Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Liquidity

Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2017, hlm. 95-102.

PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP


PROFITABILITAS DAN RISIKO

Sri Setia Ningsih


STIE Ahmad Dahlan Jakarta
E-mail: sri_setianingsih@yahoo.com

Abstract
The purpose of this research is to know about working capital management applied, and its
influence on profitability and risk. The research object is trading company moves in import &
distribute chemical raw material. The research used analysis descriptive method, and the
hypothesis was testing by simple linier regression, correlation, and determination. The result of
the research shows that the effect of the implementation of working capital management on the
change of the net working capital with tend to rise has a profitability level of 10.4% lower than
the net working capital change with tend to go down of 46%, but instead on the risk level, the
net working capital change with tend to rise has a risk level of 43.8% higher than the change in
net working capital with tend to go down of 0.3%.Based on t test, the result shows that the net
working capital change influence is not significant to profitability and risk.

Kata Kunci: perusahaan distributor, bahan kimia, tendensi perubahan modal kerja, ROI

PENDAHULUAN sukses dalam menjalankan operasinya. Salah


satu aspek penting dari fungsi manajemen
Pada umumnya keberhasilan perusahaan keuangan adalah pengelolaan aktiva lancar dan
ditandai oleh kemampuannya dalam menjalan- hutang lancar yang dikenal sebagai manajemen
kan fungsi manajemen keuangan dalam peru- modal kerja.
sahaan, baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang. Fungsi manajemen Mengingat semakin meningkatnya daya
keuangan memiliki peranan yang dinamis dan saing dalam dunia usaha, diperlukan mana-
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor jemen modal kerja yang tepat guna menjamin
eksternal. Beberapa faktor tersebut misalnya kelangsungan kegiatan perusahaan dalam
kompetisi antarperusahaan, perubahan jangka panjang. Modal kerja merupakan bagian
teknologi, perubahan harga dan tingkat bunga, dana yang selalu berputar selama perusahaan
ketidakpastian situasi ekonomi dunia, fluktuasi beroperasi yang meliputi unsur-unsur kas,
nilai tukar, dan perubahan hukum pajak. piutang dan persediaan. Modal kerja yang
Fungsi manajemen keuangan harus memiliki digunakan ini harus dapat kembali dalam
fleksibilitas untuk beradaptasi perubahan waktu relatif pendek melalui hasil penjualan
lingkungan eksternal, sehingga perusahaan sehingga dapat digunakan kembali untuk
yang dikelola dapat tetap bertahan dan meraih membiayai kegiatan operasi perusahaan.
Dalam rangka memperoleh modal kerja dalam modal kerja. Hal ini dapat dilihat pada
yang cukup, keputusan investasi pada aktiva pendapat yang dikemukakan oleh Van Horne
lancar dan hutang lancar sangat penting karena (1992), yang menyebutkan ada dua konsep
penggunaan komposisi keduanya akan mem- modal kerja, “there are two major concepts of
pengaruhi profitabilitas dan risiko. Dengan working capital – net working capital and gross
modal kerja yang cukup, perusahaan tidak working capital when accountants use term working
akan mengalami kesulitan dalam menghadapi capital and the dollar difference between current
kondisi dan situasi yang mungkin timbul, assets and current liabilities. Financial analysts, on
misalnya akibat terjadinya krisis. Apabila peru- the other hand mean current assets when the speak of
sahaan kekurangan modal kerja, kesempatan working capital. Therefore, their focus is on gross
untuk meningkatkan pendapatan dan mem- working capital”.
peroleh keuntungan dapat hilang. Selain itu,
perusahaan akan tidak mampu membayar Menurut pendapat Sutrisno (2000), konsep
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya modal kerja terdapat tiga macam konsep yang
atau akan menghadapi masalah likuiditas. bisa digunakan untuk keperluan analisis yaitu:
Sebaliknya, modal kerja perusahaan yang pertama, konsep modal kerja kuantitatif. Konsep
jumlahnya berlebihan menunjukkan adanya ini menekankan pada kuantum yang diperlu-
dana yang tidak produktif. Hal ini akan meng- kan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan
hilangkan peluang perusahaan untuk mem- dalam pembiayaan operasional perusahaan
peroleh keuntungan. yang bersifat rutin tanpa mementingkan
kualitas modal kerja. Konsep ini mendefinisi-
Dalam dunia usaha, ketidakpastian tentang kan bahwa modal kerja kerja adalah jumlah
keadaan di masa yang akan datang merupakan aktiva lancar yang sering disebut modal kerja
suatu karakteristik yang sebenarnya banyak bruto (gross working capital), dan pada umum-
dihadapi perusahaan. Akibatnya perusahaan nya konsep ini digunakan oleh seorang analis
jarang sekali mempunyai suatu estimasi yang keuangan.
tepat tentang hasil dari investasinya. Dengan
kata lain perusahaan menanggung risiko atau Kedua, konsep modal kerja kualitatif.
ketidakpastian terjadinya kerugian yang tidak Konsep ini menekankan pada kualitas modal
diinginkan. Kondisi ini timbul karena berbagai kerja. Dalam konsep ini, definisi modal kerja
sebab antara lain adanya persaingan, keter- adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang
batasan, teknik dalam mengambil keputusan jangka pandek (net working capital). Konsep ini
dan adanya ketidakpastian politik dan masalah menunjukan tingkat keamanan bagi para
industri. Selama ini manajemen modal kerja kreditur jangka pendek, dan dapat menjamin
yang diterapkan telah berhasil menjaga kon- kelangsungan hidup perusahaan atau kelang-
tinuitas operasi perusahaan dalam arti peru- sungan operasional perusahaan dimasa men-
sahaan masih tetap dapat bertahan hingga saat datang dan kemampuan perusahaan untuk
ini, walaupun banyak kendala sering ditemu- memperoleh tambahan pinjaman jangka
kan dalam kegiatan operasinya. pendek dengan jaminan aktiva lancarnya. Pada
umumnya konsep ini digunakan oleh seorang
Beberapa pendapat menjelaskan mengenai akuntan.
pengertian dan konsep modal kerja. Menurut
Ross et al., (1990), modal kerja adalah “the Ketiga, konsep modal kerja fungsional.
difference between current assets and current Konsep ini menekankan pada fungsi dana yang
liabilities”. Sedangkan menurut Levy (1994), dimiliki untuk memperoleh pendapatan (laba)
modal kerja adalah “refers to a firm’s current dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya
assets; as current assets minus current liabilities. dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan
seluruhnya akan digunakan untuk menghasil-
Adanya beberapa pendapat tentang definisi kan laba sesuai dengan usaha pokok peru-
modal kerja menimbulkan beberapa konsep sahaan, tetapi tidak semua dana dipergunakan

96 Jurnal Liquidity: Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2017: 95-102


untuk menghasilkan laba pada periode ini dukung penjualan akan meningkatkan pengem-
(Current income). Sebagian dana yang ada balian perusahaan pada total aktiva (return on
dipergunakan untuk memperoleh atau meng- investment/ROI).
hasilkan laba di masa yang akan datang,
misalnya: bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat- Untuk memperoleh tingkat kemampuan
alat kantor dan aktiva tetap lainnya. Dalam hal laba yang optimal, sedapat mungkin dijaga
ini bagian dari aktiva tetap yang dimasukkan supaya jumlah aktiva lancar relatif rendah dan
sebagai modal kerja adalah sebesar depresiasi proporsi kewajiban jangka pendek lebih besar
periode yang bersangkutan. dari pada kewajiban keseluruhan. Strategi ini
akan menghasilkan net working capital yang
Artikel hasil penelitian ini menggunakan rendah bahkan negatif. Namun untuk meng-
konsep modal kerja kualitatif karena keter- imbangi strategi ini tingkat risiko akan semakin
kaitannya dengan masalah yang akan dibahas tinggi, misalnya dalam hal melunasi kewajiban
yaitu profitabilitas dan risiko. Konsep modal kas jika jatuh tempo dan tidak dapat men-
kerja ini meliputi semua aspek pengaturan dukung tingkat penjualan karena terbatasnya
aktiva lancar dan utang lancar untuk men- persediaan. Hal ini berkaitan dengan tujuan
dukung penerapan kebijakan modal kerja. Ke- manajemen modal kerja itu sendiri seperti yang
bijakan modal kerja adalah tujuan atau maksud diungkapkan oleh Lukman (1994), tujuan dari
sebagai garis pedoman bagi manajemen dalam manajemen modal kerja adalah untuk menge-
usaha mencapai sasaran. Kebijakan modal kerja lola masing-masing pos aktiva lancar dan utang
merupakan keputusan yang cukup mendasar lancar sedemikian rupa, sehingga jumlah net
karena banyaknya investasi yang harus di- working capital (aktiva lancar dikurangi utang
lakukan pada setiap elemen aktiva lancar dan lancar) yang diinginkan tetap dapat diper-
bagaimana investasi tersebut dibiayai. Weston tahankan”.
(1986) menyatakan, kebijakan modal kerja yang
longgar menghendaki tersedianya elemen Pendanaan modal kerja yang bagaimana
aktiva lancar dalam jumlah yang relatif besar yang harus diambil perusahaan tergantung dari
dan berupaya meningkatkan penjualan dengan seberapa besar manajer berani mengambil
kebijakan penjualan kredit yang longgar se- risiko. Menurut Sutrisno (2000), kebijaksanaan
hingga menimbulkan banyak piutang dagang. modal kerja yang biasanya bisa diambil oleh
Sedangkan kebijakan modal kerja yang ketat perusahaan adalah: kebijakan konservatif, ke-
adalah kebijakan yang berupaya meminimal- bijakan moderat/hedging, dan kebijakan agresif.
kan elemen aktiva lancar.
Kebijakan konservatif merupakan mana-
Dari uraian di atas dapatlah ditarik jemen modal kerja yang relatif “longgar”
kesimpulan bahwa manajemen modal kerja dibandingkan dengan dua kebijakan lainnya.
merupakan kebijakan dasar perusahaan untuk Pada semua tingkat penjualan, kebijakan kon-
menentukan jumlah aktiva lancar dan sumber servatif menunjukkan aktiva lancar yang lebih
pendanaannya. Manajemen modal kerja adalah besar, untuk mempersiapkan keperluan se-
keputusan mendasar sehubungan dengan waktu-waktu dan mempunyai tingkat likui-
jumlah setiap kategori aktiva lancar yang di- ditas yang tinggi. Kebijakan agresif merupakan
targetkan dan bagaimana aktiva lancar tersebut manajemen modal kerja yang “ketat”, di mana
akan dibiayai. Pada tingkat penjualan tertentu jumlah aktiva lancar relatif rendah, mem-
diperlukan jumlah aktiva lancar yang men- fokuskan pada kemampuan memperoleh laba
cukupi sesuai dengan tingkatannya, di mana yang diharapkan untuk tingkat pengembalian
semakin besar penjualan semakin besar ke- investasi (ROI) lebih tinggi. Di satu sisi, pengu-
butuhan investasi pada aktiva lancar untuk rangan jumlah aktiva lancar akan mening-
mendukung penjualan tersebut. Dengan katkan potensi kemampuan memperoleh laba,
mengurangi investasi aktiva lancar pada di mana investasi pada aktiva lancar relatif
tingkat tertentu yang masih mampu men- rendah tetapi masih mampu mendukung

Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas dan Risiko 97


(Sri Setia Ningsih)
penjualan sehingga ROI meningkat. Namun perusahaan.
disisi lain kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban perusahaan yang jatuh Pengaruh dari perubahan aktiva lancar atas
tempo akan berkurang. Dengan menjalankan trade-off antara profitabilitas dan risiko dapat
persyaratan kredit yang lebih ketat, akan diilustrasikan dengan menggunakan rasio se-
mengakibatkan piutang berkurang dan hilang- derhana, yaitu rasio antara aktiva lancar atas
nya penjualan. Dari uraian tersebut dapat total aktiva. Persentase yang diperoleh akan
disimpulkan bahwa: (1) kemampuan mem- menunjukan berapa bagian dari total aktiva
peroleh laba berbanding terbalik dengan yang tertanam dalam pos-pos yang lancar.
likuiditas; dan (2) kemampuan memperoleh Adapun pengaruh dari perubahan aktiva lancar
laba bergerak searah dengan risiko. dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama,
pengaruh dari peningkatan aktiva lancar; bila-
Penentuan proporsi kebutuhan dana jangka mana rasio aktiva lancar atas total aktiva me-
pendek dan jangka panjang merupakan kepu- ningkat maka baik profitabilitas maupun risiko
tusan penting menyangkut trade-off antara yang dihadapi akan menurun. Menurunnya
profitabilitas dan risiko untuk investasi aktiva profitabilitas disebabkan karena aktiva lancar
lancar. Penggunaan dana jangka panjang lebih menghasilkan lebih sedikit dibandingkan
fleksibel jika dibandingkan dengan peng- dengan aktiva tetap. Risiko “technical insol-
gunaan dana jangka pendek, tetapi sebagai vency” menurun karena jumlah aktiva lancar
konsekuensinya adalah bahwa biaya peng- akan semakin mem-perbesar net working capital,
gunaan dana jangka panjang lebih besar dengan asumsi hutang lancar tidak berubah.
dibandingkan dengan penggunaan dana jangka
pendek. Kebutuhan dana perusahaan meliputi Kedua, pengaruh dari penurunan aktiva
investasi aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar; menurunnya rasio aktiva lancar atas
lancar dibagi menjadi 2 (dua) kategori sebagai total aktiva akan mengakibatkan meningkatnya
berikut: (1) aktiva lancar permanen, yaitu profitabilitas, ini disebabkan karena lebih
besarnya modal kerja minimum yang harus banyak modal yang diinvestasikan dalam
selalu ada selama 1 (satu) tahun (safety stock); aktiva tetap yang dapat memberikan profi-
dan (2) aktiva lancar berfluktuasi, yaitu aktiva tabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan
lancar yang dipengaruhi oleh faktor musiman aktiva lancar. Akan tetapi dengan meningkat-
atau siklus permintaan. nya profitabilitas ini juga akan diikuti oleh
meningkatnya risiko, karena jumlah modal
Ada tiga hal rasio untuk mengukur kerja bersih akan menurun, dengan semakin
profitabilitas dalam hubungan dengan volume kecil jumlah aktiva lancar. Pengaruh menurun-
penjualan yang biasa digunakan, dimana hal ini nya ini berbanding terbalik dengan pengaruh
sebenarnya dapat langsung dilihat dari laporan dari peningkatan risiko aktiva lancar atas total
laba/rugi dalam bentuk persentase. Rasio-rasio aktiva perusahaan.
terebut adalah: (1) gross profit margin; me-
rupakan persentase dari laba kotor diban- Pelacakan studi-studi relevan memang
dingkan dengan penjualan. Semakin besar gross menunjukkan terdapat keterkaitan antara
profit margin maka semakin baik keadaan modal kerja dengan berbagai variabel finansial.
operasi perusahaan; (2) operating profit margin; Studi yang dilakukan Pattipeilohy & Yandri
rasio ini mengambarkan apa yang biasanya (2016) misalnya mengonfirmasi bahwa modal
disebut dengan“Pure Profit” yang diterima atas kerja berpengaruh positif signifikan terhadap
setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan; likuditas.
dan (3) net profit margin; adalah rasio antara
laba bersih penjualan setelah dikurangi seluruh Rehn (2012) menyatakan bahwa manajemen
beban/biaya termasuk pajak dibandingkan modal kerja akhir-akhir ini menjadi topik
dengan penjualan. Semakin tinggi net profit hangat sejak gejolak keuangan akhir tahun
margin maka semakin baik operasi seuatu 2000an. Perusahaan mencari likuiditas dan

98 Jurnal Liquidity: Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2017: 95-102


efisiensi operasional dengan meminimalkan Penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu
investasi pada modal kerja. Namun, apakah perubahan modal kerja yang diidentifikasikan
manajemen modal kerja bisa menambah profi- sebagai variabel independen (X) dan tingkat
tabilitas perusahaan dan nilai investasi pe- profitabilitas (ROI) dan risiko diindentifikasi-
megang saham? Hasil penelitiannya menunjuk- kan sebagai variabel dependen (Y1 dan Y2).
kan, efisiensi pengelolaan modal kerja dapat Tabel di bawah ini menjelaskan variabel yang
ditentukan oleh siklus konversi kas (cash diteliti dan skala pengukurannya.
conversion cycle) dan siklus penjualan bersih (net
trade cycle). Tabel 1. Matriks Variabel, Indikator dan Skala
Pengukuran Variabel
Dengan menguji dua variabel dengan Variabel Indikator Ukuran Skala
profitabilitas perusahaan, dapat terlihat bahwa Manajemen Perubahan modal kerja Rupiah Interval
Modal Kerja (MK1-MK0)
perusahaan Finlandia dan Swedia dapat (X)
meningkatkan profitabilitas operasional kotor Profitabilitas ROI. Rasio ini %) Rasio
(Y1) menunjukkan seberapa
(gross operating profitability) mereka dengan besar laba bersih bisa
mengurangi siklus konversi kas dan siklus pen- diperoleh dari seluruh
kekayaan yang dimiliki
jualan bersih. Juga, komponen yang berbeda perusahaan. Angka yang
dari siklus konversi kas telah dipelajari. Ada dipergunakan disini
adalah laba setelah pajak
bukti signifikan bahwa dengan mengelola dan (rata-rata) kekayaan
setiap bagian modal kerja secara efektif, peru- perusahaan.
Risiko (Y2) Standar Deviasi (σ) % Ratio
sahaan dapat meningkatkan net present value
dari arus kasnya, sehingga menambah nilai
Langkah-langkah untuk melakukan proses
investasi pemegang saham.
analisis data terdapat 4 (empat) jenis analisis
sebagai berikut:

1. Analisis regresi; analisis ini digunakan


TUJUAN PENELITIAN untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh perubahan modal kerja (variabel
Penelitian ini merupakan pengembangan independen) terhadap tingkat profitabilitas
penelitian terdahulu pada jenis perusahaan dan risiko perusahaan (variabel dependen).
yang sama terhadap perusahaan distributor Persamaan regresi yang digunakan adalah
dan produsen bahan kimia, yaitu PT Brataco persamaan regresi linier yang dihitung
Chemical, untuk kemudian di analisis lebih dengan : Y= a + bX; di mana: X = perubahan
lanjut di PT Lautan Luas Tbk. Adapun Tujuan modal kerja; Y1 = tingkat profitabilitas, Y2
penelitian ini adalah sebagai berikut: = risiko;

1. Menganalisis penerapan perubahan modal 2. Analisis koefisien korelasi; analisis ini


kerja neto dengan besaran yang cenderung digunakan untuk mengetahui kuat atau
menurun pada PT Brataco Chemical. lemahnya hubungan antara variabel inde-
penden dan variabel dependen;
2. Menganalisis penerapan perubahan modal
kerja neto dengan besaran yang cenderung 3. Analisis koefisien determinasi; analisis ini
naik pada PT Lautan Luas Tbk. digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variable independen (X) terhadap
3. Menganalisis pengaruh kedua hal di atas variable dependen (Y) maka dapat dihitung
terhadap tingkat profitabilitas dan risiko. dengan menggunakan koefisien deter-
minasi yaitu r2 x 100%. Dengan hasil
tersebut maka dapat diketahui besarnya
pengaruh yang ditimbulkan oleh peru-
METODE bahan modal kerja terhadap tingkat profi-
tabilitas;
Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas dan Risiko 99
(Sri Setia Ningsih)
4. Uji statistik, untuk menguji apakah Adapun uji statistik, untuk mengetahui
pengaruh signifikan atau tidak maka perlu pengaruh signifikan atas perubahan modal
dihitung nilai t dengan interval keyakinan kerja terhadap tingkat profitabilitas, hasilnya
(level of signification) 95%, α = 5% dan menunjukkan bahwa besarnya t1 hitung < t
derajat kebebasan (degree of freedom) Df=n-2, tabel atau 1,147 < 2,920, artinya hipotesis 0 atau
maka untuk menggunakan student t Ho diterima, berarti perubahan modal kerja
digunakan rumus:
√ tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
√ terhadap tingkat profitabilitas. Demikian juga
terhadap tingkat risiko dimana t2 hitung < t
tabel atau -0,069 < 2,920, demikian juga
terhadap tingkat risiko tidak mempunyai
HASIL DAN PEMBAHASAN pengaruh yang signifikan .

Berdasarkan hasil olah data dengan meng- Pada kondisi perubahan modal kerja yang
gunakan SPSS24, dapat dijelaskan sebagai cenderung naik, hasil analisis regresi
berikut. Pada kondisi perubahan modal kerja menunjukkan bahwa Antara modal kerja dan
yang cenderung menurun, hasil analisis regresi tingkat profitabilitas terdapat hubungan searah,
menunjukkan bahwa antara modal kerja dan artinya setiap terjadi perubahan kenaikan
tingkat profitabilitas terdapat hubungan searah, modal kerja akan diikuti kenaikan tingkat
artinya setiap terjadi perubahan kenaikan profitabilitas (Y1 = 1,603 + 0,002X), demikian
modal kerja akan diikuti kenaikan tingkat juga dengan perubahan modal kerja terhadap
profitabilitas (Y1 = -6,068 + 0,002X), demikian tingkat risiko mempunyai hubungan searah (Y2
juga dengan perubahan modal kerja terhadap = 0,734 + 0,003X) setiap perubahan kenaikan
tingkat risiko mempunyai hubungan searah (Y2 modal kerja akan diikuti kenaikan tingkat
= 8,503 + 0,00007249X) yaitu setiap perubahan risiko.
kenaikan modal kerja akan diikuti kenaikan
tingkat risiko. Demikian sebaliknya apabila Sedangkan hasil analisis koefisien korelasi,
terjadi penurunan. menunjukkan bahwa antara perubahan modal
kerja dan tingkat profitabilitas memiliki hu-
Sedangkan hasil analisis koefisien korelasi, bungan positif dan korelasinya sangat lemah (r
menunjukkan bahwa antara perubahan modal = 0,323). Karena adanya hubungan positif, jika
kerja dan tingkat profitabilitas memiliki hu- perubahan modal kerja mengalami kenaikan,
bungan positif dan korelasinya cukup kuat (r1 maka tingkat profitabilitas akan ikut naik, dan
= 0,678). Karena hubungan positif, jika sebaliknya jika mengalami penurunan.
perubahan modal kerja mengalami kenaikan, Demikian juga perubahan modal kerja terhadap
maka tingkat profitabilitas akan ikut naik, dan tingkat risiko memiliki hubungan positif, tetapi
sebaliknya jika mengalami penurunan. korelasinya cukup kuat (r = 0,662).
Demikian pula terhadap tingkat risiko memiliki
hubungan positif, namun korelasinya sangat Hasil analisis koefisien determinasi,
lemah (r = 0,049). menunjukkan bahwa besarnya pengaruh yang
ditimbulkan oleh perubahan modal kerja
Hasil analisis koefisien determinasi, terhadap tingkat profitabilitas hanya sebesar
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh yang 10,4%, sedangkan terhadap tingkat risiko
ditimbulkan oleh perubahan modal kerja sebesar 43,8%.
terhadap tingkat profitabilitas adalah sebesar
46%, sedangkan besarnya pengaruh perubahan Adapun dari uji statistik, menunjukkan
modal kerja terhadap tingkat risiko sangat bahwa untuk mengetahui pengaruh signifikan
rendah yaitu 0,2%. atas perubahan modal kerja terhadap tingkat
profitabilitas, diperoleh bahwa besarnya t1
hitung < t tabel atau 0,591 < 3,182, artinya

100 Jurnal Liquidity: Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2017: 95-102


hipotesis 0 atau Ho diterima, berarti perubahan kan oleh adanya pembiayaan investasi
modal kerja tidak mempunyai pengaruh yang jangka panjang yang dananya berasal dari
signifikan terhadap tingkat profitabilitas, pinjaman jangka pendek. Hal ini mem-
demikian juga terhadap tingkat risiko tidak berikan pengaruh positif terhadap tingkat
mempunyai pengaruh signifikan, karena t2 profitabilitas dan risiko masing-masing
hitung < t tabel atau 1,528 < 3,182. sebesar 46% (cukup kuat) dan 0,2% (sangat
lemah).
Kedua situasi tersebut menunjukkan bahwa 2. Pengaruh dari penerapan manajemen
pengaruh perubahan modal kerja terhadap modal kerja pada perubahan modal kerja
tingkat profitabilitas dan risiko terdapat yang cenderung naik pada periode tahun
hubungan searah dengan besarnya derajat 2012 sampai dengan tahun 2016, me-
hubungan (korelasi) untuk tingkat profitabilitas nunjukkan sistem pendanaan modal kerja
cukup kuat (0,678) sebagaimana besarnya yang konservatif dengan menguatnya likui-
pengaruh 46% pada kondisi modal kerja yang ditas yang disebabkan diantaranya oleh
cenderung negatif, sedangkan pada kondisi adanya pembiayaan investasi jangka
modal kerja yang cenderung positif besarnya pendek yang dananya berasal dari pin-
derajat hubungan sangat lemah (0,323) jaman jangka panjang. Hal ini memberikan
sebagaimana besarnya pengaruh 10,4%, se- pengaruh positif terhadap tingkat profi-
baliknya untuk tingkat risiko, pada kondisi tabilitas dan risiko masing-masing se-besar
modal kerja yang cenderung negatif besarnya 10,4% (sangat lemah) dan 43,8% (cukup
derajat hubungan untuk tingkat profitabilitas kuat). Hal ini bertolak belakang dengan
sangat lemah (0,049) sebagaimana besarnya poin 1.
pengaruh 0,2% sedangkan pada kondisi modal
kerja yang cenderung positif besarnya derajat
Hasil penelitian di atas diantaranya telah
hubungan cukup kuat (0,662) sebagaimana
menggambarkan secara teoritis mengenai
besarnya pengaruh 43,8%. Dalam uji t hitung,
kondisi perubahan modal kerja terhadap
baik kondisi modal kerja dalam kondisi
profitabilitas dan risiko sebagaimana
kecenderungan positif maupun kondisi negatif,
dipaparkan sebelumnya, dimana pada kondisi
Ho diterima artinya bahwa perubahan modal
modal kerja menurun, profitabilitas naik dan
kerja tidak mempunyai pengaruh yang
risiko turun, demikian juga sebaliknya apabila
signifikan terhadap tingkat profitabilitas dan
kondisi modal kerja yang cenderung naik,
risiko.
namun berdasarkan uji t, hasil penelitian
menunjukkan bahwa perubahan modal kerja
pada kecenderungan naik ataupun menurun,
koefisien regresi tidak mempunyai pengaruh
KESIMPULAN yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas
maupun tingkat risiko, karena keduanya
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel
dan analisis koefisien determinasi yang telah yang berarti Ho diterima. Sedangkan pengujian
dijelaskan sebelumnya,keduanya menunjukkan peneliti lainnya menyatakan bahwa secara
hasil analisis yang sama dan dapat ditarik simultan pengaruh manajemen modal kerja
kesimpulan, sebagai berikut: terhadap profitabilitas mempunyai pengaruh
signifikan. Perbedaan ini ada kemungkinan
1. Pengaruh dari penerapan manajemen data yang diuji hanya dalam periode batasan 5
modal kerja terhadap perubahan modal tahun.
kerja mulai tahun 1994 sampai dengan
tahun 1998 dengan perubahan modal kerja DAFTAR PUSTAKA
bersih yang cenderung menurun, menun-
jukkan adanya sistem pendanaan modal
kerja yang agresif, yang antara lain disebab-
Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas dan Risiko 101
(Sri Setia Ningsih)
Arifin, J., 2017, SPSS24 untuk Penelitian dan
Skripsi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Husnan, S., 1998, Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, UPP AMP YKPN Yogyakarta
Muslich, M., 2000, Manajemen Keuangan Modern:
Analisis, Perencanaan dan Kebijaksanaan,
Bumi Aksara, Jakarta.
Pattipeilohy, L.J., & Yandri, P., 2016, Working
Capital dan Likuiditas: Studi pada Koperasi
Kostranda Batan di Jakarta Selatan, Journal
of Innovation in Business & Economics, Vol. 7,
No. 1 (2016): 55-66.
Rehn, E., 2012, Effects of Working Capital
Management on Company Profitability,
Hanken School of Economics, Helsinki,
Finland
Riyanto, B., 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan, Edisi ke empat, Yayasan BPFE,
Yogjakarta.
Sutrisno, 2000, Manajemen Keuangan: Teori,
Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama Ekonisia,
Yogyakarta.
Syamsudin, L.,1994, Manajemen Keuangan
Perusahaan: Konsep Aplikasi Dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan”, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Van Horne, James C. & John M. Wachowicz, Jr,
1992, Fundamentals of Financial Management
8th Edition, Prentice Hall, New Jersey.
Weston, J.Fred & Copeland E, 1986, Managerial
Finance , 8th edition, The Dryden Press CBS
Publishing Japan Ltd, Tokyo.

102 Jurnal Liquidity: Vol. 6, No. 2, Juli-Desember 2017: 95-102

Anda mungkin juga menyukai