Anda di halaman 1dari 23

Annisya Eka Putri 1810631030199

Fakhrur Rozi Siswanto 1810631030188


Lia Aqsha Maulla 1810631030144
Sri Muryani 1810631030170
MANAJEMEN
MODAL KERJA
PENGERTIAN
MANAJEMEN MODAL KERJA
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang
memiliki jangka waktu yang pendek. Dengan kata lain Modal Kerja
merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva
jangka pendek, seperti kas, surat berharga, piutang, persediaan, dan
aktiva lancar lainnya.
TUJUAN
MANAJEMEN MODAL KERJA
Manajemen modal kerja memiliki beberapa tujuan yaitu :
1. Dalam rangka pemenuhan profitabilitas bagi perusahaan
2. Adanya ketersediaan modal kerja maka perusahaan akan mampu
membayar kewajiban sesuai dengan waktu yang ditentukan
3. Untuk mengoptimalkan aktiva lancar dalam peningkatan
penjualan dan profit
4. Sebagai proteksi bila krisis modal kerja melanda dikarenakan nilai
aktiva lancar yang fluktuatif
SUMBER MODAL KERJA

Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva
dan kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat
digunakan:
1. Hasil operasi perusahaan
2. Keuntungan penjualan surat berharga
3. Penjualan saham
4. Penjualan aktiva tetap
5. Memperoleh pinjaman
6. Dana hibah
KONSEP MODAL KERJA

KONSEP KUANTITATIF KONSEP KUALITATIF KONSEP FUNGSIONAL


Modal kerja menurut konsep Menurut konsep kualitatif, Modal Modal kerja menurut konsep fungsional
kuantitatif adalah jumlah keseluruhan Kerja adalah kelebihan aktiva lancar di adalah modal kerja yang terdiri dari
dari aktiva lancar. Unsur-unsur dari atas hutang lancar. Modal kerja modal kerja riil dan modal kerja
modal kerja kuantitatif meliputi kas, dihubungkan dengan besarnya hutang potensial. Modal yang digunakan untuk
sekuritas, piutang dan persediaan. lancar yang harus dilunasi. Sebagian aktiva menghasilkan current income atau
lancar yang dipergunakan adalah hutang konsep yang berdasarkan pada fungsi
dagang, hutang wesel, hutang pajak, dan dana yang digunakan untuk memperoleh
sebagian yang digunakan untuk pendapatan baik pendapatan saat ini
membelanjai kegiatan operasi perusahaan. maupun pendapatan pada masa yang
datang.
JENIS-JENIS
MANAJEMEN MODAL
KERJA
Menurut WB. Taylor dan Bambang Rianto (1995) Modal Kerja yang
perlu dikelola itu digolongkan dalam beberapa jenis diantaranya
modal kerja permanen, modal kerja variabel, dan modal kerja
darurat.
MODAL KERJA PERMANEN
(Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya. Bisa dibilang modal kerja inilah inti dari setiap kegiatan
pada perusahaan. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua jenis berbeda yaitu :
1. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) :
Modal kerja ini merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya.
2. Modal Kerja Normal :
Pada proses produksi normal perusahaan memerlukan modal kerja yang harus selalu ada.
Modal kerja inilah yang disebut dengan modal kerja normal.
MODAL KERJA VARIABEL
(Variable Working Capital)
Pada jenis ini modal kerja yang dimiliki perusahaan jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan keadaan. Penyebabnya perubahan ini biasanya kerana faktor
eksternal. Terdapat dua jenis bentuk berbeda pada modal kerja ini yaitu :
1. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) :
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim. Misalnya
produsen makanan olahan buah yang mengikuti musim buah atau produsen baju yang
mengikuti trend yang sedang digemari.
2. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) :
Perubahan yang terjadi pada modal kerja ini biasanya disebabkan fluktuasi konjungtur.
Sehingga sifat modal kerja ini seperti siklus yang terus berulang seperti pengaruh musim
lebaran pada harga cabai dan lainnya.
3. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) :
Berbeda dengan modal kerja variabel yang bisa diperkirakan, penyebab
perubahan modal kerja darurat tidak diketahui sebelumnya. Keadaan yang
termasuk kondisi darurat ini bisa seperti pemogokan buruh, banjir,
perobahan keadaan ekonomi yang mendadak dan lain sebagainya
KEBIJAKAN MODAL KERJA

Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam mencapai


tujuannya. Untuk mencapai tujuan perusahaan, kebijakan dalam
pengelolaan Manajemen Modal Kerja juga berbeda. Menurut Martono
dan D. Agus Harjito, ada tiga tipe kebijakan modal kerja yang
kemungkinan digunakan oleh perusahaan.
• Kebijakan Konservatif
Kebijakan konservatif merupakan kebijakan modal kerja yang dilakukan
secara hati-hati. Pada kebijakan ini, modal kerja permanen dan sebagian
modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

• Kebijakan Agresif
Kebijakan agresif merupakan kebijakan yang sebagian modal kerja
permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang sedangkan
sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel dibelanjai dengan
sumber dana jangka pendek.

• Kebijakan Moderat
Kebijakan moderat merupakan kebijakan yang mencerminkan manajemen
modal kerja yang konservatif dan agresif. Kebijakan ini memisahkan secara
tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang sifatnya tetap dibelanjai dengan
sumber modal yang permanen (saham) atau sumber dana yang berjangka
panjang (obligasi).
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
JUMLAH MODAL KERJA

Modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa
factor sebagai berikut:
 Sifat atau tipe dari perusahaan
 Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan
dijual serta harga persatuan dari barang tersebut
 Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
 Syarat penjualan penjualan
 Tingkat perputaran persediaan
PENGGUNAAN MODAL KERJA

Penggunaan modal kerja menurut Kasmir ( 2012: 258)


1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya
Maksudnya dari pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainya,
perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah dan biaya
operasi perusahaan lainnya yang digunakaan untuk menunjang penjualan.
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan
Maksudnya pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagaan adalah pada
sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakaan untuk proses produksi dan
pembelian barang dagaan untuk di jual kembali.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga
Maksudnya menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga adalah pada saat
perusaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan
mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.

4. Pembentukan dana
Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam
jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiunan, dana ekspansi, atau dana
pelunasaan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari
aktiva lancar menjadi aktiva tetap.

5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin )


Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang seperti pembelian tanah,
bangunan, kendaraan dan mesin. Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya
aktiva lancar dan timbulnya utang lancar.
PERPUTARAN MODAL KERJA

Modal Kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam


perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan
usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turn over )
dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen -
komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.
CONTOH SOAL PERPUTARAN MODAL KERJA:

Jumlah penjualan netto suatu perusahaan adalah Rp. 8 Miliar, aset


lancar yang dimiliki Rp. 2,4 Miliar, sedangkan utang lancar yang
dimiliki hanya sekitar Rp. 1 Miliar. Maka perputaran modal kerja
adalah….
WCTR = Penjualan : (Aset Lancar - Utang Lancar)
= Rp. 8 miliar : (Rp. 2,4 miliar – Rp. 1 miliar)
= 5,17 kali.
Hal tersebut menandakan bahwa dana yang tertanam dalam
modal kerja berputar rata-rata 5,17 kali dalam satu tahun.
CONTOH SOAL
MANAJEMEN MODAL
KERJA
PT. Abadi Sentosa
Neraca
Per 31 Desember 2006
( dalam ribuan rupiah )
P.T. Abadi Sentosa
Laporan Rugi Laba
Per 31 Desember 2006
( dalam ribuan rupiah )

Penjualan 60.000.000
Harga Pokok Penjualan (41.400.000)
Laba Kotor 18.600.000
Biaya Administrasi dan Umum (6.250.000)
Laba Sebelum Bunga dan Pajak ( EBIT 12.350.000
Bunga (3.750.000)
Laba sebelum Pajak ( EBT ) 8.600.000
Pajak penghasilan 30 % (2.580.000)
Laba Bersih Setelah Pajak 6.020.000

PT. Abadi Sentosa pada tahun 2007 merencanakan menjual produknya senilai Rp. 75.000.000
Perusahaan bekerja sebulan rata-rata 30 (tiga puluh hari). Berapa besar kebutuhan modal kerja PT.
Abadi tahun 2007?
JAWABAN :
Perputaran Kas = Penjualan = Rp 60.000.000 = 130 kali
Kas Rp 461.538
Perputaran Piutang = Penjualan = Rp 60.000.000 = 31 kali
Piutang Rp 1.900.000
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan = Rp 41.400.000 = 18 kali
Persediaan Rp2.300.000
Setelah perputaran dari setiap unsur modal kerja di ketahui, selanjutnya di hitung periode terikatnya
unsur modal kerja, dan hasilnya dijumlahkan menjadi periode terikatnya modal kerja (diasumsikan 1
tahun = 360 hari).
Periode terikatnya modal kerja adalah sebagai berikut:
Kas = 360/130 = 3 hari
Piutang = 360/31 = 12 hari
Persediaan = 360/18 = 20 hari
Jumlah 35 hari
Dengan demikian periode terikatnya modal kerja secara keseluruhan adalah 35
hari, sehingga perputaran unsur modal kerja adalah 360/35 = 10 kali.
Apabila pada tahun 2007 perusahaan diperkirakan akan mampu menjual
produknya seharga Rp. 75.000.000 maka:
Kebutuhan modal kerjanya = Rp 75.000.000 = Rp. 7.500.000
10
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai