Dunia Maya atau cyberspace adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak digunakan untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal balik secara online (terhubung langsung). Dunia Maya maupun cyberspace ini merupakan integrase dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan computer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontoler,) yang dapat menghubungkan alat komunikasi (computer, telepon genggam, instrumentasi, elektronik dan lain-lain yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif yang terimidasi oleh internet. Kini, dimana kita sekarang sudah memasuki era milenial, dimana dalam satu manusia bisa hidup di dua alam sekaligus, yaitu dunia nyata dan dunia maya, dunia nyata dan dunia maya adalah 2 alam yang sangat berbeda satu sama lain, jika di dunia nyata memiiliki batas- batas sosial, spasial, dan temporal yang tegas justru sebaliknya di dunia maya adalah dunia imitasi yang justru mampu meretas batas-batas itu. Anehnya, manusia yang katanya terbatas ruang dan waktu, kini hidup bebas dan cenderung liar dalam dunia maya yang seakan tak terbatas itu. Migrasi keilmuan yang begitu cepat, yang termanifistasi dalam kecangihan teknologi informasi saat ini, harus diakui sebagai prestasi yang luar bisa yang mampu mendorong manusia melampui mitos-mitos masa lalunya pada zaman bahula, komunikasi jarak jauh adalah mitos, orang dapat hadir secara virtual diberbagai tempat secara berbeda dalam satu waktu adalah mitos, migrasi manusia dalam satu tempat ke tempat lainnya secepat kilat adalah mitos, sekarang hanya dengan smartphone generasi milenial dapat menembus tembok- tembok mitos yang sudah dibangun oleh leluhurnya. Sungguh kecerdikan akal manusia telah mampu mengantarkan generasi milenial menjadi makhluk yang paling lentur dan paling liar sekaligus. Di katakan lentur karena manusia milenial telah mampu menembus batas-batas ruang dan waktu. Mungkin, kondisi ini dapat disebut sebagai bentuk transformasi dalam ilmu halimun di era milenial dan dikatakan liar karena manusia mampu meretas batas-batas nilai dan norma yang di anggap telah mengekangnya dalam dunia nyata. Di dunia maya, mereka bebas menciptakan makhluk- makhluk abstrak yang bisa berceloteh tentang apa saja, memaki-maki siapa saja, bebas memilih jenis kelamin dan bebas memilih status sosial dan agamanya sendiri. Duh, mungkinkah mereka telah menganggap dirinya sebagai Tuhan ??