Anda di halaman 1dari 22

AL – ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI

Oleh :

Nama : dr Sigit Octariando (92220009)

Muhammad Kurniawan Rachmatullah(92220006)

Mata Kuliah : AL – ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM PASCASARJANA

TAHUN 2021
Daftar Isi

Daftar isi …… ….………………………………………………………………I


Kata Pengantar ..…..……………………………………………………………...II
Pendahuluan………………………………………………………………………III
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Isi…………………………………………………………………………………IV
Bab. 1 Pengertian Dan Definisi Pendidikan Agama Islam
Bab. 2 Landasan Hukum Pendidikan Agama Islam
Bab. 3 Psikologis AIK terhadap Mahasiswa
Bab. 4Peranan Penting AIK Dalam Perguruan Tinggi
Bab. 5Metode Pembelajaran AIK
Bab. 6 Membangun Argumen Pentingnya AIK di PT
Bab. 7Kesimpulan
Penutup…………………………………………………………………………..VI
Daftar Pustaka……...…………………………………………………………....VII
Kata Pengantar

Ucapan syukur Alhamdulillah kami berikan kepada Allah SWT yang telah mengizinkan
kami menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ucapan terima kasih pula kami berikan kepada
Bapak Dosen kami DR.Muh Mawangir, M.Ag yang telah memberikan tugas kepada kami dan
membuat kami senatiasa belajar kembali dan menelaah setiap topik yang harus kami bahas
disini.
Terima kasih pula kepada semua rekan yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini, sehingga dapat rampung dan dipersembahkan untuk menjadi bahan yang dapat
diserap ilmunya.
Kami harap makalah ini dapat menjadi penunjang untuk bab awal yang akan dibahas di
semester genap ini. Karenanya kami buat makalah ini dengan sebaik-baiknya, semoga apa yang
kami sampaikan dapat memberikan tambahan ilmu untuk sahabat semua.Untuk itu terima kasih
untuk kawan semua yang menyempatkan waktunya untuk meneliti kembali persoalan yang ada
dalam makalah ini.

Penulis
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Dalam dunia perguruan tinggi umum, AIK diharuskan untuk menjadi mata kuliah
wajib yang harus di ikuti oleh mahasiswa. Dan mungkin ada beberapa mahasiswa
yang akan merasa kenapa perlu mereka mempelajari AIK bahkan setelah mereka
berada di perguruan tinggi. Dimana hitungan psikologis seharusnya di umur ini
mereka sudah dewasa dan sudah dapat dipastikan bisa menentukan jalan hidupnya
sendiri.
Pendidikan AIK di perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi muhammadiyah
memiliki posisi strategis, menjadi ruh penggerak, dan misi utama penyelenggaraan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sesuai rumusan Majelis DIKTI PP
Muhammadiyah. Pendidikan AIK juga menjadi kekuatan PTM karena dapat menjadi
basis kekuatan spiritual, moral dan intelektual serta daya gerak bagi seluruh
civitasakademika. Keberhasilan pendidikan AIK menjadi salah satu indikator. Karena
hal inilah kenapa AIK harus ditekankan di Perguruan Tinggi.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kita merumuskan masalah betapa pentingnya AIK di
perguruan tinggi.Bukan hanya sebagai mata kuliah wajib, namun juga sebagai
pembentukan moral seorang mahasiswa untuk menjadi suri tauladan masyarakat.
Dengan begitu, mahasiswa dapat mengambil keputusan dengan mempelajari lebih
lanjut dalam bidang keagamaan.

C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa mendapatkan pengertian pentingnya AIK dalam perkuliahan
2. Mahasiswa dapat mendalami lebih lanjut materi bukan hanya yang disampaikan
dosen, melainkan teori lainnya tentang AIK
3. Mahasiswa dapat mengimplementasikan semua teori yang dipelajari dikelas untuk
kehidupannya sehari-hari.
MENGAPA DAN BAGAIMANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DIAJARKAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB I
PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian
Pendidikan ialah proses belajar untuk mengetahui pengetahuan, belajar
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok manusia yang mewariskan dari generasi ke
generasi yang melalui proses pengajaran, pelatihan dan penelitian. Agar manusia
mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan.
Agama adalah suatu ajaran yang terorganisir menurut kepercayaan, budaya serta
pandangan dunia yang saling menghubungkan manusia dengan perintah dari kehidupan.
Islam adalah agama yang mempercayai satu Tuhan yaitu Allah SWT, Islam
mempunyai arti “penyerahan” atau “berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Orang
yang mengikuti ajaran Agama Islam disebut Muslim yang mempunyai arti “Seseorang
yang tunduk kepada Allah” serta Islam juga mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan
yang berhak disembah dan Muhammad adalah Rasul serta nabi terakhir yang diutus oleh
Allah SWT ke bumi ini.
Pengertian pendidikan agama islam sendiri ialah salah satu upaya pemerintah
untuk menyiapkan siswa/mahasiswa (peserta didik) supaya lebih mengenal, memahami,
menghayati serta mengimani ajaran Islam dibarengi dengan tuntutan untuk saling
mentoleransi terhadap agama lain agar semua umat beragama bisa hidup rukun dan
tercipta rasa kesatua dan persatuan di bangsa ini.
Pendidikan Agama Islam telah diberikan dan diajarkan di Perguruan tinggi dan
sekolah laiinya pada tahun 1966, sebelum tahun itu mata kuliah ini tidak wajib diikuti
oleh mahasiswanya. Melainkan bagi beberapa mahasiswa saja yang memang berminat
untuk mempelajari lebih lanjut tentang pendidikan agama islam.
BAB II
LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Posisi Pendidikan Agama Dalam Perguruan Tinggi Umum


Pendidikan agama memiliki peranan penting dalam menyatukan nilai-nilai dalam
seluruh kegiatan pendidikan.Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai
dasar pendidikan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam (tauhid). Pandangan
manusia sebagai mahkluk jasmani dan rohani yang berpotensi untuk menjadi manusia
yang bermartabat, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi, menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,
berakhlak mulia dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri juga kepada masyarakat.
Pendidikan Agama merupakan upaya untuk menaati ketentuan Allah agar para
Mahasiswa dapat memahami ilmu-ilmu islam dalam menjalankan ketentuan-
ketentuan Allah dalam keseluruhan, Ketentuan itu adalah memahami hukum-
hukumnya yang disebut dengan ayat-ayat Khauliyyah, Makna ayat Khauliyyah
sendiri adalah Sunnatullah/hukum-hukum Allah.
Pendidikan agama diperguruan tinggi dimulai sejak tahun 1960 dengan ketetapan
MPRS NO.II/MPRS/1960 yang artinya pendidikan agama pada saat itu baru
diberikan di Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Ditetapkan dalam Undang-
undang No.22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi. Dalam Bab III pasal 9 ayat 2 sub
6, yang dijelaskan sebagai berikut:
“Pada perguruan Tinggi diberikan pendidikan agama sebagai mata pelajaran
dengan pengertian bahwa mahasiswa berhak tidak ikut serta apabila menyatakan
keberatan.”
Setelah terjadinya G30SPKI pada Tahun 1965 kemudian diadakan sidang umum
MPRS pada tahun 1966, maka saat itu status Pendidikan Agama disekolah-sekolah
berubah dan bertambah kuat,
Dengan adanya ketetapan MPRS XXVIII/MPRS/1966 Bab 1 Pasal 1 berbunyi
“Menetapkan pendidikan Agama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah mulai
dari SD sampai dengan Universitas”.
Tujuan pendidikan agama yang diberikan pada mahasiswa yaitu untuk menjadi
pribadi yang lebih baik, sholeh baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

B. Posisi Pendidikan Agama Dalam Perguruan Tinggi Umum Muhammadiyah


Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai Perguruan Tinggi
Muhammadiyah memandang perlu adanya mata kuliah khusus keagamaan sebagai
suplemen perkuliahan. Hal ini berperan untuk mewujudkan visi dan misi dari
Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Visi Pendidikan Muhammadiyah sebagai mana
tertuang dalam blue print Putusan Muktamar Muhammadiyah ke-46 tahun 2010 di
Yogjakarta, tentang Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah, yaitu:
“Terbentuknya manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia,
berkemajuan dan unggul dalam iptek sebagai perwujudan tajdid dakwah amar
makruf nahi munkar”.
Sedangkan visi Perguruan Tinggi Muhammadiyah sebagaimana dirumuskan oleh
Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah terbangunnya tata kelola
Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang baik (good governance) menuju peningkatan
mutu berkelanjutan. Pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Perguruan
Tinggi Muhammadiyah menempati posisi strategis dan bahkan menjadi ruh
penggerak dan misi utama penyelenggaraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan juga menjadi kekuatan Perguruan
Tinggi Muhammadiyah karena dapat menjadi basis kekuatan spiritual, moral, dan
intelektual bagi seluruh civitas akademika. Pendidikan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan juga sebagai identitas karakter civitas akademika Perguruan
Tinggi Muhammadiyah yaitu, sebagai muslim yang berakhlakul karimah, cerdas,
berkemajuan, memiliki jiwa kepemimpinan dan kepedulian terhadap persoalan
pribadi, umat, dan bangsa. Apabila pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
dapat berlangsung secara efektif dan dapat mencapai tujuan, maka berhasillah misi
utama penyelenggaraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan begitu juga
sebaliknya. Karena itu peningkatan mutu pembelajaran Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan yang meliputi materi, metodologi, sumber daya dosen, sumber
belajar maupun peraturan dan kebijakan pendukungnya merupakan keniscayaan.
Sejauh mana peran Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam
meningkatkan perilaku keberagamaan mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Palembang. Disinilah peran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai pembeda
antara lulusan Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai Perguruan Tinggi
Muhammadiyah dengan Universitas atau Perguruan Tinggi lainnya yang tidak
mengintegrasikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam kurikulumnya.

C. Posisi Pendidikan Agama Sebagai Bagian Dari Kurikulum


Kurikulum lebih ditekankan pada mata kuliah, termasuk dalam UUSPN
No.20/2003. Kurikulum sebaik apapun tidak dapat berjalan dengan baik tanpa
metodologi yang tepat bahwa dalam study agama tidak ada pemisah antara
‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’.
BAB III
PERAN PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN AGAMA

Pendidikan Islam memiliki peran strategis bagi pembentukan karakter peserta didik yang
sangat dibutuhkannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dimana dalam proses
keberlangsungannya, pendidikan Islam berpijak pada nilai-nilai al-Qur’an dan Hadis. Dengan
ini, pendidikan Islam merupakan pondasi penguat terhadap akhlak dan perilaku peserta didik.
Namun demikian, pendidikan Islam masih perlu pula kontribusi disiplin ilmu lain sebagai faktor
pendukung guna melangsungkan pendidikan secara konkret dan membumi. Salah satu disiplin
ilmu itu adalah psikologi.
Psikologi adalah disiplin ilmu yang mengkaji sekaligus melihat peserta didik dari sudut
pandang psikis (jiwa), dimana aspek psikis harus menjadi pertimbangan para pendidik dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan. Di antara psikologi yang bisa dijadikan sebagai landasan
pendidikan yaitu psikologi perkembangan, psikologi belajar, dan psikologi sosial. Pendidikan
harus melihat kondisi psikologi individu dalam hal ini adalah peserta didik, utamanya dalam
menyusun dan melaksanakan kurikulum sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara
optimal. Adapun dalam pendidikan Islam psikologi yang dijadikan sebagai acuan adalah
psikologi yang berwawasan pada al-Qur’an dan Hadis. Dimana akhirnya menghasilkan output
yang berorientasi ketuhanan, insan kamil bahagia di dunia dan akhirat.
BAB IV
PERANAN PENTING PAI DALAM PERGURUAN TINGGI

Mengapa AIK sangat penting untuk diajarkan di perguruan tinggi umum.Karena AIK
mempunyai tujuan dan fungsi yang sangat baik bagi mahasiswa agar rohani dan perilaku yang
tidak menyimpang dalam syariat Islam serta dapat menjadi Insan Khamil (menjadi manusia yang
sempurna).

A. Pendidikan Agama Dalam Lingkup Pendidikan Nasional


Kita sebagai warga Indonesia yang mempunyai Iman dan taqwa, serta warga
yang cinta pada tanah airnya harus menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup
bernegara dan bermasyarakat. Sepakat bahwa pendidikan Agama (Khususnya PAI)
harus kita sukseskan dalam pelaksanaan semua jenis jenjang dan jalurnya serasi serta
sejalan dengan aspirasi bangsa seperti telah digariskan dalam tiap-tiap MPR dan
undang-undang telah menjabarkan aspirasi tersebut yang telah disetujui oleh DPR dan
disahkan oleh Presiden. Sehingga menjadi dasar yuridis nasional, kita mengikat
seluruh rakyat Indonesia kedalam system pendidikan nasional.
Permasalahan yang harus kita kupas adalah bagaimana pelaksanaannya agar
pendidikan agama Islam dapat lebih jitu untuk mewujudkan generasi-generasi bangsa
yang berkualitas unggul, lahiriyah dan batiniyah.Berkemampuan tinggi dalam
kehidupan akliah dan akidah serta berbakat dalam perilaku amaliah dan muamalah.
Sehingga survive dalam arus dinamika perubahan social budaya pada masa hidupnya.
Ketahanan mental spiritual dan fisik berkat pendidikan agama kita benar-benar
berfungsi efektif bagi kehidupan generasi bangsa dari waktu ke waktu.

B. Tujuan PAI
Tujuan PAI di perguruan tinggi untuk menumbuhkan bahkan meningkatkan
keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengalaman, serta kepribadian mahasiswa tentang agama Islam sehingga mahasiswa
dapat mengembangkannya dalam hal keimanan, ketakwaannya dalam berbangsa dan
bernegara.
Sedangkan secara umum tujuan PAI terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum PAI ialah tujuan yang akan dicapai oleh para mahasiswa
dengan semua kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan baik dari pendidikan
dengan pengajaran atau dengan cara yang lain.
2. Tujuan Sementara
Tujuan sementara dalam PAI adalah tujuan yang akan dicapai oleh mahasiswa
setelah diberikan pengalaman tertentu yang direncanakan oleh kurikulum.
3. Tujuan Akhir
Tujuan Akhirnya adalah kehendak agar mahasiswa menjadi manusia-manusia
yang sempurna, dalam artian perilaku mahasiswa tidak menyeleweng dari
ajaran Islam.
4. Tujuan Operasional
Ialah tujuan praktis yang akan dicapai para mahasiswa dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu.

Jalan menuju tujuan itu tidak lain adalah melalui proses pendidikan yang berorientasi
kepada hubungan tiga arah yakni hubungan anak didik dengan Tuhannya, dengan masyarakat
dan dengan alam sekitar.
1. Hubungan dengan Tuhannya menghendaki adanya konsepsi ketuhanan yang telah
mapan dan secara pasti, dijabarkan dalam bentuk norma-norma ubudiyah mahzab
yang wajib ditaati oleh semua mahasiswa secara syar’I.
2. Hubungan dengan masyarakatnya memerlukan adanya aturan-aturan dan norma-
norma yang mengarahkan proses hubungan sesama manusia bersifat lentur dan
konfigurasi rentangan tata nilainya, tapi tidak melanggar atau merusak prinsip-
prinsip dasarnya yang absolut.
3. Hubungan dengan alam sekitar menurut adanya kaidah-kaidah yang mengatur dan
mengarahkan kegiatan manusia didik dengan bekal ilmunya dalam penggalian,
pemanfaatan dan pengolahan kekayaan yang mensejahterakan kesadaran
terhadap bahaya arus balik sanksi alam akibat pengurasan habis-habisan terhadap
kekayaan alam melebihi kapasitas alamiyahnya
Fungsi PAI

 Perkembangan, yaitu mengembangkan keimanan dan ketaqwaan mahasiswa kepada


Allah SWT yang telah diajarakan dilingkungan keluarga. Pada dasarnya, penanaman
ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Di perguruan tinggi sendiri
berfungsi untuk meningkatkan lebih lanjut dalam diri mahasiswa melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan serta ketaqwaan yang telah ditanam
sebelumnya dapat meningkat secara lebih optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
 Penanaman nilai, yaitu menjadikan mahasiswa menjadi mahasiswa yang mempunyai
pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan serta kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat.
 Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik
lingkungan fisik maupun social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan
syariat-syariat Islam.
 Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan
kelemahan mahasiswa dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
 Pencegahan, yaitu untuk mencegah hal-hal negative dari lingkungan luar atau budaya-
budaya asing yang jauh dari syariat Islam yang dapat menghambat perkembangannya
untuk menjadi manusia yang sempurna.
 Pengajaran, yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan, secara umum dan fungi Ilmu
pengetahuan itu sendiri.
 Penyaluran, yaitu untuk mengembangkan mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai
bakat khusus dibidang agama seperti dakwah, kaligrafi, dll. Agar bakat tersebut dapat
di asah sehingga bakat tersebut dapat bermanfaat bagi dirinya di masa yang akan
datang.
C. Akibat Bila PAI Dihapus di Perguruan Tinggi
Akan ada perubahan yang terjadi jika PAI dihapus dari kurikulum pendidikan
perguruan tinggi, diantaranya :
1. Berkurangnya moral kebaikan
Jika mahasiswa tidak mempunyai moral yang baik, maka para mahasiswa
dapat dipastikan mempunyai perilaku bak seorang yang jauh dari syariat
Islam. Serta mahasiswa tidak akan mempunyai sifat sopan santun, sifat
toleransi bahkan bisa sampai tidak menghargai orang yang lebih tua ataupun
orang yang lebih muda darinya, serta mahasiswa akan lebih mudah
terpengaruh oleh lingkungan-lingkungan yang kurang baik. Dan akan lebih
menyukai budaya-budaya yang jauh atau tidak diajarkan agama.

2. Religiulitas akan perlahan memudar


Mengapa demikian ? Karena mahasiswa akan lebih fokus kepada
kehidupannya sendiri (urusan dunia) ketimbang urusannya dengan Allah SWT
itupun pasti disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang islam.
BAB V
METODE PEMBELAJARAN PAI

A. Strategi Pembelajaran PAI dalam Perguruan Tinggi


Strategi pembelajaran merupakan cara-cara bagi pendidik untuk memberikan
pengertian serta pembelajaran pada seseorang yang di didik agar memungkinkan
bagi mereka untuk tau lebih jelas dalam pendidikan islam tersebut. Dan agar
tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai oleh kedua pihak. Kemudian ada
beberapa strategi yang dapat di praktikkan oleh perguruan tinggi, yakni :
1. Strategi Ekspositoris
Merupakan strategi yang dilakukan dengan cara penyampaian verbal oleh
tenaga pendidik dan menjelaskan materi secara jelas juga terperinci, sehingga
mampu membawa hasil prestasi yang positif.
2. Strategi Inquiry
Strategi ini dilakukan dengan menggunakan konsep pembelajaran yang harus
dilakukan, biasanya strategi Inquiry ini menitik beratkan pada proses
pemikiran secara kritis dan analitis, sehingga dapat memberikan jawaban dari
setiap pembahasan yang diberikan.
3. Strategi Inquiry Social
Strategi ini merupakan pembelajaran dari sekelompok orang untuk diajarkan
pada masyarakat yang biasanya dilakukan pada ajang penyuluhan social yang
terjun langsung ke lapangan.

Metode pembelajaran :
1) Ceramah, yaitu menyampaikan materi dari satu pihak yang berbicara
( sebagai tenaga pendidik) dan pihak lain sebagai pendengar (mahasiswa).
2) Demonstrasi, diberikan dengan cara memeragakan beberapa materi, missal
materi tentang sejarah perkembangan Islam maka kita buat dengan
mengadakan drama perkembangan islam.
3) Diskusi, metode ini sangat efektif bila digunakan dikalangan mahasiswa,
karena orang yang cenderung bersikap pasif dapat memberikan
pendapatnya maupun mempertanyakan materi yang tidak dikuasainya.
4) Problem solving, sebagai mahasiswa tentunya kita harus menjadi pribadi
yang aktif dalam mencermati masalah yang ada disekitar lingkungan kita.
Termasuk permasalahan dalam pembelajaran PAI maka bila ditemukan
satu titik masalah, kita bisa bermusyawarah agar mendapatkan solusi yang
terbaik dari masalah tersebut.

Teknik Pemberlajaran PAI :

Seorang dosen, guru, ataupun tenaga pengajar lainnya pasti memiliki cara
masing-masing dalam memberikan pemahamannya terhadap orang yang di
berikan pembelajaran. Untuk itu teknik pembelajaran biasanya dilakukan
dengan konsep tertentu. Bagi kelas yang memiliki mahasiswa yang aktif
biasanya dosen akan melakukan cara dengan memberikan forum diskusi
bersama agar semua pihak dapat terlibat. Begitupun bagi para mahasiswa
yang bisa dikatakan pasif, mereka akan diberikan metode pembelajaran
dengan praktikum agar mereka lebih bisa mencoba untuk aktif dan ikut
terlibat dalam sebuah pembahasan materi.

B. Menggali Model Pendekatan Pembelajaran PAI di PT.

A. Pendekatan Substansi Ajaran


1. Pendekatankajian Al-qur’an dan sejarah Islam.
Untuk memberikan pemahaman yang baik kepada orang lain, pertama kali
yang harus dilakukan oleh pendidik yakni memberikan pemahaman tentang
bagaimana Al-qur’an menjadi pedoman hidup di masyarakat karena dengan kita
mempelajari al-qur’an dan isinya diharapkan tingkah polah perilaku kita sehari-
hari itu bergantung pada al-qur’an. Begitu pula ketika kita akan membuat
keputusan, keadilan dalam al-qur’an sangatlah jelas dan jeli terhadap segala
sumber hukum yang ada di dunia ini.
Pendekatan yang kedua melalui pembelajaran sejarah.Bagaimana Islam
bisa muncul dan bagaimana Islam bisa mencapai posisi teratasnya sebagai Agama
nomor wahid di dunia ini.Tentunya sejarah perjuangan Rasulullah tidak pernah
boleh luput dari segala aspek pembelajaran terhadapa mahasiswa. Setelah
pembelajaran terhadap semua sejarah terbentuknya Islam tentunya kita
diharapkan akan menjadi seorang penerus perjuangan Islam di masa kini dan
dimasa yang akan datang.

2. Pendekatan disiplin ilmu dan kajian isi/ajaran


Disiplin dalam Islam terbagi menjadi tiga fokus yakni akidah syari’at dan
akhlak.Akidah merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan keimanan
seseorang.Syari’at adalah apa-apa yang berhubungan dengan ketentuan
hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia lainnya,
manusia dengan lingkungan dan alam sekitar. Adapun ahlak yakni, segala
tingakah laku manusia yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam.

3. Pendekatan tentang tujuan didatangkannya Syariat Islam.


Menurut Muchtar Yahya dan Fachturrahman pada tahun 1986 tujuan
didatangkannya syariat islam ada 5, yaitu :
1) Menjaga Agama, siapa yang akan menjaga nama baik agama bila bukan
muslim sendiri? Umat muslim berkewajiban untuk tetap menjaga nama
baik agama Islam didepan masyarakat, Negara ataupun dunia. Sebab
semua orang melihat agama dari kepribadian kita sendiri. Bagaimana cara
kita untuk menghormati agama akan sangat berdampak pada segala
pemikiran pihak luar tentang betapa damainya Islam saat sedang bersatu.
2) Menjaga Jiwa, tentunya jiwa yang tidak memiliki agama adalah jiwa yang
mati. Manusia adalah mahluk bertuhan, bila tidak dengan Islam manusia
akan tetap bertuhan, entah itu mentuhankan satu benda atau satu wujud
lain. Karena pada hakikatnya jiwa manusia dibuat untuk menginginkan
rasa aman. Dengan adanya agama jiwa akan senantiasa merasa terlindungi
oleh tembok yang besar. Terutama untuk Islam, jiwa seseorang sangat
dijaga dan diprioritaskan.
3) Menjaga Akal, dengan adanya pembelajaran dalam dunia islam yang tidak
hanya tentang ibadah khusus melainkan ibadah umumpun, serta segala
sesuatu tentang kehidupan. Maka manusia diajarkan untuk mengisi
akalnya dengan segala hal yang bermanfaat dan bermartabat. Dengan
demikian, akal yang dijaga akan senantiasa dapat digunakan untuk segala
bidang yang dijalani.
4) Menjaga Keturunan, Islam tentunya membutuhkan generasi penerus dalam
penyampaian perjuangan untuk agama. Keturunan yang memiliki jiwa
pejuang Islam akan bisa memperbaiki jamannya untuk selalu dekat kepada
Allah SWT dan Rasulnya.
5) Menjaga Harta, harta dan tahta akan menjadi sangat bermanfaat bila dijaga
dengan syariat Islam. Manusia akan memiliki batasannya sendiri bila tau
mana yang haram dan mana yang halal. Dengan begitu harta akan
senantiasa terjaga dari segala kemaksiatan yang akan merugikan kita
diakhirat kelak.

B. Pendekatan “proses” pembelajaran Agama


Terdapat 5 kaidah induk yang wajib dikuasai mahasiswa muslim, menurut
Muhktar Yahya dan Fachturrahman 1986, yakni:
1. Al-Umuru bi maqashidiha (Segala urusan bergantung pada tujuannya). Niat
merupakan modal utama untuk kita menjalankan sesuatu, hendaklah selalu
berniat untuk mendekatkan diri kepada allah ketika ingin melakukan amal
shalleh, bukan untuk riya ataupun segala macamnya.
2. Al-Yaqinu la yazulu bisy-syak (Keyakinan tidak dapat dihapus dengan
keraguan). Jika anda telah melakukan sesuatu dan ragu terhadap sesauatu
yang lainnya, maka hendaklah anda yakin terhadap hal yang memang benar
sudah dilakukan.
3. Al-Masyaqqatu tajlibut taysir ( kesukaran itu menarik kemudahan). Agama
Islam adalah agama yang memberikan kemudahan dalam segala sesuatunya
untuk dijalankan oleh manusia. Misalnya saja kita bisa merubah posisi shalat
ketika kita memang sedang sakit dan tidak bisa menjalankan shalat dengan
posisi yang sempurna (berdiri).
4. Adh-Dhararu yuzalu (kemudaratan itu harus dilenyapkan). Segala hal yang
merugikan diri sendiri ataupun orang lain memang sudah sewajibnya
dimusnahkan. Koruptor, percurangan dalam bisnis, dan kejahatan lainnya
yang merugikan banyak pihak.
5. Al-Adatu Muhakkamah (adat kebiasaan itu ditetapkan sebagai hukum). Ketika
apa yang sudah menjadi kebiasaan di budaya kita, maka itu akan menjadi
hukum yang berlaku tanpa persyaratan apapun.
Bab VI.
MEMBANGUN ARGUMEN PENTINGNYA PAI DI PT

Pada dasarnya tujuan dari hidup seorang muslimah adalah untuk mengabdi pada Allah
SWT karena pengabdian adalah bentuk realisasi dari keimanan dan di aplikasikan dalam setiap
sendi-sendi kehidupan dan itu adalah menjadi tujuan dari pendidikan islam. Dalam pendidikan
Islam segala aspek untuk kehidupan dapat dijadikan sebagai Ibadah kepada Allah tentunya
dengan niat mendekatkan diri kepada allah, dan tetap tawakal berada dijalannya.
Agama adalah pelajaran yang sangat penting yang harus di pelajari. Pelajaran agama
suatu ajaran yang baik untuk menjadikan kita sebagai orang yang beriman dan bertaqwa .dengan
mempelajari agama kita dapat mengetahui mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang
buruk. mana perang dan mana perbuatan yang harus di kerjakan.
Khususnya terhadap mahasiswa pendidikan agama sangat penting sebagai benteng
mereka saat ini, realitas menunjukkan bahwa mahasiswa sudah banyak terlibat dengan perilaku
tidak baik, seperti tawuran, perilaku moral/asusila pornografi dan pornoaksi dan lain-lain.Peran
ilmu keagamaan dalam menyikapi masuknya kebudayaan luar dalam menanggapi pengaruh
kebudayaan luar dalam era globalisasi ini.Kita tidak dapat mengisolasi diri.
Dengan pendidikan agama akan membentuk karakter akhlak ulkarimah bagi mahasiswa
sehingga mereka mampu mempilter mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik,
pendidikan agama mengarahkan kepada setiap mahasiswa untuk komitmennya terhadap ajaran
agamanya tidak terbuai dengan lingkungan yang tidak baik. Tidak berperilaku buruk setiap
aktifitasnya.

BAB VII .
KESIMPULAN
Pendidikan Agama Islam tentu berperan penting dalam aspek pembelajaran dan
perkuliahan di Indonesia, terutama bagi kita yang memang seorang muslim. Meskipun kita dapat
mempelajari lebih lanjut tentang Islam di pesantren ataupun di pengajian, tapi dasar bagi seorang
mahasiswa juga penting dilakukan di perguruan tinggi.
PENUTUP

Sekian materi yang dapat disampaikan dalam makalah ini, semoga sahabat semua dapat
menjadikannya setidaknya satu ilmu yang dapat dimanfaatkan di kehidupannya. Serta kami
berharap apa yang tertera didalam sini dapat menjadi pertimbangan sahabat semua untuk
senantiasa merasa ihklas dalam menuntut ilmu kapanpun dan dimanapun. Setidaknya sedikit
yang kami sampaikan ini bila berguna untuk kawan semua akan menjadi pahala pula untuk kami
di akhirat kelak.
Daftar Pustaka

1. Bahri D, Saeful dan Anwar Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta
2. Grabolong, Blogspot.2015. STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
PAI.
3. Mukhtar Yahya dan Fathurrahman. 1986. Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islami.
Bandung: PT Al-Ma`arif.
4. Praja, Juhaya S. 1987. Aliran-Aliran Filsafat: Dari Rasionalisme hingga Sekularisme.
Bandung: Alva Gracia.
5. Rahmat,Munawar&Syahidin.2005.SejarahMasjid.(Modul).Jakarta: Direktorat Urusan
Agama Islam KemanagRI.
6. Rahmat, Munawar. 2006. “Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa Aktivis Islam UPI: Dari
Corak Berpikir yang Eksklusif, Inklusif, hingga Liberal” Jurnal Ta`lim. Bandung: Jurusan
MKDU FPIPS UPI.
7. Abdullah, M Amin. 2006. Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif-
Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
8. Syahidin & Rahmat, Munawar. 2009. Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa di Jawa
Barat: Dari Corak Berpikir yang Eksklusif, Inklusif, hingga Liberal. Hasil Penelitian
dibiayai DIKTI Kemendiknas. Bandung: FPIPS UPI.
9. Arsyad, M. Natsir. 1989. Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah.Bandung: Mizan. Chalil,
Moenawar. 1999. Kembali Kepada Al-Quran dan Assunnah. Jakarta: Bulan Bintang.
10. Daradjat, Zakiah. 2003. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
11. Faiz, Fakhruddin. 2003. Hermeneutika Qur’ani antara Teks, Konteks, dan Kontektualisasi.
Yogyakarta: Qalam.

Anda mungkin juga menyukai