P EN DA HU LUA N
K E gi A t A n B E L AJ AR 1
Dari contoh di atas, kita dapat belajar bahwa jumlah persediaan yang
tidak tepat dapat menyebabkan pelanggan yang loyal pindah ke perusahaan
pesaing sehingga menyebabkan penjualan perusahaan menurun dan
meningkatnya beban biaya yang harus ditanggung perusahaan. Hal ini
berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sehingga manajemen
modal kerja mencakup kebijakan modal kerja serta biaya yang ditimbulkan
dari kebijakan modal kerja dan kegiatan operasi perusahaan setiap hari.
Kebijakan investasi modal kerja perusahaan tergantung dari sikap
manajemen keuangan terhadap risiko. Ada tiga alternatif kebijakan modal
kerja yang dapat diambil oleh manajemen keuangan yaitu agresif, moderat
dan konservatif. Ketiga alternatif tersebut dapat dijelaskan melalui gambar
8.1. di bawah ini.
Gambar 8.1
Alternatif Kebijakan Modal Kerja
Dari Gambar 8.1 di atas terlihat bahwa untuk menjual produk sebanyak
100 unit, kebijakan modal kerja konservatif akan menyediakan modal kerja
sebesar Rp150,-, kebijakan moderat menyediakan modal kerja Rp75,- dan
kebijakan agresif hanya menyediakan modal kerja sebesar Rp50,-. Semakin
konservatif kebijakan investasi modal kerja yang ditentukan perusahaan,
maka untuk menjual produk dalam jumlah yang sama perusahaan akan
menyediakan modal kerja semakin banyak. Begitu pula sebaliknya, kebijakan
perusahaan semakin agresif maka untuk menjual produk dalam jumlah yang
sama, perusahaan akan menyediakan modal kerja semakin sedikit. Semakin
besar modal kerja yang disediakan oleh manajemen keuangan maka semakin
kecil risiko tidak terpenuhi kewajiban jangka pendek. Sebaliknya, semakin
kecil modal kerja perusahaan maka risiko yang dihadapi oleh perusahaan
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.7
Efektivitas pengelolaan modal kerja dapat dilihat dari siklus arus kas
modal kerja. Siklus arus kas modal kerja adalah jumlah waktu yang
dibutuhkan suatu bahan baku dan tenaga kerja menjadi kas (uang tunai),
sehingga hal ini disebut juga dengan siklus konversi kas. Ada beberapa istilah
yang sering digunakan dalam siklus arus kas modal kerja atau konversi kas,
yaitu sebagai berikut.
Angka 72 hari ini berarti bahwa sejak bahan baku dibeli kemudian diolah
menjadi bahan jadi dibutuhkan waktu selama 72 hari.
Rp1, 5 miliar
Periode konversi Piutang = DSO =
Rp10 miliar / 360
= 54 hari
Gambar 8.2
Siklus Konversi Kas
Dari diagram di atas maka siklus konversi kas dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut.
Gambar 8.3
Beberapa Alternatif Kebijakan Pembiayaan Aktiva Lancar
1. Kas
Kas merupakan dana yang tidak dapat memberikan laba maupun
penghasilan bunga bagi perusahaan. Kas akan digunakan oleh perusahaan
untuk membeli bahan baku, membayar tenaga kerja, membeli aktiva tetap
perusahaan dan kegiatan perusahaan yang lain yang dapat mendukung
kelancaran operasi perusahaan. Manfaat lain dengan dimilikinya kas yang
cukup adalah perusahaan akan dimungkinkan memanfaatkan potongan
penjualan yang ditawarkan oleh pemasok, meningkatkan rating kredit dan
untuk membiayai peluang usaha yang belum diprediksikan oleh perusahaan.
Oleh karena itu, tujuan manajemen kas adalah menentukan jumlah kas
minimal yang dimiliki perusahaan tetapi kegiatan dan operasi perusahaan
dapat berjalan dengan lancar dan perusahaan tidak kehilangan kesempatan
untuk berinvestasi pada bidang yang menguntungkan.
Ada beberapa alasan motivasi mengapa perusahaan memiliki kas, yaitu
berikut ini.
a. Transaksi. Setiap pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan selalu
dilakukan dari uang kas, begitu pula setiap penerimaan akan dimasukkan
ke dalam kas perusahaan. Sehingga kas perusahaan sangat diperlukan
dalam mendukung kelancaran transaksi perusahaan.
b. Kompensasi atas pinjaman dan pelayanan bank. Dana yang dipinjamkan
bank kepada perusahaan merupakan dana masyarakat yang dihimpun
oleh perusahaan melalui tabungan dan deposito. Sehingga semakin besar
bank dapat menghimpun dana masyarakat maka semakin besar pula
kemampuan bank untuk meminjamkan dana pada perusahaan dan hal ini
akan memperbesar keuntungan.
c. Berjaga-jaga. Perusahaan perlu menyimpan sejumlah dana yang akan
digunakan untuk berjaga-jaga bila sewaktu-waktu ada fluktuasi kas yang
tinggi di luar dari perencanaan perusahaan. Perusahaan semakin sulit
8.14 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
apa dana perlu dikeluarkan serta kapan dan dari mana dana akan diterima
perusahaan.
Selain berpedoman pada anggaran kas, untuk meningkatkan efisiensi
pengelolaan kas manajemen keuangan perlu memperhatikan beberapa hal
lainnya seperti, menetapkan arus kas yang disinkronkan (synchronized cash
flow), memanfaatkan masa floating (masa mengambang), mempercepat
penagihan dan memperlambat pembayaran.
Arus kas yang disinkronkan merupakan situasi di mana arus kas masuk
diselaraskan dengan arus kas keluar sehingga saldo kas untuk keperluan
transaksi dapat diminimumkan. Jumlah saldo kas yang minimum akan
mengurangi pinjaman bank jangka pendek dan mengurangi beban bunga
pinjaman. Saldo kas yang minimum akan menjadikan jumlah uang yang
menganggur di perusahaan juga minimum. Hal ini berarti perusahaan mampu
memanfaatkan kas perusahaan dengan efisien sehingga dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan dan mengurangi beban biaya bunga (karena pinjaman
dilakukan seminimal mungkin), akhirnya akan meningkatkan keuntungan.
Masa mengambang (floating), terdiri dari pengeluaran mengambang dan
penagihan mengambang. Pengeluaran mengambang merupakan cek yang
telah ditarik oleh perusahaan dari pelanggan tetapi cek tersebut belum
dikliringkan. Sedang penagihan mengambang merupakan jumlah cek yang
sudah diterima tetapi masih dalam proses penagihan. Misal, perusahaan
memiliki dana Rp100 juta di bank. Perusahaan membeli bahan baku seharga
Rp40 juta. Untuk membayar pembelian bahan baku tersebut perusahaan
mengirim cek kepada distributor. Saat cek dikirim, perusahaan mencatat
bahwa dana yang ada di bank berkurang dengan Rp40 juta, sehingga tinggal
Rp60 juta. Sebelum distributor mengkliringkan cek tersebut maka uang
perusahaan yang ada di bank oleh pihak bank masih dicatat Rp100 juta.
Seandainya pada masa tersebut (jangka waktu mulai cek dikirim sampai cek
dikliringkan) bank memberikan bunga maka perusahaan tetap akan
mendapatkan bunga dari uang Rp40 juta yang telah dituliskan dalam cek.
Bunga dari Rp40 juta tersebut merupakan penghasilan perusahaan yang
berasal dari pengeluaran mengambang. Sebaliknya, bagi distributor dana
Rp40 juta yang belum dikliringkan akan menjadi penagihan mengambang.
Selisih nilai dari pengeluaran mengambang terhadap penagihan
mengambang merupakan nilai mengambang bersih.
8.16 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
persetujuan dari penerbit draft. Hal ini pasti akan memerlukan waktu yang
dapat digunakan perusahaan sebagai usaha memperlambat pembayaran.
2. Piutang
Pada umumnya perusahaan lebih senang menjual produknya secara
tunai, namun karena persaingan yang semakin ketat sehingga perusahaan
melakukan penjualan secara kredit. Dengan menjual secara kredit diharapkan
penjualan perusahaan dapat tinggi dan tingginya penjualan diharapkan akan
meningkatkan keuntungan.
Dalam memutuskan penjualan kredit, perusahaan perlu mem-
pertimbangkan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena menjual
secara kredit (biaya untuk mengumpulkan dan administrasi piutang).
Semakin besar jumlah penjualan secara kredit biasanya jumlah biaya
pengumpulan dan administrasi piutang juga semakin besar.
Melihat manfaat dan biaya dari penjualan kredit, maka perusahaan perlu
mempertimbangkan jumlah penjualan kredit yang tepat bagi perusahaan
supaya biaya yang dikeluarkan dapat seimbang dengan manfaat yang
diperoleh dari penjualan kredit tersebut. Usaha untuk menyeimbangkan
jumlah penjualan kredit dengan jumlah biaya yang ditimbulkannya disebut
dengan kebijakan kredit optimal.
Walaupun jumlah penjualan kredit perusahaan sudah optimal,
perusahaan tetap harus memantau pengumpulan piutang, karena apabila
jumlah piutang yang ada tidak dapat tertagih akan menyebabkan jumlah
piutang terus meningkat dan menurunkan jumlah persediaan dan jumlah
aliran kas (cash flow). Piutang yang tidak tertagih kecuali menurunkan
penerimaan kas juga akan menurunkan keuntungan, karena piutang yang
tidak tertagih akan menjadi kerugian.
Saat melakukan penjualan kredit, jumlah persediaan akan berkurang dan
timbullah piutang usaha. Piutang usaha adalah jumlah tagihan pada
pelanggan atau pembeli. Saat piutang usaha dibayarkan oleh pelanggan maka
jumlah kas perusahaan akan bertambah dan piutang berkurang.
Jumlah piutang usaha bagi perusahaan ditentukan oleh besarnya jumlah
penjualan kredit dan jangka waktu rata-rata antara mulai terjadinya penjualan
sampai terealisasikannya penagihan. Misal, perusahaan memutuskan bahwa
mulai awal bulan Juli akan melakukan penjualan kredit dengan jangka waktu
10 hari dan jumlah penjualan kredit per hari Rp300.000,-. Pada tanggal 1 Juli
perusahaan akan memiliki piutang sebesar Rp300.000,-. Jumlah piutang
8.18 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
Apabila jumlah penjualan kredit per hari berubah atau jangka waktu
penagihan berubah maka akan mempengaruhi jumlah piutang usaha.
Perusahaan untuk dapat menjual secara kredit sebanyak Rp300.000,- per
hari, memerlukan dana untuk membuat produk tersebut sebesar Rp240.000,-
(sehingga profit margin perusahaan sebesar 25%). Untuk keperluan tersebut
maka pemilik usaha menyerahkan dana (sebagai saham biasa) sebesar
Rp240.000,-. Transaksi ini akan nampak dalam pembukuan perusahaan
sebagai berikut.
Pada hari itu juga persediaan sudah menjadi barang jadi dan dapat terjual
sehingga sore hari tanggal 2 Juli persediaan sudah berubah menjadi piutang
usaha. Perusahaan akan meminjam lagi Rp240.000,- untuk membeli
persediaan hari ketiga. Proses ini terus berlanjut hingga hari kesebelas.
Sehingga neraca pada tanggal 11 Juli akan nampak sebagai berikut.
Sejak tanggal 11 Juli tersebut piutang usaha akan ditagih (karena jangka
waktu kredit hanya 10 hari). Piutang yang ditagih setiap hari Rp100.000,- dan
Rp80.000,- di antaranya akan digunakan untuk membiayai penjualan pada
hari tersebut. Tambahan pinjaman bank tidak diperlukan lagi dan pinjaman
bank akan dilunasi dari laba yang dihasilkan.
Seandainya penjualan per hari meningkat menjadi Rp200.000,- maka
setelah 10 hari neraca akan nampak sebagai berikut.
membayarnya setelah waktu sibuk tersebut telah berlalu. Hal ini disebut
dengan penanggalan musiman (seasonal dating).
Untuk lebih menjamin terkumpulnya piutang maka perusahaan harus
menentukan standar kredit, yaitu standar yang ditetapkan perusahaan tentang
kemampuan keuangan minimum dari calon pelanggan agar mendapatkan
pembelian secara kredit. Penetapan standar kredit memerlukan pengukuran
atas kualitas kredit, yaitu probabilitas terjadinya penunggakan atau tidak
terbayarnya piutang oleh pelanggan. Estimasi probabilitas ini dilakukan
secara subjektif. Untuk keakuratan penentuan probabilitas perusahaan dapat
menggunakan pengalaman perusahaan sendiri terhadap berbagai kelompok
pelanggan yang ada.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur
kualitas kredit yaitu dengan credit scoring (sistem 5K) mencari sumber
informasi kredit, dan manajemen by exception.
Credit Scoring digunakan perusahaan untuk menentukan probabilitas
terjadinya penunggakan atau kemacetan bila diberi kredit. Setiap pelanggan
akan diberi skor kredit berdasar pengalaman kegagalan dan kepatuhan dalam
memenuhi persyaratan kredit yang diberikan oleh perusahaan. Pelanggan
yang mendapat skor terendah harus mendapat pengawasan lebih besar oleh
perusahaan dalam pemberian kredit untuk masa yang akan datang. Pelanggan
yang memiliki skor tinggi akan mendapat kemudahan-kemudahan dalam
kredit yang diajukan pada perusahaan.
Sistem 5K, merupakan metode tradisional yang dapat digunakan untuk
mengukur kualitas kredit pelanggan. Lima faktor tersebut terdiri dari berikut
ini.
a. Karakter, mengetahui sampai sejauh mana pelanggan berusaha untuk
dapat memenuhi kewajiban kreditnya. Perusahaan dapat memperoleh
informasi mengenai latar belakang prestasi pelanggan dari bank,
pemasok lainnya, pelanggan dan pesaingnya.
b. Kapasitas, merupakan penilaian subjektif mengenai kemampuan
pelanggan untuk membayar. Hal ini dapat diketahui dari laporan
keuangan pelanggan dan dilengkapi dengan peninjauan usaha pelanggan.
c. Kapital, besarnya modal pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari analisis
laporan keuangan pelanggan. Analisis yang dilihat dapat dari rasio-rasio
risiko utang terhadap aktiva, rasio likuiditas dan rasio kemampuan
membayar beban bunga.
8.22 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
hari). Hal ini dapat lebih jelas lagi bila dibandingkan dengan skedul umur
piutang (aging schedule).
Skedul umur piutang merupakan laporan yang menunjukkan lama umur
piutang dengan memberikan prosentase pada kelompok yang belum jatuh
tempo dan kelompok piutang yang jatuh temponya telah melewati periode
tertentu.
Manajemen harus secara teratur memantau jangka waktu penagihan dan
skedul umur piutang untuk mengetahui trend dan kesesuaiannya dengan
syarat kredit yang diberikan perusahaan. Dari hal ini kemudian dapat dinilai
keefektifan departemen kredit dibandingkan dengan perusahaan lain dalam
industri sejenis. Bila DSO makin panjang atau jika skedul umur piutang
memperlihatkan pertambahan persentase piutang yang telah jatuh tempo,
maka kebijakan penjualan kredit perlu diperketat.
Pemantauan piutang diperlukan untuk menghindari peningkatan jumlah
piutang yang tidak tertagih. Peningkatan piutang tidak tertagih yang terus-
menerus akan menyebabkan harga saham perusahaan menurun. Hal ini
disebabkan oleh piutang yang tidak tertagih merupakan kerugian bagi
perusahaan. Bila piutang tidak tertagih meningkat berarti kerugian
perusahaan juga akan meningkat. Peningkatan kerugian perusahaan tentu
tidak disukai oleh pemegang saham, sehingga mereka akan menjual
sahamnya bersama-sama. Penjualan saham secara besar-besaran oleh para
pemegang saham ini akan menurunkan harga saham.
3. Persediaan
Persediaan dalam perusahaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: (1)
persediaan bahan mentah, (2) persediaan barang dalam proses dan (3)
persediaan barang jadi. Besarnya tingkat persediaan tergantung dengan
tingkat penjualan perusahaan. Kesalahan dalam menentukan jumlah
persediaan dapat merugikan perusahaan. Persediaan yang terlalu kecil
menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk menjual lebih
banyak lagi karena kehabisan persediaan dan kehilangan kesempatan
mendapatkan keuntungan. Penetapan jumlah persediaan yang terlalu besar
juga akan menimbulkan biaya tambahan (biaya penyimpanan) yang besar
serta ada dana menganggur yang tertanam dalam persediaan yang biasanya
tidak dalam jumlah sedikit.
Manajemen persediaan mencakup penentuan jumlah untuk setiap jenis
persediaan, jumlah barang yang harus dipesan (diproduksi) dan waktu
8.24 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
B. BIAYA PERSEDIAAN
1. Biaya Simpan
Biaya simpan muncul karena perusahaan menyimpan barang di gudang.
Oleh karena itu, jenis biaya yang terkait dengan penyimpanan barang tersebut
adalah: biaya tertanamnya dana perusahaan pada barang yang disimpan,
biaya gudang dan penyusutan. Jumlah masing-masing biaya ini sebanding
dengan jumlah persediaan yang ada di gudang. Oleh karena itu, rata-rata
biaya simpan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Persediaan rata-rata:
A = Q/2 , di mana A = Pesanan rata-rata
Q = Kuantitas pesanan
Q = S/N, di mana S = jumlah kebutuhan dalam satu tahun
N = frekuensi pemesanan dalam satu tahun
Sehingga dapat pula dituliskan:
A = (S/N) : 2
Contoh, jika harga beli persediaan Rp20,- dan biaya modal (cost of
capital) yang harus ditanggung oleh PT ABC adalah 10% maka beban biaya
modal untuk persediaan yang harus ditanggung Rp 90.000,-:
Biaya modal = COC X A X P
= 10% X 45.000 X Rp20,-
= Rp90.000,-.
Jumlah biaya simpan, TCC (Total Carrying Cost) diperoleh dengan rumus:
TCC = ( C ) X (P) X (A)
Keterangan:
TCC = total biaya simpan tahunan
C = persentase biaya atas penyimpanan persediaan
P = harga beli per unit
A = persediaan rata-rata
2. Biaya Pesan
Biaya pesan disebut pula dengan ordering cost. Biaya pesan merupakan
biaya yang timbul karena perusahaan melakukan pemesanan dan menerima
barang pesanan. Biaya ini merupakan biaya tetap yang tidak dipengaruhi oleh
besarnya persediaan rata-rata.
Biaya pesan (Total Ordering Cost) dapat diperoleh dengan rumus:
TOC = (F) X (N)
Keterangan:
TOC = total biaya pesan
F = jumlah biaya tetap untuk setiap kali pesan
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.27
Keterangan:
TIC = total biaya persediaan
TCC = total biaya penyimpanan
TOC = total biaya pesan
F = biaya setiap kali pesan
S = jumlah kebutuhan satu tahun
Q = jumlah unit setiap kali pesan
P = harga persediaan per unit
A = rata-rata persediaan
C = persentase biaya atas penyimpanan persediaan
LATIHAN
Semua jawaban latihan ada dalam uraian Kegiatan Belajar 1. Baca uraian
dengan baik dan teliti, pahami maknanya, maka semua pertanyaan dalam
latihan akan dapat terjawab dengan baik. Bila Anda tetap tidak dapat
menjawab dengan baik, baca uraian Kegiatan Belajar 1 sekali lagi. Bila
masih tetap tidak dapat menjawabnya, tanyakan pada staf pengajar yang
ditunjuk pada sesi tatap muka.
RAN GK U MA N
TES FORMATIF 1
K E gi A t A n B E L AJ AR 2
utang jangka pendek dan surat berharga jangka pendek. Berikut ini akan
dibahas masing-masing sumber pendanaan jangka pendek tersebut.
A. UTANG DAGANG
Dari data di atas, terlihat apabila jangka waktu kredit lebih panjang
dengan tingkat diskonto tetap maka biaya nominal maupun biaya efektif akan
menurun dengan drastis. Untuk biaya nominal akan turun 50%, sedang untuk
biaya efektif akan turun sampai hampir 75%.
Apabila tingkat diskonto naik 2 kali sedang jangka waktu kredit tetap,
maka biaya nominal juga akan meningkat 2 kali lipat, sedang biaya efektif
akan meningkat 2,5 kali. Sedang bila periode diskon, tingkat diskon dan
jangka waktu kredit meningkat maka baik biaya nominal maupun biaya
efektif akan mengalami peningkatan, tetapi peningkatannya tidak begitu
besar.
Dari hasil simulasi data di atas dapat disimpulkan bahwa biaya kredit
yang paling besar akan ditanggung oleh perusahaan bila syarat pembelian
yang ditetapkan supplier sebesar 2/10, n.20. Sehingga bila syarat pembelian
ditentukan seperti itu lebih baik perusahaan membeli secara tunai, namun bila
syarat pembelian adalah 1/10, n.30 maka sebaiknya perusahaan perlu
memikirkan apakah perusahaan akan mengambil pembelian tunai atau
kesempatan kredit yang ditawarkan supplier. Dengan syarat pembelian 2/10,
n.20 perusahaan menanggung beban biaya nominal dan biaya efektif sangat
rendah. Bahkan bila untuk kasus di Indonesia biasanya bunga pinjaman bank
untuk jangka pendek akan lebih besar dari pada tingkat bunga tersebut.
Dari laporan neraca di atas terlihat bahwa jumlah aktiva tetap perusahaan
baik untuk keputusan tidak mengambil potongan tunai (A) maupun
keputusan mengambil potongan (B) dan memenuhi kebutuhan dana dari
sumber lain (pinjam bank dengan tingkat bunga 10%). Jumlah pinjaman
tampak pada kolom utang bank dan beban bunga 10% tampak pada laporan
perhitungan laba-rugi pada pos bunga. Diasumsikan untuk pos-pos akrual dan
saham tidak berubah.
Pada laporan laba-rugi, untuk keputusan A, yaitu perusahaan tidak
memanfaatkan potongan tunai maka perusahaan menanggung beban bunga
dari pinjaman sebesar Rp6.000.000,-. Sedang bila perusahaan memanfaatkan
potongan tunai maka potongan tunai yang dapat dimanfaatkan sebesar
Rp21.000.000,-
Besarnya manfaat mengambil potongan tunai lebih besar dari pada
jumlah beban bunga yang harus ditanggung perusahaan. Di samping itu
dengan mengambil potongan tunai maka jumlah keuntungan bersih setelah
pajak akan lebih besar Rp9 juta dibanding bila tidak mengambil potongan
tunai. Oleh karena itu keputusan yang tepat bagi perusahaan adalah
mengambil potongan tunai. Selisih mengambil potongan tunai dengan tidak
mengambil potongan tunai adalah sebesar Rp9 juta.
lain. Apabila perusahaan dapat memperoleh dana dari sumber lain (selain
utang dagang) dengan biaya yang lebih murah maka sebaiknya perusahaan
tidak memanfaatkan pembelian kredit, tapi memanfaatkan dana dari sumber
lainnya.
Sering terjadi perusahaan berusaha mengulur waktu pembayaran. Syarat
penjualan 2/10, n.30, perusahaan membayar pada hari ke-15 tetapi tetap
mengambil potongan tunai atau perusahaan membayar dengan jangka waktu
kredit lebih panjang lagi, misal membayar pada hari ke 60. Dalam keadaan
seperti ini memang perusahaan akan mendapatkan biaya kredit yang sangat
murah. Pemasok kadang-kadang juga masih memberi kelonggaran bila
supplier memang sedang memiliki kapasitas berlebih. Apabila penguluran
waktu atau perpanjangan pembayaran ini dilakukan terus-menerus oleh
perusahaan maka hal tersebut dapat memperburuk kredibilitas perusahaan.
Kerugian yang mungkin timbul bila perusahaan selalu memper-panjang
atau menunda waktu pembayaran antara lain: peringkat kredit perusahaan
dapat diturunkan oleh pemasok, hubungan baik yang telah terjalin dengan
baik oleh pemasok juga dapat menjadi buruk dan perusahaan dapat kesulitan
untuk mendapatkan kredit (utang dagang dari pemasok), karena tidak
dipercaya lagi dan pemasok menghentikan pemberian kredit.
Apabila pemasok tidak mau lagi memberikan kredit maka perusahaan
akan kehilangan mendapatkan sumber pembiayaan jangka pendek yang gratis
atau yang berbiaya rendah.
1. Akrual
Yang dimaksud dengan pos-pos akrual adalah kewajiban jangka pendek
yang timbul terus-menerus. Kewajiban ini dapat ditunda pelunasannya
sampai jangka waktu tertentu.
Munculnya pos-pos akrual karena ada penundaan pembayaran oleh
pihak perusahaan. Penundaan pembayaran ini biasanya dapat dilakukan
untuk pos gaji pegawai, pajak, pembayaran bunga dan dividen. Perusahaan
tidak membayar pegawai tiap hari, tetapi sebulan sekali, walaupun mereka
bekerja dan berproduksi tiap hari. Pajak penghasilan juga tidak dibayarkan
tiap hari, tetapi dibayarkan pada tanggal-tanggal tertentu sesuai dengan
peraturan pemerintah, walaupun perusahaan memperoleh penghasilan setiap
hari. Begitu pula dengan bunga dan dividen. Pos-pos tersebut untuk
selanjutnya disebut dengan pos-pos akrual.
Pos-pos akrual dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai salah satu
sumber pendanaan perusahaan untuk jangka pendek. Pos-pos akrual ini
merupakan salah satu sumber pendanaan paling murah, karena dalam
pemanfaatannya tidak menimbulkan biaya (beban bunga secara implisit) atau
dapat digunakan secara gratis.
Walaupun sebagai sumber pendanaan yang paling murah, tetapi
perusahaan tidak dapat mengendalikan biaya ini sekehendak perusahaan.
Pengendalian pos-pos ini juga akan dikendalikan oleh pihak lain. Jumlah pos-
pos akrual akan meningkat sesuai dengan peningkatan operasi perusahaan.
Jangka waktu penggunaan pos-pos akrual juga ditentukan oleh kelaziman
dalam industri untuk pembayaran gaji, juga peraturan pemerintah untuk
pembayaran pajak dan perjanjian dengan kreditur untuk pembayaran bunga
serta perjanjian dengan pemegang saham untuk pembayaran dividen.
Penundaan pembayaran gaji pegawai, pajak, bunga dan dividen memang
dapat dilakukan oleh perusahaan, tetapi bila hal ini dilakukan terus menerus
dan tidak ada kontrol akan tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Penundaan pembayaran gaji pegawai dapat menyebabkan pegawai
kurang bersemangat dalam bekerja sehingga akan mempengaruhi
produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Penundaan pembayaran pajak
8.42 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
12%
=
1,0 - 0,2
12%
= = 15%
0,8
Total pinjaman yang dapat digunakan hanya Rp8 juta, karena yang Rp2
juta akan ditahan di bank sebagai saldo kompensasi. Sehingga walaupun
bank hanya mengenakan beban bunga sebesar 12%, tetapi kenyataannya
nasabah harus menanggung bunga yang lebih besar yaitu 15%. Sehingga
dengan bank menerapkan adanya saldo kompensasi akan meningkatkan
bunga efektif.
Pihak bank dengan kesepakatan dengan nasabah baik secara formal
maupun non formal akan menentukan plafon kredit (line of credit). Plafon
kredit ini merupakan batas maksimum yang jumlah kredit yang dapat ditarik
oleh nasabah dari suatu bank untuk periode waktu tertentu. Misalnya pada
awal tahun pihak bank akan memberi tahu jumlah maksimum kredit yang
dapat diambil oleh nasabah. Seandainya bank memberikan batas maksimum
kredit untuk tahun tersebut sebesar Rp8 juta dan nasabah menandatangani
promes untuk melakukan pinjaman sebesar Rp1,5 juta untuk jangka waktu 3
bulan, maka pihak bank akan mengkreditkan rekening koran nasabah sebesar
Rp1,5 juta. Sehingga masih ada sisa kredit yang dapat diambil lagi oleh
nasabah sebesar Rp6,5 juta untuk jangka waktu 1 tahun tersebut. Bila
sebelum jangka waktu 3 bulan nasabah sudah dapat mengangsur pinjaman
tersebut, maka jumlah kredit yang masih dapat diambil lagi oleh nasabah
akan menjadi jumlah angsuran pinjaman ditambah sisa plafon kredit.
Seandainya nasabah sudah melunasi pinjaman sebesar Rp0,5 juta, maka
plafon kredit setelah angsuran tersebut meningkat menjadi Rp0,5 juta
ditambah Rp6,5 juta, sehingga total menjadi Rp7 juta. Sehingga jumlah utang
yang telah dibayar akan meningkatkan jumlah kredit yang boleh ditarik untuk
periode waktu berikutnya.
Plafon kredit dari bank yang diberikan dalam jumlah besar dan biasanya
untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun ditujukan untuk perusahaan-
perusahaan besar disebut dengan revolving credit agreement. Revolving
credit agreement ini sebenarnya hampir sama dengan plafon kredit,
perbedaannya hanya pada revolving credit agreement, jumlah kredit yang
belum dimanfaatkan akan dikenai biaya bunga atau sering disebut dengan
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.45
biaya komitmen dan mempunyai ikatan hukum sedang dalam plafon kredit
tidak. Contoh bila perusahaan mendapatkan revolving credit agreement
sebesar maksimum Rp1000 juta. Saldo kas kompensasi ditentukan sebesar
10% dari jumlah dana yang dipinjam, biaya komitmen sebesar 0,5% dari
bagian dana yang tidak digunakan, nasabah menurunkan kredit sebesar
Rp400 juta, sehingga masih ada sisa plafon kredit yang tidak terpakai sebesar
Rp 1000 juta – Rp 400 juta = Rp 600 juta, bunga pinjaman ditentukan sebesar
12% maka jumlah biaya efektif yang ditanggung oleh nasabah:
400.000
=
1,0 - 0,12 - 0,20
400.000
=
0,68
= 588.235,30
8.46 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
Bunga
Suku bunga efektif =
Pinjaman yang diterima
120.000
=
1.000.000
= 12%
Untuk suku bunga sederhana bunga efektif besarnya akan sama dengan
bunga nominal untuk jumlah pinjaman dan jangka waktu pinjaman berapa
pun (lebih dari 1 tahun).
Seandainya nasabah hanya meminjam untuk jangka waktu 3 bulan,
dengan bunga yang dibebankan sama 12% untuk jangka waktu 3 per tahun.
Kredit ini dapat diperpanjang sampai 4 kali. Karena meminjamnya untuk
jangka waktu 3 bulan maka bunga akan dibayarkan untuk jangka waktu 3
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.47
bulan sekali, sehingga dalam 1 tahun dapat dibayar bunga sebanyak 4 kali.
Apabila tingkat bunga tersebut dapat dipinjam lagi dan mendapat bunga, hal
ini akan menjadi bunga berbunga. Dengan perhitungan bunga berbunga maka
suku bunga efektif menjadi:
Suku bunga efektif = (1 + k /m) m - 1,0
nominal
Apabila periode kredit tidak mencapai 1 tahun maka suku bunga efektif akan
dihitung sebagai berikut.
Bunga
Suku bunga efektif = 1,0 + - 1,0
Nilai nominal kredit - bunga
Bunga
Suku bunga efektif =
(jumlah yang diterima) / 2
120.000
=
1.000.000 / 2
= 24%
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.49
Besarnya bunga efektif yang hampir 2 kali lipat dari bunga nominal
disebabkan karena bunga tidak dibayarkan berdasar sisa pinjaman tetapi
berdasar jumlah utang semula.
LATIHAN
4) Jelaskan secara singkat utang dagang yang tidak mengandung biaya dan
yang mengandung biaya!
5) Mengapa utang dagang disebut pula sebagai pendanaan yang spontan?
6) Apa yang dimaksud dengan kredit bersih?
7) Bagaimana pengaruh pemanfaatan potongan tunai terhadap laporan
keuangan (neraca dan laporan laba-rugi)?
8) Hal-hal apa saja yang harus dipertimbangkan perusahaan bila perusahaan
akan memanfaatkan atau tidak memanfaatkan potongan tunai yang akan
diberikan dari utang dagang oleh pemasok?
9) Mengapa pos-pos akrual dapat digunakan sebagai alternatif pembiayaan
yang termurah?
10) Apa bahaya atau kerugian yang mungkin timbul bila perusahaan
memanfaatkan pos-pos akrual sebagai sumber pendanaan jangka
pendek?
11) Mengapa pemanfaatan pos-pos akrual tidak dapat sepenuhnya
dikendalikan oleh perusahaan?
12) Jelaskan perbedaan bunga biasa atau bunga sederhana dengan bunga
diskonto pada kredit yang dibayar secara angsuran!
13) Apa yang dimaksud dengan saldo kompensasi dan bagaimana pengaruh
adanya saldo kompensasi terhadap tingkat bunga efektif?
14) Apa perbedaan antara plafon kredit dengan kredit revolfing?
15) Apa ciri-ciri perusahaan yang dapat menerbitkan warkat komersial,
apakah perusahaan kecil dapat mengeluarkan warkat komersial?
Semua jawaban latihan ada dalam uraian Kegiatan Belajar 2. Baca urain
dengan baik dan teliti, pahami maknanya, maka semua pertanyaan dalam
latihan akan dapat terjawab dengan baik. Bila Anda tetap tidak dapat
menjawab dengan baik, baca uraian Kegiatan Belajar 2 sekali lagi. Bila
masih tetap tidak dapat menjawabnya, tanyakan pada staf pengajar yang
ditunjuk pada sesi tatap muka.
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.51
RA N GK U MA N
6) Tiga macam suku bunga yang sering dikenakan oleh bank pada
nasabahnya yaitu: (1) bunga sederhana (simple interest), (2) bunga
diskonto (dicount interest) dan (3) bunga ditambahkan (add on
interest).
Bunga
Suku bunga efektif =
Pinjaman yang Diterima
TES FORMATIF 2
1) PT. DRA merupakan salah satu pelanggan yang loyal. Perusahaan ini
biasanya membayar barang yang dibelinya dalam jangka waktu kurang
dari 10 hari setelah transaksi, sehingga selalu mendapatkan potongan
tunai (memanfaatkan waktu diskon). Perusahaan sebenarnya
mendapatkan termin pembayaran 2/10, n.30. Rata-rata pembelian per
tahun Rp3.673.469.000,-. Diasumsikan 1 tahun 360 hari dan potongan
tunai yang diperoleh total Rp73.469.000,-. Dari data tersebut Anda
diminta sebagai berikut.
a) Hitung rata-rata potongan pembelian (diskon) yang diterima,
perusahaan!
b) Hitung biaya kredit penjualan yang digunakan perusahaan!
c) Apa bila perusahaan tidak memanfaatkan waktu diskon, berapa rata-
rata pembayaran yang dilakukan perusahaan dan biaya karena tidak
memanfaatkan waktu diskon?
d) Hitung biaya efektif yang ditanggung perusahaan bila perusahaan
melakukan pembayaran dalam jangka waktu 40 hari!
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.53
K E gi A t A n B E L AJ AR 3
1. Model Baumol
Model baumol merupakan salah satu model penentuan keseimbangan
kas yang mengacu metode penentuan persediaan optimal EOQ. Dengan
mengadopsi metode EOQ, Baumol dapat menentukan jumlah kas yang
optimal. Asumsi yang digunakan di sini adalah bahwa perusahaan akan
menggunakan kas dalam jumlah yang pasti dan dapat diestimasikan dan
jumlah penerimaan dari operasi perusahaan juga diasumsikan pasti dapat
diterima sesuai dengan yang diestimasikan manajemen. Sehingga jumlah
pemasukkan dan pengeluaran kas dapat dipastikan (sesuai dengan estimasi
manajemen).
Misal manajemen keuangan perusahaan mengestimasikan jumlah
penerimaan kas yang berasal dari operasi perusahaan sebesar Rp 900.000,-
dan jumlah kebutuhan kas pada periode tersebut diestimasikan sebesar
8.56 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
Gambar 8.4
Keseimbangan Kas
dengan menyimpan kas yang besar di perusahaan berarti ada dana yang
menganggur. Sehingga perusahaan harus menghitung biaya keseimbangan
kas. Yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya memegang kas (holding
cost) dan biaya transaksi (transaction cost)
Total biaya = holding cost + transaction cost
= C/2 X k+T/CXF
Keterangan:
C = jumlah kas yang diperlukan (meningkat bila ada tambahan
utang atau penjualan surat berharga)
C/2 = rata-rata keseimbangan kas
F = biaya tetap dari penjualan surat berharga atau tingkat bunga
pinjaman
T = jumlah kas yang diperlukan untuk transaksi dalam satu tahun
k = biaya hilangnya kesempatan karena memegang kas
Gambar 8.5
Target Keseimbangan Kas
Jumlah biaya minimal diperlihatkan pada titik C*. Biaya minimal juga
dapat diperoleh dengan menghitung:
2(F )(T )
C* =
k
Keterangan:
C* = jumlah kas yang optimal
F = biaya tetap untuk menjual surat berharga
T = total kebutuhan kas
k = tingkat keuntungan saham
2(Rp150)(Rp5.200.000)
C* =
0,15
= Rp101.980,-
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.59
Tabel 8.1
Pengaruh Perubahan Kebijakan Kredit Terhadap Laba
Perubahan investasi:
I = [(DSO – DSO )(S /360)] + V[(DSO )(S – NS 0/360]
N
N 0 0 0
= [(30 – 0)(Rp100.000/360)] + 0,6[30(Rp150.000 – Rp100.000)/360]
= Rp8.333 + Rp2.500
= Rp10.833
P = (S –S ) (1 – V) – k( I) – (B S – B S ) – (D S P – D S P )
N 0 N N 0 0 N N N 000
= (Rp130.000 – Rp150.000) (1-0,6) – 0,10 (-Rp4.611) –
[(0,02) (Rp130.000) – (0,02) (Rp150.000)] – Rp0,-
= -Rp8.000 + Rp461 + Rp4.000
= -Rp7.139
LATIHAN
Semua jawaban latihan ada dalam uraian Kegiatan Belajar 3. Baca urain
dengan baik dan teliti, pahami maknanya, maka semua pertanyaan dalam
latihan akan dapat terjawab dengan baik. Bila Anda tetap tidak dapat
menjawab dengan baik, baca uraian Kegiatan Belajar 3 sekali lagi. Bila
masih tetap tidak dapat menjawabnya, tanyakan pada staf pengajar yang
ditunjuk pada sesi tatap muka.
RA N GK U MA N
di mana:
C* = jumlah kas yang ekonomis
F = biaya tetap untuk menjual surat berharga
T = total kebutuhan kas dalam satu tahun
k = tingkat keuntungan saham
TES FORMATIF 3
2) PT IXY saat ini menjual dengan termin 1/10, net 30, piutang yang tidak
tertagih 1% dari penjualan kotor. Dari 99% pelanggan yang membayar,
50% membayar pada, hari ke 10 (masih mendapat diskon) sedang 50%
sisanya membayar pada hari ke 30. Penjualan kotor perusahaan tahun ini
Rp2.000.000,- per tahun. Biaya variabel sebesar 75% dari total
penjualan. Biaya penagihan piutang ditetapkan 10% dari jumlah piutang
yang ada.
Manajer keuangan mengusulkan mengganti termin penjualan menjadi
2/10, net 40. Diharapkan dengan menggunakan termin ini penjualan akan
meningkat menjadi Rp2.500.000,- per tahun. Tetapi, dengan termin baru
ini diperkirakan piutang tidak tertagih juga meningkat menjadi 2%.
Diharapkan pelanggan 50% akan tetap membayar pada, hari ke 10
(untuk mendapatkan diskon) dan sisanya akan membayar pada hari ke
40. Dari data tersebut saudara diminta untuk:
a. Menghitung DSO lama dan yang baru!
b. Apabila perubahan termin dapat meningkatkan penjualan berapa
besar jumlah investasi pada piutang dan keuntungan sebelum pajak
akan terpengaruh?
c. Apabila perubahan termin, ternyata menurunkan jumlah penjualan,
bagaimana pengaruhnya terhadap keuntungan sebelum pajak?
d. Apabila pesaing juga mengubah termin penjualan dengan lebih
longgar lagi sehingga jumlah penjualan perusahaan tetap, tetapi
piutang yang tidak tertagih meningkat menjadi 2%; Bagaimana
pengaruhnya terhadap keuntungan perusahaan?
K E gi A t A n B E L AJ AR 4
1. Biaya Simpan
Biaya simpan merupakan biaya yang harus ditanggung perusahaan
karena perusahaan menyimpan barang di gudang. Biaya simpan ini
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.73
a. Biaya pesan
Biaya pesan merupakan biaya yang timbul karena perusahaan melakukan
pesanan kepada pemasok. Biaya pesan ini biasanya merupakan biaya tetap
(fixed cost) dan tidak dipengaruhi oleh rata-rata persediaan. Contoh biaya
pesan adalah biaya telepon yang digunakan untuk memesan barang, biaya
prangko dan biaya kirim pemesanan bila pemesanan dilakukan melalui pos
dan biaya persiapan administrasi pemesanan.
Gambar 8.6
Hubungan biaya persediaan dan EOQ
Gambar 8.6.
Dari gambar di atas nampak bahwa biaya simpan akan terus meningkat
sesuai dengan unit yang dipesan. Semakin besar unit pesanan maka jumlah
8.74 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
biaya simpan akan meningkat semakin besar. Begitu pula sebaliknya semakin
kecil unit yang pesan maka semakin kecil pula biaya simpannya.
Garis biaya pesan menunjukkan jumlah biaya yang besar untuk setiap
unit pemesanan yang kecil, tetapi terus menurun sesuai dengan kenaikan
jumlah unit yang dipesan. Biaya pesan ini bentuknya akan asimtotis terhadap
sumbu jumlah biaya (Rp) dan sumbu jumlah unit yang dipesan.
Garis total biaya persediaan dari titik maksimum akan menurun
mengikuti penurunan biaya pesan, kemudian sampai titik tertentu total biaya
persediaan akan naik mengikuti kenaikan biaya simpan. Walaupun demikian
garis total biaya persediaan tidak akan pernah berpotongan dengan garis
biaya pesan dan garis biaya simpan (asimtotis). Pada saat garis total biaya
persediaan sampai pada titik terendah menunjukkan total biaya persediaan
terendah, yaitu saat terjadi perpotongan garis biaya pesan dan garis biaya
simpan. Titik ini bila dihubungkan dengan jumlah unit yang dipesan akan
menunjukkan titik pesanan yang paling optimal, yaitu jumlah pesanan yang
memberikan biaya persediaan paling rendah. Titik inilah yang disebut dengan
titik EOQ.
Perusahaan MM merupakan distributor kaos memiliki omzet cukup
besar. Jumlah penjualan dalam satu tahun (S) sebesar 26.000 unit, persentase
biaya simpan terhadap nilai persediaan (C) 25%, harga beli kaos per unit
Rp4,92, harga jual per unit Rp9,-, biaya pesan tetap (F) Rp1000. Setiap
barang yang datang masih harus dirapikan sampai barang benar-benar siap
dijual, sehingga memerlukan biaya tambahan untuk tenaga kerja ini sebesar
Rp 1000,- . Dari data-data tersebut maka dapat dihitung EOQ perusahaan ini :
Dengan tingkat EOQ sebesar 6.500 unit dan jumlah penjualan dalam satu
tahun 26.000 unit sehingga pemesanan akan dilakukan sebanyak 26.000/6500
= 4 kali dalam satu tahun. Rata-rata penjualan dalam satu minggu adalah
26.000/52 = 500 unit per minggu. Rata-rata persediaan yang ada dalam
perusahaan adalah EOQ/2 = 6500/2 = 3250, harga beli per unit Rp4,92.
Sehingga rata-rata dana yang tertanam dalam persediaan adalah 3.250 X
Rp4,29 = Rp16.000,-
⚫ EKMA5205/MODUL 8 8.75
Keterangan:
TIC = total biaya persediaan
TCC = total biaya simpan
TOC = total biaya pesan
C = persentase biaya simpan
S = total penjualan dalam satu tahun
P = harga beli per unit
F = biaya pesan (fixed)
Q = besarnya EOQ (persediaan optimal)
Gambar 8.7
Jumlah Persediaan
Gambar 8.7.
Tabel 8.2
Probabilitas Jumlah Penjualan
0 0,1
500 0,2
1000 0,4
1501 0,2
2001 0,1
1000 1,0
Dari Tabel 8.2 terlihat bahwa, bila perusahaan tidak memiliki persediaan
besi, penjualan perusahaan selama waktu menunggu datangnya pesanan
memiliki tingkat penjualan sampai dengan 1000 unit, perusahaan masih
aman. Perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya kehabisan persediaan.
8.80 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
4. Inflasi
Inflasi yang terjadi akan meningkatkan nilai persediaan. Dalam asumsi
penghitungan EOQ, biaya simpan akan meningkat. Dengan tingkat inflasi
yang meningkat akan menyebabkan tingkat bunga juga meningkat, sehingga
akan menyebabkan biaya simpan (C) juga meningkat, sehingga EOQ akan
menurun dan rata-rata persediaan juga menurun.
Perubahan tingkat inflasi biasanya tidak akan berpengaruh secara nyata
(signifikan) terhadap perubahan biaya persediaan secara menyeluruh.
Perubahan nilai persediaan akan diikuti oleh perubahan tingkat bunga.
Perubahan tingkat bunga biasanya lebih besar daripada perubahan nilai
persediaan, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perubahan tingkat inflasi
tidak akan berpengaruh terhadap nilai persediaan secara keseluruhan.
8.82 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
5. Permintaan Musiman
Penentuan jumlah persediaan yang selalu sama besar untuk setiap tahun
akan menjadi tidak realistis bila perusahaan menghadapi permintaan
musiman. Yang dimaksud dengan permintaan musiman adalah pada waktu-
waktu tertentu perusahaan menghadapi permintaan yang cukup tinggi, tetapi
pada waktu yang lain permintaan sangat kecil. Contoh, perusahaan garmen,
pada bulan-bulan menjelang hari raya Lebaran, maka akan menghadapi
permintaan yang sangat besar, karena biasanya orang akan banyak membeli
baju untuk berlebaran. Setelah lebaran permintaan akan menurun drastis atau
bahkan mungkin tidak ada permintaan.
Karena fluktuasi permintaan berubah secara drastis maka perusahaan
dapat mengantisipasi dengan memiliki tingkat persediaan yang lebih banyak
menjelang menghadapi permintaan yang melonjak (menjelang lebaran) dan
mengurangi persediaan pada waktu permintaan sepi (setelah lebaran).
Dengan demikian jumlah persediaan di dalam perusahaan untuk sepanjang
tahun tidak sama tetapi jumlah persediaan akan berfluktuasi sesuai dengan
fluktuasi permintaan konsumen (musiman).
6. EOQ Range
Jumlah EOQ yang telah ditentukan pada perhitungan terdahulu
menunjukkan bahwa EOQ hanya ada dalam satu titik saja (single estimate).
Sebenarnya penyimpangan jumlah pemesanan yang sedikit dari EOQ dapat
tidak mempengaruhi jumlah biaya persediaan, atau bila berpengaruh hanya
kecil sekali. Untuk mengetahui tingkat penyimpangan atau sensitivitas dari
EOQ yang tidak berpengaruh banyak dengan jumlah biaya persediaan dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 8.3
Analisis sensitivitas EOQ
Dari Tabel di atas, terlihat bahwa penyimpangan yang kecil belum tentu
menyebabkan jumlah biaya persediaan yang kecil. Tetapi untuk kasus
perusahaan ini, kenaikan jumlah biaya yang ditanggung perusahaan akan
kecil bila perusahaan melakukan pemesanan antara 6.000 unit sampai 7000
unit. Bila perusahaan memesan sejumlah 6000 unit maka ada kenaikan biaya
sebesar Rp23,- dan bila pemesanan sebesar 7000 unit maka ada kenaikan
biaya persediaan sebesar Rp19,-. Bila pemesanan dilakukan lebih besar atau
lebih kecil dari antara 6000 –7000 unit akan menyebabkan kenaikan biaya
persediaan yang jauh lebih besar, seperti yang terlihat dalam Tabel 8.3 .
LATIHAN
Semua jawaban latihan ada dalam uraian Kegiatan Belajar 4. Baca uraian
dengan baik dan teliti, pahami maknanya, maka semua pertanyaan dalam
latihan akan dapat terjawab dengan baik. Bila Anda tetap tidak dapat
8.84 MAnAJEMEn KEUAngAn ⚫
menjawab dengan baik, baca uraian Kegiatan Belajar 4 sekali lagi. Bila
masih tetap tidak dapat menjawabnya, tanyakan pada staf pengajar yang
ditunjuk pada sesi tatap muka.
RA N GK U MA N
2(F)( S)
EOQ =
(C)( P)
T E S F OR M A T IF 4
Daftar Pustaka
Bodie, Zvi and Robert C. Merton. (2000). Finance. New Jersey: Prentice
Hall.
Viscione, Jerry A. (1986). “How Long Should You Borrow Short Term”.
Harvard Business Review, 20 – 24.