Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PELAPORAN SEGMEN,EVALUASI PUSAT INVESTASI DAN


HARGA TRANSFER

Nama kelompok:

Ayu Wulandari Habibullah (042010143)

Moh.abid Azizi falachi (042010168)

Martin khoirotus Sholihah (042010167)

Uswatun khoiriya (042010132)

Yhosi Fatmalah sari (042010136)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

Hakikat akuntansi manajemen..............................................................................4

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................5

1.3 Tujuan .............................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................7

2.1 Desentralisasi Dan Pertanggungjawaban .......................................................7

2.1.1 Alasan- Alasan Untuk Melakukan Desentralisasi ...................................7

2.1.2 Divisi-Divisi Perusahaan Yang Terdesentralisasi ...................................7

2.2 Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan Laporan Laba


Rugi Variabel dan Absorpsi .................................................................................8

2.2.1 Hubungan Antara Produksi, Penjualan Dan Laba ...................................9

2.2.2 Perlakuan Biaya Tetap Pada Perhitungan Biaya Absorpsi ......................9

2.2.3 Mengevaluasi Manajer Pusat Laba ..........................................................9

2.2.4 Laba Rugi Segmen Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel 9

2.3 Pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan ROI ..................10

2.3.1 Pengembalian Atas Investasi .................................................................10

2.3.2 Margin Dan Perputaran..........................................................................11

2.3.3 Keunggulan ROI ....................................................................................11

2.3.4 Kelemahan pengukuran ROI .................................................................11

2.4 Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan laba Residu dan
Nilai Tambah Ekonomi ......................................................................................11

2
2.4.1 Laba Residu ...........................................................................................12

2.4.2 Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added) ...............................12

2.4.3 Menghitung EVA...................................................................................12

2.4.4 Aspek Prilaku EVA ...............................................................................12

2.4.5 Penetapan Harga Transfer......................................................................13

2.4.6 Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan


secara Keseluruhan .........................................................................................13

2.4.7 Harga Pasar ............................................................................................13

2.4.8 Harga Transfer Berdasarkan Biaya ........................................................14

2.4.9 Harga Transfer yang Dinegosiasikan.....................................................14

BAB III PENUTUP ...............................................................................................15

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
Hakikat akuntansi manajemen
Akuntansi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang Menyediakan
informasi spesifik untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Inti dari sistem
informasi akuntansi manajemen (SIAM) terletak pada Proses yaitu aktivitas untuk
mengumpulkan, mengukur, menyimpan,Menganalisis, melaporkan, dan mengelola
informasi. Informasi mengenai Kejadian ekonomi diproses untuk menghasilkan
output yang dapat Memuaskan kebutuhan manajemen. Output dari SIAM dapat
berupa Laporan-laporan khusus, laporan kos produk, anggaran, laporan kinerja,Dan
bahkan laporan komunikasi personal.Tujuan utama akuntansi manajemen adalah:

1) Menyediakan Informasi untuk menghitung kos produk dan jasa dan kos dari
objek kos Lainnya yang menjadi perhatian manajemen.
2) Menyediakan informasi Untuk pelaksanaan proses manajemen yaitu
perencanaan, pengendalian, dan perbaikan berkesinambungan, dan
3) Menyediakan informasi untuk Evaluasi dan pengukuran kinerja, serta untuk
pengambilan keputusan.

Sebagai sebuah profesi, Akuntan Manajemen, memiliki standar etika Yang harus
dipenuhi yaitu kompetensi (competence), kerahasiaan (confidentiality), integritas
(integrity), dan objektivitas (objectivity).

Akuntan manajemen menempati posisi yang unik dalam suatu Organisasi


karena dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan Oleh manajemen
melalui informasi-informasi relevan yang dipasoknya Dan serangkaian alternatif
keputusan. Oleh karena itu, dalam Melaksanakan peran penting tersebut akuntan
manajemen haruslah Menghindari segala bentuk penyelewengan, dan harus
terfokus menjaga Reputasi jangka panjang dan keselamatan organisasi. Jadilah
navigator Yang dapat menghindarkan organisasi dari tekanan perilaku-perilaku
tidak Etis. Beberapa peran etis akuntan manajemen adalah harus mampu Berperan
sebagai whistle blower, mencegah terjadinya creative Accounting untuk tujuan

4
oportunistis. Akuntan manajemen juga harus Mampu mencegah tindakan-tindakan
yang dilakukan secara sengaja untuk Menggunakan sumber daya perusahaan
secara tidak wajar dan salah Menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan
pribadi (fraud accounting)

1.1 Latar Belakang


Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban
organisasi tradisional dengan bentuk piramidanya mengilustrasikan garis
pertanggungjawaban yang mengalir dari turun melewati wakil direktur menuju
manajer madya dan manajer yang lebih rendah Sistem akuntansi
pertanggungjawaban:

Responsibility accounting system adalah sistem yang mengukur berbagai hasil


yang dicapai pusat pertanggungjawaban menurutinformasi yang dibutuhkan para
manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggung jawaban mereka dealnya, sistem
akuntansi pertanggungjawabanmencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah
organisasi dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi
pusat-pusat laba, transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan
masalah penentuan harga transfer, karena masing-masing pusat laba diukur
kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap transfer barang atau jasa antar pusat
labaakan berdampak terhadap laba masing-masing pihak yang terkait.

Masalah penentuan harga transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya


disusun menurut pusat-pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi
transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat
dihubungkandengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi dalam
organisasi yang telahmelakukan diferensiasi bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan
desentralisasi?
2. Apa perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel dan
bagaimana menyiapkan laporan laba rugi segmen?
3. Apa dan bagaimana perhitungan pengembalian atas investasi ( return of
investment ROI)?

5
4. Apa dan bagaimana perhitungan laba residu dan nilai tambah ekonomi (
economic value added-EVA)?
5. Bagaimana peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang
terdesentralisasi ?

1.3 Tujuan
1. Menjeaskan bagaimana dan mengapa perusahaan memilih untuk
desentralisasi. Melakukan
2. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel
dan menyiapkan laporan laba rugi segmen.
3. Menghitung dan menjelaskan pengembalian atas investasi (return of
investment ROI).
4. Menghitung dan menjelaskan laba residu dan nilai tambah ekonomi (
economic value added-EVA).
5. Menjelaskan peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang
terdesentralisasi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Desentralisasi Dan Pertanggungjawaban


Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis- garis pertangjawaban.
System akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system) adalah
system yang mengukur berbagai hasil yng dicapai manajer untuk mengoperasikan
Pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk
Mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.

Perusahaan yang memiliki berbagai pusat pertanngungjawaban biasanya memilih


salah satu dari 2 pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan
mereka yang rumit dan beragam yaitu tersentralisasi dan terdesentralisasi.

2.1.1 Alasan- Alasan Untuk Melakukan Desentralisasi


Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai alas an,
diantaranya kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi local,
memufokuskan manajemen ppusat, melatih dan memotivasi para manajer segmen,
meningkatkan daya saing serta membuka segmen-segmen ke berbagai kekuatan
pasar.

2.1.2 Divisi-Divisi Perusahaan Yang Terdesentralisasi


Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut
divisi. Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang
diproduksi. Sebagai contoh, divisi-divisi PepsiCo mencakup frito lay, gatrode,
Quaqer dan Tropicana, serta divisi minuman lainnya.

Divisi-divisi juga dapat diciptakan menurut garis geografis. Sebagai contoh, UAL,
Inc (induk perusahaan united airlanes) memiliki sejumlah divisi regional:
Asia/Pasifik, Karibia, Eropa, Amerika Latin, Dan Amerka Utara. Cara ketiga untuk
membedakan divisi adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban yang diberika
kepada manajer divisi. Pusat pertanggungjawaban (responsibility center)
merupakan suatu segmen bisnis yang nanajernya bertanggung jawab terhadap
serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu. Hasil-hasil dari setiap pusat

7
pertanggungjawaban bias diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer
untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.Berikut jenis utama
pusat pertanggungjawaban:

1. Pusat biaya (cost center): Manajemen bertanggung jawab hanya terhadap


biaya
2. Pusat pendapatan (revenue center) Manajemya bertanggungjawab hanya
terhadap penjualanya
3. Pusat laba (Profit Center): Manajemnya bertanngung jawab terhadap
penjualan dan biaya
4. Pusat investasi (investment center): Manajemnya bertanggung jawab
terhadap penjualan,biaya, investasi modal.

2.2 Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan Laporan Laba Rugi
Variabel dan Absorpsi
Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi. Akan tetapi, laporan laba rugi
perusahaan secara keseluruhan tidak terlalu berguna untuk tujuan ini. Oleh sebab
itu, mengembangkan laporan laba-rugi segmen untuk setiap pusat laba adalah suatu
hal yang penting. Dua metode perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu
berdasarkan perhitungan biaya variable dan yang lainnya berdasarkan perhitungan
biaya penuh atau absorpsi.

Perhitungan biaya variable (variable costing), yang juga disebut perhitungan biaya
langsung (direct costing), hanya membebankan biaya manufaktur able ke produk;
biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
variable. Overhead tetap diperlukan sebagai beban periode dan tidak disertakan
dalam penentuan biaya produk.

Perhitungan biaya absorpsi (absorption costing) membebanka semua biaya


manufaktur pada produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variable, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menetukan biaya produk. Menurut
metode ini, overhead dibebankan pada produk melalui penggunaan tarif overhead
tetap yang ditetapkan terlebih dahulu dan tidak dibebnakan sampai produk terjual.

8
2.2.1 Hubungan Antara Produksi, Penjualan Dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya varibael dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan
berubah. Jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diperoduksi, maka laba
menurut perhitungan biaya variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan
absorpsi.

Jika jumlah produksi dan penjualan sama, maka tidak ada perbedaan pada laba yang
dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya, perhitungan biaya
absorpsi seperti juga perhitungan biaya variable akan mengakui total overhead tetap
periode tersebut sebagai beban.

2.2.2 Perlakuan Biaya Tetap Pada Perhitungan Biaya Absorpsi


Perbedaan antara perhitungan biaya absorsi dan variabel terletak pada pengakuan
beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan biaya
absorpsi,overhaed tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi.

2.2.3 Mengevaluasi Manajer Pusat Laba


Secara umum jika kinerja laba diharapkan untuk mencerminkan kinerja manajerial
maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal hal berikut ini:

1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode


berikutnya,sementara faktor faktor lainnya tetap, maka laba akan
meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode
berikutnya,sementara faktor faktor lainnya tetap maka laba akan menurun.
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu period eke periode
berikutnya, sementara faktor faktor lainnya tetap maka laba akan tidak
berubah.

2.2.4 Laba Rugi Segmen Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel


Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan laba rugi segmen
karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel
dan tetap. Sebuah segmenadalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup penting
dalam pembuatan laporan kinerja. Segmen bisa berupa divisi, departemen, lini

9
produk, kelompok pelanggan, dan lain lain. Akan tetapi dalam laporan laba rugi
segmen, beban tetap dibagi menjadi dua kategori: beban tetap langsung dan beban
tetap umum. Pembagian tambahan ini menggaris bawahi biaya yang dapat
dikendalikan dengan biaya yang tak dapat dikendalikan dan meningkatkan
kemampuan manajer untuk mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja
perusahaan secara keseluruhan.

Beban tetap langsung adalah beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke
semua segmen. Beban ini terkadang disebut sebagai beban tetap yang dapat
dihindari atau beban tetap yang dapat ditelusuri. Beban ini akan hilang jika segmen
ditutup atau dihapus.

Beban tetap umum : disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara bersamaan.
Beban beban ini tetap muncul, bahkan ketika salah satu segmen dihapus.

Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variabel


memiliki satu keistimewaan disamping laporan laba rugi perhitungan biaya variabel
yang telah disajikan sebelumnya. Pembagian seluruh beban tetap dalam dua
kategori: beban tetap langsung dan beban tetap umum, memberikan informasi
tambahan bagi manajer. Pembagian tambahan ini menggarisbawahi biaya yang
dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan dan meningkatkan
kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja
perusahaan secara keseluruhan.

2.3 Pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan ROI


2.3.1 Pengembalian Atas Investasi
Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan
menghitung pengembalian atas investasi (return of investment – ROI) yaitu laba
yang diperoleh untuk setiap dollar investasi. ROI adalah ukuran kinerja yang paling
lazim bagi suatu pusat investasi. ROI dapat didefinisikan sebagai berikut :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
ROI =
aktiva operasi rata − rata

Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk

10
kas,piutang, persediaan, tanah, gedung dan peralatan. Gambaran aktiva operasi
rata-rata dihitung sebagai berikut :

(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)


Aktiva operasi rata′′ =
2

2.3.2 Margin Dan Perputaran


Cara kedua menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya dalam margin dan
perputaran.

ROI= Margin x Perputaran

Laba operasi 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝑥
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Perputaran adalah suatu
ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktivasi
operasi rata rata.

2.3.3 Keunggulan ROI


Sedikitnya ada tiga hasil positif dari penggunaan ROI:

a. ROI mendorong manajer untuk focus pada hubungan antara penjualan,


beban dan investasi sebagaimana nyang diharapkan dari seorang manajer
pusat investasi.
b. Mendorong manajer untuk focus pada efisiensi biaya.
c. Mendorong manajer untuk focus pada efisiensi aktiva operasi.

2.3.4 Kelemahan pengukuran ROI


Berikut dua aspek negative ROI yang sering disebutkan:

a. Mengakibatkan focus sempit pada profitabilitas keseluruhan perusahaan


b. Mendorong para manajer untuk focus pada kepentingan jangka pendek
dengan Mengorbankan kepentingan jangka panjang.

2.4 Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan laba Residu dan Nilai
Tambah Ekonomi

11
2.4.1 Laba Residu
Adalah perbedaan antara laba operasi dan pengambilan dollar minimum yang
diisyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.

Laba resedu=laba operasi-(tingkat pengembalian minimum x aktiva operasi


ratarata)

Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle


rate yang Disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol. Divisi
memperoleh lebih banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle).
Jika laba residu kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat
pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya, laba residu yang sama dengan nol
menunjukkan divisi memperoleh tepat sama dengan tingkat Pengembalian
minimum yang diminta.

2.4.2 Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added)


Cara khusus menghitung laba residu adalah nilai tambah ekonomi. Nilai tambah
ekonomi adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya
modal tahunan. Pada dasamya EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama
dengan biaya modal aktual dari perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat
pengembalian minimum yang diinginkan. perusahaan karena alasan lainnya.
Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk satuan dolar, bukan
suatu tingkat persentase pengembalian.

2.4.3 Menghitung EVA


EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang
dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali
dengan biaya total modal yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sebagai
berikut.

EVA= laba operasi stlh pajak- (Persentase biaya modal actual x Total modal yang
dipakai)

2.4.4 Aspek Prilaku EVA


Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis
prilaku yang sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata-

12
mata pada pendapatan operasi tidaklah mencukupi. Alasan yang mendasarinya
adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.

2.4.5 Penetapan Harga Transfer


Pada banyak organisasi yang terdesentralisasi, keluar dari salah satu divisi
digunakan sebagai masukan pada divisi lainnya. Hal ini menimbulkan suatu
persoalan akuntansi. Nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi
yang menjual dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai ini atau harga internal
disebut harga transfer (transfer price).

2.4.6 Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara
Keseluruhan
Ketika satu divisi dari suatu perusahan menjual pada divisi lain, kedua divisi
tersebut dan perusahaan secara keseluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang
digunakan untuk barang yang ditransfer mempengaruhi biaya divisi pembeli dan
pendapatan divisi penjual. Artinya, laba kedua divisi tersebut, sebagaimana juga
evaluasi dan kompensasi para manajer mereka, dipengaruhi oleh harga trasnsfer.
Karena berpengaruhn terhadap ukuran kinerja berdasarkan laba dari kedua divisi,
penetapan harga transfer sering menjadi masalah yang ditanggapi secara sangat
emosional.

Meskipun harga transfer actual tidak mempengaruhi perusahaan sebagai satu


kesatuan, penetapan harga transfer temyata mampu mempengaruhi tingkat laba
yang dihasilkan perusahan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan
hokum lainnya yang ditetapkan Negara tempat berbagai divisi beroperasi.

2.4.7 Harga Pasar


Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer,
maka harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian
berbagai tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba
perusahaan secara simultan. Lagi pula, tidak ada divisi yang memperoleh manfaat
di atas beban divisi lain. Bila demikian, manajemen pusat tidak akan tertarik untuk
melakukan campur tangan.

13
Jika tersedia, harga pasar adalah pendekatan terbaik untuk penetapan harga transfer.
Karena divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar, transfer internal
pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut
merugi. Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar
mungkin juga tidak akan bersedia. Membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk
barang yang diransfer secara internal.

Apakah kedua divisi akan mentransfer sesuai harga pasar ? Hal itu tidak akan
menjadi masalah karena divisi dan perusahaan akan tetap berjalan dengan baik
secara keseluruhan meskipun transfer terjadi secara internal atau tidak. Akan tetapi,
jika transfer terjadi, harganya akan sesuai dengan harga pasar.

2.4.8 Harga Transfer Berdasarkan Biaya


Harga pasar luar kerap tidak tersedia. Hal tersebut bisa terjadi karena produk yang
akan ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk.
Dalam hal ini,perusahaan bisa menggunakan pendekatan penetapan harga transfer
berdasarkan biaya.

2.4.9 Harga Transfer yang Dinegosiasikan


Akhimya, manajer tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan
penjula untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini
berguna saat kondisi pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi didalam
perusahaan untuk menghindari biaya penjulaan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya
yang dihemat bisa dibagi diantara dua divisi.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, banyak perusahaan memilih
desentralisasi inti desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan
perusahaan yang terdesentralisasi membentuk pusat pertanggung jawaban tempat
pusat pertanggung jawaban adalah pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat rugi
hasil-hasil aktual darisetiap pusat pertanggung jawaban bisa dibandingkan dengan
aktual yang diharapkan perhitungan biaya variabel memperlakukan overhead tetap
sebagai beban periode oleh karena itu, biaya unit produksi menurut perhitungan
biaya variabel terdiriatas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung

Dan overhead variable perhitungan biaya absorsi memperlakukan overhead tetap


sebagai biaya produk jadi, biaya unit produksi menurut perhitungan biaya absorsi
terdiri atas bahan baku langsung, tenagakerja langsung, overhead variabel dan
bagian dari overhead tetap.

Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel memisahkan beban menurut
perilaku biaya, pertama, beban variabel proses produksi, penjuaan danadministrasi
dikurangi dari penjualan untuk mendapatkan margin kontribusi kemudian,sema
beban tetap dikurangi dari margin kontribusi untuk mendapatkan laba bersih
perhitungan biaya variable. Laporan laba rugi menurut perhitungan biaya absorsi
memisahkan beban menurut fungsi pertama, harga pokok penjualan dikurangi dari
penjuaan untuk mendapatkan laba kotor kemudian beban penjualan dan
administrasi dikurangi dari laba kotor untuk mendapatkan laba bersih perhitungan
biaya absorsi. Laporan laba rugi segmen memungkinkan pihak manajemen untuk
mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahan secara
keseluruhan adalah rasio laba operasi terhadap aktiva operasi rata-rata/ rasio ini
dapat dibagi dalam dua komponen< margin rasio laba operasi terhadap penjualan;
dan perputaran, rasio penjualan terhadap aktiva operasi rata-rata. Laba residu
adalah perbedaan antara laba dan tingkat pengembalian minimum yang diminta
perusahaandikalikan dengan modal yang dipakai sangat mirip dengan laba residu,

15
tetapi laba setelah pajak dan presentasi aktual dari biaya modal digunakan dalam
perhitungan.

Pelaporan Segmen, Evaluasi Pusat Investasi, dan Penetapan Harga Transfer

Pengembalian atas investasi adalah ukuran kinerja manajer yang paling dalam pada
unit-unit desentralisasi pengembalian atas investasi mendorong manajer untuk
memperhatikan. Perbaikan profitabilitas disisinya melalui peningkatan penjualan,
pengendalian biaya, dan pemanfaatan aktiva secara efisien. Laba residu positif
berarti disisi memperoleh lebih banyak dari biaya modal minimum. Laba residu
negatif berarti disisi memperoleh lebih sedikitdari biaya modal minimum. Laba
residu yang sama dengan nol menunjukkan disisi memperoleh tepat sama dengan
biaya modal minimum EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya
modal tahunan jika EVA positif, perusahaan menciptakan kekayaan jika negatif,
maka perusahaan merusak modalnya EVA adalah dalam satuan dolar, bukan
presentase tingkat pengembalian. Para investor menyukai EVA karena
menghubungkan laba dengan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk
mencapainya perusahaan yang terdesentralisisasi mampu menghasilkan kesesuaian
tujuan dengan menciptakan program kompensasi manajemen yang memberi
penghargaan bagi para manajer karena melakukan tindakan-tindakan yang
menguntungkan perusahaan. Sistem penghargaan yang mungkin meliputi
kompensasi tunai dan tunjangan nonkeuangan etika satu disisi dari suatu
perusahaan menghasilkan produk yang digunakan dalam proses produksi disisi lain,
timbul proses penetapan harga transfer harga transfer merupakan pendapatan bagi
disisi yang menjual dan biaya bagi disisi yang membeli. jadi, harga yang dikenakan
terhadap barang antara tersebut memengaruhi laba operasi kedua disisi karena
kedua disisi dievaluasi menurut profitabilitasnya, harga yang dikenakan terhadap
barang antara dapat dapat menjadi masalah yang sangat serius. Ada tiga kebijakan
penetapan harga transfer yang lazim digunakan : harga pasar, harga transfer
berdasarkan biaya, dan harga transfer yang dinegosiasikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKMA431403-M1.pdf

https://dokumen.tips/documents/makalah-akuntansi-manajemen-
56d5008fe88a9.html

https://id.scribd.com/document/264318786/Desentralisasi-Dan-Pusat-
Pertanggungjawaban

https://www.academia.edu/43158688/METODE_FULL_COSTING_DAN_VARI
ABEL_COSTING

https://id.scribd.com/document/374332389/AKUNTANSI-MANAJAMEN-
Segmented-Reporting

https://www.academia.edu/32680497/DECENTRALIZATION_AND_SEGMEN
TED_REPORTING

https://www.kajianpustaka.com/2020/02/pengukuran-kinerja-pengertian-tujuan-
syarat-model-dan-proses.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai