Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vani Febianti

Kelas : 2A Keuangan
No : 24

“Keuangan Syariah 2”
KEBIJAKAN MODAL KERJA
a. Peraturan syariah terkait modal
Beberapa ini merupakan peraturan penting yang mengatur prinsip-prinsip Syariah
dalam pasar modal di Indonesia :
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 15/POJK.04/2015
tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 18/POJK.04/2015
tentang penerbitan dan Persyaratan Sukuk.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Ahli Syariah Pasar Modal

b. Faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja


1. Faktor – faktor yang mempengaruhi aktiva tetap :
a) Karakteristik bisnis
b) Ukuran perusahaan
c) Aktivitas perusahaan
d) Stabilitas penjualan perusahaan
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi utang lancar :
a) Faktor eksternal
b) Faktor internal kebijakan manajemen

c. Strategi modal kerja


Strategi modal kerja terdiri dari strategi modal kerja konservatif, moderat dan
strategi modal kerja agresif. Dalam strategi modal kerja agresif ada sebagian
aktiva tetap yang didanai oleh dana musiman atau kewajiban jangka pendek,
tujuannya mengutamakan profitabilitas yang tinggi walaupun resiko yang
dihadapi perusahaan juga tinggi. Dalam strategi modal kerja moderat setiap
aktiva lancar didanai dengan dana musiman atau kewajiban jangka pendek dan
aktiva tetap didanai juga dengan kewajiban jangka panjang, tujuannya
menyeimbangkan profitabilitas dengan resiko yang harus ditanggung perusahaan.
Sedangkan strategi modal kerja konservatif sebagian aktiva lancar permanen
justru dibiayai dengan kewajiban jangka panjang atau dana permanen, tujuannya
mengutamakan resiko yang rendah meskipun profitabilitas yang dihasilkan
rendah.

d. Siklus kas
Siklus konversi kas adalah ukuran waktu yang dimiliki perusahaan atas lamanya
dana yang diinvestasikan dalam modal kerja. Dalam rangka meningkatkan nilai
perusahaan maka seharusnya salah satu tujuan perusahaan adalah memperpendek
siklus konversi kas seminimal mungkin tanpa mempengaruhi operasi perusahaan.
Hal ini akan meningkatkan laba perusahaa, karena semakin lama siklus konversi
kas maka akan semakin besar pula biaya kebutuhan atas pembiayaan dari luar.
Sehingga dengan memperpendek waktu untuk dana yang terkait dengan modal
kerja, maka perusahaan bisa beroperasi lebih ekonomis dan efektif karena
perputaran yang cepat.

e. Perhitungan kebutuhan modal kerja


Penentuan kebutuhan modal kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti:
1. Waktu Perputaran atau Periode Terikat Modal Kerja
Ini mencakup jangka waktu mulai dari pengeluaran untuk membeli bahan mentah
hingga saat penerimaan piutang dari penjualan produk. Semakin lama periode
ini, semakin besar kebutuhan modal kerja.
2. Rata-rata Pengeluaran Kas Setiap Hari
Merujuk pada jumlah uang yang dikeluarkan setiap hari untuk pembelian bahan
baku, pembayaran upah, dan pengeluaran rutin lainnya. Jika pengeluaran harian
tetap dan periode perputaran operasi semakin lama, maka kebutuhan modal kerja
akan semakin besar.
3. Hubungan antara Pengeluaran Harian dan Periode Perputaran Operasi
Jika pengeluaran harian semakin besar dan periode perputaran operasi
tetap,
maka kebutuhan modal kerja juga akan semakin besar. Begitu juga sebaliknya,
jika jumlah pengeluaran harian tetap dan periode perputaran operasi semakin
lama, maka kebutuhan modal kerja akan meningkat.
Perhitungan dalam menentukan kebu tuhan modal kerja adalah:
Modal Kerja = Periode Perputaran × Jumlah Perputaran Tiap Hari

f. Pembiayaan modal kerja Syariah


Pembiayaan modal kerja dalam konteks keuangan syariah melibatkan
penggunaan instrumen-instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam. Berikut adalah beberapa instrumen pembiayaan modal kerja yang
umum digunakan dalam keuangan Syariah :
1. Murabahah. Dalam konteks modal kerja, bank syariah dapat membiayai
pembelian barang atau bahan mentah oleh perusahaan dengan membeli
barang tersebut dan menjualnya kembali kepada perusahaan dengan harga
yang telah disepakati dengan keuntungan yang ditetapkan.
2. Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara bank syariah dan perusahaan di
mana bank menyediakan modal (rab al-maal) untuk perusahaan dan
perusahaan bertanggung jawab atas manajemen dan pelaksanaan proyek atau
usaha (mudharib). Keuntungan dari usaha tersebut kemudian dibagi sesuai
dengan kesepakatan sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung oleh pihak
yang menyediakan modal.
3. Musyarakah adalah bentuk kemitraan di antara bank syariah dan perusahaan
di mana kedua belah pihak menyumbangkan modal untuk usaha yang sama.
Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
4. Ijarah adalah transaksi sewa atau penyewaan. Dalam konteks modal kerja,
perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas ijarah untuk menyewa aset tertentu,
seperti peralatan atau fasilitas produksi, dengan membayar sewa secara
berkala.
5. Qardh al-Hasan adalah pinjaman tanpa bunga yang diberikan oleh bank
syariah kepada perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
Perusahaan diharapkan mengembalikan pinjaman tersebut tanpa tambahan
bunga.

Daftar Pustaka
Linda, L., Luthi AA, A., Malik A, A., & A, S. (2022). Manajemen Modal Kerja Tinjauan
Ekonomi Islam. Jurnal Ilmu Akuntansi Dan Bisnis Syariah, 4(2), 86–100.
Na, D. E. C., & Hipertensiva, C. (n.d.). Kebijakan Modal Kerja dalam Keuangan
Syariah.

Anda mungkin juga menyukai