Anda di halaman 1dari 48

PRESENTASI MATERI PSAK 14, 58, 26, 16, 13, 19, 68 DAN CASE STUDY (PT VENDI

GROUP)
MATA KULIAH PELAPORAN KORPORAT
KELOMPOK:
1. DENDY TRYANDA 2. DINA ANGGRAENI 3. NURUL DIANTIKA

MAKSI-PPAK
UNIVERSITAS INDONESIA
4 MARET 2021
PSAK 14
PERSEDIAAN
DEFINISI
 Persediaan adalah aset:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
3. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.

 Persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali termasuk sebagai contoh,
barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali. Persediaan juga meliputi barang
jadi yang diproduksi termasuk pula bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses
produksi. Bagi perusahaan jasa, mereka mengukur persediaan tersebut pada biaya produksinya
dimana terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung
menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia dan overhead yang dapat
didistribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan personalia penjualan dan
administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada
periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang
tidak dapat diastribusikan yang seringkali merupakan faktor pembebanan harga oleh pembeli jasa.
PENGAKUAN
 Persediaan diakui sebagai Beban, artinya jika persediaan dijual, maka jumlah
tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya
pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan
dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian
persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau
kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan
karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan
terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan
tersebut.

 Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke akun asset lainnya, sebagai contoh;


persediaan yang digunakan sebagai komponen asset tetap yang dibangun
sendiri. Persediaan yang dialokasikan ke asset lain dengan cara ini diakui
sebagai beban selama masa manfaat asset tersebut.
PENGUKURAN
 Persediaan diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
 Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat kini.
a. Biaya Pembelian Persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diastribusikan pada perolehan barang jadi,
bahan dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal serupa lain yang dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.
b. Biaya Konversi Persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang di produksi,
seperti biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan
variable yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi.
c. Biaya-biaya lain yang termasuk dalam biaya persediaan hanya sepanjang biaya tersebut timbul agar
persediaan berada dalam kondisi atau lokasi saat ini. Sebagai contoh dalam keadaan tertentu
diperkenankan untuk memasukkan overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk
pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
 Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode
terjadinya adalah:
a. Jumlah yang tidak normal atas pemborosan bahan, tenaga kerja atau biaya produksi lainnya
b. Biaya penyimpanan
c. Biaya administrasi dan umum
d. Biaya penjualan
PENYAJIAN
 Informasi tentang jumlah yang tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan
tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pengguna laporan keuangan. Klasifikasi
persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang
dalam proses dan barang jadi. Persediaan entitas pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam
proses.

 Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban
pokok penjualan, terdiri dari biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran
persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi dan jumlah biaya
produksi persediaan yang tidak normal. Keadaan dari entitas juga memungkinkan untuk
memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi.

 Beberapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang
diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang
bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan analisis beban menggunakan klasifikasi
berdasarkan sifat dari beban. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai
beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja dan biaya lainnya bersama-
sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.
PSAK 58
ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL
DAN ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK
DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN
DEFINISI
 Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar, misalnya aset tetap atau aset takberwujud.
Dimiliki untuk dijual artinya nilai tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan usaha.
 Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk tidak menggunakan aset tersebut dalam kegiatan
operasinya, namun berniat untuk menjualnya. Aset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan keuangan
mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan.

RUANG LINGKUP
PSAK 58 mengatur:
 Akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, dan
 Penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan
 Berlaku Berlaku untuk seluruh seluruh aset tidak lancar yang diakui dan seluruh “kelompok lepasan” (disposal group)

Kelompok lepasan (disposal group) adalah suatu kelompok aset yang dilepaskan dilepaskan, dengan dijual atau lainnya lainnya, bersama-sama
sebagai kelompok dalam transaksi tunggal dan liabilitas yang berhubungan secara langsung

Pengecualian ketentuan pengukuran:


Aset pajak tangguhan (PSAK 46), Aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24), aset keuangan (PSAK 55), properti investasi dengan fair value
model (PSAK 13), agrikultur (PSAK 69), dan kontrak asuransi (PSAK 62)
Point penting: “Aset tidak lancar” tidak boleh direklasifikasi menjadi “aset lancar” sampai aset tersebut memenuhi kriteria sebagai “aset dimiliki
dimiliki untuk dijual” sesuai PSAK 58.
KLASIFIKASI ASET TIDAK LANCAR
Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai dikuasai untuk dijual jika jumlah
tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut.
Syarat yang harus dipenuhi:
• Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
• Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)

Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan tidak diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual:
 Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui pemakaian berlanjut
 Tidak dipulihkan melalui penjualan
 Digunakan sampai akhir masa manfaat
 Ditutup
PENGUKURAN
Entitas mengukur asset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dikuasai untuk dijual pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar
setelah dikurangi biaya untuk menjual.
TAHAP PENGUKURAN AWAL

Keputusan untuk menjual Sesaat sebelum Pada saat rekasifikasi


reklasifikasi

• Penurunan nilai sesuai • Mengukur nilai tercatat • Menentukan mana yang


PSAK 48 (Penurunan • Meng-update lebih rendah antara nilai
Nilai Aset) Penurunan Nilai tercatat dengan nilai
• Menghentikan wajar dikurangi biaya
depresiasi/amortisasi menjual

TAHAP PENGUKURAN SELANJUTNYA


Dalam pengukuran selanjutnya, entitas me-review nilai tercatat aset dibandingkan dengan nilai wajar netonya. Jika nilai wajar neto kemudian mengalami
penurunan lagi dibandingkan dengan nilai tercatat terakhir maka entitas harus kembali mengakui rugi penurunan nilai tersebut. Namun, jika pada
pengukuran berikutnya nilai wajar neto mengalami kenaikan, entitas dapat mengakui pemulihan penurunan nilai tersebut namun tidak melebihi
akumulasi penurunan nilai yang telah dicatat sejak klasifikasi aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Pemulihan atas penurunan nilai tersebut
diakui sebagai keuntungan di Laba Rugi.
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
• Disajikan terpisah sebagai kelompok Aset dimiliki untuk dijual
• Kelompok Lepasan tetap disajikan terpisah antara aset dan liabilitas (tidak boleh di net-off)
• Laporan periode lalu tidak disajikan kembali dengan adanya reklasifikasi ini
• Pengungkapan tentang rencana penjualan

LAPORAN LABA RUGI DAN KOMREHENSIF


• Keuntungan/kerugian pelepasan aset disajikan terpisah dan diungkapkanKelompok Lepasan tetap disajikan terpisah antara
aset dan liabilitas (tidak boleh di net-off)
• Jumlah tunggal tunggal  laba /rugi setelah setelah pajak operasi operasi yang dihentikan dan laba/rugi penyesuaian nilai
wajar atau pelepasan aset terkait operasi yang dihentikan
• Keuntungan/kerugian pengukuran aset dimiliki untuk dijual, yang tidak memenuhi memenuhi kategori kategori operasi
operasi dihentikan, dimasukkan dalam laporan laba rugi dari operasi yang dilanjutkan
PSAK 26
BIAYA PINJAMAN
DEFINISI
 Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan
peminjaman dana, yg dapat mencakup beban bunga, beban keuangan dalam sewa
pembiayaan, dan selisih kurs
PENGAKUAN
 Diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset (kapitalisasi biaya), jika memiliki manfaat ekonomi
masa depan & dapat diukur secara andal, serta dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan,
konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian. Tanggal awal kapitalisasi yaitu jika memenuhi seluruh kondisi
berikut.
  Terjadinya pengeluaran asset

  Terjadinya biaya pinjaman


  Telah melakukan aktivitas yg diperlukan untuk mempersiapkan aset untuk bisa digunakan atau dijual   
  
 Biaya pinjaman lainnya  diakui sebagai beban pada periode terjadinya
PENGUKURAN
• Jumlah biaya pinjaman yg dikapitalisasi selama periode:
 Jika dana pinjaman secara spesifik untuk memperoleh aset kualifikasian:

Kapitalisasi biaya = biaya pinjaman aktual - penghasilan atas investasi dari pinjaman 

 Jika dana pinjaman secara umum, biaya pinjaman yg dapat dikapitalisasi tidak boleh melebihi jumlah biaya
pinjaman pada periode tersebut, perhitungan menggunakan tarif kapitalisasi terhadap pengeluaran atas aset tsb.

 Tarif kapitalisasi yg digunakan adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman selama periode
diluar pinjaman spesifik untuk pemperoleh aset kualifikasian
PENGUKURAN SELANJUTNYA
• Penghentian sementara kapitalisasi, terjadi jika pengembangan aktif aset kualifikasian dihentikan, selama
periode kapitalisasi diperpanjang.
• Penghentian kapitalisasi, jika:
 Aset siap digunakan atau dijual
 Konstruksi atas aset kualifikasian diselesaikan per bagian, dan bagian tsb bisa digunakan untuk
konstruksi bagian lain.
• Jika ada selisih antara expected dan actual atas biaya perolehan aset kualifikasian, maka jumlah yg tercatat
diturunkan nilainya sesuai dengan jumlah actual. Jumlah tersebut dapat dipulihkan dalam keadaaan tertentu

PENYAJIAN
Jika biaya pinjaman diakui:​
•Sebagai biaya perolehan aset --> Laporan Neraca​
•Sebagai beban  --> Laporan Laba Rugi
PSAK 16
ASET TETAP
DEFINISI
 Aset tetap adalah aset berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode
 Ciri-cirinya:
► “Used in operations” and not for resale.

► Long-term in nature and usually depreciated.

► Possess physical substance.


PENGAKUAN
 Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)

a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke
entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

 Entitas mengrevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan aset tetap pada saat
terjadinya. Biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya
selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti bagian atau memperbaikinya.
Contoh:
Biaya perolehan untuk pembelian mesin adalah harga mesin itu sendiri, biaya pengiriman dan biaya instalasi
akan masuk ke dalam harga perolehan asset tetap di laporan posisi keuangan sedangkan biaya perawatan mesin
sehari-hari akan diakui di dalam laba rugi.
PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN
Aset tetap yang memenuhi syarat pengakuan sebagai aset diukur pada biaya perolehan Komponen biaya perolehan:

1. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung

2. Harga perolehan; termasuk bea impor dan pajak pembelian setelah diskon pembelian dan potongan lain

3. Estimasi awal biaya pembongkaran & pemindahan asset tetap dan restorasi asset tetap

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN


 Model biaya

Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangiakumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
 Model Revaluasi

Nilai wajar pada tanggal revaluasian dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Hal ini
untuk memastikan tidak ada bedamaterial. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yangsama direvaluasi.
Contoh: tanah, mesin, kapal, pesawat
 Penurunan nilai aset menggunkan PSAK 48:

Penurunan nilai Beban penyusutan untuk setiap periode dimasukkan dalam lap. laba rugientitas Penyusutan dapat menggunakan metode ini
yaitu: garis lurus, saldo menurun, &unit produksi
PENGHENTIAN PENGAKUAN
Keuntungan atau kerugiannya dimasukkan dalam laporan laba rugi entitas. Aset tetapdihentikan pengakuannya hanya jika:
1. Pada saat pelepasan

2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis

PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan  mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap:
 Dasar pengukuran yang digunakan
 Metode penyusutan
 Umur manfaat
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
 Rekonsiliasi jumlah tercatat
 Keberadaan dan jumlah pembatasan hak milik
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam asset tetap dalam konstruksi
 Jumlah komitmen kontraktual untuk memperoleh
 Jumlah kompensasi dari pihak ketiga
PENGUNGKAPAN
Jika asset di revaluasi, hal berikut harus di ungkapkan:
 Tanggal efektif revaluasi
 Apakah melibatkan penilai independent
 Metode dan asumsi
 Penjelasan mengenai nilai wajar terhadap nilai pasar aktif atau lainnya
 Kelompok menggunakan model biaya
 Surplus revaluasi
PSAK 13
PROPERTI INVESTASI
DEFINISI
 Properti Investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian
dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasi (oleh pemilik
atau lease melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk:
a. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau
untuk tujuan administrative; atau
b. Dijual untuk kegiatan sehari-hari

 Properti yang digunakan sendiri adalah property yang dikuasi (oleh


pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif.
PENGAKUAN
 Properti Investasi diakui sebagai asset jika dan hanya jika:
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan
property investasi akan mengalir ke entitas; dan
b. Biaya perolehan property investasi dapat diukur secara andal

 Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan atas seluruh biaya


perolehan property investasi pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk
biaya yang terjadi pada saat memperoleh property investasi dan biaya yang
terjadi setelahnya untuk menambah, mengganti bagian property, atau
memperbaiki property. Entitas tidak mengakui biaya harian penggunaan
property dalam jumlah tercatat property investasi. Bagian dari property
investasi dapat diperoleh melalui penggantian.
PENGUKURAN AWAL
 Properti Investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi
termasuk ke dalam pengukuran awal tersebut.
 Biaya perolehan property investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengeluaran yang dapat
diatribusikan secara langsung termasuk, sebagai contoh; biaya jasa hukum, pajak
pengalihan property dan biaya transaksi lain.
 Biaya perolehan property investasi tidak termasuk:
a. Biaya perintisan
b. Kerugian operasional yang terjadi sebelum property investasi mencapai tingkat
hunian yang direncanakan; atau
c. Jumlah tidak normal atas pemborosan bahan, tenaga kerja, atau sumber daya lain
yang terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan property.
 Biaya perolehan awal hak atas property yang dikuasi dengan cara sewa dan
diklasifikasikan sebagai property investasi yang dicatat sebagai sewa pembiayaan
sebagaimana diatur dalam PSAK 30 (Sewa, paragraph 20).
PENGUKURAN SELANJUTNYA
 Dengan pengecualian sebagaimana dimaksud di paragraph 32A dan 34, entitas memilih
model nilai wajar di paragraph 33-35 atau model biaya di paragraph 56 sebagai kebijakan
akuntansi nya dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh property investasinya.
Model Nilai Wajar
 Setelah pengakuan awal, entitas memilih menggunakan model nilai wajar mengukur seluruh
property investasi berdasarkan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar property investasi diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
Model Biaya
 Setelah pengakuan awal, entitas memilih model biaya mengukur seluruh property
investasinya sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 (Aset Tetap), kecuali jika property
investasi tersebut memenuhi kriteria sebagai dikuasi untuk dijual (atau termasuk dalam
kelompok asset lepasan yang dikelompokan sebagai dikuasai untuk dijual) sesuai dengan
PSAK 58 (Aset Tidak Lancar yang Dikuasai untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan).
Properti investasi yang memenuhi kriteria sebagai dikuasai untuk dijual (atau termasuk
dalam kelompok asset lepasan yang dikelompokan sebagai dikuasi untuk dijual) diukur
sesuai dengan PSAK 58.
PENYAJIAN
 Properti Investasi disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar didalam Laporan Posisi Keuangan
(Neraca).
PSAK 19
ASET TAK BERWUJUD
DEFINISI
 Aset Tak Berwujud adalah asset non moneter terindentifikasi tanpa wujud fisik.
 Entitas seringkali mengeluarkan sumber daya maupun menimbulkan liabilitas dalam
perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tak
berwujud, seperti ilmu pengetahuan atau teknologi, desain dan implementasi system
atau proses baru, lisensi, HAKI, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang
(termasuk merek produk dan judul publisitas). Contoh umum lainnya: piranti lunak
computer, paten, hak cipta, film, daftar pelanggan, hak pelayanan jaminan, kuota
impor, dan lain-lain
 Tidak semua unsur diatas memenuhi definisi asset tak berwujud, yaitu
keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, dan adanya manfaat ekonomik
masa depan. Jika suatu unsur dalam ruang lingkup pernyataan ini tidak memenuhi
definisi asset tak berwujud, maka pengeluaran untuk memperoleh atau menciptakan
asset tersebut (secara internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Akan
tetapi, jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, maka unsur
tersebut diperlakukan sebagai bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi
PENGAKUAN
 Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika:
a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik
masa depan dari asset tersebut; dan
b. Biaya perolehan asset tersebut dapat diukur secara andal
 Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomik masa depan,
entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan yang mempresentasikan estimasi terbaik
manajemen atas kondisi ekonomik yang berlaku sepanjang umur
manfaat asset tersebut.
 Aset tak berwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan.
PENGUKURAN
 Entitas memilih model biaya atau model revolusi sebagai kebijakan
akuntansinya. Jika asset tak berwujud dicatat dengan menggunakan model
revaluasi, maka seluruh asset lain dalam kelompok tersebut diperlakukan
dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak terdapat pasar aktif
untuk asset tersebut.

 Entitas menilai apakah umur manfaat asset tak berwujud terbatas atau tidak
terbatas dan, jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah
unit serupa yang dihasilkan selama umut manfaat. Aset tak berwujud dianggap
oleh entitas memiliki umur tidak terbatas jika, berdasarkan analisis dari
seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode
asset diperkirakan menghasilkan arus kas neto untuk entitas.
PENYAJIAN
 Aset Tak Berwujud disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan pada kelompok Aset Non Lancar
sebesar nilai bersihnya (telah dikurangi amortisasi).
PSAK 68
PENGUKURAN NILAI WAJAR
DEFINISI
nilai wajar adalah pengukuran berbasis pasar, yang didefinisikan sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

PENGAKUAN
a. Harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk memperoleh aset atau harga yang diterima untuk 
  mengambil alih liabilitas (entry price).
b. Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima
untuk menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas (exit price).
c. Harga transaksi akan sama dengan nilai wajar, contohnya kasus tersebut terjadi Ketika pd
tanggal transaksi , terjadi transaksi untuk membeli aset di pasar di mana aset tersebut akan dijual.
d. Jika harga transaksi berbeda dengan nilai wajar, maka entitas mengakui keuntungan atau kerugian 
yang   dihasilkan dalam laba rugi, kecuali dinyatakan lain dalam pernyataan tersebut.
PENGUKURAN
• Aset atau liabilitas dipertukarkan dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau
mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat ini.
• Untuk aset non-keuangan, pengukuran nilai wajar memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk
menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya
(highest and best use) atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut
dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
 Untuk liabilitas & ekuitas milik sendiri yg identik dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, pengukuran nilai wajar
berdasarkan perspektif pelaku pasar yg ditentukan melalui:
 Harga kuotasian di pasar aktif
 Input lain yg dapat diobservasi
 Teknik penilaian lain jika harga kuotasian & input lain yg dapat diobservasi tidak tersedia ( berlaku
untuk liabilitas & ekuitas yg tidak dimiliki pihak lain sebagai asset)
HIRARKI NILAI WAJAR
PENYAJIAN
a. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau tidak berulang
(non-recurring) disajikan di laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal.
b. untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi
signifikan (Level 3), keuntungan dan kerugian dimasukkan dalam laba rugi yang disajikan dalam
penghasilan keuangan dan penghasilan non-keuangan.
CASE STUDY
PT VENDI GROUP
CASE BACKGROUND
You are an audit senior in a firm, KAP Ahadi & Rekan. It is February 20X6 and you
are currently reviewing the draft of financial statements of PT Vendi Group which has
recently become a client of your firm. PT Vendi Group is a conglomerate group,
comprising a number of subsidiary companies in which dominant influence is
exercised by the group parent company, PT Verdi Internasional. The shares of PT
Verdi Internasional are listed on the London and Dublin stock exchanges. There was
an issue that arisen in respect of the audit of PT Vendi group for the year ended 31
December 20X5. The audit manager, Mr Budi, has requested that you review these
issues and send him a memorandum with your observations and recommendations.
ISSUE 1 - REVALUATION OF LAND
PT Vendi Group purchased a plot of land for Rp15 billion in 20X3 for storage of the building supplies.
In 20X4 the area adjacent to the land was identified as the development site for a new shopping center. PT
Vendi Group revalued the land to Rp80 billion at 31 Dec 20X4 due to its newly acquired development
potential. No deferred tax has been provided in respect of the revaluation surplus. During 20X5 a protest
campaign by local residents resulted in the local council withdrawing permission for the commercial
development, and at 31 Dec 20X5 the land was revalued to Rp30 Billion. At that time, most of the area
was being utilized for storage, with small section being fenced off for parking by personnel.

Required:

1. Explain the correct accounting treatment of the land since its purchased in 20X3
2. Set out the journal entries required to reflect your recommended accounting treatment
ISSUE 2 – INVENTORY
Wool is a primary material used by PT Vendi for the manufacture of the specialized carpets. Wool
inventory at Dec 31 20X5 had cost Rp60 million to purchase, but only had a net realizable value of Rp20
million. On the basis that PT Vendi does not intend to dispose of the wool, the inventory has been
included in the financial statements at a value Rp45 million. It is believed that this partially reflects the
fall in value of the wool, but also takes account of the intention to retain the inventory for use in the
production process. It is expected that the finished carpets, into which the wool will be incorporated, can
be sold at reasonable profit margin.
 

Required:

1. Advice correct accounting treatment of the wool inventory of the company at 31 Dec 20X5.
2. Provide relevant journal entries
ANSWER:
 Issue 1 – Revaluation of Land

1. Explain the correct accounting treatment of the land since its purchased in 20X3
• Based on PSAK 16, Paragraph 31 stated:
“Setelah pengakuan sebagai assets, assets tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat
pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang
cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah
yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.” 
Also stated in PSAK 68, paragraph 24:
“Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu assets atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di pasar utama (atau pasar yang paling
menguntungkan) pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat ini (yaitu harga keluaran)
terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik
penilaian lain.”
To ensure the fair value is recorded based on the appropriate judgement, regulation & calculation, the
company has to ask help to the KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) to assess the reliable value of the asset.
Since KJPP is the competent firm to give a professional assessment regarding this matter.
ANSWER:
• Revaluation assessment
Based on PSAK 16, paragraph 39 & 40 stated:
 “39. Jika jumlah tercatat aser meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam penghasilan
komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Akan tetapi, kenaikan tersebut
diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai asset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui
sebelumnya.
 40. Jika jumlah tercatat asset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi. Akan tetapi,
penurunan nilai tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain sepanjang tidak melebihi saldo surplus
revaluasi untuk asset tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain tersebut
mengurangi jumlah akumulasi dalam ejuitas pada bagian surplus revaluasi.”

The potential development of the area led to an increase in land value of


IDR 80 billion as of Dec. 31, 20X4, referring to proportional revaluation method. The increased value of land (IDR 65
billion) is recognized in Other Comprehensive Income and accumulated in Equity in the section of revaluation surplus.
While the protest campaign in 20X5 caused the permit to be withdrawn causing the value of the land to decrease to IDR
30 billion. If the carrying amount of assets decreases due to revaluation, the decrease is recognized in the income
statement. But the decrease is recognized in OCI as long as the decrease isn’t more than revaluation surplus
accumulation, in this case the decrease amount is IDR 50 billion, so that the recording of profit/loss isn’t needed because
of the decrease is still lower than the amount of revaluation surplus in 20x4.
ANSWER:
2. Set out the journal entries required to reflect your recommended accounting treatment 
 Acquisition of the land
20X3 Dr Land IDR 15,000,000,000
Cr Cash IDR 15,000,000,000
 
 Assets revaluation in 20X4, due to its newly acquired development potential
Revaluation (IDR 80Billion – IDR 15Billion = IDR 65Billion)
20X4 Dr Land IDR 65,000,000,000
Cr Revaluation reserves IDR 65,000,000,000
 
 Assets revaluation in 20X5, due to a protest campaign by local residents resulted in the local council
withdrawing permission for the commercial development
20x5 Dr Revaluation reserves IDR 50,000,000,000
Cr Land (80Billion - 30Billion) IDR 50,000,000,000
ANSWER:
 Issue 2 – Inventory

1. Advice correct accounting treatment of the wool inventory of the company at 31 Dec 20X5.

In PSAK 14, paragraph 32 is stated:

“Bahan dan perlengkapan lain yang dimiliki untuk digunakan dalam memproduksi persediaan
tidak diturunkan nilainya di bawah biaya perolehan jika produk jadi yang dihasilkan diharapkan
dapat dijual sebesar atau di atas biaya perolehannya. Akan tetapi, ketika penurunan harga bahan
mengindikasikan biaya produk jadi yang dihasilkan akan melebihi nilai realisasi neto, maka nilai
bahan diturunkan ke nilai realisasi neto. Dalam keadaan tersebut, biaya penggantian bahan merupakan
ukuran terbaik yang tersedia untuk nilai realisasi netonya.”

Based on PSAK that mentioned above, we have 2 advice for accounting treatment of the wool inventory.
 If finished goods can be sold in the amount or above acquisition cost, the value of wool inventory
aren’t lower than acquisition cost.
 But if cost of finished good is more than NRV, the value of wool inventory is reduced to NRV.
ANSWER:
2. Provide relevant journal entries
• The entry journal of purchase:
Dr Inventory - Wool IDR 60,000,000
Cr Purchase IDR 60,000,000
 
Dr Purchase IDR 60,000,000
Cr Cash IDR 60,000,000
 
• Assumption of recording of PT Vendi at the time of inventory recognition IDR 45,000,000
Dr Loss due to decline of Inventory IDR 15,000,000
Cr Inventory - Wool IDR 15,000,000

Referring to the PSAK as mentioned above, we recommend to create a journal as follows:


• Adjustment entry
a. Asumsi produk jadi dapat di jual di atas harga perolehan, maka yg dicatat sebesar harga perolehan
Dr Inventory - Wool IDR 15,000,000
Cr Loss due to decline of Inventory IDR 15,000,000
 
b. Asumsi jika biaya produk jadi yang dihasilkan akan melebihi nilai realisasi neto, makayg dicatat sebesar NRV
 Loss due to decline of inventory = Inventory recorded in FS – NRV
= IDR 45,000,000 – IDR 20,000,000
= IDR 25,000,000
Dr Loss due to decline of Inventory IDR 25,000,000
Cr Inventory - Wool IDR 25,000,000
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai