Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Cyberspace dan Kehidupan Sosial Masa Kini

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi

Dosen Pengampu : Dr. Noval Sufriyanto Talani, S.Sn, M.Ds, M.Si

Disusun Oleh :

Moh. Irhash Rakhli M. (291418019)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya makalah Sosiologi Komunikasi yang berjudul “Cyberspace dan Kehidupan
Sosial Masa Kini” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini sebagai
pemenuhan tugas dari Dosen Pengampu Sosiologi Komunikasi.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang
telah membimbing serta memberikan masukan selama proses penyusunan makalah ilmiah
ini.

Kami berharap makalah yang telah disusun ini bisa memberikan manfaat untuk
menambah pengetahuan para pembaca serta rekan-rekan mahasiswa. Kami juga sangat
mengharapkan kritik, saran serta masukan dari semua pihak agar makalah ini bisa menjadi
lebih sempurna lagi.

Gorontalo, 08 Juni 2021

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................6
2.1 Cyberspace...............................................................................................................................6
2.2 Dampak Cyberspace Terhadap Masyarakat Indonesia.......................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................10
3.2 Saran.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi informasi yang tidak dapat dibendung, Perkembangan teknologi
merupakan suatu yang harus ada dan diikuti oleh masyarakat modern saat ini. Pengembangannya
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sumbangan teknologi informasi dan
komunikasi terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Seperti yang
kita ketahui bahwa di era serba modern seperti saat ini, peran teknologi informasi dalam kehidupan
sehari-hari tentunya sangat berpengaruh. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas kita yang kerap kali
ditunjang dengan teknologi informasi itu sendiri yang mampu menjawab tuntutan pekerjaan yang
lebih cepat, mudah, murah dan menghemat waktu.

Kemajuan teknologi menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang kian menyelimuti
dunia. Suatu kemajuan yang tentunya akan memberikan dampak bagi peradaban masyarakat.
Perkembangan teknologi dan komunikasi yang begitu pesat juga telah memunculkan pengalihan
berbagai aktivitas manusia (politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual, seksual sehingga apapun
yang dapat dilakukan di dunia nyata kini dapat dilakukan dalam bentuk artifisialnya di dalam
cyberspace (Dunia maya). Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan yang dibangun sebagian
besar dimediasi oleh teknologi.

Salah satu akibat dari lahirnya media maya menjadikan pola perilaku masyarakat
mengalami pergeseran baik budaya, etika dan norma yang ada. Indonesia dengan jumlah penduduk
yang besar dengan berbagai kultur suku, ras dan agama yang beraneka ragam memiliki banyak
sekali potensi perubahan sosial. Dinamika kehidupan masyarakat mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Akulturasi budaya dengan sentuhan teknologi informasi merupakan pendorong
perubahan tersebut.

Secara perlahan tapi pasti dunia maya telah berhasil mengubah pola perilaku sosial
masyarakat, oleh kerena itu penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah yang berjudul
“Cyberspace dan Kehidupan Sosial Masa Kini” agar bisa menambah wawasan dari orang-orang
yang membaca karya ilmiah ini.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Cyberspace?
2. Apa dampak dunia maya terhadap masyarakat di Indonesia?
3. Apa pengaruh dunia maya terhadap perubahan sosial masyarakat di Indonesia ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dunia maya.
2. Mengetahui dampak positif dan negatif dari dunia maya terhadap masyarakat di
Indonesia.
3. Mengidentifikasi dan memahami pengaruh dunia maya terhadap perubahan sosial
masyarakat di Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cyberspace
Dunia maya (atau disebut juga ruang siber atau mayantara ( cyberspace) adalah media
elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah
maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Dunia maya ini merupakan integrasi dari
berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi,
transmisi, prosesor, signal, pengontrol) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi
(komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh
penjuru dunia secara interaktif.

Konsep Cyberspace  melekat pada penggunaan istilah tempat ‘yang tidak ada dimanapun’


dimana pesan-pesan elektronik berlalu lalang,  transfer uang berlangsung, pesan-pesan digital
bergerak hingga situs-situs World Wide Web diakses. Suatu tempat tanpa ruang, secara konseptual
adalah dimana hubungan manusia, kata-kata, data, status kekayaan, status kekuasaan dimunculkan
oleh orang-orang yang menggunakan teknologi komunikasi dengan perantara gawai atau perangkat
elektronik lainnya yang tehubung dengan internet. Barker (2000)

Mengacu pada istilah definitif Strinati (2009)terhadap peristilahan budaya massa


sebagai platform yang menaungi media sosial. Jika budaya massa merupakan budaya popular yang
dihasilkan melalui teknik-teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan
keuntungan kepada khalayak konsumen, maka media sosial merupakan platform yang sengaja
dibuat dalam menunjang kegiatan tersebut, terutama dalam melakukan bentuk komunikasi.Bahkan,
Wattimena melalui tulisannya dalam “Menggagas CyberSpace Sebagai Ruang Publik Virtual Yang
Emansipatif.” melihat sebagai bentuk baru imperialisme barat dalam bentuk neo liberalisme serta
sebagai kekuatan baru masyarakat sipil yang luar biasa. Cyberspace memiliki manfaat antara lain :

1. Menghubungkan orang dengan komputer. Contohnya; Remote connections untuk


pengecekan terhadap sekian banyak servers yang tersebar dibeberapa tempat (kota
dan negara).

2. Menghubungkan komputer dengan komputer. Contohnya; Remote connections terhadap


setiap PC yang terhubung dengan jaringan LAN di network tertentu.

3. Menghubungkan orang dengan bank; Internet Banking

6
4. Menghubungkan orang dengan orang. Contohnya; Surat menyurat, atau yang disebut e-
mail. Fax through internet (internet Fax)
5. Menghubungkan orang dengan profesional bidang tertentu. Contohnya; Dunia medis.
(Dokter jaman sekarang bisa melakukan operasi ordiagnosis dari jarak ribuan miles dengan
menggunakan media internet,tidak lagi harus didepan sang pasien).

2.2 Dampak Cyberspace Terhadap Masyarakat Indonesia

Dalam himpunan data dari APJII (2015) menunjukkan bahwa sepanjang periode 2013-2014
terdapat 71,19 juta pengguna internet di Indonesia dengan mayoritas pengguna internet adalah kelas
menengah urban sebesar 83,4 persen berbanding dengan pertumbuhan 6 persen di pedesaan.
Adapun untuk angka penetrasi Internet di Indonesia juga mengalami kenaikan signifikan yang
semula hanya 28 persen pada tahun 2013, kini tahun 2014 silam mencapai 34 persen. Profil kelas
menengah sebagai netizen aktif dalam pengguna internet di Indonesia sebagian besar didominasi
kalangan pekerja (55 persen), mahasiswa (18 persen), dan juga ibu rumah tangga (16
persen) (APJII, 2015). Pulau Jawa – Bali sendiri menenmpatkan sebagai populasi internet terbesar
sebesar 52 persen diikuti Sumatera sebesar 18,6 persen, sisanya 13,4 persen terkonsentrasi di
Indonesia Timur (APJII 2015). Adapun aktivitas penggunaan internet bagi kelas menengah
Indonesia didominasi kebutuhan leisure and pleasure seperti halnya sosialisasi (71 persen),
informasi (65,3 persen), mengikuti perkembangan zaman 51,2 persen), dan bersenang-senang (32,6
persen) (APJII, 2015).
Data tersebut menunjukkansekilas sebuah fenomena yangmenarik, dalam fenomena
tersebut menunjukkan pola perubahan ruang privat menuju ruang publik akibat tendensitas yang
terjadi didalamnya, maka cyberspace menjadi ruang sosial dimana orang-orang pada umumnya
sudah menggunakannya.
Menurut Henry Jenkins (2006) dalam Pramod menegaskan bahwa cyberculture adalah
penyatuan kultur dimana Personal Computer, telepon, internet, dan multimedia menyediakan
integrasi komunikasi. Penyatuan tidak sebatas penyatuan platform (desain dasar) perangkat
teknologi, namun juga variasi fungsi dimana hiburan dan informasi menyatu menjadi
“infotainment” dan hiburan serta pendidikan menyatu menjadi “edutainment”.

Perubahan terjadi karena ada penyesuaian pada pemanfaatan teknologi memang harus
dikembangkan dalam konteks sosial, budaya, dan humanisme pada umumnya. Karena dasar dari
perkembangan budaya itu sendiri adalah nilai-nilai yang berkembang di masyarakat secara

7
tradinsional maupun bersumber dari ajaran agama. Teknologi yang tidak dikembangkan dalam
konteks nilai-nilai dalam masyarakat cenderung menimbulkan gejolak budaya bahkan agama yang
akan mengacaukan keseimbangan dalam masyarakat.

Dewasa ini, dunia Cyberspace menjadi Common reality, bentuk baru perkembangan


hiperrealitas.  Perkembangannya pun tidak dapat dilepaskan dari pondasi-pondasi nilai filosofis,
etis, ideologis. Berbagai bentuk imajinasi dan  visi yang semula hanya merupakan angan-angan,
kini terbungkus pada kain harapan bernama “realitas”. Dengan keberadaan Cyberspace yang
sejatinya juga telah mengikis identitas kolektif (publik) dan identitas personal (privat). Adanya
peleburan identitas tersebut pula yang menciptakan gagasan tersendiri sebagai sebuah konsumsi
kolektif akibat penjenuhan media. Sehingga orang-orang mulai berbondong-bondong memberikan
narasi atas apa yang dilakukan dalam kehidupannya

Melalui hal tersebut, Praktik hegemoni berlaku yang berlaku di media sosial
memungkinkan dibuatnya konten interaktif, melakukan pengabungan dan kolaborasi, dan
pertukaran informasi antarpara pengguna sehingga terjadilan proses transfer penerimaan ideologi
kelompok dominan terhadap kehadiran ideologi lain dan berlangsung dalam suatu proses yang
damai.

Masalah pun muncul, ketika nilai-nilai yang bersifat partikular ditawarkan di dalam
dunia Cyberspace  mengakibatkan nilai-nilai saling berkontradiksi satu sama lain dengan
masyarakat pengguna. Maka, timbullah sebuah distorsi nilai ideologi, etika dan nilai-nilai budaya
yang berbeda dengan pandangan dunia masyarakat pengguna. Dunia maya (cyberspace) memiliki
karakteristik tersendiri, yang menampilkan cara interaksi di dalam masyarakat modern. Cara hidup
yang berbeda, namun tetap pada tataran interaksi antara manusia dan manusia.

Meskipun cyberspace mampu menciptakan model-model kehidupan yang artifisial, akan


tetapi tidak berarti bahwa perilaku dasar (instinct) manusia di dalamnya akan berubah total. Instink-
instink purba manusia (instink bertahan hidup, instink membunuh, instink seksual) tetap bertahan
hidup di dalamnya, bahkan cenderung menjadi lebih liar dan primitif. Cybercrime, cyberviolence,
cyberporn, cyberanarchy adalah bebrapa contoh manifestasi instinkinstink purba itu di dalam
cyberspace, yang di dalamnya ia menemukan ruang pelepasannya, terutama disebabkan belum
dipecahkannya persoalan kontrol sosial (social control), dan persoalan hukum di dalam cyberspace.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Kemajuan teknologi saat ini telah membawa dan memaksa manusia untuk hidup sesuai
tuntutan zaman, jika tidak mengikuti perkembangan teknologi maka orang itu akan tertinggal.
Dunia maya menawarkan kemudahan dalam aktivitas-aktivitas yang terjalin di dalamnya dan
perlahan mengubah. Adanya dunia maya telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan hubungan sosial dan segala bentuk perubahan-perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat. Perubahan sosial positif seperti kemudahan memperoleh dan menyampaiakan
informasi, memperoleh keuntungan secara sosial dan ekonomi. Sedangkan perubahan sosial yang
cenderung negatif seperti munculnya Cybercrime, cyberviolence, cyberporn, dan cyberanarchy
yang disebabkan belum ditemukannya sosial kontrol dan hokum di dunia maya.

3.2 Saran
1. Pemerintah harus segera menyusun pertauran tentang penggunaan dan pemanfaatan
media sosial sosial sebagai sarana teknologi informasi secara bijak.

2. Masyarakat harus lebih cermat dan selektif dalam menggunakan media sosial seperti
memilih pertemanan, komunitas / grop dan tidak latah terhadap perubahan perilaku atau trend/
“viral” negatif dikalangan pengguna media sosial.

9
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Yasraf. 2012. Masyarakat Informasi dan Digital: Teknologi Informasi dan
Perubahan Sosial

Sugeng Anang.2017. Pengaruh Media Sosial TerhadapPerubahan Sosial Masyarakat di


Indonesia

http://news.unair.ac.id/2018/12/30/cyberspace-media-sosial-dan-konsumsi-kolektif-
masyarakat-urban/

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-dunia-maya-atau-
cyberspace/15151/2

https://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_maya

10

Anda mungkin juga menyukai