DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. FAOZAN 205150061
2. AFNAN BACHMID 205150072
3. MOHAMMAD HAZYIM 205150071
4. ZAHRA ALHADDAD 205150001
5. DARMILA 205150063
6. REHANA 205150082
7. AVIVA 205150075
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran
B. Fungsi Anggaran
Berdasarkan yang telah di uraikan di atas anggaran juga memiliki fungsi yang
sangat penting bagi perusahaan. Anggaran sebagai alat pembantu perusahaan
dalam menentukan kelangsungan perusahaan ke depan. Ada tiga fungsi
anggaran (budget) menurut Munandar (2015:10), yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan
kegiatan
perusahaan diwaktu yang akan datang
2. Sebagai Alat Pengkoordinasi Kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasikan kerja agar semua
3
bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang,
saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang lebih
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih
terjamin.
3. Sebagai Alat Pengawasan Kerja
Anggaran berfungsi pula sebagai alat ukur, sebagai alat perbandingan untuk
menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan
membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang
dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan
telah sukses bekerja atau kah kurang sukses bekerja.
C. Manfaat Budgeting
manfaat budgeting menurut nafarin (2004) :
1. membantu perusahaan dalam menetapkan batasan jualan dana yang
diperlukan dan dikeluarkan
2. Dasar hukum formal untuk menentukan sumber dana dan investasi
3. Membantu manajemen terkait pemantauan sumber pendanaan dan rincian
investasi dalam anggaran
4. Membuat sumber dana rasioanl
5. Menyelasaikan rencana yang sudah disiapkan sebelumnya
6. Membantu manaejemen untuk merancang,menganalisis, dan mengambil
keputusan dalam berbagai kegiatan bisnis perusahaan.
4
Hasilnya dapat diukur secaraara kuantitatif.
Adanya kerangka waktu yang jelas.
F. Pembatasan Penganggaran
Untuk membuat suatu perencanaan yang melibatkan waktu yang akan datang,
sehingga diperlukan batasan-batasan/asumsi:
1. Didasarkan pada estimasi atau taksiran.
2. Disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi.
3. Merupakan alat bantu terhadap pelaksanaan, pengawasan
(controlling), evaluasi.
4. Dalam realisasi budgeting, perlu usaha dan kerja keras.
5
3. Permohonan financing yang akan direalisasikan untuk periode
yang akan datang.
4. Rancana angsuran pembiayaan.
5. Rencana pengeluaran biaya pereode berikutnya.
6. Police Bank syariah.
7. Asumsi-asumsi dalam penetapan cash in dan cash out.
Biaya operasional :
Gaji : Rp. 50.000.000,-
Lain-lain : Rp. 40.000.000,-
Depresiasi : Rp. 20.000.000,- (+)
: Rp. 110.000.000,-
NB:
Dalam kalkulasi cash flow, biaya depresiasi tidak diperhitungkan, sebab
merupakan biaya non kas. Penyusunan cash flow, dapat dilakukan secaraara
6
periodik (interval/berkala), (per tahun, per bulan / per hari). Semakin pendek
interval yang dipakai, akan berpengaruh terhadap tingkat akurasi yang lebih
tinggi. Dalam dunia perbankan, biasanya menggunakan interval
bulanan/tahunan.
7
a. payable paid (pembayaran utang dagang): pembayaran utang
dagang yang telah jatuh tempo atas pembelian secaraara kredit oleh
perusahaan.
b. Margin expense ( biaya margin) akibat pemakaian dana pinjaman
( pinjaman bank, leasing, dan lain-lain).
c. Labour cost ( upah buruh), seperti untuk industri manufactur .
d. Biaya operasional tunai (gaji, bonus karyawan, biaya utilitas (listrk,
air, telp), biaya asuransi, perjalanan, dan lain-lain).
e. Utang PPh yang masih harus dibayar.
f. Pembelian aktiva tetap (capital expenditure), seperti. pembeian
mesin, peralatan, tanah, bangunan, dan lain-lain).
g. Pembayaran dividen tunai (cash dividend).
h. Pembayaran angsuran pokok utang (principle repayment).
Surplus/defisit kas (net cash surplus/defisit) merupakan selisih antara
total kas dg cash out flow. Indikasi perusahaan yang memiliki kas surplus
yang cukup besar :
a. Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman masih cukup
besar.Bila perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, pinjaman
tersebut dapat terlunasi.
b. Indikasi kas mengalami defisit
c. Angsuran pokok pinjaman terlalu besar.
d. Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman yang lebih panjang
untuk menutupi kekurangan kas tersebut.
saldo kas minimum (minimum cash balance) adalah sejumlah uang tunai
yang mengendap di perusahaan (mis untuk kas kecil, dan lain-lain).
Kebutuhan dana tambahan (additional financial needs) adalah sejumlah
dana yang dibutuhkan untuk menutup kas . Tergantung pada besarnya
saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan .
Saldo kas akhir (ending cash balance) adalah deskripsi alur cash flow
8
I. Pendekatan dalam Menyusun Anggaran
Dalam penyusunan anggaran perlu pendekatan yang akurat sesuai
dengan situasi dan kondisi. Beberapa pendekatan (approuch) :
1. Buttom up budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran yang di mulai dari tingkat
terendah, sebagai dasar penyusunan anggaran di tingkat atasnya. Anggaran
dari seluruh tingkat digabung menjadi angaran secara keseluruhan.
2. Top Down budgeting
Pendekatan penyusunan anggaran yang dimulai dari tingkat yang di atas,
dengan menentukan target bagi tingkat di bawahnya. Kurang memberikan
motivasi bagi pelaksanaan dalam mencapai target.
3. Incremantal budgeting
Pendekatan penyusunan anggaran dengan mendasarkan pada anggaran
tahun lalu, kemudian dilakukan penyesuaian perubahan yang diperlukan.
4. Fixed Budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran yang dibuat tetap untuk seluruh
tingkat aktifitas. Ada tendensi menyesatkan dalam evaluasi.Sebab ada
kemungkinan membandingkan realisasi anggaran dengan rencana
anggaran pada tingkat aktifitas yang berbeda.
5. Flexible Budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran dengan menyusun anggaran yang
berbeda-beda untuk tiap aktifitas. Dalam hal evaluasi : informasi yang
diperoleh lebih valid. Dengan cara : membandingkan antara realisasi
dengan rencana anggaran pada tingkat aktifitas yang sama.
9
Dalam menyusun anggaran Bank Syariah, perlu memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi volume penyaluran dana, yaitu:
1. Internal : segmen pasar, posisi keuangan, sumber dana, kualitas
aktiva produktif, sarana yg dimiliki;
2. Eksternal : persaingan antar bank, perkembangan ekonomi, kondisi
sosial politik, karakteristik usaha nasabah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
B.Daftar Pustaka
12