Anda di halaman 1dari 10

REALITAS MASYARAKAT MAYA

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di mukabumi ini, terutama pada bidang teknologi
informasi. Perkembangan teknologi Informasi khususnya internet yang begitu pesat,
merupakan suatu fakta yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini pun bisa menjadi salah satu
penyebab perubahan bentuk masyarakat. Perubahan bentuk masyarakat dari bentuk
masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat yang global, sebuah dunia yang sangat
transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat
dan begitu besar mempengaruhi peradaban manusia, sehingga dunia juga dijuluki sebagai
The Big Village, yaitu sebuah desa yang besar yang di mana masyarakatnya saling mengenal
dan saling menyapa satu dengan yang lainnya seperti layaknya kehidupan yang berkembang
di desa.
Secara materi kehadiran masyarakat global mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan
baru bagi masyarakat sehingga tanpa disadari , komunitas manusia telah hidup dalam dua
dunia kehidupan masyarakat , yaitu masyarakat nyata dan masyarakat maya
(cybercommnunity).
Masyarakat nyata adalah kehidupan masyarakat yang secara indrawi dapat dirasakan sebagai
sebuah kehidupan nyata, dimana hubungan-hubungan sosial sesama anggota masyarakat
dapat disaksikan sebagaimana apa adanya. Sedangkan masyarakat maya adalah sebuah
kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung diindera melalui
penginderaan manusia, namun dapat dirasakan dan disaksikan sebaagi sebuah realitas
(Bungin, 2006: 160). Perbedaan antara masyarakat nyata dan masyarakat maya adalah;
masyarakat nyata dapat dilihat dari identitas sumber dan penerima jelas, kohesifitas antar
anggota tinggi, anggota masyarakat terbagi dalam kelas-kelas sosial, dan batas-batas wilayah
memegang peranan penting. Sedangkan untuk masyarakat maya dapat dilihat dari identitas
sumber dan penjerima dapat disembunyikan, kohesifitas antar anggota rendah, kelas sosial
bukan menjadi faktor utama atau mempengaruhi proses hubungan, dan batas-batas wilayah
tidak memiliki makna lagi.
1. Konsep Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok individu yang tinggal dalam suatu tempat tertentu,
saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama, mempunyai adat-istiadat dan
aturan-aturan tertentu dan lambat laun membentuk sebuah kebudayaan. Masyarakat
juga merupakan sistem sosial yang terdiri dari sejumlah komponen struktur sosial
yaitu: keluarga, ekonomi, pemerintah, agama, pendidikan, dan lapisan sosial yang
terkait satu sama lainnya, bekerja secara bersama-sama, saling berinteraksi, berelasi,
dan saling ketergantungan (Jabrohim, 2004: 167).
Menurut Mac Iver dan Page dalam Soekanto masyarakat ialah suatu sistem dari
kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok
dan penggolongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan
manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan masyarakat selalu berubah
(Soekanto, 2007: 22).
Masyarakat adalah sekelompok orang yang sama identifikasinya, teratur,
sedemikian rupa di dalam menjalankan segala sesuatu yang diperlukan bagi hidup
bersama secara harmonis. Bila dilihat dari tiga macam ciri yang membedakan
masyarakat dengan kelompok-kelompok lainnya:
1. Pada masyarakat pasti terdapat sekumpulan individu-individu yang
jumlahnya cukup besar.
2. Individu tersebut mempunyai hubungan yang melahirkan kerjasama
diantara mereka.
3. Hubungan individu-individu sedikit banyak harus permanen sifatnya (Faisal,
1980: 27).
Suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem adaptif, karena masyarakat
merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan tentunya juga untuk
dapat bertahan. Masyarakat sendiri juga mempunyai berbagai kebutuhan yang harus
dipenuhi agar masyarakat dapat hidup terus.
2. Cyberspace (Dunia Maya)
Yang dimaksud dengan cyberspace adalah dunia internet, dunia maya, dunia virtual.
Dunia tersebut diciptakan manusia sebagai media komunikasi untuk mengatasi kendala
ruang dan waktu. Pada awalnya dikembangkan oleh Departmen Pertahanan Amerika
pada masa perang dunia II untuk media komunikasi antar laboratorium Pertahanan
mereka yang mengembangkan senjata nuklir (Straubhaar, 2010: 247). Saat ini internet
telah menjadi bagian dari kehidupan sehari - hari manusia. Manusia berkirim surat
dengan email, menelpon dengan Skype atau Facetime, mencari teman dengan
Facebook, mencari informasi dengan browsing di situs internet, dan lain sebagainya.
Itulah perwujudan dari globalisasi komunikasi.
Dunia maya (bahasa Inggris: cyberspace) adalah media elektronik dalam jaringan
komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-
balik secara online (terhubung langsung). Dunia maya ini merupakan integrasi dari
berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser,
koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan
komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi elektronik, dan lain-lain) yang
tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif.
Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan sebuah “ruang baru” yang
bersifat artifisial dan maya, yaitu cyberspace. Ruang baru ini telah mengalihkan
berbagai aktivitas manusia (politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual, bahkan
seaksual) dari dunia nyata ke dunia maya yang dikenal dengan dunia tanpa batas.
Sehingga apapun yang dapat dilakukan di dunia nyata, kini dapat juga dilakukan dalam
bentuk artifisialnya dalam cyberspace. Sebuah migrasi besar-besaran kehidupan
manusia tampaknya tengah berlangsung, yaitu migrasi dari jagat nyata ke jagat maya
dari kehidupan di ruang nyata menuju kehidupan di ruang maya. Migrasi kemanusiaan
ini telah menimbulkan perubahan besar dalam cara setiap orang menjalani dan
memaknai kehidupan. Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan yang mungkin
nantinya sebagian besar akan dibangun seluruhnya oleh model kehidupan yang
dimediasi secara mendasar oleh teknologi, sehingga berbagai fungsi alam kini diambil
alih oleh subtitusi teknologisnya, yang disebut kehidupan artifisial.
Realitas-realitas sosial budaya yang ada di dunia nyata kini mendapatkan tandingan-
tandingannya. Pada akhirnya, batas antara keduanyamenjadi kian kabur. Cyberspace
yang terbentuk oleh jaringan komputer dan informasi yang terhubungkan secara global
telah menawarkan bentuk-bentuk komunitasnya sendiri (virtual community), bentuk
realitasnya (virtual reality), dan bentuk “ruang” nya sendiri (cyeberspace). Cyberspace
berasal dari bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya
tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace
merupakan ruang yang diwujudkan melalui (jaringan) computer, sifatnya digital dan
direpresentasikan dalam satuan bit. Perkembangan cyberspace telah mempengaruhi
kehidupan sosial pada berbagai tingkatannya. Keberadaan cyberspace tidak saja telah
menciptakan perubahan sosial yang sangat mendasar. Pengaruh cyberspace terhadap
kehidupan sosial setidaknya tampak pada tiga tingkat : individu, antarindividu, dan
komunitas. Pada tingkat individu, cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam
pemahaman kita tentang diri dan identitas. Struktur cyberspace membuka ruang yang
lebar bagi setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan
identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan
gaya hidup setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua
orang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Pada akhirnya
yang ada dalam cyberspace adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu,
identitas ganda, identitas jamak. Tingkat interaksi antarindividu, hakikat cyberspace
sebagai sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan (web) dan hubungan (connection)
bukan oleh materi. Kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan secara virtual
merupakan ciri dari cyberspace. Karena hubungan, relasi, dan interaksi sosial di dalam
cyberspace bukanlah antarfisik dalam sebuah wilayah atau teritorial, yaitu interaksi
sosial yang tidak dilakukan dalam sebuah teritorial yang nyata. Pada tingkat komunitas,
cyberspace dapat menciptakan satu model komunitas demokratis dan terbuka. Karena
komunitas virtual dibangun bukan di dalam teritorial yang konkret, maka persoalan
didalamnya adalah persoalan normatif, pengaturan, dan kontrol. Dalam komunitas
virtual cyberspace, pemimpin, aturan main, kontrol sosial tersebut tidak berbentuk
lembaga, sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi, di dalamnya, seakan-akan “apa
pun boleh”.
3. Masyarakat Maya (Cybercommunity)
Masyarakat Maya adalah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat
secara langsung diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat dirasakan
dan disaksikan sebagai sebuah realitas. Pada awalnya masyarakat maya adalah
sebuah fantasi manusia tenang dunia lain yang lebih maju dari dunia saat ini. Fantasi
tersebut adalah sebah hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan makna
kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap kekuasaan
materi dan alam semesta. Namun ketika teknologi manusia mampu
mengungkapkan misteri pengetahuan itu, maka manusia mampu menciptakan
ruang kehidupan baru bagi manusia di dalam dunia hiper-realitas itu (Bungin, 2007:
160-161).
a. Kebudayaan Masyarakat Maya
Kehidupan masyarakat maya, identik dengan budaya-budaya pencitraan,
dan makna yang setiap saat dipertukarkan dalam ruang interaksi simbolis.
Masyarakat maya menciptakan culture universal yang dapat dijelaskan
sebagaimana yang dimiliki oleh masyarakat nyata, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup
Peralatan dan perlengkapan hidup masyarakat maya adalah teknologi
informasi yang umumnya dikenal dengan mesin-mesin komputer dan
mesin-mesin elektronika lain yang membantu kerja atau dibantu oleh
mesin komputer. Saat ini mesin-mesin yang dimaksud telah dapat
memproduksi diri sampai pada tingkat yang diinginkan.
2. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi
Masyarakat maya memiliki mata pencaharian yang sangat menonjol
dan spesifik dalam bentuk menjual jasa dengan sistem ekonomi subtitusi.
3. Sistem kemsyarakatan
Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan dalam masyarakat maya
adalah dalam bentuk sistem kelompok jaringan baik intra maupun
antar jaringan yang ada dalam masyarakat maya (Bungin, 2007: 166).
Untuk itu mereka memiliki sistem aturan yang diciptakan oleh para pemilik
provider, pemilik website, pemilik produk dan jasa yang yang ditawarkan
dan sebagainya. Namun sistem yang dibangun selalu menempatkan pemilik
provider atau website sebagai penentu aturan, pemilik kontrol sosial dan
sebagainya.
4. Bahasa
Bahasa masyarakat maya umumnya adalah bahasa Inggris. Pada
perkembangannya komunitas maya kemudian menciptakan system, ikon
sendiri untuk berkomunikasi atau untuk berbicara, meskipun bahasa utama
tetap saja bahasa Inggris.
5. Kesenian
Karya komunitas maya adalah bagian dari karya seni pada umumnya.
Semua karya masyarakat maya menempatkan seni sebagai ukuran
pencitraan dan pemaknaan yang ditampilkan kepada publik maya itu
sendiri.
6. Sistem Pengetahuan
Dikembangkan menggunakan proses pemberitahuan dan pembelajaran
langsung secara trial dan error. Umumnya para netter atau imajinater
menggunakan system pengetahuan secara bergulir kepada sesama anggota
masyarakat maya.
7. Sistem religi (kepercayaan)
Sistem kepercayaan masyarakat maya adalah waktu dan keyakinan bahwa
setiap misteri dalam dunia maya dapat di pecahkan.
Sesuatu yang menjadi ciri khas dari kebudayaan maya ini adalah sifatnya yang sangat
menggantungkan diri pada media. Bahwa kebudayaan itu hanya ada secara nyata dalam
media informatika dan beberapa di antaranya telah ditransformasikan ke dalam kognitif
manusia, inilah sebenarnya space dunia maya.
b. Proses-proses Sosial dan Interaksi Sosial
Masyarakat maya membangun dirinya dengan sepenuhnya mengandalkan
interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan kelompok (jaringan) intra
dan antar sesama anggota masyarakat maya. Dipastikan bahwa konstruksi
masyarakat maya pada mulanya berkembang dari sistem intra dan antar jaringan
yang berkembang menggunakan sistem sarang laba-laba sehingga membentuk
sebuah jaringan masyarakat yang besar.
Proses sosial dan interaksi sosial dalam masyarakat maya, ada yang bersifat
sementara dan ada juga yang bersifat menetap dalam waktu yang relatif lama
atau menetap selama-lamanya. Sifat proses sosial dan interaksi sosial ini
ditentukan oleh kepentingan mereka dalam dunia maya. Interaksi sosial
sementara, terjadi anggota masyarakat yang sepintas lalu ingin ”jalan-jalan” dan
hanya bermain di dunia maya melalui browsing dan chatting, atau search,
kemudian meninggalkannya. Ada pula interaksi sosial dan kehidupan kelompok
yang berlangsung cukup lama di antara sesama anggota masyarakat maya
lainnya. Mereka ini para pengguna internet (netter) yang setiap saat berada
dalam masyarakat maya. Mereka bergaul, menyapa, bercinta, berbisnis, belajar
bahkan mencuri dan sebagainya dalam masyarakat maya, namun mereka tidak
menetap di sana karena tidak memiliki rumah sebagai alamat mereka.
Kebanyakan dari anggota masyarakat maya menjadi penduduk tetap dalam
masyarakat tersebut dengan memiliki alamat dan rumah di sana dengan status
penyewa atau pemilik. Mereka ini memiliki e-mail, website, atau bahkan
provider. Setiap saat mereka memanfaatkan alamat dan rumah mereka untuk
berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat maya guna berbagai kebutuhan.
Dari cara mereka berinteraksi ini lahir pula dua pola proses interaksi sosial,
yaitu:
1. Proses Sosial Disosiatif
Proses sosial disosiatif terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya
terlibat dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga
masyarakat maya seperti halnya mencari pembiayaan untuk website
(sponsorship).
2. Proses Sosial Asosiatif
proses sosial Asosiatif merupakan proses dalam masyarakat maya yang
mementingkan kerja sama. Proses ini memberi peluang kepada komunitas
maya, baik intra maupun antarjaringan, melakukan kerja sama (cooperative)
di antara mereka. Kerja sama ini menghasilkan proses lanjutan seperti
akomodasi informasi dan asimilasi kebudayaan masyarakat maya dalam
skala global ke seluruh jaringan masyarakat yang akhirnya mempengaruhi
perilaku dan interaksi mereka satu dengan lainnya.
c. Kelompok Sosial Maya
Komunitas maya memiliki kehidupan kelompok yang rumit. Umumnya
kelompok sosial ini dibangun berdasarkan hubungan-hubungan sekunder,
sehingga pengelompokkan mereka didasarkan pada kegemaran dan kebutuhan
anggota masyarakat terhadap kelompok tertentu.
Pada dasarnya ada dua model keanggotaan kelompok sosial maya, yaitu:
1. Kelompok intra adalah keanggotaan seseorang dalam unit-unit
kelompok intra yang berpusat pada server tertentu yang sifatnya
menyerupai serumpun anggota dalam suatu institusi tertentu.
2. Kelompok inter yaitu, walaupun secara umum, hubungan intranet ini
hanya berlaku internal, namun sebenarnya intranet ini adalah sel-sel
hidup dalam sistem sosial dunia maya yang lebih luas yaitu internet.
d. Stratifikasi Sosial Masyarakat Maya
Masyarakat maya mengenal stratifikasi sosial berdasarkan pada besaran jaringan
yang dimiliki. Jadi, dasar pembentukan stratifikasi masyarakat maya ditentukan
pada seberapa besar kepemilikan jumlah anggota masyarakat maya yang setiap
hari lalu-lalang di sebuah jaringan atau website menjadi dasar argumentasi yang
kuat untuk menentukan stratifikasi sosial.
http://,www., adalah pemilik stratifikasi tertinggi dalam masyarakat maya adalah
pemilik jaringan terbesar terbesar dalam dunia maya, sehingga hampir seluruh
jaringan website didunia menggunakan tersebut untuk masuk ke dunia maya.
Stratifikasi sosial kedua dalam masyarakat maya
adalah .com.,.net.,.org.,gov.,.id., dan sebagainya. Kelompok ini unggul pada
luasan space yang dimilikinya, sehingga space itu dapat dijual kepada anggota
masyarakat lain yang membutuhkannya.
Stratifikasi Sosial ketiga dikenal, seperti yahoo, hotmail, mailcity, google., dan
sebagainya mereka menguasai akses informasi yang amat beragam dan sangat
banyak memiliki koneksi dengan beragam situs yang digemari oleh masyarakat
maya, serta memiliki kecepatan akses yang menakjubkan.
Dalam masyarakat maya, stratifikasi sosial tidak secara otomatis berpengaruh
terhadap pembentukan kelas-kelas sosial. Stratifikasi sosial yang ketiga seperti
yahoo,hotmail,mailcity, dll adalah anggota kelas sosial tertinggi karena begitu
populer dimasyarakat.
Ukuran kelas sosial dalam masyarakat maya adalah popularitas, bahkan juga
berdasarkan rumpun (cluster) kebutuhan masyarakat. Seperti google menjadi
sangat populer dalam situs pendidikan, dan masyarakat umum lebih mengenal
yahoo,hotmail,dll.
Namun berdasarkan stratifikasi sosial dan kekuasaan jaringan, maka kekuasaan
tertinggi dalam masyarakat maya dipegang kelompok, seperti http;// dan www.
Masyarakat maya adalah revolusi terhadap sebuah perubahan masyarakat nyata.
Perubahan dalam masyarakat maya dikenal dengan dua konsep perubahan.
Perubahan fisikal yang ada dalam mesin-mesin computer dimana perubahan ini
akan mempengaruhi kemampuan dan kecepatan bekerja mesin-mesin itu
sehingga ikut mempengaruhi gagasan-gagasan masyarakat untuk memanfaatkan
kemampuan computer itu atau kemampuan computer yang baru itu ddiciptakan
untuk memenuhi keinginan masyarakat. Perubahan semacam ini dikenal dengan
kata upgrade, sebuah kata yang mengandung makna memperbaiki diri dengan
cara meningkatkan kemampuan dan penampilan yang lebih baik, sehingga
defenisi upgrade ini terjadi pada basis peranti keras dan peranti lunak yang
dilakukan secara sengaja melalui sebuah proses adaptasi dengan kebutuhan
masyarakat.
Sisi lain perubahan dunia maya lebih tepat disebut sebagai perubahan sosial,
dimana perubahan yang terjadi itu merupakan sebuah hokum alam serta setiap
saat menimbulkan masalah baru. Berbagai masalah itu merupakan refleksi dari
realitas masyarakat nyata, mulai dari masalah-masalah sosial seperti
pelanggaran norma susila, virus, sampai kriminalitas yang dikenal dengan
istilah cybercrime
Perubahan sosial dalam cybercommunity, memiliki dampak-dampak budaya
yang sangat luas dan tajam, karena selain sifat perubahannya yang mengglobal,
perubahan sosial ini berlangsung dengan amat cepat , sehingga banyak
mengakibatkan efek ganda terhadap perubahan perilaku pada masyarakat maya
dan masyarakat masyarakat nyata serta menyebabkan gesekan-gesekan sosial
yang tajam di dalam kedua belahan masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.komunikasi.us/index.php/course/15-komunikasi-teknologi-dan-masyarakat/2678-cyber-space-cyber-
culture
https://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_maya
http://duniadakwah6.blogspot.co.id/2011/06/cyber-community.html
http://tugsseptik.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-cyberspace.html

DAMPAK INTERAKSI VIRTUAL


Perkembangan teknologi komunikasi telah membawa masyarakat Maya masuk ke dalam
dunia virtual, sebuah realitas yang menjadi keniscayaan. Salah satu dampak signifikan dari
transformasi ini adalah munculnya interaksi virtual antar anggota masyarakat. Ahli
komunikasi, March Smith, mengamati bahwa interaksi dalam dunia virtual telah membentuk
perilaku komunikasi dengan karakteristik khusus.
Pertama-tama, interaksi virtual menghapus batasan ruang. Secara fisik tidak terbatas,
interaksi virtual memungkinkan individu memasuki ruang-ruang sempit dan tak terjangkau,
asalkan terdapat koneksi internet. Jarak geografis yang jauh tidak lagi menjadi hambatan, dan
kehadiran fisik bersama tidak lagi menjadi jaminan dalam proses komunikasi virtual.
Meskipun berlangsung secara virtual, interaksi ini tetap mempertahankan kualitas informasi
yang sama, tanpa terpengaruh oleh jarak.
Selanjutnya, interaksi virtual bersifat asinkron. Proses ini melibatkan komunikasi melalui
perangkat komputer dan jaringan internet dengan waktu yang bersifat tertunda atau tidak
langsung. Bentuknya dapat berupa email, blog, sosial media, website, dan media internet
lainnya. Kelebihan interaksi asinkron adalah kemampuan untuk mengirim dan menerima
pesan pada waktu yang berbeda, mengatasi kendala waktu yang sering menjadi hambatan
dalam komunikasi tradisional.
Ketiga, interaksi virtual bersifat acorporeal, yang berarti tidak bersifat jasmaniah atau tidak
terlihat secara fisik. Proses ini bergantung pada teks sebagai medium komunikasi utama,
menghilangkan elemen kehadiran fisik dalam komunikasi virtual. Ini menunjukkan bahwa
kualitas pesan dan informasi lebih diutamakan daripada kehadiran fisik dalam dunia maya.
Terakhir, interaksi virtual bersifat astigmatic, khususnya dalam konteks komunikasi berbasis
komputer. Proses ini, yang sering terjadi dalam Computer Mediated Communication (CMC),
melibatkan dua atau lebih jaringan komputer. Penggunaan fasilitas seperti pesan instan,
email, ruang obrolan, dan pesan teks dapat menghasilkan sifat-sifat tertentu pada individu
yang terlibat dalam interaksi ini.
Dengan demikian, dampak interaksi virtual dalam masyarakat Maya menciptakan paradigma
baru komunikasi yang tak terbatas oleh ruang dan waktu, dilakukan secara asinkron, tanpa
kehadiran fisik, dan seringkali tergantung pada platform berbasis komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Nurudin. 2018. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Depok: Rajawali Press. Pratama, Bayu Indra. 2017.
Etnografi Dunia Maya Internet. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai