MANAJEMEN KEUANGAN
“Pengelolaan Modal Kerja dan Kas untuk Mengurangi Risiko dan Meningkatkan
Keuntungan”
Dosen Pengampu:
Dr. I Made Surya Negara Sudirman, SE.Ak.,MM.
Kelas C2
Oleh:
1. Pentingnya Manajemen Modal Kerja, Klasifikasi Modal Kerja, dan Faktor yang
Mempengaruhi Modal kerja
1.1 Pentingnya Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja mencakup serangkaian tindakan yang diambil oleh
profesional bisnis untuk memastikan kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan. Ini mencakup tidak hanya pengelolaan dan peningkatan modal kerja,
tetapi juga pengidentifikasian dan pengendalian risiko yang terkait.
Tujuan dari manajemen modal kerja adalah untuk meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan dengan cara yang menghasilkan keuntungan maksimal.
Perusahaan berupaya untuk mencapai keseimbangan yang optimal antara risiko
rendah terhadap likuiditas dan pengembalian tinggi atas modal. Mengabaikan hal ini
dapat berdampak negatif, termasuk penurunan nilai perusahaan dan potensi terjadinya
masalah arus kas.
Karena itu, manajemen modal kerja yang teratur dan efektif sangat penting
untuk keberhasilan operasi bisnis. Hal ini merupakan cara bagi perusahaan untuk
memastikan ketersediaan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kewajiban
operasional jangka pendek serta memperhatikan investasi jangka panjang. Selain itu,
manajemen modal kerja yang tepat juga dapat meningkatkan reputasi dan citra
perusahaan, yang dapat memengaruhi hubungan dengan pemberi pinjaman dan
investor.
Manajemen modal kerja juga memungkinkan perusahaan untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansialnya, seperti kas, piutang, dan
persediaan, sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja merupakan proses
pengaturan dan kontrol yang digunakan untuk mengelola aspek-aspek kunci
operasional dan keuangan perusahaan, termasuk piutang, persediaan, hutang lancar,
dan kas perusahaan. Kebermaknaan manajemen modal kerja terletak pada perannya
sebagai indikator efisiensi dan keuangan perusahaan. Dengan manajemen modal kerja
yang baik, perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungan, mengurangi risiko, serta
memperkuat likuiditas dan solvabilitas. Hal ini juga berdampak pada stabilitas dan
profitabilitas jangka panjang perusahaan.
1
1.2 Klasifikasi Modal Kerja
Berdasarkan Kasmir (2018:251), modal kerja perusahaan dibagi menjadi dua
jenis:
1) Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital)
Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital) merujuk pada seluruh komponen
yang ada dalam aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut dengan
modal kerja. Komponen ini termasuk uang tunai, bank, dokumen berharga,
piutang, sediaan, dan aktiva lancar yang diterangkan di atas, yang membentuk
modal kerja perusahaan.
2) Modal Kerja Bersih (Nett Working Capital)
Modal kerja bersih (net working capital) adalah hasil dari mengurangi seluruh
komponen aktiva lancar dengan total kewajiban lancar (utang jangka pendek).
Utang lancar mencakup utang dagang, utang wesel, utang bank jangka pendek
(satu tahun), utang gaji, utang pajak, dan utang lancar lainnya. Definisi ini sesuai
dengan konsep modal kerja yang umumnya digunakan.
Menurut Agus Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002:35), terdapat beberapa jenis
modal kerja, termasuk:
1) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) merupakan modal kerja
yang harus selalu tersedia dalam perusahaan agar dapat beroperasi dengan baik
dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terdiri dari dua bagian:
a. Modal kerja primer (primary working capital) merupakan jumlah modal kerja
yang perlu ada dalam perusahaan untuk menjamin kelangsungan
operasionalnya.
b. Modal kerja nominal (normal working capital) adalah jumlah modal kerja
yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi pada kapasitas
normal, yang dapat disesuaikan sesuai kondisi perusahaan.
2) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) merujuk pada modal kerja yang
diperlukan dalam situasi-situasi tertentu dengan jumlah yang berfluktuasi sesuai
dengan perubahan kondisi selama satu periode. Modal kerja variabel dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Modal kerja musiman (seasonal working capital) adalah jumlah modal kerja
yang dapat berubah-ubah karena perubahan musim.
2
b. Modal kerja siklis (cyclical working capital) adalah jumlah modal kerja yang
dapat berubah-ubah karena perubahan permintaan produk.
c. Modal kerja darurat (emergency working capital) adalah jumlah modal kerja
yang dapat berubah-ubah akibat kejadian yang tidak terduga (seperti
kebakaran, banjir, gempa bumi, mogok buruh, dan sebagainya).
4
Gambar 2.1 Pendekatan Matching Maturity/Self Liquidity
2) Pendekatan Agresif (Aggressive Approach)
Pendekatan Agresif (Aggressive Approach) merupakan kebijakan pendanaan
aktiva lancar dengan menggunakan pendanaan seluruh aktiva tetapnya
menggunakan modal jangka panjang dan sebagian dari aktiva lancar permanennya
dengan kredit jangka panjang non spontan. Tujuan strategi ini adalah untuk
memperoleh keuntungan dari pendanaan utang jangka pendek yang lebih murah
daripada utang jangka panjang. Dalam strategi ini, perusahaan meningkatkan
risikonya dengan menggunakan lebih banyak pendanaan jangka panjang dan
pinjaman jangka pendek. Namun, terdapat kendala-kendala dalam penerapan
strategi ini, seperti meningkatnya risiko terkait dengan fluktuasi tingkat suku
bunga dan potensi masalah dalam perpanjangan pinjaman.
Anggaran Operasional
8
Keterangan Juli Agustus September Oktober November Desember
Penerimaan : Rp 60,000,000 Rp105,000,000 Rp155,000,000 Rp175,000,000 Rp110,000,000 Rp 90,000,000
Pengeluaran :
Pembelian bahan Rp 70,000,000 Rp 105,000,000 Rp 140,000,000 Rp 70,000,000 Rp 70,000,000 Rp 35,000,000
Upah/gaji Rp 7,500,000 Rp 10,000,000 Rp 12,500,000 Rp 7,500,000 Rp 7,500,000 Rp 5,000,000
Sewa Rp 2,500,000 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000
Pengeluaran lain Rp 1,000,000 Rp 1,500,000 Rp 2,000,000 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp 500,000
Pembayaran pajak Rp 20,000,000 Rp 20,000,000
Investasi baru Rp 50,000,000
Jumlah Rp 81,000,000 Rp119,000,000 Rp177,000,000 Rp131,000,000 Rp 81,000,000 Rp 63,000,000
Surplus -Rp 21,000,000 -Rp 14,000,000 -Rp 22,000,000 Rp 44,000,000 Rp 29,000,000 Rp 27,000,000
Anggaran finansial
Keterangan Juli Agustus September Oktober November Desember
Saldo kas awal Rp 30,000,000 Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 46,000,000
Surplus (Defisit) -Rp 21,000,000 -Rp 14,000,000 -Rp 22,000,000 Rp 44,000,000 Rp 29,000,000 Rp 27,000,000
Pinjaman -Rp 16,000,000 -Rp 14,000,000 -Rp 22,000,000
Penambahan Pinjaman -Rp 44,000,000 -Rp 8,000,000
Saldo kas akhir Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 46,000,000 Rp 73,000,000
Utang Kumulatif -Rp 16,000,000 Rp 30,000,000 Rp 52,000,000 Rp 8,000,000 Rp - Rp -
Surplus kas Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 21,000,000 Rp 48,000,000
5. Penentuan Jumlah Kas Optimal dengan Model Boumel dan Model Miller-Orr
Manajemen kas atau pengelolaan kas adalah salah satu tugas manajemen yang
bertujuan untuk merencanakan dan mengontrol penggunaan kas. Pengelolaan kas
dianggap sebagai fungsi keuangan utama dalam kebanyakan perusahaan karena kas
memiliki peran sentral dalam operasi sehari-hari dan untuk mendukung pelaksanaan
keputusan strategis jangka panjang seperti penelitian, pengembangan, dan perluasan
9
kapasitas. Tujuan utama dari pengelolaan kas adalah untuk menjaga investasi kas sekecil
mungkin sambil tetap memastikan operasi perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.
a. Model Baumol
Model manajemen kas yang diperkenalkan oleh Baumol sering disebut sebagai
model persediaan. Baumol mengakui adanya kesamaan antara manajemen
persediaan dan manajemen kas dari segi keuangan. Dalam manajemen persediaan,
terdapat biaya pemesanan yang dibayarkan setiap kali memesan barang dan biaya
penyimpanan untuk menyimpan bahan yang dibeli. Di sisi lain, dalam manajemen
kas, biaya pemesanan terdiri dari biaya komisi pedagang efek yang dikeluarkan
untuk mengubah sekuritas menjadi uang kas, dan biaya penyimpanan mencakup
bunga yang hilang karena perusahaan menyimpan jumlah uang tunai yang besar.
Oleh karena itu, penting untuk menentukan surat berharga yang harus diubah
menjadi uang tunai ketika saldo kas mendekati nol.
Karena Baumol menganggap manajen kas seperti manajemen persediaan, maka
untuk mencari berapa jumlah kas yang optimal pada setiap mengubah sekuritas
menjadi kas adalah:
Biaya kesempatan = ( C / 2 ) i
Biaya transaksi = ( D/ C ) O
Dimana:
C=Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau pinjaman(saldo kas)
O= Biaya transaksi
D= Kebutuhan kas setahun
i= Bunga sekuritas
10
dan batas bawah saldo kas,serta menentukan saldo kas yang optimal yang perlu
dimiliki oleh perusahaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sandi Purnama Irawan. 2023. Pentingnya Manajemen Modal Kerja. Diakses dari
https://www.aktanesia.com/blog/2023/10/27/jelaskan-pentingnya-manajemen-modal-
kerja/
Yupitasari D., Nurhayati I., Prasetyowati R.A.. Analisi Pengelolaan Kas Optimal dengan
Metode Baumol dan Miller-Orr. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 2, No. 1, Maret 2019,
Hal. 170 - 181
12