Anda di halaman 1dari 12

PROFIL PERUSAHAAN MULTINASIONAL DI INDONESIA

Perusahaan multinasional (PMN) atau Multinational Corporations (MNC) adalah


perusahaan yang berada di satu negara yang mempunyai operasi produksi dan penjualan di
beberapa Negara lain. Jumlah Negara tempat MNC beroperasi sekurang-kurangnya 5 sampai 6
negara. Serta merupakan sebuah induk perusahaan ( holding company), dengan sejumlah operasi
luar negeri, masing-masing diberi wewenang untuk menyesuaikan produk-produk dan strategi
pasarnya dengan apa yang dianggap oleh para manajer lokal sebagai aspek-aspek unik dari pasar-
pasar individual mereka.
Suatu perusahaan domestik untuk menjadi perusahaan multinasional tidak harus melalui
tahap ekspor, lisensi, kemudian FDI. Tetapi sebaiknya perusahaan domestik tersebut harus
mempelajari cara apa yang paling efektif untuk memasarkan produknya di luar negeri. Jika
perusahaan tersebut sudah menjadi leader dalam pangsa pasar domestik dan dapat
memperkirakan untuk menguasai pasar internasional, perusahaan tersebut bisa menjadi MNC
tidak harus melalui tahap ekspor, tetapi bisa dengan memberikan lisensi atau langsung FDI ke
Negara yang dituju. Tetapi jika perusahaan tersebut masih dalam taraf ingin mencoba-coba
memasuki pasar internasional, maka sebaiknya melakukan mulai dari tahap ekspor, lisensi,
kemudian FDI agar jika percobaan yang dilakukan gagal tidak menanggung banyak kerugian.
Karena dengan ekspor keuntungannya ialah memiliki risiko minimal, jika ekspor
menurun, perusahaan dapat mengurangi atau menghilangkan ekspornya agar tidak mengalami
banyak kerugian. Kelemahan ekspor ialah perusahaan dapat dikenakan tariff atas pajak ekspor
produknya serta biaya transportasi yang relatif tinggi.
Lisensi memberikan keuntungan dengan adanya fee yang didapat dari kontrak atas hak
cipta yang dipergunakan suatu perusahaan asing dan tidak memerlukan biaya transportasi yang
besar untuk pengiriman barang(ekspor). Kelemahannya ialah perusahaan sulit untuk menjamin
kualitas produk mereka di luar negeri.
Foreign direct investment (FDI) memberikan keuntungan kepada perusahaan dengan
biaya produksi yang relatif lebih murah dikarenakan perusahaan membangun langsung pabrik
mereka di suatu Negara serta tidak adanya biaya tariff pajak dan transportasi atas barang impor
Kelemahannya ialah, jika mengalami kegagalan maka akan menanggung kerugian yang
besar serta memerlukan modal investasi yang lebih besar dibandingkan ekspor/impor dan lisensi.
Enam faktor utama yang mempersulit manajemen keuangan dalam MNC ialah :
 Lingkungan ganda
Dengan adanya lingkungan yang ganda yang meliputi home dan host country maka dengan
begitu perusahaan harus mengatur keuangan yang berasal dari pemasukan dalam dan luar
negeri serta pengeluaran bagi dalam dan luar negeri.
 Tantangan yang kritis
Semakin besar pasar yang dimasuki oleh suatu perusahaan, maka semakin besar tantangan
yang dihadapi. Hal ini berupa pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga keuangan pemerintah,
dan budaya. Unsur-unsur tersebut dapat mempersulit manajemen keuangan untuk
mengoptimalkan penggunaan modal bagi perusahaan.
 Operasi terpisah
Jika operasi yang dilakukan terpisah, maka hal ini dapat mempersulit manajemen keuangan
dikarenakan manajer harus membagi dua/beberapa sumber penggunaan modal dan harus
memikirkan pada operasi bagian apa yang harus di optimalkan.
 Centralized ownership
Dengan adanya kepemilikan yang terpusaat, maka diharapkan penggunaan modal untuk
investasi di suatu Negara tertentu akan dapat memberikan keuntungan yang besar bagi
pemilik.
 Global integrated system
Perusahaan MNC yang berproduksi secara global telah menstandarkan produk meraka. Hal
ini harus dicermati oleh manajer keuangan dengan melakukan penilaian proyek yang
menguntungkan bagi perusahaan.
 Memiliki sumber-sumber menyatu
Dengan kepemilikan sumber yang menyatu maka manajer keuangan harus mengoptimalkan
penggunaan sumber-sumber yang menyatu sehingga dapat memberikan keuntungan dari
investasi proyek yang dilakukan bagi perusahaan
Pengaruh terhadap dollar jika AS mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri ialah,
nilai dollar mengalami depresiasi karena terjadi defisit neraca pembayaran yang disebabkan
karena M > X.
Pengaruh terhadap investasi luar negeri di Amerika akan semakin berkurang/menurun hal
ini dikarenakan, investor yang semula berpikir nilai dollar relatif stabil jika dibandingkan Negara
lain ternyata telah mengalami depresiasi nilai yang bisa berdampak pada kerugian investor
dengan harus membayar biaya yang lebih mahal daripada sebelumnya.
Dampak operasi multinasional terhadap :
 Manajemen kas : dengan adanya manajemen kas, maka manajer/investor dapat
memperhitungkan seberapa besar arus modal masuk dan keluar kepada suatu proyek
investasinya sehingga mereka dapat melihat apakah proyek tersebut menguntungkan atau
tidak bagi mereka.
 Keputusan penganggaran modal : dengan adanya keputusan penganggaran modal yang
efektif maka diharapkan dapat memilih keputusan investasi yang tepat untuk menetapkan
modal yang layak bagi suatu proyek investasi di suatu Negara.
 Manajemen kredit : dengan adanya manajemen kredit, maka diharapkan dalam operasi
multinasional manajer dapat memilih sumber pendanaan yang tepat untuk mendukung
investasi mereka.
 Manajemen persediaan dengan adanya manajemen persediaan maka manajer dalam MNC
dapat memutuskan kapan sebaiknya memesan, berapa persediaan yang diharuskan untuk
produksi, dsb.

Hukum Perusahaan Multinasional di Indonesia


Hukum perusahaan multinasional di Indonesia mengikuti ketentuan UU PMA.
Perusahaan multinasional mutlak harus tunduk pada hukum domestik dimana perusahaan
tersebut bergerak atau mendirikan cabangnya.
Dalam UU PMA disebutkan bahwa penanaman modal asing merupakan kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
1. Bentuk Badan Hukum Perusahaan Multinasional
Bentuk badan hukum perusahaan multinasional dapat dibedakan menjadi 5 bentuk,
diantaranya adalah:
1. Perusahaan cabang, yaitu perusahaan yang tidak terpisahkan dengan dengan perusahaan
multinasional yang menjadi induknya.
2. Perusahaan subsidary, yaitu anak perusahaan multinasional yang berbadan hukum
sendiri, namun saham perusahaan sepenuhnya merupakan milik perusahaan induknya.

3. Perusahaan patungan, yaitu perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh dua atau lebih
perusahaan sebagai partner atau mitra.

4. Perusahaan go public, yaitu perusahaan yang berkedudukan lokal dan sebagian sahamnya
dipegang oleh masyarakat.

5. Perusahaan dengan bentuk lain, yaitu perusahaan yang pembentukannya disesuaikan


dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan, jasa maupun perdagangan.

2. Bentuk Penanaman Modal dalam Hukum Perusahaan Multinasional


Dalam hukum perusahaan multinasional yang berlaku di Indonesia dikenal beberapa bentuk
penanaman modal dalam pendirian badan usaha baik untuk penanam modal dalam negeri
maupun asing sebagai berikut:
1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas;
2. Membeli saham; dan

3. Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ada beberapa bentuk perizinan dan pengesahan terkait dengan penanaman modal di
Indonesia. Perizinan dan pengesahan perusahaan penanaman modal dalam negeri baik yang
berbadan hukum maupun bukan, harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Begitu juga dengan penanaman modal asing, selain harus berbentuk perseroan
terbatasjuga harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap perusahaan penanaman modal
yang akan menjalankan kegiatan usahanya, harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari lembaga
pemerintah yang berwenang.
Dasar Hukum :
1. Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,
2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing.

Karakteristik Perusahaan Multinasional :


1. Membentuk afiliasi diluar negeri
2. Visi dan strategi mendunia (global)
3. Kecenderungan memilih jenis kegiatan bisnis tertentu, umumnya manufakturing
4. Menempatkan afiliasi di negara-negara maju
5. Sejumlah aset perusahaan multinasional diinvestasi secara internasional
6. Bergerak dalam produksi internasional dan mengoperasikan beberapa pabrik di beberapa
negara

Adapun keuntungan cabang PERUSAHAAN MULTINASIONAL bagi pihak tuan


rumah yaitu, memperbanyak jumlah kesempatan kerja, basis pajak yang lebih besar, ekspansi
modal, diperkenalkannya jenis industri khusus, alih teknologi, dan pengembangan sumber daya
lokal. Kebaikan perusahaan multinasional, antara lain:
 Menambah devisa Negara melalui penanaman di bidang ekspor.
 Mengurangi kebutuhan devisa untuk import di sector industry.
 Memodernisir industry.
 Ikut mendukung pembangunan nasional.
 Menambah kesempatan kerja dengan membuka lapangan kerja baru

Sedangkan keluhan negara tuan rumah tehadap cabang PERUSAHAAN MULTINASIONAL :


 Mendominasi perekonomian setempat
 Mencari laba yang berlebihan
 Hanya mempekerjakan tenaga lokal yang sangat berbakat
 Gagal melakukan alih teknologiyang maju
 Melakukan intervensi terhadap pemerintah
 Kurang membantu perkembangan perusahaan domestik
 Kurang menghormati adat, hukum dan
Peluang Yang Diberikan Perusahaan Multinasional
Karena perusahaan multinasional beroperasi di banyak negara, maka kesempatan dan
peluang untuk berinteraksi dengan partner dari negara berbeda sangat tinggi. Termasuk di
dalamnya peluang untuk ditempatkan di negara lain. Jika berbicara tentang perusahaan
multinasional, maka seorang karyawan harus melihat karirnya secara global. Jadi, tidak hanya
siap menjadi karyawan di negeri sendiri, melainkan harus mau dan mampu bersaing dengan
negara-negara lainnya termasuk jika ditugaskan untuk ekspatriasi ke negara lain. Hal ini
merupakan peluang sekaligus tantangan karena harus memiliki kemampuan beradaptasi dengan
budaya yang berbeda-beda.

Bagaimana cara kerja perusahaan multinasional?


Dalam bekerja, kita harus bisa memadukan antara panduan dari level Global dan
Regional dengan kebutuhan negara setempat. Di satu sisi sudah ada rambu-rambu yang harus
dipatuhi tapi di sisi lain sisi kreativitas untuk eksekusi di pasar masing-masing tetap terbuka.
Dalam perusahaan multinasional, tidak jarang kita harus bekerja sama dengan rekan-rekan kerja
dari negara lain, secara aktif berdiskusi lewat teknologi yang ada seperti teleconference, live-
meeting, web-cast, telepresence dan teknologi lainnya. Dengan cara ini teknologi sangat
membantu orang-orang dari berbagai negara dapat berdiskusi dari tempat yang terpisah antar
benua. Hal yang kadang sedikit mengganggu adalah zona waktu yang berbeda sangat jauh
sehingga di satu negara bisa terjadi kondisi masih sangat pagi sedangkan di negara lain sudah
sangat larut.
Bekerja di perusahaan multinasional juga berarti akan dimonitor target kerja dan
pencapaian sesuai bidangnya. Untuk itu dibutuhkan kualitas seorang karyawan yang secara
pribadi mampu menjalankan target yang diberikan dan di sisi lain memiliki kemampuan
menangani berbagai rintangan yang ada dan mengubah tantangan menjadi peluang.

Apa kelebihan dan kelemahan orang Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain?
Orang Indonesia sebenarnya juga pekerja keras dan memiliki kemampuan yang baik dan
mampu bersaing. Untuk perusahaan seperti Unilever misalnya, Unilever Indonesia termasuk
yang diperhitungkan secara global. Cukup banyak talenta asal Indonesia yang dipercaya mengisi
jabatan di level Regional maupun Global. Ini membuktikan bahwa bangsa kita tidak kalah dari
negara lain.
Adapun kelemahannya, secara umum orang Indonesia cenderung bersikap low profile dan
tidak terlalu ingin menampilkan diri. Di satu sisi, hal ini adalah sebuah kelebihan di mana bangsa
kita memang tidak suka menonjolkan diri, tapi di sisi lain hal ini membuat kemampuan terbaik
yang dimiliki tidak bisa dilihat oleh partner kerja dari negara lain. Padahal orang Indonesia juga
banyak yang pintar dan hebat tidak kalah dengan tenaga asing baik dalam hal kemampuan teknis
maupun dalam merancang dan menjalankan strategi. Untuk negara Asia, India masih cukup
mendominasi dengan budaya bersaingnya yang kuat. Mereka juga terkenal gigih dalam
mempertahankan pendapat sehingga secara relatif terlihat lebih unggul dan menonjol.

Bagaimana standar gaji yang diberikan?


Masing-masing perusahaan memiliki standar gaji tersendiri. Untuk perusahaan yang
sudah mapan biasanya secara rutin melakukan survey gaji dengan membandingkan perusahaan
sejenis maupun industri yang berbeda. Lewat survey ini perusahaan akan menentukan kebijakan
gaji yang diambil apakah rata-rata pasar, di atas pasar atau jauh di atas pasar. Untuk perusahaan
multinasional secara relatif cenderung di atas pasar lokal. Dan masing-masing industri juga
memiliki strategi penggajian tersendiri terkait ciri khas dan tantangan yang berbeda-beda.
Selain gaji, benefit apa yang ditawarkan perusahaan?
Dalam konsep balas jasa atau dikenal dengan istilah remunerasi, ada yang
berbentuk cash dan non cash. Remunerasi berbentuk cash adalah gaji dan segala sesuatu yang
memiliki nilai uang. Sedangkan remunerasi non cash adalah bentuk balas jasa non uang.
Diantaranya adalah reputasi perusahaan, budaya kerja yang mendukung, serta kesempatan untuk
berkarir yang lebih luas.
Sebuah perusahaan multinasional biasanya sudah memiliki paket remunerasi yang
terstruktur dan menjadi daya tarik bagi calon karyawan yang mau masuk maupun
mempertahankan karyawan yang sudah ada di dalam organisasi.
Apa persyaratan agar diterima di perusahaan multinasional?
Persyaratan umum sebenarnya sama dengan perusahaan lainnya yakni kemampuan teknis
sesuai bidangnya maupun kompetensi pendukung yang dimiliki dari seorang calon karyawan.
Bedanya, perusahaan multinasional juga akan melihat kompetensi non teknis sebagai bagian
penting dalam proses perekrutan karena akan menentukan apakah seseorang akan sesuai di
organisasi tersebut dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Terkait penguasaan
bahasa asing, pada perusahaan multinasional akan menjadi nilai tambah dan hampir menjadi
sesuatu yang wajib meskipun nantinya keahlian berbahasa bisa terus diasah ketika sudah bekerja.

agaimana proses seleksi yang dilakukan?


Pada beberapa perusahaan multinasional, proses rekrutmen sudah tidak lagi melihat
batas-batas negara. Seorang yang direkrut dari Indonesia misalnya, harus siap untuk bekerja di
negara mana saja yang membutuhkan. Karenanya konsep rekrutmen yang dilakukan didasarkan
pada Region atau Geografis tertentu misal Asia Tenggara dan Australia, Asia Selatan, Eropa
Barat, Eropa Timur, Amerika dan seterusnya.
Proses seleksi tentu saja relatif lebih ketat dan persaingan antar kandidat juga cukup
berat. Hal bisa dimaklumi karena yang mendaftar juga merupakan orang-orang terbaik dari
berbagai perguruan tinggi bergengsi dalam dan luar negeri. Walaupun demikian, lulusan
Indonesia memiliki kualitas yang baik dan tak jarang memenangkan persaingan dibandingkan
kandidat yang pernah kuliah di luar negeri. Salah satu proses seleksi yang ada adalah Focus
Group Discussion di mana para kandidat diberi sebuah persoalan dan diminta untuk
menyelesaikan dengan interaksi antar individu dalam sebuah grup. Dalam diskusi ini akan
terlihat kualitas seseorang mulai dari kemampuan memimpin, mengemukakan pendapat,
menganalisa persoalan, menarik kesimpulan dan berbagai kualitas lainnya.
Apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh seorang mahasiswa agar siap melamar di
perusahaan multinasional?
Pertama tentu saja harus menguasai bidang ilmu yang dipelajari dengan baik. Jika kuliah di
Teknik Mesin, kuasailah bidang tersebut dengan baik. Jika kuliah di Ekonomi, kuasai pula
bidang tersebut dengan baik. Selain pengetahuan yang sesuai dengan jurusan yang dijalani,
seorang mahasiswa harus memanfaatkan waktu untuk belajar hal-hal lain seperti kemampuan
berkomunikasi, menyampaikan sebuah ide atau pendapat, menganalisa sebuah permasalahan,
menggunakan common sense untuk mengatasi persoalan, memiliki energi dan komitmen yang
kuat dalam bekerja, serta memiliki kedewasaan yang matang secara pribadi, kemampuan
berorganisasi baik memimpin maupun dipimpin. Jika kualitas diri seperti itu dimiliki dan secara
fungsional bidang yang dipelajari juga dikuasai dengan baik, maka akan banyak perusahaan yang
mencari.
Persyaratan nilai atau IPK adalah sebagai batu loncatan awal. Jika nilai minimum telah
terpenuhi, persaingan selanjutnya adalah kualitas diri yang mendukung untuk dapat bekerja
dengan baik, konsisten dan berprestasi. Tidak jarang mahasiswa dengan IPK sangat tinggi 3,5 ke
atas tidak cocok di dunia kerja karena kurang bisa bekerjasama atau kesulitan menyampaikan
pendapatnya meskipun sebenarnya memiliki ide brilian karena dia sangat cerdas.
Mengutip buku Daniel Goleman berjudul Emotional Intelligence,disebutkan bahwa IQ
ternyata tidak berkorelasi dengan kesuksesan di tempat kerja. IQ dan kemampuan akademis
biasanya diperlukan sebagai persyaratan minimal agar bisa mengerjakan suatu pekerjaan.
Kemampuan yang nantinya lebih berperan adalah EQ (Emotional Quotient) atau kecerdasan
emosional di mana seseorang mengenal dirinya baik kelebihan dan kekurangan, mampu
memahami orang lain dan bekerja secara sinergi sekaligus memiliki kecerdasan sosial baik
ketika memimpin orang, mempengaruhi orang lain sampai memotivasi orang lain untuk sebuah
pencapaian.
Begitulah gambaran ataupun Profil perusahaan multinasional yang ada di indonesia
Contoh PMN : Levis’s Jean, Epson, LG, Blackberry, KFC, Coca Cola, Dunkin Donuts, Toyota,
Nokia dan lain-lain.

CONTOH – CONTOH PERUSAHAAN MULTINASIONAL

1. LEVI’S JEAN
Sebuah kisah menggambarkan sejarah celana jeans yang telah diciptakan oleh Levi
Strauss tahun 1880 ini, delapan tahun setelah jeans masuk ke Amerika Serikat (AS) tahun
1872. Jeans Levis pertama kali dibuat di Genoa, Italia tahun 1560-an. Kain celana ini biasa
dipakai oleh angkatan laut. Orang Prancis menyebut celana ini dengan sebutan “bleu de
Génes”, yang berarti biru Genoa. Meski tekstil ini pertama kali diproduksi dan dipakai di
Eropa, tetapi sebagai fashion, jeans dipopulerkan di AS oleh Levi Strauss, seorang pemuda
berusia dua puluh tahunan yang mengadu peruntungannya ke San Francisco sebagai
pedagang pakaian. Ketika itu, AS sedang dilanda demam emas. Levi Strauss & Co. adalah
produsen pakaian Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1853 oleh Levi Strauss.
Perusahaan ini bersifat internasional dengan 3 divisi geografis Levi Strauss North
Americas, bermarkas di San Francisco, Levi Strauss Europe, dengan markas di Kota Brusel
dan Levi Strauss Asia Pacific, markas di Singapura. Jumlah karyawan perusahaan Levi
Strauss & Co. sampai saat ini telah mencapai sekitar 8.850 di seluruh dunia.

2. EPSON
Awalnya EPSON yang ada saat ini memang bukan berasal dari Indonesia. Produk
asal Jepang ini menjadikan Indonesia menjadi pusat produksinya didunia. Epson
sesungguhnya berawal dari usaha jam merek Seiko. Ya, merek jam yang selama ini kita
kenal itu merupakan cikal bakal berdirinya EPSON. Boleh dibilang EPSON adalah anak
kandung Seiko. Didirikan Hisao Yamazaki pada 1942, Seiko berada di bawah bendera
Daiwa Kogyo. Kala itu, Seiko amat terkenal akan keunggulannya dalam teknologi presisi
kinetiknya. Teknologi ini sangat memperhatikan detail, ketepatan, serta keakuratan secara
mekanis dan berulang. Sebuah teknologi yang mencerminkan gaya hidup orang Jepang.

3. KFC
KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken) adalah suatu merek
dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang bermarkas di Louisville, Kentucky, Amerika
Serikat. Didirikan oleh Col. Harland Sanders, KFC dikenal terutama karena ayam
gorengnya, yang biasa disajikan dalam bucket. Col. Sanders mulai menjual ayam
gorengnya di pom bensin miliknya pada tahun 1939 di Corbin, Kentucky yang selanjutnya
pindah ke sebuah motel. Ia menutup usahanya pada akhir 1940-an sewaktu jalan tol
Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an, ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan
bertemu dengan Pete Harman di Salt Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama
mendirikan restoran Kentucky Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya
tidak menggunakan nama tersebut). Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun
1964 senilai 2 juta USD, yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik
terakhir adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon
Global Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997,
Tricon terpisah dari PepsiCo. Di Indonesia, pemegang hak waralaba tunggal KFC adalah
PT. Fastfood Indonesia, Tbk (IDX: FAST) yang didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael
pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994. Restoran KFC
pertama di Indonesia dibuka pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta.

4. LG
Didirikan pada 1947, Lucky Chemical Industrial Co. (sekarang disebut LG
Chemical), adalah merupakan perusahaan kimia pertama di Korea. Perusahaan ini
merupakan sebuah kerja sama antara keluarga Koo dan Heo, yang telah memiliki bisnis
yang saling bersaing satu sama lain untuk beberapa generasi. Grup ini memperluas ke
peralatan rumah tangga pada 1958 di bawah nama Goldstar Electronics Co. GeumSung
being Planet Venus)(sekarang disebut LG Electronics), yang merupakan perusahaan
elektronik pertama di negara tersebut. LG Indonesia didirikan pada 15 Desember 1990
yang berpusat di Gedung Garuda Indonesia. LG Indonesia juga sebagai sponsor resmi
Persija Jakarta

5. BLACKBERRY
Berawal dari perusahaan kecil dengan modal hasil pinjaman, RIM berkembang
menjadi perusahaan yang paling di kagumi dan di hormati dai Kanada. Kisah sukses
perusahaan dengan nama lengkap Research In Motion Ltd, berawal dari keinginan seorang
pemuda yang di drop out dari kampusnya untuk membuktikan diri. Adalah seorang yunani
bernama Mike Lazardis yang berimigrasi dari Turki ke Kanada pada tahun 1967. Usianya
yang ke 23 Lazardis mendapat kenyataan pahit karena di keluarkan dari Universitas
Waterloo, dimana dia mendalami teknik elektro. Lazardis mendapat pinjaman modal usaha
dari teman dan keluarganya. Dengan modal tersebut, Lazarsis dan dua temannya
mendirikan RIM di Waterloo,Ontario Kanada th 1984. BlackBerry pertama kali
diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan
perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang
merupakan rekan utama BlackBerry.
Kesimpulan

Akhir dekade 1990-an ini merupakan periode yang menarik bagi kita untuk menilai
kembali segala dampak kualitatif maupun kuantitatif yang ditimbulkan oleh investasi yang
dilakukan perusahaan-perusahaan raksasa multinasional terhadap kondisi social-ekonomi
Negara-negara berkembang yang bertindak sebagai tuan rumahnya. Tetapi perusahaan
multinasional atau transnasional, disamping dapat mendatangkan berbagai keuntungan terhadap
kondisi ekonomi nasional namun juga bisa menjadi bencana nasional karena rawan pelanggaran
hak asasi manusia (HAM) dan bisa menjadi kekuatan penghambat proses demokratisasi di
negara-negara sedang berkembang. Dimana ada kecenderungan kuat, para pemimpin
pemerintahan atau negara di negara-negara berkembang tunduk pada kekuatan modal
perusahaan-perusahaan perusahaan multinasional. “Jadi, jangan heran bila banyak kebijakan
pemerintah soal perburuhan misalnya, lebih memihak kepentingan perusahaan transnasional,”
Yang mana perusahaan-perusahaan multinasional selalu berusaha menggunakan setiap
celah untuk mendikte norma internasional. “Dan pada umumnya berhasil,”. Dari segi kehidupan
sosial, Perusahaan multinasional di Tanah Air lebih banyak menimbulkan berbagai kerusakan
daripada keuntungan, diantaranya kerusakan itu antara lain, perampasan tanah, penghancuran
tradisi, perampasan hak penduduk atas lingkungan hidup yang sehat, penghancuran sumber daya
alam, serta pelecehan seksual.
Jadi dalam hal ini, dapat di simpulkan bahwa, Penanaman modal swasta asing bisa
merupakan pendorong pembangunan ekonomi dan social yang penting selama kepentingan-
kepentingan perusahaan multinasional tersebut memang sejalan dengan kepentingan pemerintah
dan masyarakat di Negara tuan rumah (tentu saja yang dimaksudkan dengan kepentingan di sini
bukanlah kepentingan yang pada akhirnya menyebabkan berlarut-larutnya pembangunan yang
dualistis serta memburuknya ketimpangan distribusi pendapatan). Namun, selama perusahaan-
perusahaan multinasional tersebut hanya melihat kepentingan mereka dari segi output secara
global atau maksimalisasi keuntungan saja tanpa memperdulikan dampak-dampak jangka
panjang yang ditimbulkan oleh segenap aktivitas bisnisnya terhadap kondisi-kondisi ekonomi
dan social di wilayah-wilayah operasinya.

Anda mungkin juga menyukai