KELOMPOK 4
KELAS: F/15-2S
1. Iza Yuliza (NPM. 1506810471)
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah / tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan / digunakan sebagai bahan untuk makalah / tugas pada
mata ajaran lain, kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan
untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Kelas : F15 - 2S
Mata Ajaran : Pengauditan dan Atestasi
Topik Tugas : Engagement to Review Historical Financial Statement (ISRE 2400)
dan Review of Interim Financial Information Performed By The
Independent Auditor of Entity (ISRE 2410)
Hari, Tanggal : Kamis, 28 Juli 2016
Nama Pengajar : Dudi Hadi Santoso, M.Ak, CPA (DHS)
BAB I
PENDAHULUAN
Review merupakan bagian dari jasa atestasi yang memberikan suatu keyakinan atas kewajaran
informasi pada Laporan keuangan berdasarkan standard yang telah ditetapkan. Pada dasarnya
review memiliki objektif yang sama dengan audit laporan keuangan, hanya yang
membedakan adalah pada standard yang digunakan, assurance level yang dihasilkan dan
prosedur-prosedur yang akan dilakukan selama engagement.
Review Audit
Level of assurance Limited assurance Reasonable assurance
Praktisioner menyatakan tingkat Reasonable assurance
keyakinan yang terbatas merupakan high level of
dikarenakan prosedur utama assurance yang dicapai ketika
yang dilakukan yaitu inquiry to auditor telah mendapatkan bukti
management dan analytical audit yang memadai untuk
review procedure. Oleh karena mengurangi risiko audit menjadi
itu, masih terdapat lebih besar acceptable low level.
risiko material misstatement
yang tidak dapat dideteksi oleh
review dibandingkan audit.
2. Pendahuluan
Pada pendahuluan tertulis bahwa yang dilakukan oleh akuntan independen (auditor
entitas) merupakan reviu atas laporan keuangan konsolidasian interim, ikhtisar
kebijakan akuntansi signifikan dan catatan penjelasan lainnya. Pada paragraf ini
pula disampaikan bahwa penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai
dengan SAK di Indonesia merupakan tanggung jawab manajemen, sementara itu
tanggung jawab akuntan independen adalah untuk menyatakan kesimpulan dari
reviu atas laporan keuangan konsolidasian interim tersebut.
4. Kesimpulan
Setelah melakukan seluruh prosedur reviu yang telah ditentukan, maka auditor
entitas dapat menarik kesimpulan dari hasil reviu tersebut.
Berdasarkan contoh, auditor entitas, PT Darma Henwa Tbk, menyimpulkan bahwa
“tidak ada hal-hal yang menjadi perhatian kami yang menyebabkan kami percaya
bahwa laporan keuangan konsolidasian interim tidak disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, untuk periode pada tanggal tersebut sesuai dengan SAK di
Indonesia”.
Dari kesimpulan tersebut dapat diketahui bahwa auditor entitas dapat melakukan
reviu tanpa ada batasan ruang lingkup sesuai dengan yang sudah diajukan oleh
auditor entitas (tercantum dalam Surat Perikatan) dan telah disepakati oleh
manajemen. Kesimpulan tersebut dapat disebut sebagai Unmodified Conclusion.
5. Paragraf Penjelas
Seperti halnya laporan auditor independen, pada laporan atas reviu laporan
keuangan interim ini memiliki paragraf tambahan (paragraph penjelas). Pada
contoh, terdapat paragaraf penjelas akan penekanan suatu hal. Hal ini dicantumkan
pada lembaran laporan akuntan independen ini bertujuan agar pembaca laporan
reviu menyadari adanya beberapa poin penting yang menjadi perhatian, seperti
permasalahan defisiensi perusahaan, kolektibilitas piutang dan penerapan PSAK
yang berlaku efektif 1 Januari 2015 (pada periode reviu).
*contoh laporan atas reviu laporan keuangan konsolidasian interim PT Darma Henwa Tbk
secara jelas dan lengkap terlampir pada Lampiran 1.
Berdasarkan SPR 2410, prosedur rinci yang dilakukan adalah permintaan keterangan
dari pihak yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan dan akuntansi perusahaan,
serta penerapan prosedur analitis yang dilakukan berdasarkan pertimbangan auditor,
biasanya untuk akun-akun yang bergerak secara signifikan untuk periode reviu. Dalam
melakukan prosedur analitis dapat melalui beberapa cara, seperti berikut:
- Membandingkan informasi keuangan interim dengan laporan keuangan yang
telah diaudit yang terakhir kali.
- Membandingkan dengan budget.
- Membandingkan dengan data non-financial.
- Menggunakan rasio dan membandingkannya dengan ekspektasi yang dibangun
oleh auditor entitas. Ekspektasi yang dibangun dengan mengidentifikasi
hubungan yang secara masuk akal aka nada (exist) berdasarkan pemahaman
auditor entitas akan bisnis perusahaan.
- Membandingkan informasi keuangan interim perusahaan dengan informasi
keuangan perusahaan-perusahaan lain di industry yang sama.
Jika pada audit umum terdapat audit program yang menjadi panduan bagi auditor pada
saat melaksanakan audit lapangan, maka pada reviu interim terdapat pula suatu program
atau checklist yang diupdate oleh auditor entitas pada saat pelaksanaan reviu.
Checklist tersebut berisikan prosedur-prosedur yang dilakukan oleh auditor selama
reviu, untuk masing-masing akun pada laporan keuangan. Prosedur-prosedur tersebut
akan didokumentasikan didalam Working Paper (WP) auditor.
Pada checklist, selain berisikan prosedur untuk masing-masing akun yang akan direviu,
terdapat pula kolom comment/ catatan, dimana pada kolom ini akan diisikan oleh auditor
mengenai hal-hal yang perlu menjadi perhatian, atau bisa juga digunakan sebagai
pengingat akan data-data pending yang masih belum diperoleh dari klien, sehingga
catatan/ comment tersebut dapat merefleksikan progress dari reviu yang dilakukan.
Salah satu contoh checklist dari penugasan reviu PT Darma Henwa Tbk terdapat pada
Lampiran 2.