Anda di halaman 1dari 10

ANGGARAN KAS

Oleh :

1. FARADINA ADELA SARI (1710301914)

2. FITRI ANI WULANDARI (1710301896)

3. WENAS DAMARA ARIA (1710301888)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

STIESIA SURABAYA

2019
11.1 Pengertian Anggaran Kas

Kas merupakan salah satu aset yang menentukan berjalan atau tidaknya operasional

perusahaan. Bahkan perusahaan harus memastikan ada kas untuk periode yang akan datang

beberapa bulan sebelum periode baru dimulai. Tanpa adanya kas, dipastikan masalah

keuangan suatu usaha akan terhambat. Meskipun dalam jangka pendek mungkin bukan suatu

masalah yang besar tetapi jika dibiarkan secara terus menerus maka perusahaan dapat

mengalami defisit. Karenanya perusahaan memiliki tugas yang besar untuk mengendalikan

kas. Sehingga dalam menjalankan operasional untuk menjaga kelangsungan hidupnya,

perusahaan juga harus membuat pengendalian kas yang efektif. Salah satu cara untuk

mengendalikan kas dengan efektif yakni dengan membuat anggaran kas. Anggaran kas

memiliki peran yang penting untuk mengendalikan kas. Di mana Anda dapat mengetahui

kemampuan perusahaan untuk menambah sumber dana internalnya dan juga memperkirakan

saldo kas akhir tahun yang akan ditetapkan.

Menurut Syamsudin, anggaran kas adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh

manajer untuk memperkirakan kebutuhan-kebutuhan jangka pendek dan mengetahui

kekurangan dan kelebihan uang selama periode anggaran atau budget. Selain itu, Munandar

(1985), berpendapat bahwa anggaran kas merupakan anggaran yang direncanakan secara

rinci mengenai semua jumlah kas dan perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama

periode tertentu di masa yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan maupun

pengeluaran.

11.2 Tujuan Disusunnya Anggaran Kas

Bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui keadaan surplus atau defisit kasnya, tidak

bisa hanya dengan melihat kegiatan operasionalnya tetapi melalui anggaran kas yang sudah

dibuat. Karenanya, anggaran kas dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

1. Alat memantau keadaan kas secara terus menerus.


2. Menyesuaikan kas dengan total modal kerja, biaya, pendapatan penjualan dan utang.

3. Memberikan gambaran posisi kas akhir setiap periode dari kegiatan operasionalnya.

4. Menemukan kekurangan dan kelebihan kas, serta menentukan kebutuhan pembiayaan

dari kelebihan kas untuk investasi.

5. Mengukur keberhasilan atas target yang sudah dibuat.

6. Alat mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan

11.3 Perencanaan Anggaran Kas

Untuk menyusun anggaran kas sebenarnya cukup mudah, Anda hanya memperhatikan hal

berikut:

a. Menghitung Penerimaan Kas

Secara umum, penerimaan kas berasal dari:

– Penagihan piutang

– Penjualan tunai

– Penjualan aktiva tetap

– Penerimaan lain-lain (non-operating), misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa,

penghasilan dividen dan sebagainya.

b. Menghitung Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas yang terjadi dalam perusahaan biasanya berupa pengeluaran biaya-biaya,

baik itu biaya utama (operating) dan biaya-biaya bukan utama (non-operating). Contohnya:

– Pembelian bahan baku secara tunai

– Pembayaran utang

– Pembayaran upah tenaga kerja langsung

– Pembayaran biaya pabrik tidak langsung

– Pembayaran biaya administrasi

– Pembayaran biaya penjualan


– Pembelian aktiva tetap

– Pembayaran lain-lain seperti bunga, sewa, dll.

c. Susun Anggaran Kas

Setelah menghitung pemasukan dan pengeluaran yang terjadi, selanjutnya Anda dapat

menyusun anggaran kas. Susunlah dengan seimbang antara pengeluaran dan penerimaan kas.

Namun, akan lebih baik lagi jika pengeluaran lebih kecil dibandingkan dengan penerimaan

yang masuk, sehingga kondisi keuangan akan mengalami surplus.

Itulah ulasan mengenai anggaran kas. Anggaran kas akan berjalan dengan baik jika didukung

dengan pengelolaan keuangan yang baik pula. Untuk memudahkan dalam mengelola

keuangan, Anda dapat menggunakan bantuan Jurnal. Jurnal merupakan software akuntansi

online yang membantu Anda mengelola keuangan perusahaan. Dengan Jurnal, Anda juga

dapat membuat anggaran keuangan dengan mudah dan cepat. Anda juga dapat melihat

perbandingan anggaran keuangan yang telah Anda buat dengan transaksi rill yang ada pada

Laporan Anggaran Laba-Rugi

1.4 Metode Penyusunan Anggaran Kas

1. Metode Perkiraan Kas atau Metode Langsung

Metode ini didasarkan pada analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci atas

rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus kas masuk dan keluar

dari anggaran, seperti: penjualan, biaya dan pengeluaran untuk penambahan barang modal.

Metode ini sering dipergunakan untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian

dari rencana laba tahunan.

2. Metode Ikhtisar Rugi-Laba atau Metode Tidak Langsung

Titik tolak dalam metode ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada

ikhtisar rugi-laba yang dianggarkan. Laba berisi yang direncanakan diubah dari dasar actual

menjadi dasar kas artinya disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja non kas
seperti persediaan piutang biaya yang dibayar dimuka, actual dan penundaan. Selanjutnya

sumber kas lainnya dan kebutuhan kas lainnya dicari. Metode ini cocok untuk proyeksi kas

dalam jangka panjang. Untuk sejumlah perencanaan kedua pendekatan akan

memberikan arus kas yang sama, hanya berbeda dalam jumlah rincian yang diberikan.

1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas

menurut M.Munandar dalam bukunya “Budgeting”(2000) yaitu:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas antara lain:

 Anggaran penjualan. khususnya terhadap rencanan tentang jenis dan jumlah barang

yang ingin digangkan di dari waktu-kewaktu selama periode yang mendatang.

Jumlah penjualan yang semakin besar maka akan memperbesar penerimaan kas juga

 Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang sangat lunak akan memungkinkan

sebuah perusahaan untuk memperbesar juga penerimaan kasnya.

 Posisi perusahaan dalam persaingan. pada persaingan lumayan kuat sehingga mampu

memperbesar penerimaan syarat pembayaran

 Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.

 Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Ketika proses penagihan piutang

yang lebih aktif akan dapat mempercepat penerimaaan kas. Namun sebaliknya, jika

penagihan piutang yang kurang aktif maka akan memperlambat penerimaan kas.

 Anggaran perubahan aktiva tetap.

 Rencana-rencana tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber yang lain (non-

operating).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:

 Anggaran pembelian bahan mentah. paling tepat mengenai jenis (kualitas) dan jumlah

(kuantitas) baham belum jadi (mentah) yang akan dibeli dari waktu-kewaktu selama

periode yang mendatang.


 Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar.

 Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah.

 Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah.

 Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung.

 Anggaran Biaya Pabrik Tidak Langsung.

 Anggaran Biaya Administrasi.

 Anggaran perusahaan aktiva tetap.

 Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan

lain-lain (non-operating)

1.6 Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Kas

Metode penyusunan anggaran kas adalah:

1. Metode Perkiraan kas atau Metode Langsung.

Metode ini didasarkan pada analisis peningkatan dan pengurangan secara rinci atas

rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus kas masuk dan

keluar dari anggaran, seperti: penjualan, biaya dan pengeluaran untuk

penambahan barang modal. Metode ini sering dipergunakan untuk perencanaan kas

jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan.

2. Metode Ikhtisar Rugi-Laba atau Metode Tidak Langsung.

Titik tolak dalam metode ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada

ikhtisar rugi-laba yang dianggarkan. Laba berisi yang direncanakan diubah dari dasar

actual menjadi dasar kas artinya disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja non

kas seperti persediaan piutang biaya yang dibayar dimuka, actual dan penundaan.

Selanjutnya sumber kas lainnya dan kebutuhan kas lainnya dicari. Metode ini cocok

untuk proyeksi kas dalam jangka panjang. Untuk sejumlah perencanaan kedua
pendekatan akan memberikan arus kas yang sama, hanya berbeda dalam jumlah rincian

yang diberikan.

Untuk menyusun anggaran kas diperlukan:

1. Laporan laba-rugi lengkap yang digunakan khusus untuk menyusun arus kas.

2. Neraca perbandingan yang memuat informasi tentang kegiatan investasi, keuangan

dan operasional.

3. Analisis atas perkiraan yang menggambarkan berbagai jenis transaksi dan kejadian

yang mempengaruhi kas, baik langsung maupun tidak langsung.

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” (2000)

penyusunan anggaran kas dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional

perusahaan, sehingga pada tahap ini dapat diketahaui adanya defisit atau surplus

karena rencana operasinya perusahaan. Transaksi pada tahap ini merupakan transaksi

operasi (operating transactions).

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-

sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana

operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut

beserta waktu pembayarannya kembali.

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya

transaksi finansiil dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi

operasional dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan

pengeluaran kas secara keseluruhan.


Langkah-langkah dalam penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:

1. Menyusun anggaran penagihan piutang.

2. Menyusun anggaran penerimaan kas.

3. Menyusun anggaran pengeluaran kas.

4. Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara

5. Memperkirakan pembayaran bunga

6. Menyusun anggaran kas akhir

CONTOH KASUS

Data yang dimiliki PT. MAJU untuk tahun 2003 adalah sebagai berikut :

1. Rencana Penjualan Q1 22.500.000


Q2 23.750.000
Q3 25.000.000
Q4 26.250.000
Komposisi : 75 % dilakukan secara tunai dan sisanya secara kredit.
2. Pola pengumpulan piutang :
40% dari penjualan kredit dibayar pada bulan ke-3
35% dari penjualan kredit dibayar pada bulan ke-6
25% dari penjualan kredit dibayar pada bulan ke-9
Piutang tak tertagih sebesar 2% dari penjualan kredit.
3. Pembelian bahan baku secara tunai 50% dan sisanya dilakukan secara kredit
sebagai berikut :
Q1 2.406.250
Q2 2.406.250
Q3 2.531.250
Q4 2.531.250
Dengan jangka waktu pembayaran ( term) adalah bulan ke-3, bulan ke-6
Dengan masing-masing komposisi dapat ditagih 50%. Pada tahun sebelumya
perusahaan tidak memiliki hutang yang belum dibayar.
4. Saldo awal tahun Rp. 98.000.000
5. Penerimaan lain-lain ( Rp)
Q1 38.000.000
Q2 40.000.000
Q3 43.000.000
Q4 45.000.000
6. Berbagai pengeluaran yang membutuhkan kas adalah :
o Pembelian bahan baku lainnya ( Rp )
Q1 9.000.000
Q2 9.000.000
Q3 9.500.000
Q4 9.500.000
o Overhead Rp. 14.625.000 / Quarter - Labour ( Rp )
Q1 19.968.750
Q2 21.318.750
Q3 23.343.750
Q4 24.468.750

Susunlah Anggaran kas akhirnya.

Jawab :

Anggaran penerimaan kas

Anggaran pengeluaran kas


Anggaran Kas

Anda mungkin juga menyukai