Anda di halaman 1dari 9

EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS

Diajukan Oleh:
Herlina Suteja (201350278)
Vanessa Fitria (201350696)
Ester (201550266)
Asrini Danenti (201550322)
Fanny (201550428)
Jessica Bella (201570009)

JURUSAN AKUNTANSI
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2018
Sejarah Efficient Market Hyphotesis (EMH)
Sejarah efficient market hyphotesis (EMH) tidak dapat dilepaskan dari
Louis Bachelier, seorang analis saham berdarah Perancis. Tahun 1900, Louis
Bachelier melakukan studi untuk mengetahui apakah harga saham dan pasar
komoditi berfluktuasi secara acak. Usaha Bachelier untuk mencapai tujuan
studinya mengalami kesulitan, khususnya dalam mengestimasi karakteristik acak
dari harga saham dan komoditi. Penelitian yang dilakukan oleh Bachelier ini
mengawali penelitian-penelitian berikutnya berkaitan dengan efisiensi pasar dan
random walk. Tiga dekade kemudian, Cowles (1933) melakukan penelitian
tentang akurasi hasil analisis dari lembaga analis profesional dalam mengestimasi
volatilitas expected return saham berdasarkan data historis rata-rata pergerakan
harga saham. Studi ini menghasilkan temuan bahwa badan- badan analis
profesional tersebut tidak akurat dalam memprediksi expected return. Studinya
berlanjut pada tahun 1944 dengan obyek penelitian seperti sebelumnya, tetapi kali
ini memperpanjang periode sampel rata- rata return saham.
Penelitian yang menggunakan konsep efisiensi pasar dan random walk
semakin menarik minat para ilmuwan. Kendall (1953) untuk pertama kalinya
melaksanakan penelitian dengan literatur keuangan random walk untuk
mengamati rutinitas dari tingkat volatilitas 22 indeks saham Inggris dan harga
komoditas di bursa Amerika. Hasil studi menunjukkan bahwa volatilitas harga
bersifat acak, dimana kenaikan atau penurunan harga saham pada hari tertentu
bersifat independen dari hari sebelumnya. Robert (1959) menemukan hasil yang
sama untuk Dow Jones Average Industry (DJIA), dimana perubahan indeks DJIA
bersifat acak. Beberapa bukti empiris di atas, dibahas oleh Fama dalam disertasi
doktornya yang berjudul The Behavioral of Stock Market Prices.
Disertasi tersebut merupakan pembuktian dari sikap akademiknya dalam
mendukung bukti empiris, bahwa harga saham harian yang bersifat random walk
merupakan deskripsi akurat tentang realitas pasar modal. Random walk
menyiratkan bahwa serangkaian perubahan harga saham bersifat independen dari
perubahan harga masa lalu, sehingga data historis tidak dapat dimanfaatkan untuk
memprediksi pergerakan harga saham di masa yang akan datang (Fama 1965b).
Harga saham pada hari tertentu merefleksikan kondisi pasar pada hari yang sama
dan tidak berhubungan dengan kondisi pasar pada hari yang sebelumnya. Perilaku
harga pasar yang bersifat random walk merupakan dasar bagi Fama dalam
mengembangkan konsep efisiensi pasar.

DEFINISI EFISIENSI PASAR


Secara umum efisiensi pasar (Market efficiency) didefinisikan oleh Beaver
(1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Secara
detail efisiensi pasar dapat didefinisikan dalam beberapa macam definisi:
1. Definisi efisiensi pasar berdasarkan pada nilai intrinsik sekuritas.
Untuk konteks sekuritas-sekuritas yang harganya menyimpang dari nilai
intrinsiknya atau fundamentalnya, maka efisiensi pasar diukur dari seberapa
jauh harga-harga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknya. Dengan
demikian suatu pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan
sebagai pasar yang nilai-nilai yang sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-
nilai intrinsiknya.

2. Definisi efisiensi pasar berdasarkan akurasi dari ekspektasi harga.


Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut: Suatu pasar
sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara
penuh “Informasi yang tersedia”. Definisi ini menimbulkan banyak
perdebatan, dan sehingga Fama juga menyadari bahwa definisinya sulit
dibuktikan secara empiris, karena dibutuhkan suatu patokan yang
menunjukkan akurasi dari ekspektasi harga semua investor. Fama mencoba
menginformasikan definisinya dengan mendefinsiikan suatu fungsi dari harga-
harga di masa datang yang tergantung dari sel informasi yang tersedia di
periode sekarang. Fungsi dari harga-harga di masa mendatang akibat
informasi yang tersedia menjadi patokan yang kemudian dibandingkan
dengan fungsi harga-harga di masa datang yang terjadi karena informasi yang
benar-benar digunakan oleh pasar. Perbedaan harga dari kedua fungsi tersebut
dianggap sebagai pasar yang tidak efisien.

3. Definisi efisiensi pasar efisiensi pasar berdasarkan distribusi informasi


Pasar dikatakan efisien terhadap suatu sistem informasi, jika harga-harga
sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi
tersebut. Definisi ini secara implisit mengatakan bahwa jika seorang
mengamati suatu sistem informasi yang menghasilkan informasi, maka setiap
orang dianggap mendapatkan informasi yang sama. Pendapat atau Definisi
tersebut diungkakan oleh Beaver (1970). Definisi Beaver juga menimbulkan
masalah dalam hal pengujian pasar yang efisien tersebu. Untuk menguji pasar
juga dibutuhkan pembanding dan patokan yang digunakann adalah return
normal yang diperoleh pelaku pasar. Return hasil dari informasi kemudian
dibandingkan dengan return normal. Jika hasilnya tidak menyimpang berarti
pasar sudah efisien dan sebaliknya, jika hasilnya menyimpang maka pasar
dikatakan tidak efisien.

4. Definisi efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik.


Definisi Efisiensi Pasar didasarkan pada proses dinamik mempertimbangkan
distribusi informasi yang tidak simetris dan menjelaskan bagaimana pada
harga-harga akan menyesuaikan karena informasi tidak simetris tersebut.
Definisi yang mendasarkan pada proses yang dinamik ini menekankan pada
kecepatan penyebaran informasi yang tidak simetris, pasar dikatakan efisien
jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi
menjadi simetris, yaitu setiap orang memiliki informasi ini. Jones (1995)
memberikan definisi pasar efisien yang memasukkan unsur dari kecepatan
penyesuaian sebagai berikut: “Suatu pasar yang efisien adalah pasar yang
harga-harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua
informasi yang tesedia di hadapan aktiva tersebut.”

Konsep Dasar Pasar Efisien


Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh
Fama (1970). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal
dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik
investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak
normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan resiko dengan
menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk
di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock prices reflect all
available information. Penjelasan lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang
efisien harga-harga asset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan
informasi yang tersedia tentang asset atau sekuritas tersebut.
Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada
sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar
yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas..
Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham (sekuritas)
mencerminkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah diketahui meliputi
dua macam, yaitu informasi masa lalu (misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu)
dan informasi saat ini (current information) selain juga kejadian atau peristiwa
yang telah diumumkan tetapi masih akan terjadi (misalnya rencana pemisahan
saham). Contoh untuk informasi yang masih membutuhkan dugaan adalah jika
banyak investor percaya bahwa suku bunga akan segera turun, harga-harga akan
mencerminkan kepercayaan ini sebelum penurunan sebenarnya terjadi.

Asumsi yang mendasari


Pasar efisien harus memiliki beberapa asumsi yang harus terpenuhi sebagai
berikut:

1. Investor bersifat rasional dan berorientasi pada maksimisasi keuntungan yang


secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan
berdagang saham. Investor-investor ini adalah price taker, artinya pelaku itu
sendiri tidak akan dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas.
2. Tidak diperlukan biaya untuk mendapatkan informasi dan informasi tersedia
bebas bagi pelaku pasar pada waktu yang hampir sama (tidak jauh berbeda).
3. Informasi diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setiap pengumuman yang
ada di pasar adalah bebas atau tidak terpengaruh dari pengumuman yang lain.
4. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang
masuk dipasar, yang menyebabkan harga saham segera melakukan
penyesuaian
Investor yang berlaku rasional akan menilai saham berdasarkan nilai fundamental
yaitu nilai sekarang (net present value) dari pengembalian kas masa depan (future
cash flows) dengan mendiskontokan sebesar tingkat risiko saham tersebut. Ketika
investor mengetahui adanya informasi baru yang akan mempengaruhi nilai
fundamental saham maka mereka akan cepat bereaksi terhadap informasi tersebut
dengan melakukan bid pada harga tinggi ketika informasi bagus (good news) dan
melakukan bid pada harga rendah harga saham ketika informasi buruk (bad news).
Implikasinya adalah harga saham akan selalu mencerminkan semua informasi
yang tersedia secara cepat dan harga saham akan bergerak ke level harga sesuai
nilai fundamental yang baru sehingga bisa dikatakan bahwa harga saham akan
bergerak secara acak (random) dan tidak bisa diprediksi.

Penjelasan inti efficient market hypothesis


Konsep efisiensi pasar modal yang diajukan oleh Fama (1970) menjelaskan
bahwa pasar efisien adalah pasar dimana harga sekuritas dengan cepat dan tepat
menyesuaikan untuk mencerminkan dampak dari informasi terbaru. Informasi
yang masuk ke pasar dan berhubungan dengan suatu sekuritas saham akan
mengakibatkan kemungkinan terjadinya pergeseran harga keseimbangan yang
baru, maka kondisi pasar yang seperti ini yang disebut dengan pasar efisien
sehingga kesimpulannya pada pasar efisien pergerakan harga saham tidak dapat
diprediksi, tidak berpola dan bersifat random-walk.

Berdasarkan jenis informasinya efficient market hypothesis dikelompokkan ke


dalam 3 bentuk, yaitu : weak form, semi-strong form, dan strong form.
1. Hipotesis efisiensi pasar bentuk lemah (Weak form) adalah bentuk pasar
dimana harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi historis yang
ada, seperti data harga dan volume perdagangan. Data perdagangan masa lalu
tersebut telah tersedia di pasar dan tidak membutuhkan biaya untuk
mendapatkannya. Sehingga tidak ada manfaatnya untuk mempelajari pola
pergerakan harga saham berdasarkan data historis untuk memprediksi harga
saham di masa mendatang. Efisiensi pasar bentuk lemah secara populer
dikenal sebagai teori random-walk. Apabila efisiensi pasaar bentuk lemah ini
benar, maka hipotesis ini menjadi kontradiktif dengan analisis teknikal.
Sehingga tidak adanya manfaat mempelajari harga dan perubahan harga
hisoris saham, maka analisis teknikal pun secara otomatis tidak akan berguna.
Jadi, apabila suatu pasar dikatakan efisein dalam bentuk lemah, maka investor
tidak akan mampu memperoleh keuntungan abnormal secara konsisten dengan
hanya mengamati harga historis dari sekuritas yang bersangkutan.

2. Hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Semi-strong form) adalah


bentuk pasar dimana harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi
publik yang ada, termasuk didalamnya informasi historis. Beberapa contoh
informasi publik diantaranya laporan keuangan perusahaan, pengumuman
akan adanya stock split, kualitas manajemen dan berbagai informasi
perusahaan lainnya yang dipublikasikan. Pada dasarnya hipotesis ini
mengatakan bahwa begitu informasi perusahaan tersedia di publik, maka
informasi tersebut akan diserap oleh pasar dan langsung tercermin pada harga
saham. Meskipun penyesuaian harga tidak terjadi secara langsung namun
dalam waktu singkat, informasi tersebut akan diserap oleh pasar. Jadi, apabila
suatu pasar dikatakan efisein dalam bentuk setengah kuat, maka investor tidak
akan mampu untuk memperoleh keuntungan abnormal secara konsisten
dengan hanya mengandalkan analisis fundamental.

3. Hipotesis efisiensi pasar bentuk kuat (Strong form) adalah bentuk pasar
dimana harga sekuritas sudah mencerminkan seluruh informasi yang ada
termasuk didalamnya informasi historis, informasi publik, dan informasi yang
tersedia untuk pihak internal perusahaan (inside information). Sehingga
informasi apapun yang ada, baik informasi yang dipublikasikan maupun yang
tidak dipublikasikan, tidak dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan
abnormal secara konsisten. Artinya karena harga sekuritas sudah
mencerminkan seluruh informasi yang ada sehingga tidak ada peluang bagi
investor untuk memperleh pengembalian abnormal secara konsisten.

Berdasarkan konsep hipotesis efisiensi pasar yang telah dijelaskan di bagian


sebelumnya, apabila suatu pasar modal dikatakan sudah efisien, yakni dimana
harga-harga sekuritasnya mengikuti pola random-walk, maka tidak akan mungkin
bagi investor untuk memprediksikan secara tepat pergerakan harga saham di masa
mendatang. Dengan kata lain, investor tidak akan dapat mengontrol pasar dengan
cara membeli maupun menjual sekuritas yang dihargai secara keliru oleh pasar.
Konsekuensinya adalah dalam pasar efisien passive management akan lebih baik
dilakukan daripada active management. Passive management adalah pemilihan
sekuritas tanpa adanya upaya untuk mengidentifikasi saham-saham yang
undervalued maupun yang overvalued. Sedangkan active management dalam
konteks ini adalah analisis teknikal dan analisis fundamental.

ANALISIS TEKNIKAL DAN FUNDAMENTAL


Analisis teknikal sering disebut chartist, dimana mencari suatu pola
pergerakan harga saham yang berulang-ulang dan dapat diprediksi. Dengan
mengunakan teknik ini maka harapannya dapat ditemukan pola yang dapat
menjadi pedoman dalam melakukan jual beli saham di saat yang tepat. Namun
pada pasar efisien teknik ini tidak berguna karna harga saham sudah
mencerminkan nilai fundamentalnya sehingga tidak seorang investor pun dapat
memperoleh pengembalian yang abnormal.
Analisis fundamental mengunakan informasi-informasi seperti prospek
keuntungan dan pembagian dividen perusahaan kedepannya, ekspektasian tingkat
suku bunga kedepan, dan berbagai evaluasi risiko perusahaan lainnya untuk
menilai harga wajar saham. Harapannya untuk memperoleh analisis mengenai
kinerja perusahaan kedepannya yang tidak tercermin pada harga saham di pasar.
Berdasarkan konsep efficient market hypothesis maka analisis fundamental relatif
hanya menambah sedikit nilai analisis atau bahkan tidak sama sekali. Karena para
analis hanya mengunakan seluruh informasi publik yang ada maka hasil analisis
juga tidak akan jauh berbeda dengan hasil analisis lainnya.

EMH di indonesia
Kondisi yang terjadi pada kondisi pasar modal indonesia adalah kondisi
pasar yang belum efisien, yaitu masih berada di dalam kondisi pasar berbentuk
semi-kuat (Semi-strong Form). Dimana kondisi di pasar modal mengasumsikan
bahwa semua harga saham mencerminkan seluruh informasi publik non pasar.
Harga-harga akan segera “menyesuaikan diri” terhadap semua informasi publik
yang baru saja diinformasikan. Penggunaan analisis fundamental memegang
peranan sangat penting, karena dengan menggunakan analisis fundamental maka
kita dapat dengan tepat memprediksi masa depan perusahaan dengan
menggunakan konsep-konsep diantaranya Value of the Firm, Discounted Value,
Residual Income, dll. Analisis fundamental tidak mengandalkan trend atau
pergerakan siklis dari harga saham, seperti apa yang dilakukan oleh analisa
teknikal. Analisa fundamental lebih banyak menggantungkan dirinya kepada
kinerja Laporan Keuangan. Kadangkala sebagian analis di pasar modal melakukan
“Financial and Cash Flow Statement Recast” menggunakan informasi yang ada
pada notes to financial statement untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh
mengenai kinerja keuangan perusahaan, dengan memasukkan dan mengeluarkan
kembali transaksi-transaksi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan secara signifikan. Dengan dilakukannya recast maka analis kemudian
dapat memperhitungkan kondisi perusahaan dalam beberapa waktu yang akan
datang.

Kaitan Efficient Market Hypothesis dan CAPM


Perkembangan teori akuntansi dan riset akuntansi yang ada saat ini tidak
terlepas dari perkembangan konsep EMH dan CAPM yang diperkenalkan pada
tahun 1960. Konsep yang dimiliki EMH dan CAPM memperkenalkan bahwa
harga saham atau surat berharga yang ada di pasar modal merupakan cerminan
dari informasi keuangan yang tersedia di pasar. Konsep EMH dalam penyusunan
standar atau teori akuntansi banyak dipengaruhi oleh pola perilaku investor di
pasar modal. Perilaku investor yang rasional tidak didukung oleh pembuktian
empiris di dalam pasar.
Konsep CAPM memiliki banyak keterbatasan dalam penerapannya,
terutama dalam menghitung kedua parameter dalam model tersebut, yaitu risk
dam expected return. Dalam CAPM diketahui estimasi hubungan antara expected
return dan risk adalah positif. Namun estimasi tersebut dapat disangkal, karena
pada kenyataannya dapat saja ditemukan hubungan antara expected return dan
risk negative karena pada kenyataannya investor dapat mengalami kerugian.

Keuntungan dan Kelemahan efesien Pasar Modal


Keberadaan pasar modal menimbulkan keuntungan sebagai berikut :
1. Bagi pihak yang kelebihan dana dapat sebagai alternatif menanamkan dana di
luar sistem perbankan yang menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih besar
walaupun risikonya juga lebih besar.
2. Bagi pihak yang butuh dana besar pasar modal dianggap sebagai sumber
alternatif pembiayaan yang murah seperti saham tidak ada jatuh tempo dan
tidak perlu membayar bunga yang rutin seperti pinjaman dari dunia
perbankan.
3. Dapat dijadikan sebagai sumber penggalangan dana yang relatif besar bahkan
bisa dari luar negeri, seperti PT Telkom yang sudah go internasional.
4. Salah satu bentuk investasi yang mempunyai likuiditas tinggi karena mudah
berpindah dari satu investasi ke investasi lainnya atau mudah dijadikan uang
lagi.

Keberadaan pasar modal tidak hanya menimbulkan keuntungan/kelebihan tetapi


juga menimbulkan kekurangan/kelemahan sebagai berikut :
1. Pasar modal sangat rentan/mudah terpengaruh peristiwa-peristiwa diluar
ekonomi, seperti politik, keamanan dan lainnya
2. Mobilitas modal yang masuk ke dalam negeri maupun yang keluar negeri
menjadi sulit dikendalikan

Anomali Pasar Efisien


Hipotesis efisiensi pasar menyetakan bahwa harga sekuritas sudah mencerminkan
seluruh informasi yang ada sehingga tidak ada peluang bagi investor untuk
memperoleh pengembalian abnormal secara konsisten. Namun pada
kenyataannya, pasar tidak selalu menunjukkan efisiensi. Para periset melihat
inkonsistensi hasil tersebut bukan sebagai penolakan terhadap EMH melainkan
sebagai anomali pasar efisien.
Beberapa contoh dari anomali tersebut :
1. January Effect
Dimana terdapat kecenderungan pengembalian di bulan Januari relatif lebih
tinggi dibandingkan pengembalian di bulan-bulan lainnya. Umumnya january
effect terjadi pada saham-saham berskala kecil
2. Size Effect
Size effect merupakan salah satu anomali pasar yang menyatakan bahwa
memegang saham perusahaan yang berskala kecil akan memperoleh tingkat
pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan berskala
besar.
3. Market Overreaction
Hipotesis ini menyatakan bahwa saham-saham yang pada awalnya
memberikan tingkat pengembalian yang rendah (losers), di periode berikutnya
akan memberikan pengembalian yang tinggi dan saham-saham yang awalnya
memberikan tingkat pengembalian yang tinggi, di periode berikutnya akan
memberikan pengembalian yang rendah. Ini dapat terjadi karena secara tidak
sadar pasar telah menilai kelompok saham losers terlalu rendah dan menilai
kelompok saham winners terlalu tinggi. Sehingga akan terjadi koreksi harga
sehinggaa saham lossers akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih
tinggi. Hipotesis ini menyatakan bahwa semakin besar perubahan harga yang
terjadi, maka akan diikuti dengan semakin besar pula koreksi harga yang
dicerminkan oleh pembalikan harga.

Anda mungkin juga menyukai