Kelompok 4:
• Berna D. Tinambunan
• Esti Roifa Sihombing
• Hasnelyta Siregar
1. bentuk usaha yang dipergunakan oleh Orang Pribadi Asing atau Badan Asing
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia mencakup segala
jenis tempat, ruang, fasilitas, atau instalasi, termasuk mesin atau peralatan, yang
digunakan Orang Pribadi Asing atau Badan Asing untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan
2. tempat usaha ditentukan tanpa memperhatikan apakah Orang Pribadi Asing atau
Badan Asing memiliki atau menyewa atau apakah Orang Pribadi Asing atau Badan
Asing berhak secara hukum menggunakan tempat usaha tersebut
Lanjutan,,
1. Apabila perusahaan dari suatu Negara treaty partner menjalankan kegiatan- kegiatan
yang terbatas di Indonesia yang cakupan kegiatan-kegiatannya adalah sebagai berikut :
a. Penggunaan fasilitas semata-mata untuk menyimpan, memamerkan barang-
barang atau barang dagangan milik perusahaan
b. Pengurusan persediaan barang dagangan milik perusahaan semata-mata
dimaksudkan untuk disimpan, dipamerkan, atau diolah lebih lanjut oleh
perusahaan lain.
c. Penggunaan tempat usaha tetap semata-mata untuk pembelian barang dagangan,
mengumpulkan informasi bagi keperluan perusahaan, untuk tujuan periklanan,
memberikan informasi atau untuk menjalankan kegiatan yang bersifat persiapan
ataupun penunjang bagi perusahaan.
Lanjutan,,
2. Apabila perusahaan tersebut menjalankan usahanya melalui agen yang bertindak bebas
(independent agent). Independent agent adalah agen yang menjalankan usahanya secara bebas
tanpa adanya instruksi dari perusahaan luar negeri (non resident tavpayer) misalnya makelar,
komisioner umum.
3. Apabila suatu perusahaan yang berkedudukan disuatu Negara treaty partner yang
menguasai atau dikuasaia oleh perusahaan lain yang berkedudukan dinegara treaty oartner
lainnya ataupun menjalankan usaha dinegara treaty lainnya ( baik melalui suatu BUT
maupun dengan cara lain).
“Permanent Establishment (Bentuk Usaha Tetap) Konstruksi”
Pembahasan :
• PT Bangun Internasional tidak memiliki Sertifikasi Badan
Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi maka besarnya
pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final atas
penghasilan dari jasa konstruksi adalah sebesar:
4% x Rp25.000.000.000,00 = Rp1.000.000.000,00
“Permanent Establishment (Bentuk Usaha Tetap) atas Pemberi Jasa”
Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih
dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan.
BUT Asuransi:
- perusahaan asuransi yang didirikan dan bertempat kedudukan di luar
Indonesia
- yang menerima pembayaran premi asuransi di Indonesia atau
menanggung risiko di Indonesia
- melalui pegawai, perwakilan atau agennya di Indonesia.
Menanggung risiko di Indonesia tidak berarti bahwa peristiwa yang
mengakibatkan risiko tersebut terjadi di Indonesia. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa pihak tertanggung bertempat tinggal, berada
atau bertempat kedudukan di Indonesia.
“Contoh: Permanent Establishment (Bentuk Usaha Tetap) atas asuransi”
• Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas
merupakan bentuk usaha tetap sepanjang orang pribadi atau badan bertindak untuk
dan atas nama Orang Pribadi Asing atau Badan Asing
• Orang pribadi atau badan menerima instruksi untuk kepentingan Orang Pribadi Asing
atau Badan Asing dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatannya dan tidak
menanggung sendiri risiko usaha atau kegiatannya
• Orang Pribadi Asing atau Badan Asing tidak dapat dianggap mempunyai bentuk usaha
tetap di Indonesia apabila Orang Pribadi Asing atau Badan Asing tersebut dalam
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia menggunakan agen, broker
atau perantara yang mempunyai kedudukan bebas
• Untuk penerapan P3B, dalam hal agen yang berkedudukan tidak bebas hanya
melakukan kegiatan yang bersifat persiapan (preparatory) atau penunjang (auxiliary).
“Contoh Pemotongan PPh Atas Jasa Perantara/Keagenan ”
Pembahasan:
Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 adalah sebesar:
2% x Rp22.000.000,00 = Rp440.000,00.
Dalam menentukan besarnya BUT ada beberapa ketentuan yan harus diperhatikan
yaitu:
1. Sesuai Attribution Rule, adalah penghasilan yang berasal dari kegiatan usahanya di
Indonesia.
5. Pembayaran oleh BUT kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan dibebankan
sebagai biaya adalah :
a. Rolayti atau imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta, paten, atau
hak-hak lainnya.
b. Imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jas lain.
c. Bungan, kecuali bunga yang berkenaan dengan usaha perbankan.Sebagai
konsekuensinya, atas pembayaran seperti tersebut di atas yang diterima atau
diperoleh BUT dari kantor pusat tidak dianggap sebagai Objek Pajak, kecuali bunga yang
berkenaan dengan usaha perbankan.
Penghasilan dari Perkapalan & Penerbangan Internasional
1. Pesawat udara dalam jalur lalu lintas international hanya akan dikenakan pajak di
negara pihak pada persetujuan dimana perusahaan yang mengoperasikan pesawt
udara tsb menjadi penduduk / resident (di negara domisili)
2. Untuk Kapal Laut dalam jalur lalu lintas internasional : keuntungan yang
bersumber dari suatu negara pihak persetujuan (negara sumber) yang dieproleh
suatu perusahaan dari negara pihak lainnya (negara domisili) yang berasal dari
pengoperasian kapal laut dalam jalur lalu lintas internasional dapat dikenakan pajak
dinegara sumber, tetapi pajak yang dikenakan akan dikurangi dengan jumlah yang
sama dengan 50% dari padanya.
Untuk menghindari pengenaan pajak berganda atas penghasilan transportasi dijalur
internasional, terdapat tiga prinsip yang dapat dipergunakan yaitu :