Anda di halaman 1dari 10

1

MANAJEMEN MODAL KERJA

 PENGERTIAN MODAL KERJA


 Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku,
pembayaran upah buruh, membayar utang, dan pembayaran-
pembayaran lainnya disebut Modal Kerja.

 Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki


perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus
tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

 Modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka


pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang
dagang, dan persediaan. Modal kerja merupakan salah satu unsur
aktiva yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa modal
kerja, perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk
menjalankan aktivitasnya.

Pengertian modal kerja dapat dilihat dari 3 konsep, yaitu :

1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari dana
yang tertanam dalam aktiva lancar atau semua unsur/eleman
yang ada dalam aktiva lancar. Modal kerja dalam konsep ini
disebut Modal Kerja Bruto (Gross Working Capital)

2. Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar
di atas utang lancar atau selisih antara aktiva lancar dengan
utang lancar. Modal kerja menurut konsep ini disebut Modal
Kerja Bersih (Net Working Capital)

3. Konsep Fungsional
Konsep ini lebih menitikberatkan pada fungsi dari dana dalam
menghasilkan penghasilan langsung atau current income.
Pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang
digunakan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu untuk
menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya
perusahaan.
2

o JENIS-JENIS MODAL KERJA


Jenis-jenis modal kerja dapat digolong sebagai berikut :
I. Modal kerja permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal
kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang
secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha
perusahaan. Permanent working capital ini dapat dibedakan dalam
2 macam, yaitu:
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah
modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usahanya.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah
modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas
produksi yang normal.

II. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital), yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Modal kerja ini dibedakan dalam 3 macam, yaitu:
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital), yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-rubah disebabkan karena
fluktuasi musim.
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital), yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi
konyungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya, seperti adanya
pemogokan buruh, bencana alam (banjir, gempa bumi),
perubahan keadaan yang mendadak.
3

 Hasi
l
survey menunjukkan bahwa sebagan besar waktu manajer tersita untuk
kegiatan operasi perusahaan dari hari ke hari, yang kurang lebih dapat
diartikan sebagai manajemen modal kerja.
 Umumnya lebih separuh dari total aktiva perusahaan merupakan aktiva
lancar. Sebagai bagian investasi yang besar dan mudah diuangkan,
maka aktiva lancar memerlukan perhatian yang seksama dari manajer
keuangan. Karena bagaimanapun aktiva lancar mempunyai pengaruh
yang sangat besar dalam menjalankan bisnis.
 Kesalahan dalam manajemen aktiva lancar dapat mengakibatkan
kegagalan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan
keputusan strategis yang tepat dalam hal investasi modal kerja.
 Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Walaupun
perusahaan dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya melalui sewa
beli atau leasing peralatan, mesin-mesin, dan sebagainya, mereka tidak
dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan persediaan.
 Adanya hubungan yang langsung antara pertumbuhan penjualan
dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Peningkatan
penjualan akan membutuhkan tambahan persediaan, dan mungkin juga
tambahan kas.
 Dalam memberikan kredit, kreditur sangat memperhatikan bagaimana
perusahaan mengelola aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.
Kegagalan dalam mengelola modal kerja akan mempengaruhi
perusahaan.

 KEBIJAKAN MODAL KERJA


Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh
perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan
berbagai alternatif sumber dana. Kebijakan modal kerja apa yang
harus diambil oleh perusahaan tergantung pada seberapa besar
manajer berani mengambil risiko. Kebijakan modal kerja yang biasa
dilakukan perusahaan adalah :

1. Kebijakan Konservatif
Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan
rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak
menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber
dana jangka pendek. Kebijaksanaan ini disebut konservatif (hati-
hati), karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo
yang lama, sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam
pelunasan kembali artinya perusahaan mempunyai tingkat
keamanan atau margin of safety yang besar.

2. Kebijakan Moderat
Pada kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai
setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama
dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya aktiva
yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja
permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan
aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai
dengan sumber dana jangka pendek.
4

Kebijakan ini didasarkan atas prinsip matching principle yang


menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya
disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan. Bila dana
yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya
didanai dengan sumber dana jangka pendek, demikian pula kalau
dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaiknya
didanai dengan sumber dana jangka panjang.

3. Kebijakan Agresif
Kebijakan agresif menunjukkan bahwa sebagian kebutuhan
dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana
jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani
menanggung risiko yang cukup besar. Tujuannya adalah
mengejar profitabilitas yang lebih besar.

 PENENTUAN KEBUTUHAN MODAL KERJA

Untuk menentukan besarnya kebutuhan modal kerja, bisa


digunakan beberapa metode yaitu :

1. Metode keterikatan dana


Berdasarkan metode keterikatan dana, ada 2 faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya kebutuhan modal kerja :
a. Periode terikatnya modal kerja, yaitu jangka waktu yang
diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen
modal kerja sampai menjadi kas lagi.
b. Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari, yaitu merupakan
pengeluaran kas rata-rata setiap hari, misalnya untuk
keperluan pembelian bahan baku, pembelian bahan penolong,
pembelian barang dagangan, pembayaran upah tenaga kerja,
pembayaran biaya administrasi, biaya pemasaran, dan biaya-
biaya tunai lainnya.

2. Metode perputaran modal kerja


Kebutuhan modal kerja ditentukan dengan cara
menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk
modal kerja , seperti perputaran kas, perputaran
piutang, perputaran persediaan, dan lain-lain.

3. Metode cash flow


Metode ini mendasarkan pada aliran kas masuk (Cash
Inflow/CIF) dan aliran kas keluar (Cash Outflow/COF).
Kelebihan CIF di atas COF disebut aliran kas masuk bersih Net
Cash Inflow (NCIF). Perhitungan NCIF ini dilakukan setiap
bulan. Jika NCIF negatif, berarti perusahaan memerlukan
tambahan modal kerja. Metode ini tidak lain adalah penentuan
modal kerja dengan menggunakan Budget Kas.
5

SOAL-SOAL LATIHAN

1. PT. LAMO TAK BASUO, JAKARTA, menghasilkan produk Hexa rata-rata per hari
sebanyak 125 unit. Untuk menghasilkan setiap unit produk Hexa, dibebankan biaya-
biaya sebagai berikut :
a. Biaya bahan baku Rp 24.500,00
b. Biaya tenaga kerja langsung Rp 15.000,00
c. Biaya overhead pabrik Rp 18.500,00
Biaya administrasi dan umum setiap bulannya dikeluarkan perusahaan sebesar
Rp220,5 juta dan biaya pemasaran Rp174,5 juta.
Untuk membeli bahan baku, perusahaan memberikan uang muka/persekot kepada
pemasok bahan baku rata-rata setengah bulan (15 hari) sebelum bahan diterima.
Proses produksi membutuhkan waktu 2 hari. Barang disimpan di gudang/toko rata-
rata selama 3 hari sebelum terjual. Penjualan dilakukan secara kredit, di mana
pembayaran terkumpul rata-rata 1 bulan (30 hari) setelah penyerahan barang.
Untuk menghadapi pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga, perusahaan
menetapkan persediaan kas minimal sebesar Rp75 juta. Dalam satu bulan, perusahaan
beroperasi rata-rata selama 25 hari.
Berdasarkan data di atas, Anda diminta menghitung berapa kebutuhan modal kerja
perusahaan tersebut.

2. PT. DEWA DEWI, Bandung, setiap bulan menghasilkan produk Altron rata-rata
sebanyak 42.000 unit. Untuk menghasilkan setiap unit produk Altron dibutuhkan
bahan baku tepung terigu sebanyak 2,5 Kg. Harga tepung terigu per Kg Rp2.800,00.
Proses produksi produk Altron membutuhkan waktu 5 hari. Produk disimpan
digudang/toko rata-rata selama 15 hari sebelum terjual. Penjualan dilakukan secara
kredit, di mana pembayaran terkumpul rata-rata selama satu bulan (30 hari) setelah
penyerahan barang. Biaya tenaga kerja langsung per unit produk sebesar Rp8.500,00
dan biaya overhead pabrik sebesar Rp5.600,00. Biaya administrasi dan umum setiap
bulan yang dikeluarkan perusahaan rata-rata sebesar Rp126,5 juta, biaya pemasaran
Rp60,25 juta, dan biaya-biaya tunai lainnya sebesar Rp17,25 juta. Untuk menghadapi
pengeluaran-pengeluaran yang tak terduga, perusahaan menetapkan persediaan kas
minimal sebesar Rp30 juta. Dalam satu bulan, perusahaan ini bekerja penuh selama
30 hari.
Berdasarkan data di atas, Anda diminta menghitung berapa kebutuhan modal kerja
perusahaan tersebut ?

3. PT. KIKO FATMALO, PONTIANAK, pada tahun 2014 akan mempertimbangkan


tiga alternatif kebijakan mengenai modal kerjanya yaitu :
a. Kebijakan konservatif dengan jumlah aktiva lancar 40% dari total penjualan
b. Kebijakan moderat dengan mempertahankan jumlah aktiva lancar 30% dari total
penjualan
c. Kebijakan agresif dengan jumlah aktiva lancar 20% dari total penjualan
Total penjualan tahun 2013 sebesar Rp5.800 juta dan menurut perkiraan pada tahun
2014 akan meningkat sebesar 40%. Perusahaan akan tetap mempertahankan Debt
Ratio sebesar 40%. Jumlah aktiva tetap tahun 2014 diperkirakan sebesar Rp2.200
juta. Perkiraan Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tahun 2014 sebesar 20%
dari total penjualan. Bunga atas modal asing 18 % dan beban pajak 30 %.
Pertanyaan :
Kebijakan manakah yang sebaiknya ditempuh perusahaan pada tahun 2014
berdasarkan pertimbangan Return On Equity (ROE)?
6

4. PT. MARIO EVO, Bandung, mempunyai data aktiva lancar selama dua tahun terakhir
sebagai berikut :
(Dalam jutaan rupiah)
Keterangan Per 31 Des. 2013 Per 31 Des 2014
Kas 385,5 406,4
Efek 200,0 0
Piutang Dagang 750,3 963,2
Persediaan Barang 1.384,0 1.735,2
Biaya Dibayar Dimuka 0 105,5
Total penjualan bersih tahun 2015 diperkirakan naik sebesar 50% dibanding tahun
2014.

Pertanyaan :
1. Berapa jumlah modal kerja yang optimal tahun 2014?
2. Berapa proyeksi kebutuhan modal kerja (bruto) perusahaan tahun 2015?
3. Hitunglah Efisiensi Modal Kerja perusahaan (Working Capital Turnover
dan Return on Working Capital) tahun 2013 dan 2014, jika diketahui :

Tahun 2013 Tahun 2014


1. Penjualan Bersih Rp 6,3 Miliar Rp 7,5 Miliar
2. Laba Operasi Sebelum-
Bunga dan Pajak (EBIT) Rp 750 juta Rp 980 juta
3. Utang Lancar Rp 1,85 Miliar Rp 2,25 Miliar
7

JAWABAN

Jawaban no 1
 Periode terikatnya dana dalam Bahan Baku:
1. Uang Muka kepada pemasok bahan baku = 15 hari
2. Proses produksi produk Hexa = 2 hari
3. Produk tersimpan di gudang/toko = 3 hari
4. Jangka waktu penerimaan piutang = 30 hari +
Jumlah……………………………………….= 50 hari

 Periode terikatnya dana dalam Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead
Pabrik (BOP), Biaya Administrasi dan Umum, dan Biaya Pemasaran:
1. Proses Produksi produk Hexa = 2 hari
2. Produk tersimpan di gudang/toko = 3 hari
3. Jangka waktu penerimaan piutang = 30 hari +
Jumlah……………………………………… = 35 hari

 Kebutuhan Modal Kerja :


1. Biaya Bahan Baku :
125 unit × Rp24.500,00 × 50 hari……..……. = Rp153.125.000,00
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung :
125 unit × Rp15.000,00 × 35 hari …………… = Rp 65.625.000,00
3. Biaya Overhead Pabrik :
125 unit × Rp18.500,00 × 35 hari …………… = Rp 80.937.500,00
4. Biaya Administrasi Umum & Pemasaran :
(220,5 Juta + 174,5 Juta) ÷25 hari × 35 hari… = Rp553.000.000,00
5. Persediaan minimal …………………………. = Rp 75.000.000,00 +
Jumlah Kebutuhan Modal Kerja ………… = Rp927.687.500,00

Jawaban No 2
 Periode Terikatnya dana dalam bahan baku :
1. Proses Produksi = 5 hari
2. Produk tersimpan di gudang/toko = 15 hari
3. Jangka waktu penerimaan piutang = 30 hari +
Jumlah = 50 hari

 Periode terikatnya dana dalam Biaya Tenaga Kerja Langsung, Biaya Overhead
Pabrik (BOP), Biaya Administrasi dan Umum, dan Biaya Pemasaran:
1. Proses Produksi produk Altron = 5 hari
2. Produk tersimpan di gudang/toko = 15 hari
3. Jangka waktu penerimaan piutang = 30 hari +
Jumlah……………………………………… = 50 hari

 Kebutuhan Modal Kerja :


1. Biaya Bahan Baku :
42.000 unit × 2,5 Kg × Rp2.800,00 × 50 hr/30 hr = Rp490.000,000,00
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung :
42.000 unit × Rp8.500,00 × 50 hr/30 hr = Rp595.000.000,00
3. Biaya Overhead Pabrik :
42.000 unit × Rp5.600,00 × 50 hari/30hr = Rp392.000.000,00
4. Biaya Administrasi & Umum
(Rp126,5 jt + 60,25 Jt + 17,25 jt) ÷30 hari ×50 hari = Rp210.833.333,00
5. Persediaan Minimal = Rp 30.000.000,00 +
Jumlah Kebutuhan Modal Kerja = Rp1.847.000.000,00
8

Jabawan No 3
 Perkiraan penjualan tahun 2014 (naik sebesar 40%) :
140 % × Rp5.800 Juta atau Rp5.800 Juta + (40% × Rp5.800 Juta) = Rp8.120 Juta
 Perkiraan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) tahun 2014 sebesar 20% dari total
Penjualan :
20% × Rp8.120 Juta = Rp1.624 Juta
 ROE = (EAT ÷ Modal Sendiri) × 100 %
(Rentabilitas Modal Sendiri)
Debt Ratio (Rasio Utang) = (Total Hutang ÷ Total Aktiva ) × 100 %

Kebijakan Konservatif Kebijakan Moderat Kebijakan Agresif


Keterangan (Aktiva Lancar 40% dr (Aktiva Lancar 30% dr (Aktiva Lancar 20% dr
Penjualan) Penjualan) Penjualan)
Aktiva Lancar 40 % × 8.120 = 3.248 30 % × 8.120 = 2.436 20% × 8.120 = 1.624
Aktiva Tetap 2.200 2.200 2.200
Total Aktiva 5.448 4.636 3.824
Debt Ratio 40% :
Total Utang (40%) 40% × 5.448 = 2.179,2 40% × 4.636 = 1.854,4 40% × 3.824 = 1.529,6
Modal Sendiri (60%) 60% × 5.448 = 3.268,8 60% × 4.636 = 2.781,6 60% × 3.824 = 2.294,4
EBIT 1.624 1.624 1.624
Bunga (Interest) 18% 18% × 2.179,2 = 392,256 18% × 1.854,4 = 333,792 18% × 1.529,6 = 275,328
Laba Sebelum Pajak 1.231,744 1.290,208 1.348,672
Pajak 30% 369,5232 387,0624 404,6016
Laba Setelah Pajak 862,2208 903,1456 944,0704
(EAT)
ROE
EAT× 100% (862,2208÷3.268,8) (903,1456÷2.781,6) (944,0704÷2294,4) ×
Modal Sendiri ×100% = 26,38 % ×100% = 32,4 % 100% = 41,15%

Kesimpulan : Dalam menentukan kebijakan modal kerjanya tahun 2014. Perusahaan


sebaiknya menempuh kebijakan Agresif, yaitu menempatkan jumlah aktiva lancar
sebesar 20% dari total penjualan, karena kebijakan ini ternyata menghasilkan ROE
tertinggi, yaitu sebesar 41,15%

Jawaban No 4
 Tingkat perputaran masing-masing komponen aktiva lancar (Modal Kerja Bruto) :
1. Tingkat Perputaran Kas dan Setara Kas :
Penjualan = Penjualan
Rata-rata Kas (Kas Awal Tahun + Kas Akhir Tahun) : 2
7.500 Juta ÷ ((385,5 Juta + 406,4 Juta) : 2) = 7.500 Juta ÷ 395,95 Juta = 18,94 Kali

2. Tingkat Perputaran Surat Berharga (Efek) :


Penjualan = Penjualan
Rata-rata Efek (Efek Awal Tahun + Efek Akhir Tahun)
7.500 Juta ÷ 200 Juta = 37,5 Kali

3. Tingkat Perputaran Piutang Dagang :


Penjualan = Penjualan
Rata-rata Piutang. Dagang (PD Awal Tahun + PD Akhir Tahun) : 2
7.500 Juta ÷ ((750,3 Juta + 963,2 Juta) : 2) = 8,75 Kali

4. Tingkat Perputaran Persediaan Barang :


Penjualan = Penjualan
Rata-rata Persediaan Barang (PB Awal Tahun + PB Akhir Tahun) : 2
7.500 Juta ÷ ((1384,0 Juta + 1735,2 Juta ) : 2) = 4,81 Kali

5. Tingkat Perputaran Biaya Dibayar Dimuka :


Penjualan = Penjualan
Rata-rata BDM (BDM Awal Tahun + BDM Akhir Tahun)
9

7.500 Juta ÷ 105,5 Juta = 71,09 Kali

 Periode Terikatnya Dana Dalam Aktiva Lancar (Modal Kerja Bruto) :


1. Kas = 360 hari  1 Tahun ÷18,94 = 19,01 Hari
2. Surat-surat Berharga (Efek) = 360 hari ÷ 37,5 = 9,60 Hari
3. Piutang Dagang = 360 hari ÷ 8,75 = 41,14 Hari
4. Persediaan Barang = 360 hari ÷ 4,81 = 74,84 Hari
5. Biaya Dibayar Dimuka = 360 hari ÷ 71,09 = 5,06 Hari (+)
Jumlah = 149,65 Hari

 Tingkat Perputaran Modal Kerja :


360 ÷ 149,65 = 2,41 Kali (1 tahun)

1. Jumlah Modal Kerja Yang Optimal Tahun 2014 :


Penjualan Tahun 2014 ÷ Tingkat Perputaran Modal Kerja
Rp7.500 Juta ÷ 2,41 = Rp3.112,033 Juta
(3.210,3 > 3.112,033)  Tidak optimal.

2. Proyeksi Kebutuhan Modal Kerja Tahun 2015 :


Proyeksi Penjualan Tahun 2015 ÷ Tingkat Perputaran Modal Kerja
(150 % × Rp7.500 Juta) ÷ 2,41 = Rp4.668,050 Juta

3. Efisiensi Modal Kerja Tahun 2013 dan 2014


Rasio Modal Kerja Tahun 2013 Tahun 2014
1. Working Capital Turnover 6.300 Juta 7.500 Juta
(2.719,8 Juta – 1.850 Juta) (3210,3 Jt – 2.250 Jt)
Net Sales = 7,24 Kali = 7,81 Kali
Current Assets – Current
Liabilities Setiap Rp1,00 Modal Setiap Rp1,00 Modal
(Makin Tinggi, Makin Baik) Kerja Bersih, mampu Kerja Bersih, mampu
menghasilkan penjualan menghasilkan penjualan
Bersih sebesar Rp7,24 Bersih sebesar Rp7,81
2. Return on Working Capital 750 Juta 980 Juta
------------------- × 100 % -------------- × 100%
EBIT × 100 % 2.719,8 Juta 3.210,3 Juta
Current Assets = 27,58 % = 30,53 %
(Makin tinggi, Makin Baik)
Setiap Rp1,00 Modal Setiap Rp1,00 Modal
Kerja Bruto (Aktiva Kerja Bruto (Aktiva
Lancar), mampu Lancar), mampu
menghasilkan Laba menghasilkan Laba
Sebelum Bunga dan Pajak Sebelum Bunga dan
sebesar Rp0,2758 atau 0,28 Pajak sebesar 0,3053 atau
(dibulatkan) 0,31 (dibulatkan)
10

SOAL LATIHAN
PT. Yuna Sharo, Jakarta mempunyai data aktiva lancer per 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2014 sebagai berikut :

(Angka Dalam Jutaan Rupiah)


Keterangan Per 31 Desember 2013 Per 31 Desember 2014
Kas dan Setara Kas 304,5 750,2
Efek - 122,3
Piutang Usaha 1.247,7 1.616,4
Piutang Lain-lain 282,5 354,3
Persediaan Bahan Baku 430,9 650,8
Persediaan Barang Dalam Proses 630,4 990,4
Persediaan Barang Jadi 2.340,1 2.890,6
Supplies Kantor 195,3 206,4
Beban dibayar Dimuka 150,2 -
Pertanyaan :
1. Berapa jumlah modal kerja yang optimal tahun 2014?
2. Berapa proyeksi kebutuhan modal kerja (bruto) perusahaan tahun 2015, apabila
penjualan bersih tahun 2015 diperkirakan meningkat sebesar 60%?
3. Hitunglah Efisiensi Modal Kerja perusahaan (Working Capital Turnover
dan Return on Working Capital) tahun 2013 dan 2014, jika diketahui :

Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014


Penjualan Bersih (Net Sales) Rp32,6 Miliar Rp45,8 Miliar
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) Rp3,49 Miliar Rp6,92 Miliar
Utang Lancar Rp4,45 Miliar Rp5,12 Miliar

Anda mungkin juga menyukai