubah: rencana formal yang rinci dan menciptakan
ekpektasi yang valid pada pihak-pihak yang
a)lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau terkena dampak restrukturisasi (rinci, lihat PSAK
b)cara mengelola usaha tersebut. 57 par 72)
 Provisi restrukturisasi hanya mencakup
pengeluaran langsung yang timbul dari
restrukturisasi, yaitu yang memenuhi kedua
persyaratan berikut ini:
a) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka
restrukturisasi; dan
b) tidak terkait dengan aktivitas yang masih berlangsung
pada entitas.
Pengungkapan
Entitas juga harus mengungkapkan pula:
Untuk setiap jenis provisi, entitas harus a)uraian singkat mengenai karakteristik
mengungkapkan: kewajiban dan perkiraan saat arus keluar
a)nilai tercatat pada awal dan akhir periode; sumber daya terjadi;
b) provisi tambahan yang dibuat dalam periode b) indikasi mengenai ketidakpastian saat
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada atau jumlah arus keluar tersebut jika
provisi yang ada; diperlukan dalam rangka menyediakan
informasi yang memadai, entitas harus
c)jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi
mengungkap kan asumsi utama yang
dan dibebankan pada provisi selama periode mendasari prakiraan peristiwa masa depan
bersangkutan; c) jumlah estimasi penggantian yang akan
d)jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan diterima dengan menyebutkan jumlah aset
selama periode bersangkutan; dan yang telah diakui untuk estimasi
e) peningkatan, selama periode yang bersangkutan, penggantian tersebut.
dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu
dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
Overview Kasus 1
PT ABC memiliki skema program pensiun manfaat pasti untuk karyawannya. Diketahui saldo akhir per 31 Desember 2019 aset program
(fund asset) adalah Rp300.000.000 dan nilai kewajiban imbalan paska kerja (defined benefit obligation) Rp320.000.000. Aktuaris yang
ditugasi mendampingi perusahaan dalam menghitung beban imbalan paska kerja memberi informasi sebagai berikut untuk saldo akhir 31
Desember 2020.

Biaya Jasa Kini Rp45.000.000


Biaya Jasa Lalu Rp40.000.000
Iuran selama 2020 Rp25.000.000
Manfaat pensiun* Rp30.000.000
Nilai wajar asset program Rp320.000.000
Nilai wajar kewajiban pension Rp380.000.000
Tingkat suku bunga obligasi korporat kualitas tinggi 5%
*manfaat pensiun yang dibayar kepada karyawan yang pensiun selama tahun 2020

Diminta:
a)Hitung dan tentukan nilai kewajiban pensiun yang akan disajikan pada Laporan Posisi Keuangan pada 31 Desember 2020
b)Hitung dan tentukan beban pensiun dan beban bunga yang diakui di Laporan Laba Rugi 2020
c)Berapa besar dampak program pensiun terhadap pendapatan komprehensif lain lain (OCI) di tahun 2020?
d)Jika misalnya diketahui nilai wajar asset program adalah Rp390.000.000, bagaimana penyajian asset/kewajiban pensiun akan disajikan
di Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2020. Apakah ada hal yang harus diperhatikan terkait informasi ini.
Kasus 1
Kasus 1
Kasus 1

D) Hal yang harus diperhatikan jika no;ai wajar aset program adalah sebagai berikut :
-Sejumlah entitas membedakan aset lancar dari aset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek
dari liabilitas jangka panjang. Pernyataan ini tidak menentukan apakah entitas membedakan aset
lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang yang timbul dari imbalan
pascakerja.
-Paragraf 120 mensyaratkan entitas untuk mengakui biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas
(aset) imbalan pasti neto dalam laba rugi. Pernyataan ini tidak menentukan bagaimana entitas
menyajikan biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto. Entitas menyajikan
komponen tersebut sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
Overview Kasus 2
Berdasarkan laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019
jawablah pertanyaan berikut:

1. Jenis program pension apa yang diberikan PT Unilever kepada karyawannya? Jelaskan
2. Berapa beban pensiun (pension expense) yang diakui PT Unilever di tahun 2019 dan 2018? Jelaskan
komponen dari beban pension yang diakui
3. Bagaimana status pendanaan (funded status) program pension PT Unilever di tahun 2019? Jelaskan
4. Bagaimana dampak program pension PT Unilever terhadap laporan keuangan untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2019? Jelaskan
Kasus 2
1). Jenis program pensiun apa yang diberikan PT Unilever kepada karyawannya? Jelaskan

Mengacu Catatan atas Laporan Keuangan, PT Unilever Indonesia Tbk memiliki program
pensiun imbalan pasti dan iuran pasti.

Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris berkualifikasi dengan
menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan
dengan mendiskontokan arus kas estimasian menggunakan tingkat bunga obligasi
pemerintah tanpa kupon (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk
obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang
imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan
waktu jatuh tempo liabilitas pensiun yang bersangkutan.
Kasus 2
2). Berapa beban pensiun (pension expense) yang diakui PT Unilever di tahun 2019 dan 2018? Jelaskan
komponen dari beban pension yang diakui

(dalam jutaan Rupiah)


2018 2019 Komponen biaya pensiun:
Biaya jasa kini 76,555 59,024 1.Biaya jasa kini
Biaya jasa lalu - (8,372) 2.Biaya jasa lalu
Beban pensiun 76,555 50,652 3.Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti
Biaya bunga 118,489 122,995 neto
Pendapatan bunga (89,348) (106,588)
Beban bunga neto 29,141 16,407
Jumlah yang diakui dalam laba rugi 105,696 67,059
Kasus 2
3). Bagaimana status pendanaan (funded status) program pension PT Unilever di tahun 2019? Jelaskan

Program imbalan pensiun yang sudah didanai (funded) per 31


Desember 2019 adalah sebesar 1,218,765 (dalam jutaan rupiah).

Aset program terdiri dari dari instrumen ekuitas, instrumen utang. dan
deposito berjangka.
Kasus 2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai