Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 3

1. Putri Zuliana (042010128)


2. Rizka Dwi Puspitasari (042010129)
3. Ainun khafidhotul fikriyah (042010140)
4. Bachtiar Bagus Alfianto (042010144)
5. Eris Tanti Nur Fadillah (042010150)
BAB 6
ANGGARAN LABA RUGI

Pengertian Anggaran Laba Rugi


Anggaran laba rugi adalah rencana laba yang terdiri atas laba kotor yaitu hasil penjualan
dikurangi harga pokok penjualan, dimana setelah didapat laba operasi yaitu laba kotor
dikurangi biaya-biaya (expense) kemudian laba operasi dikurangi bunga dan beban
pajak penghasilan maka didapatlah laba bersih.
 Perencanaan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasional untuk
mencapai sasaran dan tujuan.
Pendekatan dalam menentukan sasaran anggaran
 Metode priori, sasaran laba mendominasi perencanaan pada permulaan
manajemen menentukan spesifikasi suatu tingkat pengembalian yang diharapkan
kemudian menuangkan realisasi dari sasaran tersebut melalui perencanaan
 Metode posteriori, sasaran laba adalah sub ordinasi dari perencanaan dan
dinyatakan sebagai suatu hasil dari perencanaan
 Metode pragmatic, manajemen menggunakan suatu standard laba yang telah
diuji dan disetujui melalui pengalaman
Long Range Profit Planning and Short-range budget
 Perencanaan jangka Panjang merupakan proses berkelanjutan dalam membuat
keputusan sekarang secara sistematis dan dengan kemungkinan pengetahuan
terhadap masa depanya, mengorganisasikan usaha yang dibutuhkan untuk
menentukan keputusan dan mengukur hasil dari keputusan ini dibandingkan
dengan pengharapan melalui organisasi.
 Long range profit planning, dijabarkan dalam short range budget
 Hasil akhir dari semua anggaran penjualan, biaya komersial biaya administrasi
dan umum diringkas dalam laporan laba rugi.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/profile/I-Putu-Yoga-susmitha/publication/
305303918_income_budgeting/links/578759b408aec262e2e89333/income-budgeting

BAB 7
Anggaran Kas
A. Pengertian Anggaran Kas
Menurut Drs. M. Munandar (1986:29) Kas adalah semua mata uang kertas dan logam
baik mata uang dalam negeri maupun mata uang luar negeri, serta semua surat surat
berharga yang mempunyai sifat seperti mata uang, yaitu sifat yang segera dapat
dipergunakan untuk melakukan pembayaranpembayaran pada setiap saat
dikehendaki.
Menurut Drs. Bambang Riyanto (1984:87) Kas adalah salah satu unsur modal kerja
yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam
perusahaan, makin tinggi tingkat likuiditasnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kas adalah uang tunai yang
dimiliki perusahaan, baik yang ada dalam peaisahaan maupun yang ada di bank, di
mana kas meaipakan unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya bila
dibandingkan dengan aktiva-aktiva lain sehingga meaipakan bagian kekayaan
peaisahaan yang paling likuid yang diterima umum sebagai alat pembayaran untuk
transaksi.
Menurut Bambang Riyanto (1996) dalam Mustafee (2011) Anggaran kas adalah
estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
Menurut Didit Herlianto (2015:23) Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang kas beserta perubahan- perubahannya dari waktu ke
waktu selama periode yang datang, baik perubahan yang berupa pengeluaran kas
maupun penerimaan kas.
B. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Gleen A. Welsch, Ronald W. Hilton, dan Paul N. Gordon dalam Purwatiningsih
dan Maudy Warouw (2010:378), tujuan penyusunan anggaran kas antara lain untuk :
1. Memberikan taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari operasi
yang dijalankan.
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya.
3. Menentukan kebutuhan pembiayaan dan atau kelebihan kas menganggur untuk
investasi.
4. Menyelaraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya,
investasi, hutang.
5. Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus.
Sementara menurut Maryono S. U dan D. Agus Harjito (2007:212) tujuan anggaran kas
sebagai berikut :
1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari kegiatan
operasi perusahaan baik periode bulanan maupun tahunan.
2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada periode
tertentu.
3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan atau defisit yang terjadi,
yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.
4. Menentukan besarnya kas untu pembayaran hutang dan kelebihan kas yang dapat
digunakan untuk melakukan investasi.
5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya yang harus
dibayar.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas
Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang
termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan
realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat , diperlukan
data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan di dalam menyusun anggaran kas.
Menurut pendapat Munandar (2009:54) terdapat faktor-faktor yang harus
diperhatikan di dalam menyusun anggaran kas yaitu sebagai :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas adalah :
 Budget penjualan.
 Keadaan pesaing di pasar.
 Posisi perusahaan dalam persaingan.
 Syarat pembayaran.
 Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang.
 Budget perubahan aktiva tetap.
 Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari
sumber lain-lain (non operating).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas antara lain :

 Budget pembelian bahan mentah.


 Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar.
 Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah.
 Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan
mentah.
 Budget upah tenaga kerja langsung.
 Budget biaya pabrik tidak langsung.
 Budget biaya administrasi.
 Budget perusahaan aktiva tetap.
 Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk
keperluan lain-lain.
D. Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Anggaran Kas
Dalam menyusun anggaran kas, biasanya dilakukan langkah-langkah sebagaberikut:

 Menyusun rencana penjualan, baik penjualan tunai maupun kredit.


 Menyusun rencana pengumpulan piutang, jika perusahaan melakukan
penjualan secara kredit.
 Menyusun rencana penerimaan kas, rencana ini merupakan gabungan atau
penjumlahan dari rencana penjualan tunai dan rencana penerimaan piutang.
Jika perusahaan tidak melakukan penjualan kredit maka rencana penerimaan
kas ini akan sama dengan rencana penjualan tunai.
 Menyusun rencana produksi, rencana ini disusun untuk mengetahui jumlah
bahan baku dan bahan penolong yang dipakai dalam proses produksi.
 Menyusun rencana pembelian bahan baku serta bahan penolong, baik
pembelian tunai maupun kredit.
 Menyusun rencana pembayaran hutang, rencana ini tidak perlu disusun jika
perusahaan tidak melakukan pembelian secara kredit.
 Menyusun rencana pengeluaran kas, rencana ini meliputi pembayaran atas
kegiatan operasional, pembayaran hutang yang telah jatuh tempo,pembelian
aktiva tetap serta pengeluaran-pengeluaran lainnya.
 Menyusun anggaran kas tahap I, anggaran kas ini hanya memuat transaksi
operasional perusahaan.
Daftar Pustaka
http://repository.dharmawangsa.ac.id/
http://eprints.undip.ac.id
https://dewey.petra.ac.id
http://repository.uma.ac.id

Anda mungkin juga menyukai